LAPORAN KASUS
IDENTITAS PRIBADI
USIA : 65 Tahun
AGAMA : Islam
STATUS : Menikah
TANGGAL KELUAR :-
ANAMNESIS
keadaan tergeletak di depan pintu dapur. Nyeri kepala (-), muntah (-),
kejang (-).
1
Riwayat Penggunaan Obat :-
ANEMNESIS TRAKTUS
ANAMNESIS KELUARGA
Faktor Herediter :-
Faktor Familier :-
Lain-lain :-
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM
Nadi : 97 x/menit
Temperatur : 36,7 oC
2
KEPALA DAN LEHER
Pergerakan : Normal
PARU-PARU
Auskultasi : Vesikuler
ABDOMEN
Inspeksi : Simetris
Palpasi : soeple
Perkusi : Timpani
3
GENITALIA
STATUS NEUROLOGI
KRANIUM
Bentuk : Normocephali
PERANGSANGAN MENINGEAL
Kaku Kuduk :-
Tanda Kernig :-
Tanda Brudzinski I :-
Tanda Brudzinski II :-
Muntah :-
Sakit Kepala :-
Kejang :-
4
SARAF OTAK/NERVUS KRANIALIS
(OS)
Lapangan Pandang
Fundus Oculi
5
NERVUS III, IV, VI Kanan Kiri
Pupil
Deviasi Konjugate : - -
Strabismus : - -
Motorik
Sensorik
Motorik
Sensorik
Auditirius
7
Test Schwabach : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Vestibularis
NERVUS IX, X
NERVUS XI
NERVUS XII
Lidah
8
Tremor : Sulit Dinilai
Tremor :-
Khorea :-
Ballismus :-
Mioklonus :-
Atetosis :-
Distonia :-
Spasme :-
TIC :-
9
Dan lain-lain :-
TES SENSIBILITAS
REFLEK
Biceps : ++ +++
Triceps : ++ ++
APR : ++ ++
KPR : ++ ++
Strumple : + +
Babinski : - -
Oppenheim : - -
Chaddock : - -
10
Gordon : - +
Schaefer : - -
Hoffman-Tromner : + -
KOORDINASI
VEGETATIF
Sudomotorik : Berkeringat
Miksi :+
Defekasi :+
11
Potensi dan Libido : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
VERTEBRA
Bentuk
Normal :+
Scoliosis :-
Hiperlordosis :-
Pergerakan
Leher :-
Pinggang :-
Laseque :-
Cross Laseque :-
Test Lhermitte :-
Test Naffziger :-
GEJALA-GEJALA SEREBELAR
Ataksia :-
Disatria :-
Tremor :-
Nistagmus :-
12
Fenomena rebound :-
Vertigo :-
Dan lain-lain :-
GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
Tremor :-
Rigiditas :-
Bradikinesia :-
Dan lain-lain :-
FUNGSI LUHUR
Orientasi
Afasia
13
Ekspresif : Sulit Dinilai
Agnosia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATURIUM
HEMATOLOGI
Darah Rutin
MCV 79 fL 80-96
MCH 26 Pg 27-31
MCHC 32.9 % 30-34
14
Hitung Jenis Leukosit
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Fungsi Ginjal
Elektrolit
Fungsi hati
15
ECG
16
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Refleks Patologis didapatkan Gordon (+) pada kaki sebelah kiri,
DIAGNOSIS
1. Stroke Hemoragik,
2. Stroke Iskemik
17
PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 15 gtt/i
18
FOLLOW UP
TD HR RR T
TANGGAL GCS KETERANGAN
(mmHg) (x/i) (x/i) (oC)
- Inj. Mecobalamin
3x1 amp
- Inj. Ranitidin
2x1amp
- Inj. Piracetam
3x3gr
- Inj. Manitol
5x100cc
- Inj. Antrain
3x1amp
px dinyatakan meninggal
19
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stroke
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fokal atau global dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Sekitar 80%
sampai 85% stroke adalah stroke iskemik,yang terjadi akibat obstruksi atau
Stroke, otak adalah organ manusia yang kompleks. Setiap area dari otak
mempunyai fungsi khusus. Otak merupakan organ tubuh yang ikut berpartisipasi
pada semua kegiatan tubuh, yang dapat berupa bergerak, merasa, berfikir,
lain. Bila bagian-bagian dari otak ini terganggu, misalnya suplai darah
Otak membutuhkan banyak oksigen. Berat otak hanya 2,5% dari berat
badan seluruhnya, namun oksigen yang dibutuhkan hampir mencapai 20% dari
kebutuhan badan seluruhnya. Oksigen ini diperoleh dari darah. Pada keadaan
normal, darah yang mengalir ke otak (CBF = Cerebro Blood Flow) adalah 50-60
20
ml/100 g otak/menit. Ada 3 selaput yang melapisi otak, yaitu duramater, araknoid
Suplai darah ke otak melalui dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis
(kanan dan kiri) dan arteri karotis interna (kanan dan kiri). Arteri vertebralis
menyuplai darah ke area belakang dan area bawah dari otak, sampai di
tempurung kepala dan arteri karotis interna menyuplai darah ke area depan dan
kepala untuk mengimbangi setiap gerakan leher jika aliran darah dalam salah
21
Ada dua hemisfer serebri (belahan otak), yaitu hemisfer serebri sinistra
(kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri sinistra (kiri)
dalam mengendalikan gerakan sisi kiri tubuh, seperti perasaan, kemampuan seni,
Complete stroke
b. Stroke hemoragik.
ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
22
jaringan yang menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis
stroke yang paling mematikan dan merupakan sebagian kecil dari stroke total
subaraknoid.
Perdarahan dapat terjadi akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang
menghubungkan vena di permukaan otak dan sinus venosus di dalam dura mater
yang terjadi di pembuluh darah di luar otak, tetapi masih di daerah kepala seperti
di selaput otak atau bagian bawah otak. PSA menduduki 7-15% dari seluruh
kasus Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO). PSA paling banyak disebabkan
23
c. Perdarahan Intra Serebral (PIS)
pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma, dimana
70% kasus PIS terjadi di kapsula interna, 20% terjadi di fosa posterior (batang
otak dan serebelum) dan 10% di hemisfer (di luar kapsula interna). PIS
infratentorium didaerah pons atau cerebellum memiliki prognosis yang jauh lebih
buruk karena cepatnya timbul tekanan pada struktur–struktur vital dibatang otak.
Makasar (2000) dengan desain Case Series diperoleh bahwa proporsi penderita
stroke pada kelompok umur < 40 tahun sebesar 3%, kelompok umur 40-49 tahun
sebesar 20%, kelompok umur 50-59 tahun sebesar 26%, kelompok umur 60-69
tahun sebesar 41% dan kelompok umur ≥ 70 tahun sebesar 10%. Jumlah
dari 5,7 juta jiwa diseluruh dunia dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta
24
penderita pada tahun 2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030. Berdasarkan
penelitian Wiwid di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi Tahun 2005-
orang.
a. Usia
Usia merupakan faktor risiko yang paling penting bagi semua stroke.
Setelah umur 55 tahun risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat setiap 10
b. Jenis Kelamin
pria lebih rawan dari pada wanita pada usia yang lebih muda, tetapi para wanita
menyatakan bahwa hormon berperan dalam hal ini, yang melindungi para
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang kulit
putih. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup.
25
d. Riwayat Keluarga dan genetika
Namun, gen memang berperan besar dalam beberapa faktor risiko stroke,
darah.
e. Riwayat Stroke
f. Diabetes Mellitus
darah yang berlangsung secara progresif. Pada orang yang menderita Diabetes
Mellitus risiko untuk terkena stroke 1,5-3 kali lebih besar (risiko relatif).
g. Hipertensi
pembuluh darah.
26
2.4 Patofisiologi Stroke Hemoragik
darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang
TIK yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak
2. Perdarahan Subarachnoid
sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di Sirkulus Wilisi. MVA
27
dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan piamater dan vertikel otak
ataupun didalam ventrikel otak dan ruang subarachnoid. Pecahnya arteri dan
TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehingga timbul nyeri
kepala hebat. Sering dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput
sering terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke
5-9 dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga
karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan
dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hamper seluruhnya melalui
proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran
pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolism otak, tidak boleh
sebanyak 25 mg% dari kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa
plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak
28
hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui metabolik anaerob yang dapat
a. Gejala prodormal : nyeri kepala hebat dan akut hanya 10%, 90%
sampai koma.
setelah perdarahan.
takikardi.
melena (stress ulcer), dan sering disertai peningkatan kadar gula darah,
29
2.5.3. Perdarahan Intra Serebral
Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (65% terjadi kurang dari
setengah jam, 23% antara ½-2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam sampai 19 hari).
sinistra kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri kiri
Batang otak adalah bagian otak yang masih tersisa setelah hemisfer
serebri dan serebelum diangkat. Medula oblongota, pons dan otak tengah
30
merupakan bagian bawah atau bagian infratentorium batang otak. Kerusakan pada
batang otak akan mengakibatkan gangguan berupa nyeri, suhu, rasa kecap,
pendengaran, rasa raba, raba diskriminatif, dan apresiasi bentuk, berat dan
tekstur.
2.6.4. Serebelum
pada daerah ini akan mengakibatkan ataxia tubuh, limbung dan terhuyung-
hidup dengan harapan pendarahan dapat berhenti secara spontan. Sekali terjadi
31
2.7.1. Tindakan Operatif
mortalitas pasca operasi, disimpulkan bahwa waktu untuk operasi adalah antara 7-
akan meningkatkan edema otak dan TIK. Pengendalian hipertensi harus hati-hati
karena apabila terjadi hipotensi maka otak akan terancam iskemia dan
diberikan apabila tekanan darah sistol > 200 mmHg atau tekanan darah diastol >
110 mmHg atau MAP >130 mmHg, tekanan darah diturunkan dengan
menggunakan obat anti hipertensi Intra Vena kontinyu dipantau setiap 5 menit.
Tetapi jika sudah lebih dari fase akut maka obat anti hipertensi harus diberikan.
Kejang biasanya terjadi pada perdarahan otak sehingga pemberian anti konpulsan
secara rutin tidak dianjurkan. Pada hiperglikemia tidak diajurkan untuk diberi
difenilhidantoin karena glukosa darah akan meninggi dan kejang tidak terkontrol.
32
Secara umum antikonfulson yang dianjurkan adalah difenilhidantoin (bolus
Urea intravena (0,30 gr/Kg BB), atau lebih umum dipakai manitol (0,25-
1,0 gr/Kg BB) dapat menurunkan TIK secara cepat, sering diberikan bersama-
2.8.1. Anamnesis
33
2.8.2. Pemeriksaan Fisik
(yaitu pemeriksaan tingkat kesadaran, suhu, denyut nadi, anemia, paru dan
Kerusakan pada sisi sebelah kanan otak (Hemispere kanan otak) yang
hanya kepada sesuatu yang berada dalam lapang pandang yang dapat dilihatnya.
Kerusakan pada sisi sebelah kiri otak (Hemispere Kiri Otak) yang
dengan cermat diperlihatkan tahap demi tahap secara visual. Dalam komunikasi
pada dua sisi yang mengakibatkan kelumpuhan satu sisi dan diikuti sisi lain.
tanda hemiplegi dupleks, sukar menelan, sukar berbicara dan juga mengakibatkan
bagi individu yang belum mempunyai faktor risiko. Pencegahan premordial dapat
tentang bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat selebaran atau poster
Selain itu, promosi kesehatan lain yang dapat dilakukan adalah program
35
2.10.2. Pencegahan Primer
stroke bagi individu yang mempunyai faktor risiko tetapi belum menderita
stroke dengan cara melaksanakan gaya hidup sehat bebas stroke, antara lain:
sejenisnya.
kalsium, ikan, serat, vitamin yang diperoleh dari makanan dan bukan
suplemen (vit C, E, B6, B12 dan beta karoten), teh hijau dan teh hitam
teratur, minimal jalan kaki selama 30 menit, cukup istirahat dan check
stroke, dianjurkan :
antidislipidemia
e. Berhenti merokok
g. Polisitemia
program rehabilitasi stroke dan jumlah spesialis yang terlibat tergantung pada
37