Anda di halaman 1dari 83

1

2
3
4

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM


TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA KELAS VII DI SMP
NEGERI 1 BATULICIN KECAMATAN BATULICIN
KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2019

RIO KOESNADI
NIM. 1114150458

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUL AZHAR
BATULICIN
2019
5

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRARAM


TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA KELAS VII DI SMP
NEGERI 1 BATULICIN KECAMATAN BATULICIN
KABUPATEN TANAH BUMBU
2019

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh


Gelar S1 Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darul Azhar

Rio Koesnadi
1114150458

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUL AZHAR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)
BATULICIN
2019
6

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal dengan judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram


Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kelas VII SMP SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan
Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu” ini telah disetujui untuk diseminarkan pada :

Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat : STIKes Darul Azhar Batulicin

Pembimbing I Pembimbing II

Farhandika Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kep Herdy Juniawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN.1131058501 NIDN :1107068701
7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
atas kesempatan dan kekuatan yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram
Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kelas VII SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan
Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu” dalam rangka untuk memenuhi persyaratan
memperoleh derajat Strata 1 Keperawatan STIKes Darul Azhar Batulicin Kabupaten
Tanah Bumbu.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan proposal ini tidak akan berhasil sesuai
yang diharapkan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. H. M. Zairullah Azhar M.Sc, selaku Ketua Yayasan Darul Azhar Bersujud
Kabupaten Tanah Bumbu.
2. DR. Ir. H. Budi Santoso, MS. Selaku Ketua STIKes Darul Azhar Batulicin
Kabupaten Tanah Bumbu.
3. Herdy Juniawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan STIKes Darul Azhar Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu serta
Pembimbing 2 yang telah banyak memberikan pengarahan, pemikiran dan
perhatian dalam menyelesaikan proposal ini.
4. Farhandika Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan
dan Pembimbing 1 yang telah banyak menghabiskan waktu, pemikiran, saran dan
perhatian dalam membimbing serta mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan
proposal ini.
5. Karyadi, S.Sos selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan
Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu yang telah memberikan ijin untuk melakukan
8

studi pendahuluan di SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten


Tanah Bumbu.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna dan banyak
terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
menunjang perbaikan dan kesempurnaan proposal ini. Akhirnya peneliti berharap
semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Simpang Empat, April 2019


Penulis

Rio Koesnadi
114150458
9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3. Tujuan ....................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
1.5. Keaslian Penelitian ................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Remaja ......................................................................... 9
2.2. Konsep Media Sosial ................................................................ 12
2.3. Konsep Instagram ..................................................................... 21
2.4. Konsep Perilaku Sosial ............................................................. 26
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Teori ......................................................................... 38
3.2. Kerangka Konsep ..................................................................... 39
3.3. Hipotesa .................................................................................... 40
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 41
4.2. Desain Penelitian ...................................................................... 41
4.3. Populasi, Sampel dan Sampling ............................................... 42
4.4. Variabel Penelitian ................................................................... 44
4.5. Definisi Operasional ................................................................. 45
4.6. Instrumen Penelitian ................................................................. 46
4.7. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 48
4.8. Pengolahan Data ....................................................................... 50
4.9. Analisa Data ............................................................................. 51
4.10. EtikaPenelitian .......................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian ....................................................................... 7


Tabel 4.1. Definisi Operasional..................................................................... 45
Tabel 4.2. Kisi-Kisi Kuesioner Penggunaan Media Sosial Instagram .......... 46
Tabel 4.3. Kisi-Kisi Kuesioner Perilaku Sosial Remaja ............................... 47
11

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka teori Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram


Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kelas VII SMP Negeri 1
Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu ....... 44

Skema 3.2. Kerangka konsep Pengaruh Penggunaan Media Sosial


Instagram Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kelas VII SMP
Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah
Bumbu ....................................................................................... 45
12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian


Lampiran 2 : Permohonan Kesediaan menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Penggunaan Media Sosial Instagram
Lampiran 5 : Lembar Kejadian Perilaku Sosial Remaja
Lampiran 6 : Surat Ijin Pengambilan Data Awal di SMP Negeri 1 Batulicin
Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu
Lampiran 7 : Surat Balasan Diberikan ijin Pengambilan Data Awal di SMP Negeri
1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal
13

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


dr : Dokter
DR : Doktor
MS : Master of Science
M.Kep : Magister Keperawatan
Ns : Ners
NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional
NIK : Nomor Induk Kepegawaian
NIP : Nomor Induk Pegawai
M : Mean
SD : Standar Deviasi
Sig : Significancy
SPSS : Statistical Product and Service Solution
STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SMP : Sekolah Menengah Pertama
14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman terus melaju pesat. Teknologi akses komunikasi

semakin maju memudahkan masyarakat dalam bersosialisasi. Kemudahan-

kemudahan tersebut di tawarkan melalui munculnya banyak media sosial yang

dapat di gunakan oleh semua orang untuk berinteraksi atau sekedar mencari

hiburan melalui dunia maya. Kemajuan teknologi komunikasi ternyata di

manfaatkan juga oleh remaja untuk megaktualisasikan diri, belajar, dan

bermain melalui media sosial, banyak remaja yang memanfaatkannya sebagai

sarana berinteraksi dengan teman, berbagi tugas-tugas sekolah, bermain game,

dan atau sekedar untuk mengisi waktu luang.(Nursalam dan Jamaluddin

Arifin, 2016)

Namun ternyata, kemudahan-kemudahan yang di tawarkan akibat

perkembangan teknologi komunikasi, selain banyak membawa dampak positif

juga membawa pengaruh negatif terhadap waktu bermain dan belajar remaja.

Adanya media sosial digunakan oleh 27 juta anak dan remaja di Indonesia ini

membuat memudarnya batasan-batasan perilaku yang di lakukan remaja.

Kemudahan akses media sosial ternyata mengganggu waktu bermain dan

belajar. Hal tersebut terjadi karena banyak aspek seperti tingkat konformitas

remaja, kurangnya pengawasan orang tua, dan kurang berperannya pemerintah


15

yang sebenarnya memiliki otoritas untuk mengendalikan penggunaan media

sosial. (Nursalam dan Jamaluddin Arifin, 2016)

Pesan atau informasi yang di sampaikan oleh media sosial khususnya

media instagram bisa jadi mendukung remaja menjadi lebih baik, membuat

mahasiswa merasa senang akan diri mereka, merasa cukup atau sebaliknya

mengempiskan kepercayaan dirinya atau merasa rendah dari yang lain.

Pergeseran pola pikir dan perilaku yang di akibatkan oleh media sosial

khususnya media instagram dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan

dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud perubahan pola pikir dan perilaku

lainnya yaitu gaya hidup. Perubahan gaya hidup dalam hal peniruan atau

imitasi secara berlebihan terhadap diri seorang figur yang sedang di idolakan.

Berdasarkan informasi yang di peroleh, biasanya seseorang akan meniru

segala sesuatu yang berhubungan dengan idolanya tersebut baik dalam hal

berpakaian, berpenampilan, potongan rambutnya ataupun cara berbicara yang

mencerminkan diri idolannya. (Nursalam dan Jamaluddin Arifin, 2016)

Hal tersebut di atas cenderung lebih berpengaruh terhadap generasi muda.

Secara sosio psikologis, arus informasi yang terus menerpa kehidupan kita

akan menimbulkan berbagai pengaruh terhadap perkembangan jiwa,

khususnya untuk anak-anak dan remaja. Pola perilaku mereka, sedikit demi

sedikit di pengaruhi oleh apa yang mereka terima yang mungkin melenceng

dari tahap perkembangan jiwa maupun norma-norma yang berlaku. (Nursalam

dan Jamaluddin Arifin, 2016).


16

Pada perkembangannya, kehadiran internet menciptakan sebuah situs-

situs jejaring sosial yang dapat diakses dengan adanya jaringan internet.

Kemunculan situs jejaring sosial tersebut seperti Friendster, My Space,

Facebook, Twitter, Youtube, Instagram dan beberapa jejaring sosial lainnya.

Jejaring sosial seakan sudah menyatu dan menjadi bagian dari gaya hidup

masyarakat. Hampir setiap orang yang memiliki smartphone, paling tidak

memiliki satu jenis jejaring sosial. Bagi masyarakat Indonesia khususnya

remaja, seakan sudah menjadi kebiasaan, tiada hari tanpa membuka jejaring

sosial. Bahkan disetiap harinya mereka tidak lepas dari adanya smartphone.

Kemudahan yang ditawarkan dalam jejaring sosial membuat para pengguna

betah berlama-lama menggunakannya.(Aghni Aldi, 2017)

Instagram merupakan salah satu jejaring sosial yang banyak digunakan

dan diakses oleh masyarakat dunia. Tak terkecuali masyarakat Indonesia.

Setiap tahunnya pengguna Instagram di Indonesia semakin meningkat. Dalam

laman berita online Tempo diperoleh informasi bahwa di Indonesia tak kurang

dari 45 juta orang menggunakan Instagram secara aktif, serta tercatat sebagai

pembuat konten Instagram Story terbanyak di dunia. Dengan jumlah

pengguna yang masif, Indonesia menjadi komunitas Instagram terbesar di

Asia Pasifik, serta salah satu pasar terbesar di dunia dari total 700 juta

pengguna aktif setiap bulan. Padahal, pengguna aktif di awal tahun 2016

hanya 22 juta. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa pengguna aktif

Instagram di awal tahun 2016 berjumlah 22 juta pengguna. Kemudian di tahun


17

2017 jumlah pengguna aktif Instgaram mengalami kenaikan menjadi 45 juta

pengguna aktif.(Aghni Aldi, 2017)

Instagram merupakan salah satu jejaring sosial yang saat ini sedang trend

dikalangan masyarakat. Pengguna Instagram tersebut mulai dari anak-anak,

remaja, dewasa hingga orang tua. Instagram memiliki fungsi utama yaitu

untuk berbagi konten visual berupa foto maupun video. Selain konten visual,

para penggunanya juga bisa menambahkan pesan secara tertulis bersamaan

dengan konten visual yang diunggah. Sehingga konten tersebut dapat menjadi

pesan yang lengkap. Instagram merupakan jejaring sosial yang progresif

melakukan perubahan-perubahan pada fiturnya, yang tidak membuat

penggunanya bosan dan jenuh. Munculnya jejaring sosial Instagram tentu ikut

merubah cara berkomunikasi dan berperilaku masyarakat pada era digital ini.

Begitu pula cara berfikir dan mencari informasi atau memperoleh ilmu

pengetahuan.(Aghni Aldi, 2017)

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 februari 2019 di

SMPN 1 Batulicin dari hasil wawancara yang dilakukan pada 10 siswa yang

menggunakan instagram bahwa rata-tata waktu penggunaan instagram 3-6

jam/hari. 4 siswa mengatakan 3 jam/hari, 3 siswa mengatakan 3-4 jam/hari

dan 3 siswa mengatakan 5-6 jam/hari.

Media sosial merupakan media di internet yang memungkinkan pengguna

untuk mewakilkan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,


18

berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara

virtual. Media sosial merupakan media digital tempat realitas sosial terjadi

dan ruang-waktu para penggunanya berinteraksi. Nilai-nilai yang ada di

masyarakat maupun komunitas juga muncul bisa dalam bentuk yang sama

atau berbeda di internet (Nasrullah, 2016).

Instagram adalah sebuah aplikasi dari Smartphone yang khusus untuk

media sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang mempunyai

fungsi hampir sama dengan twitter, namun perbedaannya terletak pada

pengambilan foto dalam bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap

penggunanya. Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya

dan juga dapat meningkatkan kreatifitas, karena Instagram mempunyai fitur

yang dapat membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih

bagus (Atmoko, 2012:10).

Perilaku sosial menunjukkan kemampuan untuk menjadi orang yang

bermasyarakat. Lebih lanjut lagi, perilaku sosial adalah istilah yang digunakan

untuk menggambarkan perilaku umum yang ditunjukkan oleh individu dalam

masyarakat, yang pada dasarnya sebagai respons terhadap apa yang dianggap

dapat diterima atau tidak dapat diterima oleh kelompok sebaya seseorang.

Hurlock (2003:261)

Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap,

keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial
19

adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya

dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan

sosial. (Hurlock, 2003:262)

Perilaku secara bahasa berarti cara berbuat atau menjalankan sesuatu

sesuai dengan sifat yang layak bagi manusia. Secara sosial berarti segala

sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan. Sedangkan secara istilah

diartkan sebagai berikut ini: Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis

seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi

kebutuhan diri atau orang lainyang sesuai dengan tuntutan sosial

(Hurlock,2003:261).

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan

memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang penting dalam

perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi

jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang

menuntut tanggung jawab (Kusmiran, 2014).

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

“Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kelas VII(Tujuh)

di SMP Negeri 1 Batulicin”.


20

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di ambil permasalahan

dalam penelitian ini yaitu : Adakah pengaruh penggunaan media sosial

instagram terhadap perilaku sosial remaja Kelas VII(Tujuh) di SMP Negeri 1

Batulicin?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini di lakukan untuk mengetahui apakan ada perubahan

perilaku sosial remaja terhadap penggunaan media sosial instagram di kelas

VII SMP Negeri 1 Batulicin.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi penggunaan media sosial instagram pada remaja

kelas VII di SMP Negeri 1 Batulicin

2. Mengidentifikasi perilaku sosial remaja kelas VII di SMP Negeri 1

Batulicin

3. Menganalisis pengaruh pengguna media sosial instagram terhadap

perilaku sosial remaja kelas VII di SMP Negeri 1 Batulicin


21

1.4. Manfaat

Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu:

1. Pada responden, di harapkan penelitian ini para remaja bisa

mengetahui pengaruh-pengaruh perubahan perilaku pada diri mereka

sendiri.

2. Pada Institusi Pendidikan, di harapkan hasil penelitian ini bisa

memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu sosial perilku,

khususnya tentang kajian komuniksi sosial.

3. Pada peneliti, di harapkan dapat menjadi media untuk mengaplikasikan

ilmu yang telah di dapat peneliti selama menganyam bangku

pendidikan di Stikes Darul Azhar Batulicin, khususnya pada ilmu

keperawatan.

1.5. Keaslian Penelitian

1.1. Tabel Keaslian Penelitian


No Judul,Nama,Tahun Perbedaan Persamaan

1 Konstruksi media sosial 1. Metode Penelitian 1.Variabel Dependen Pola


komunikasi instagram Deskriptif Kualitatif Pikir Perilaku
terhadap pola pikir 2. Pengambilan Sample
perilaku mahasiswa Availability Sampling
pendidikan sosiologi, 3. Variabel Independen
Kontruksi Sosial Media
(Nursalam dan Jamaluddin Komunikasi Instagram
Arifin,2016)

2 Pengaruh instagram stories 1. Pengambilan Sample 1. Metode Penelitian


terhadap eksistensi diri di Berstrata Proportional Kuantitatif
kalangan siswa-siswi 2. Variabel Dependen 2. Variabel Independen
Eksistensi Diri
22

SMAN 1 Makassar Dikalangan Siswa- Pengaruh Instagram


Siswi SMAN 1
(Dwi Syahnaz Hazisah, Makassar
2017)

3 Hubungan penggunaan 1. Pengambilan Sample 1. Metode Penelitian


media sosial dengan Random Sampling Teknik Survey
tingkat kepekaan sosial di 2. Variabel Dependen Kuantitatif
usia remaja Tingkat Kepekaan 2. Variabel Independen
Sosial Di Usia Remaja Penggunaan Media
(Gita Aprinta E.B dan Sosial
Errika Dwi S.W, 2017)

4 Motives for instagram use 1. Analisis Varians di 1. Metode penelitian


and topics of interest lakukan dengan kuantitatif
among young adults menggunakan faktor, 2. Variabel Independen
gender, mayor, dan Motives for Instagram
(Yi-Ting Huang and jumlah rata-rata use
Sheng-Fang Su, 2018) 2. Variabel Dependen
Topics of Interest
Among Young Adults
5 The effect of instagram on 1. Pengambilan Sample 1. Metode penelitian
self-esteem and life Availability Sampling Kuantitatif
satisfaction

(Nicole Annette Dion,


2016)
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Remaja

2.1.1. Definisi Remaja

Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama

kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia

mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja disebut juga

sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik

(Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan banyak

perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh

dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).

Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah

setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14

tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24

tahun dan belum menikah (Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2011), masa

remaja dimulai dengan masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan

dengan masa remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21

tahun).

2.1.2. Tahapan Remaja

Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap

perkembangan remaja, yaitu :

9
10

1. Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun

Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan-perubahan

yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran

baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.

Pada tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh

orang dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak.

2. Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja

merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan

“narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman

yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya. Remaja cendrung berada

dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang

mana. Pada fase remaja madya ini mulai timbul keinginan untuk

berkencan dengan lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas seksual

sehingga remaja mulai mencoba aktivitas-aktivitas seksual yang mereka

inginkan.

3. Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang

ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan

dalam pengalaman-pengalaman yang baru.


11

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri.

e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan

publik.

2.1.3. Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja

Menurut Ali (2016), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu:

1. Kegelisahan

Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak

angan-angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan. Hal

ini menyebabkan remaja mempunyai angan-angan yang sangat tinggi,

namun kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai sehingga

remaja diliputi oleh perasaan gelisah.

2. Pertentangan

Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering

mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan

yang sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja

tersebut.

3. Mengkhayal

Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya remaja

akan mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan

mereka melalui dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat


12

negatif. Terkadang khayalan remaja bisa bersifat positif, misalnya

menimbulkan ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.

4. Aktifitas berkelompok

Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan mengakibatkan

kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja.

Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi

dengan berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu

kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka

atasi bersama.

5. Keinginan mencoba segala sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high

curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung

ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua

hal yang belum pernah dialami sebelumnya.

2.2. Konsep Media Sosial

2.2.1. Definisi Media Sosial

Kehadiran media dengan segala kelebihannya telah menjadi bagian hidup

manusia. Perkembangan zaman menghasilkan beragam media, salah satunya

media sosial. Media sosial merupakan media di internet yang memungkinkan

pengguna untuk mewakilkan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama,

berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial


13

secara virtual. Media sosial merupakan media digital tempat realitas sosial

terjadi dan ruang-waktu para penggunanya berinteraksi. Nilai-nilai yang ada

di masyarakat maupun komunitas juga muncul bisa dalam bentuk yang sama

atau berbeda di internet. (Nasrullah, 2016).

2.2.2. Karakteristik Media Sosial

Media sosial memliki beberapa karakter yang tidak dimiliki oleh

beberapa jenis media lainnya. Ada batasan maupun ciri khusus yang hanya

dimiliki oleh media social. Berikut beberapa karakteristik media sosial yaitu

(Nasrullah, 2016):

1. Jaringan

Media sosial terbangun dari struktur sosial yang terbentuk dalam

jaringan atau internet. Karakter media sosial adalah membentuk jaringan

diantara penggunanya sehinga kehadiran media sosial memberikan media

bagi pengguna untuk terhubung secara mekanisme teknologi.

2. Informasi

Informasi menjadi hal yang penting dari media sosial karena dalam

media sosial terdapat aktifitas memproduksi konten hingga interaksi yang

berdasarkan informasi.

3. Arsip

Bagi pengguna media sosial arsip merupakan sebuah karakter yang

menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapanpun

dan melalui perangkat apapun.


14

4. Interaksi

Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antar

pengguna. Fungsinya tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan

maupun memperbanyak pengikut di internet. Bentuk sederhana yang

terjadi di media sosial dapat berupa memberi komentar dan lain

sebagaiannya.

5. Simulasi Sosial

Media sosial memiliki karakter sebagai media berlangsungnya

masyarakat di dunia virtual (maya). Ibarat sebuah Negara, media sosial

juga memiliki aturan dan etika bagi para penggunanya. Interaksi yang

terjadi di media sosial mampu menggambarkan realitas yang terjadi akan

tetapi interaksi yang terjadi adalah simulasi yang terkadang berbeda sama

sekali.

6. Konten oleh Pengguna

Karakteristik ini menunjukan bahwa konten dalam media sosial

sepenuhnya milik dan juga berdasarkan pengguna maupun pemilik akun.

Konten oleh pengguna ini menandakan bahwa di media sosial khalayak

tidak hanya memproduksi konten mereka sendiri melainkan juga

mengonsumsi konten yang diproduksi oleh pengguna lain.


15

7. Penyebaran

Penyebaran adalah karakter lain dari media sosial, tidak hanya

menghasilkan dan mengonsumsi konten tetapi juga aktif menyebarkan

sekaligus mengembangkan konten oleh penggunanya.

2.2.3. Fungsi Media Sosial

Media sosial adalah salah satu contoh dari sebuah media berbasis online

dengan memiliki banyak pengguna yang tersebar hingga ke seluruh penjuru

dunia. Media sosial umumnya dimanfaatkan untuk saling berbagi dan

berpartisipasi. Tak jarang, media sosial juga digunakan sebagai sarana untuk

melakukan interaksi sosial. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam mengakses

sosial media yang dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun. Selain

pernyataan diatas, berikut adalah beberapa fungsi media sosial lainnya (Tenia,

2017) :

1. Mencari berita, informasi dan pengetahuan

Media sosial berisi jutaan berita, informasi dan juga pengetahuan hingga

kabar terkini yang malah penyebaran hal-hal tersebut lebih cepat sampai

kepada khalayak melalui media sosial dari pada media lainnya seperti

televisi.

2. Mendapatkan Hiburan

Kondisi seseorang atau perasaan seseorang tidak selamanya dalam

keadaan yang baik, yang ceria, yang tanpa tanpa ada masalah, setiap

orang tentu merasakan sedih, stress, hingga kejenuhan terhadap suatu hal.
16

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi segala perasaan

yang bersifat negarif tersebut adalah dengan mecari hiburan dengan

bermain media sosial.

3. Komunikasi Online

Mudahnya mengakses media sosial dimanfaat oleh para penggunanya

untuk bisa melakukan komunikasi secara online, seperti chating,

membagikan status, memberitahukan kabar hingga menyebarkan

undangan. Bahkan bagi pengguna yang sudah terbiasa, komunikasi secara

online dinilai lebih efektif dan efisien.

4. Sarana Berbagi

Media sosial sering dijadikan sebagai sarana untuk berbagi informasi

yang bermanfaat bagi banyak orang, dari satu orang ke banyak orang

lainnya. Dengan membagikan informasi tersebut, maka diharapkan

banyak pihak yang mengetahui tentang informasi tersebut, baik dalam

skala nasional hingga internasional.

2.2.4. Intensitas Penggunaan Media Sosial

Intensitas adalah suatu aktivitas individu yang berkaitan dengan perasaan

yang akan dilakukan secara berulang-ulang (Yanica, dalam Andarwati, 2016).

Terdapat 4 aspek dalam intensitas pengunaan media sosial instagram seperti

yang diungkapkan oleh Normasari (2004) yaitu frekuensi, waktu pelaksanaan,

durasi materi atau hal pokok yang dilakukan di instagram. (Chaplin, 2011)

mendefinisikan intensitas sebagai suatu sifat kuantitatif dari suatu


17

penginderaan, yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya. Intensitas

juga dapat diartikan dengan kekuatan tingkah laku atau pengalaman. Menurut

Kartono dan Gulo (dalam, Nuryani, 2014) intensitas berasal dari kata

“intensity” yang berarti besar atau kekuatan tingkah laku, jumlah energi fisik

yang digunakan untuk merangsang salah satu indera serta ukuran fisik dari

energi atau data indera.

Selain itu terdapat faktor yang dapat menimbulkan intensitas seperti yang

diungkapkan yaitu faktor kebutuhan yang berasal dari dalam, faktor motif

sosial, dan faktor emosional (Casdari, 2006). Namun, ada pendapat lain

menurut Horrigan (dalam Novianto, 2006) intensitas penggunaan internet

seseorang, terdapat dua aspek yang perlu diamati, yakni frekuensi internet

yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet

yang dilakukan oleh pengguna internet. Intensitas penggunaan media sosial

berdasarkan kualitas merupakan bentuk perhatian dan ketertarikan yang

dilakukan seseorang dalam menggunakan media sosial serta perasaan

emosional dimana didalamnya terlibat minat dan penghayatan yang timbul

ketika mengakses media sosial seseorang sedangkan berdasarkan kuantitas

intensitas atau banyaknya kegiatan yang dilakukan dapat dilihat dari

frekuensinya (Hidayatun, 2015).

Aspek yang membentuk intensitas menurut Del Bario (dalam Anggi,

2012) dan kaitannya dengan media sosial yaitu :


18

1. Perhatian

Perhatian merupakan ketertarikan individu terhadap aktivitas yang

sesuai dengan minatnya dan akan jauh lebih kuat dan intensif

dibandingkan dengan aktivitas lain yang tidak menimbulkan minat

tertentu. Seseorang memiliki perhatian khusus pada saat mengakses

media sosial yang mereka gemari, sehingga orang tersebut dapat

menikmati aktivitas saat mengakses.

2. Penghayatan

Penghayatan yaitu pemahaman dan penyerapan terhadap informasi

adanya usaha individu untuk memahami, menikmati, menghayati dan

menyimpan sajian informasi maupun pengalaman yang didapat sebagai

pengetahuan individu. Individu suka meniru, mempraktikkan bahkan

terpengaruh hal atau informasi yang terdapat di media sosial dalam

kehudupan nyata.

3. Durasi

Durasi yaitu lamanya selang waktu, rentang waktu atau lamanya

sesuatu yang berlangsung. Seringkali ketika menggunakan media sosial

seseorang menjadi tidak sadar waktu karena terlalu menikmati dalam

menggunakannya. Kategori kriteria pengukuran durasi dalam penelitian

ini mengadopsi dari kriteria pengukuran yang digunakan oleh (Judith,

2011) dengan beberapa penyesuaian terhadap penelitian ini. Kategori

kriteria pengukuran durasi dikategorikan sebagai berikut:


19

1) Tinggi : > 3jam/hari

2) Rendah : 1-3 jam/hari

4. Frekuensi

Frekuensi yaitu banyaknya pengulangan perilaku atau perilaku yang

dilakukan berulang-ulang baik disengaja maupun tidak disengaja.

Frekuensi menunjuk pada sesuatu yang dapat diukur dengan hitungan

atau dengan waktu. Seringkali karena begitu menikmani menggunakan

media sosial seseorang cenderung tidak bisa lepas dari penggunaannya

sehingga berulang-ulang kali membuka situs media sosial yang digemari.

Kategori kriteria pengukuran durasi dalam penelitian ini mengadopsi dari

kriteria pengukuran yang digunakan oleh Judith, 2011 dengan beberapa

penyesuaian terhadap penelitian ini. Kategori kriteria pengukuran durasi

dikategorikan sebagai berikut:

1) Tinggi : > 4kali/hari

2) Rendah : 1-4 kali/hari

Menurut Ekasari, Putri dan Dharmawan, 2012 klasifikasi kelas

berdasarkan intensitas penggunaan internet dibagi dalam kategori sebagai

berikut:

1) Heavy users yaitu pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari

40 jam kerja per bulan. Jenis pengguna internet ini adalah salah satu ciri –

ciri pengguna internet yang addicted.


20

2) Medium users yaitu pengguna internet yang menghabiskan waktu antara

10 sampai 40 jam per bulan.

3) Light users yaitu pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang

dari 10 jam per bulan.

2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Media Sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas penggunaan media sosial

adalah suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan,

predisposisi individual, dan tingkat identifikasi khalayak dengan tokoh dalam

situs jejaring sosial (Andarwati dan Sankarto, 2005).

2.2.6. Efek Media Sosial Terhadap Perilaku

Media sejatinya adalah alat untuk menyampaikan pesan dalam

berkomunikasi. Definisi komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide

dialihkan dari satu sumber pada satu penerima atau lebih dengan maksud

untuk mengubah tingkah laku mereka. Media cetak dan media elektronik

adalah media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dalam

menggunakan sebuah media, tentu seseorang akan melewati yang namanya

proses komunikasi melalui panca inderanya. Misalnya ketika seseorang

menonton video yang ada di YouTube, ia berarti telah melewati proses

komunikasi dengan melihat dan mendengar. Menurut Rogers (dalam

Muslimin, 2010)

Media secara perlahan dapat membentuk pandangan ataupun opini

seseorang tentang pribadinya sendiri dan juga bagaimana cara menghadapi


21

kehidupan setiap harinya. Seperti kehadiran internet bagi sebagian orang yang

dijadikan media pencari informasi maupun hiburan yang beragam salah

satunya dalam bentuk video, dimana ada sebagian kalangan yang melihat ada

contoh nyata dari seseorang diluar sana yang memiliki kepribadian maupun

fisik yang dianggap lebih baik, maka bisa saja seseorang tersebut yang

dijadikan bahan untuk peniruan dari segi berpikir atau juga berperilaku.

Informasi atau pesan yang disampaikan melalui media mampu mendukung

khalayak untuk bisa menjadi lebih baik lagi, membuat khalayak merasa

senang dan puas akan diri mereka sendiri, namun khalayak bisa juga

merasakan yang sebaliknya dimana memiliki perasaan kurang percaya diri

dan merasa lebih rendah dari orang lain, oleh karena itu khalayak sendiri-lah

yang harus memiliki peranan aktif dalam memilih pesan komunikasi yang

diinginkan. (Hamidi, 2010).

2.3. Konsep Instagram

2.3.1. Definisi Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi dari Smartphone yang khusus untuk

media sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang mempunyai

fungsi hampir sama dengan twitter, namun perbedaannya terletak pada

pengambilan foto dalam bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap

penggunanya. Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya

dan juga dapat meningkatkan kreatifitas, karena Instagram mempunyai fitur


22

yang dapat membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih

bagus (Atmoko, 2012:10).

2.3.2. Fitur-Fitur dalam Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan mengambil gambar

atau foto yang menerapkan filter digital untuk mengubah tampilan efek foto,

dan membagikannya ke berbagai layanan media sosial, termasuk milik

Instagram sendiri. Instagram memiliki lima menu utama yang semuanya

terletak dibagian bawah (Atmoko, 2012;28) yaitu sebagai berikut :

1. Home Page

Home page adalah halaman utama yang menampilkan (timeline) foto-foto

terbaru dari sesama pengguna yang telah diikuti. Cara melihat foto yaitu

hanya dengan menggeser layar dari bawah ke atas seperti saat scroll

mouse di komputer. Kurang lebih 30 foto terbaru dimuat saat pengguna

mengakses aplikasi, Instagram hanya membatasi foto-foto terbaru.

2. Comments

Sebagai layanan jejaring sosial Instagram menyediakan fitur komentar,

foto-foto yang ada di Instagram dapat dikomentar di kolom komentar.

Caranya tekan ikon bertanda balon komentar di bawah foto, kemudian

ditulis kesan-kesan mengenai foto pada kotak yang disediakan setelah itu

tekan tombol send.


23

3. Explore

Explore merupakan tampilan dari foto-foto populer yang paling banyak

disukai para pengguna Instagram. Instagram menggunakan algoritma

rahasia untuk menentukan foto mana yang dimasukkan ke dalam explore

feed.

4. Profil

Profil pengguna dapat mengetahui secara detail mengenai informasi

pengguna, baik itu dari pengguna maupun sesama pengguna yang

lainnya. Halaman profil bisa diakses melalui ikon kartu nama di menu

utama bagian paling kanan. Fitur ini menampilkan jumlah foto yang telah

diupload, jumlah follower dan jumlah following.

5. New Feed

New feed merupakn Fitur yang menampilkan notifikasi terhadap berbagai

aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram. News feed memiliki

dua jenis tab yaitu “Following” dan “News”. Tab “following”

menampilkan aktivitas terbaru pada user yang telah pengguna follow,

maka tab “news” menampilkan notifikasi terbaru terhadap aktivitas para

pengguna Instagram terhadap foto pengguna, memberikan komentar atau

follow maka pemberitahuan tersebut akan muncul di tab ini.


24

6. Hashtag

Hashtag adalah sysmbol bertanda pagar (#), fitur pagar ini sangatlah

penting karena sangat memudahkan pengguna untuk menemukan foto-

foto di Instagram dengan hashtag tertentu.

7. Follow

Follow adalah pengikut, dari pengguna Instagram pengguna satu agar

mengikuti atau berteman dengan pengguna lain yang menggunakan

Instagram.

8. Like

Like adalah suatu ikon dimana pengguna dapat menyukai gambar ataupun

foto pada Instagram, dengan cara menekan tombol like dibagian bawah

caption yang bersebelahan dengan komentar. Kedua, dengan double tap

(mengetuk dua kali) pada foto yang disukai.

9. Mentions

Fitur ini adalah untuk menambah pengguna lain, caranya dengan

menambah tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari

pengguna tersebut.

2.3.3. Kelebihan Instagram

Menurut Atmoko (2012) Selain fitur-fitur dalam instagram yang

beragam, instagram juga memiliki banyak kelebihan lain, yaitu :


25

1. Informasi yang ditampilkan di setiap postingan gambar rinci dan jelas,

seperti lokasi, waktu, dan bahkan pengguna juga dapat mengisi bio atau

biografi, yaitu informasi mengenai akun pengguna tersebut.

2. Instagram dapat mengetahui kebutuhan dan kebiasaan serta kesukaan

masing-masing pengguna sehingga segmentasi pasar atau pembagian

pasar untuk promosi dapat lebih fokus.

3. Dapat diakses kapan saja menggunakan akses internet.

4. Tampilan mudah dipahami untuk semua pengguna ponsel.

5. Terjalinnya komunikasi melalui banyak fitur yaitu komentar, hastag (#),

mentions, berbagi, kesukaan, dan bahkan pesan pribadi.

2.3.4. Manfaat instagram

Instagram dapat menjadi tempat untuk menemukan berbagai macam

informasidari berita, hiburan, promosi produk, hingga kegiatan sehari-hari

orang lain. Instagram juga dapat menjadi wadah untuk mendapatkan eksistensi

bagi orang yang menggunakannya. Selain itu, Instagram merupakan media

sosial yang dinilai paling efektif sebagai sarana promosi oleh pengelola

industri di dunia. Pentingnya Instagram sebagai sarana promosi terlihat dari

sebagian besar pengelola yang menempatkan personil khusus untuk mengelola

Instagram dan menyediakan dana khusus untuk promosi melalui Instagram.

Dengan cara memposting foto dan video mereka dapat berbagi dengan teman-

temannya, berkomunikasi dengan orang baru, atau bahkan menggunakannya

untuk tujuan lain seperti berdagang, berdakwah, dan lain-lain(Atmoko, 2012)


26

2.4. Konsep Perilaku Sosial

2.4.1. Definisi Perilaku Sosial

Perilaku sosial menunjukkan kemampuan untuk menjadi orang yang

bermasyarakat. Lebih lanjut lagi, perilaku sosial adalah istilah yang digunakan

untuk menggambarkan perilaku umum yang ditunjukkan oleh individu dalam

masyarakat, yang pada dasarnya sebagai respons terhadap apa yang dianggap

dapat diterima atau tidak dapat diterima oleh kelompok sebaya seseorang.

(Hurlock, 2003:261)

Perilaku umum yang di tunjukkan oleh individu :

1. Ada respon : Dapat diterima

2. Tidak ada respon : Tidak dapat diterima

Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap,

keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial

adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya

dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan

sosial. (Hurlock, 2003 :262)

Perilaku secara bahasa berarti cara berbuat atau menjalankan sesuatu

sesuai dengan sifat yang layak bagi manusia. Secara sosial berarti segala

sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan. Sedangkan secara istilah

diartkan sebagai berikut ini: Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis

seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi


27

kebutuhan diri atau orang lainyang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock,

2003:264).

Perilaku juga sering disebut dengan akhlak atau moral. Moral ialah

kelakuan yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang

timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa

tanggungjawab atas kelakuan atau tindakan tersebut (Drajat, 2005:89).

Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku social

seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain dengan cara

yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam melakukan kerjasama, ada orang

yang melakukannya diatas kepentingan pribadinya, ada orang yang bermalas-

malasan, tidak sabar dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Kategori kriteria pengukuran perilaku sosial dalam penelitian ini

mengadopsi dari kriteria pengukuran yang digunakan oleh (Fathurrahman, A.

2016) dengan beberapa penyesuaian terhadap penelitian ini. Kategori kriteria

pengukuran perilaku sosial dikategorikan sebagai berikut:

 Sangat baik 42-56

 Baik 28-41

 Cukup 21-27

 Kurang baik 14-20

 Buruk <14
28

2.4.2. Teori Perilaku Sosial

Teori macam perilaku sosial menurut Sarlito (Sarwono Sarlito, 2009:28)

dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Perilaku Sosial (Social Behavior)

Yang dimaksud perilaku sosial adalah perilaku ini tumbuh dari orang-

orang yang ada pada masa kecilnya mendapatkan cukup kepuasan akan

kebutuhan inklusinya. Ia tidak mempunyai masalah dalam hubungan

antar pribadi mereka bersama orang lain pada situasi dan kondisinya. Ia

bisa sangat berpartisipasi, tetapi bisa juga tidak ikut-ikutan, ia bisa

melibatkan diri pada orang lain, bisa juga tidak, secara tidak disadari ia

merasa dirinya berharga dan bahwa orang lain pun mengerti akan hal itu

tanpa ia menonjolkan-nonjolkan diri. Dengan sendirinya orang lain akan

melibatkan dia dalam aktifitas-aktifitas mereka.

2. Perilaku yang Kurang Sosial (Under Social Behavior)

Timbul jika kebutuhan akan inklusi kurang terpenuhi, misalnya: sering

tidak diacuhkan oleh keluarga semasa kecilnya. Kecenderungannya orang

ini akan menghindari hubungan orang lain, tidak mau ikut dalam

kelompok-kelompok, menjaga jarak antara dirinya dengan orang lain,

tidak mau tahu, acuh tak acuh. Pendek kata, ada kecenderungan introvert

dan menarik diri. Bentuk tingkah laku yang lebih ringan adalah: terlambat

dalam pertemuan atau tidak datang sama sekali, atau tertidur di ruang

diskusi dan sebagainya. Kecemasan yang ada dalam ketidak sadarannya


29

adalah bahwa ia seorang yang tidak berharga dan tidak ada orang lain

yang mau menghargainya.

3. Perilaku Terlalu Sosial (Over Social Behavior)

Psikodinamikanya sama dengan perilaku kurang sosial, yaitu disebabkan

kurang inklusi. Tetapi pernyataan perilakunya sangat berlawanan. Orang

yang terlalu sosial cenderung memamerkan diri berlebih-lebihan

(exhibitonistik). Bicaranya keras, selalu menarik perhatian orang,

memaksakan dirinya untuk diterima dalam kelompok, sering

menyebutkan namanya sendiri, suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mengagetkan.

2.4.3. Bentuk Indikator Perilaku Sosial

Bentuk dan perilaku social seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap

sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara

bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”. Sedangkan sikap social

dinyatakan oleh cara kegiatan yang sama dan berulang terhadap obyek social

yang menyebabkan terjadinya cara tingkah laku yang dinyatakan berulang

terhadap salah satu obyek social.

Berbagi bentuk perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan

karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang

berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok,

kecenderungan perilaku sosial seseorang yang menjadi anggota kelompok


30

akan terlihat jelas diantara anggota kelompok lainnya. Indikator Perilaku

sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi yaitu :

1. Kecenderungan Perilaku Peran

a. Sifat pemberani dan pengecut secara sosial

Orang yang memiliki sifat pemberani, biasanya akan suka

mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak

segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat

dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga.

Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku atau keadaan

sebaliknya.

b. Sifat berkuasa dan patuh

Orang yang memiliki sifat berkuasa dalam perilaku social, biasanya

ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada

kekuatan, percaya diri, berkemauan keras, suka member perintah dan

memimpin langsung. Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah

menunjukkan perilaku social yang sebaliknya.

c. Sifat inisiatif secara sosial dan pasif

Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi

kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka member

masukan atau saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka

mengambil alih kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif


31

secara social ditunjukkan oleh perilaku yang bertentangan dengan sifat

orang yang aktif

d. Sifat mandiri dan tergantung

Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala

sesuatunya dilakukan oleh diri sendiri, seperti membuat rencana

sendiri, melakukan sesuatu dengan cara sendiri, tidak suka berusaha

mencari nasihat atau dukungan dari orang lain, dan secara emosional

cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan cenderung

menunjukkan perilaku social sebaliknya.

2. Kecenderungan Perilaku dan Hubungan Sosial

a. Dapat diterima dan ditolak oleh orang lain

Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya

tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf

dan tulus menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang

ditolak biasanya suka mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan

orang lain.

b. Suka bergaul dan tidak suka bergaul

Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan social yang

baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian.

Sedangkan orang yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat dan

perilaku sebaliknya.
32

c. Sifat ramah dan tidak ramah

Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati

orang, dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah

cenderung bersifat sebaliknya.

d. Simpatik dan tidak simpatik

Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan

dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang

tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkan sifat-

sifat yang sebaliknya.

3. Kecenderungan Perilaku Ekspresif

a. Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka

bekerja sama)

Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan social

sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan,

memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang tidak suka bersain

menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.

b. Sifat agresif dan tidak agresif

Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsung

ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada

penguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang

tidak agresif menunjukkan perilaku sebaliknya.

c. Sifat kalem atau tenang secara social


33

Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang

lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu

jika ditonton orang.

d. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri

Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari

pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.

2.4.4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Sosial Remaja

Perilaku ada dua jenis, yang pertama yaitu perilaku yang alami atau

refleksif dan yang kedua yaitu perilaku operan atau bentukan. Perilaku yang

alami yaitu perilaku yang terjadi sebagai reaksi secara spontan terhadap

rangsangan yang mengenai organisme yang bersangkutan. Perilaku ini

merupakan perilaku yang dibawa sejak manusia lahir. Sedangkan perilaku

operan atau bentukan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar,

latihan, pembentukan dam pembiasaan. Perilaku operan atau bentukan ini

dapat berubah-ubah sesui dengan bagaimana latihan dan pembiasaan yang

dilakukan. Perilaku sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor(Dewista,

2006:74) yaitu sebagai berikut:

1. Faktor dari dalam (Internal)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.

Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya,

sikap, serta nafsu. Faktor internal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
34

faktor biologis dan faktor sosio psikologis. Faktor biologis bisa berupa

faktor genetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan

dan minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan melindungi diri dari

bahaya. Untuk faktor sosiopsikologi berupa kemampuan afektif yang

berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif yang

merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui

manusia serta kemampuan komatif yang merupakan aspek volisional

yang berhubungan dengan kebiasaan kemauan bertindak.

Begitu banyak faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Ketika

faktor dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang baik pula.

Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka akan menimbujan

perilaku yang buruk pula. Faktor internal yang bermacam-macam yang

berada dalam diri seseorang akan menimbulkan bentuk perilaku sosial

yang bermacam-macam.

2. Faktor dari luar (Eksternal)

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang

atau individu. Faktor yang timbul dari keluarga, sekolah dan masyarakat

akan mempengaruhi perilaku sosial seorang individu. Faktor eksternal ini

dapat berupa pengaruh lingkungan sekitar dimana individu tersebut hidup

dan ditambah dengan adanya reinforcement (hukuman dan hadiah) yang

ada dalam komunitas tersebut.


35

Pengaruh linkungan terhadap perilaku individu dapat berupa kondisi

masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta faktor ekonomi individu.

Kondisi masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik pada

perilaku seseorang, begitu juga jika kondisi masyarakat yang tidak

kondusif akan menimbulkan perilaku yang buruk sebagai bentuk

perwujudan dari perasaan dan emosional. Perubahan iklim dan cuaca juga

mempengaruhi perilaku seseorang. Disini perilaku timbul sebagai wujud

penyesuaian diri terhadap cuaca yang sedang berlangsung.

Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu. Faktor ini merupakan

faktor dalam perilaku seseorang. Keadaan ekonomi yang kurang dan sulit

akan menjadikan seseorang berbuat nekat dan semaunya tanpa

mempedulikan oranglain. Seseorang akan melakukan apapun untuk

memenuhi kebutuhanya dengan melakukan pelanggaran terhadap norma

dan aturan yang berlaku. Tidak ada lagi rasa malu dan sungkan

melakukan kegiatan yang melanggar aturan. Semua dilakukan demi

memenuhi kebutuhan yang terus mendesak.

Faktor eksternal yang selanjutnya yaitu adanya hadiah dan hukuman.

Hukuman ataupun hadiah akan menjadi pendorong yang sangat kuat

dalam perilaku manusia. Seseorang akan selalu berperilaku baik dengan

harapan akan mendapatkan hadiah. Adanya hukuman juga akan menjadi

kendali serta kontrol terhadap perilaku sosial manusia.


36

Dengan adanya hukuman dan hadiah maka seseorang akan selalu

berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku.

Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bentuk perilaku manusia

dalam kehidupanya. Begitu banyak dan begitu kompleks faktor yang

mempengaruhi perilaku sosial manusia. Baik faktor lingkungan atau

dengan adanya reinforcement (hadiah dan hukuman), mempunyai

pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku sosial. Perilaku yang

timbul juga bermacam-macam sesuai dengan faktor mana yang

menyebabkan dan mempengaruhi. Perilaku baik dan perilaku buruk dapat

timbul karena faktor-faktor tersebut. Untuk perilaku baik tentu tidak

menimbulkan masalah. Namun, untuk perilaku buruk tentu akan

mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar.

2.4.5. Karakteristik Perilaku Sosial Remaja

Masa remaja sering kali dikenal dengan masa mencari jati diri, ini terjadi

karena masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-

anak dan masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka

bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi jika

mereka diperlakukan sebagai orang dewasa, ternyata belum dapat

menunjukkan perilaku seperti orang dewasa. Oleh karena itu ada sejumlah

perilaku sosial yang sering ditunjukan dalam kehidupan dalam kesehariannya.

Menurut (Asrori, 2004: 91) karakteristik perilaku sosial remaja ada :

1. Berusaha mencari pergaulan;


37

2. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial;

3. Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis;

Lain halnya dengan pendapat ( Skripsi-tesis Com: 2008) yang

mengemukakan bahwa karakteristik perilaku sosial yang umum dimiliki

remaja adalah sebagai berikut :

1. Berusaha untuk memisahkan diri dari orang tuanya,

2. Berusaha ingin bergabung dengan teman-teman sebayanya,

3. Mempunyai keinginan untuk bebas dari kekuasaan,

4. Tidak tergantung atau melepaskan diri dari orangtua,

5. Memiliki rasa ingin tahu serta mencari identitas dirinya,

6. Berusaha menyesuaikan dirinya dan meningkatkan hubungan dengan

teman sebaya

2.4.6. Perilaku Sosial Dalam Penggunaan Media Sosial

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aditya Dhammajaya (2016)

mengatakan dalam kehidupan sehari-hari dengan kehidupan di dalam dunia

maya memiliki perbedaan, tetapi memiliki bentuk perilaku yang hampir sama.

Perilaku sosial yang diterapkan memiliki tujuh jenis perilaku dalam

penggunaan media sosial, yaitu kerjasama, persaingan, menyindir, simpati,

berpikir negatif, berkata kasar, dan tak acuh (Aditya Dhammajaya, 2016)
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori

Remaja Media Sosial

Pengaruh lingkungan Fitur-fitur instagram :


Instagram

1. Home page
2. Comments
3. Exsplore
4. Profil
Faktor eksternal Perilaku sosial remaja 5. New feed
6. Hastag
7. Follow
8. Like
9. Mentions
Faktor internal

Skema 3.1. Kerangka Teori Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku
Sosial Remaja Kelas VII di SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan
Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu 2019

38
39

3.2. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Media Sosial Instagram Perilaku Sosial Remaja

Faktor yang Faktor yang


mempengaruhi mempengaruhi perilaku
intensitas penggunaan sosial :
instagram :
1. Suasana emosional 1. Faktor Eksternal
(mood) a.Faktor dari
2. Skema kognitif, lingkungan
3. Suasana terpaan, sekitar
4. Predisposisi 2. Faktor Internal
individual, a.Psikologis
5. Tingkat identifikasi b.Biologis
khalayak dengan
tokoh dalam situs
jejaring sosial

Keterangan :

: Diteliti

:Tidak diteliti

Skema 3.2. Kerangka Konsep Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap


Perilaku Sosial Remaja Kelas VII di SMP Negeri 1 Batulicin
Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu 2019
40

3.3. Hipotesis Penelitian

Hasil Hipotesis pada Pengaruh media sosial instagram terhadap perilaku

sosial remaja ini didapatkan :

H0: Tidak ada pengaruh penggunaan media sosial instagram terhadap perilaku

sosial remaja di wilayah SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin

Kabuparen Tanah Bumbu Tahun 2019.

H1: Ada pengaruh penggunaan media sosial instagram terhadap perilaku

sosial remaja di wilayah SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin

Kabuparen Tanah Bumbu Tahun 2019.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Waktu dan Tempat Penelitian

4.1.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Juli tahun 2019.

4.1.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin

Kabupaten Tanah Bumbu. Alasan peneliti memilih tempat penelitian tersebut

karena pada saat dilakukan survey di setiap SMP di wilayah Batulicin

Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, presentase siswa yang

menggunaan media sosial instagram di SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan

Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu lebih tinggi, sehingga peneliti tertarik

melakukan penelitian di wilayah SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan

Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu

4.2. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian Analitik Kuantitatif dengan desain

penelitian Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu

kali pada suatu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai

secara simultan pada suatu saat jadi tidak ada tindak lanjut. Tentu nya tidak

semua objek penelitian harus di observasi pada hari

41
atau pada waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun

variabel dependen dinilai hanya satu kali saja. Dengan studi ini, akan di

peroleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) di

hubungkan dengan penyebab (variabel indevenden) (Nursalam, 2013)

4.3. Populasi, Sampel, Dan Sampling

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang

memenuhi kriteria yang telah di tetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Batulicin

Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu yang berjumlah 288 siswa

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat di pergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Besar sampel

dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan rumus menurut Lemeshow

dalam Hidayat (2013).

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑)2

Keterangan :

N : Besar populasi

n : Besar sampel

d : Tingkat signifikan (d= 10%)

Berdasarkan rumus diatas dapat di hitung sebagai berikut :

42
288
𝑛= = 74
1+288 (0,1)2

Berdasarkan rumus diatas, diketahui bahwa jumlah sampel yang

dibutuhkan adalah 74 orang siswa sebagai responden pada penelitian ini.

Pemilihan sample juga berdasarkan kriteria insklusi dan eksklusi dengan

kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria Insklusi

Adapun kriteria insklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa SMP yang masih berstatus aktif disekolah

b. Siswa SMP yang bersedia menjadi responden

c. Siswa SMP yang menggunakan aplikasi Instagram

d. Siswa kelas VII

2. Kriteria Eksklusi

Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Tidak hadir saat penelitian berlangsung

b. Sakit saat penelitian berlangsung

c. Siswa yang tidak kooperatif

43
4.3.3. Sampling Penelitian
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang di tempuh

dalam pengambilan sample, agar memperoleh sample yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian. Cara pengambilan sample dengan

purposive sampling karena pengambilan sample tergantung pada kriteria

peneliti (Notoatmodjo, 2010).

4.4. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas (independen variabel)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah media sosial instagram

2. Variabel terikat (dependen variabel)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku sosial

44
4.5. Definisi Operasional

Table 4.1. Definisi Operasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial


Instagram terhdap Perilaku Sosial Remaja Kelas VII di SMP
Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah
Bumbu.
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Skala Hasil Ukur
Ukur
Variabel Instagram adalah 1. Durasi Lembar Nominal 1. Durasi
independen sebuah aplikasi dari penggunaan observas Tinggi : >
dalam Smartphone yang media sosial i 3jam/hari
penelitian khusus untuk media instagram Rendah : 1-3
ini adalah sosial yang merupakan jam/hari
penggunaan salah satu dari media
media sosial digital yang mempunyai
instagram fungsi hampir sama
dengan twitter
Variabel Perilaku umum yang 1. Kerjasama Angket Ordinal 1. Sangat
dependen ditunjukkan oleh baik 42-56
dalam individu dalam 2. Menghormati/ 2. Baik 28-41
penelitian masyarakat, yang pada Menghargai 3. Cukup 21-
ini adalah dasarnya sebagai 27
perilaku respons terhadap apa 3. Menyapa 4. Kurang
sosial yang dianggap dapat baik 14-20
remaja diterima. 4. Jujur 5. Buruk <14
5. Permusuhan

6. Persaingan

7. Perkelahian

8. Pertentangan

45
4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang di amati, secara spesifik swmua fenomena

ini (Sugiyono, 2014).

4.6.1. Instrumen penelitian variabel penggunaan media sosial instagram

Untuk menilai penggunaan media sosial instagram, peneliti menggunakan

alat ukur kuesioner yang meliputi durasi dengan 1 pernyataan jawaban antara

Tabel 4.2. Kisi-kisi Kuesioner Penggunaan media sosial instagram


No Aspek Indikator No Item Total Item

1 Durasi Durasi sebagai berapa jam 1 1


penggunaan media sosial
instagram

4.6.2. Instrumen penelitian variabel perilaku sosial

Untuk menilai perilaku sosial remaja, peneliti menggunakan alat ukur

kuesioner yang meliputi kerjasama, menghormati/menghargai, menyapa,

46
jujur, permusuhan, persaingan, perkelahian, dan pertentangan dengan 40

pernyataan jawaban antara (Selalu,sering,jarang,tidak pernah)

Table 4.3. Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Sosial Remaja


Variabel Aspek Indikator No Item

Perilaku Kerjasama 1. Saling membantu 1


sosial 2. Saling memberi
remaja 3. Saling 7
memperbaiki
10
4. Saling menutupi
kelemahan
5. Saling percaya
25

31

Menghormati/menghargai 1. Sopan kepada


yang lebih tua
2. Menghargai 3
kemampuan orang
lain
3. Tidak
merendahkan
orang lain 11
4. Toleransi
5. Tenggang rasa
19

35

37

Menyapa 1. Tegur sapa 5


2. Jabat tangan
3. Memberi 13
senyuman 21
4. Menganggukkan
kepala

47
5. Melambaikan
tangan
27

31

Jujur 1. Apa adanya 7


2. Menyatakan
kebenaran
3. Tidak berbohong 15
4. Tidak mengumpat
5. Tidak berpura- 23
pura
29

39

Permusuhan 1. Saling 8
merendahkan
2. Saling mengolok-
olok 16
3. Saling membuka
kejelakan orang
lain
4. Perebutan 24
kekuasaan
34

Persaingan 1. Memperoleh
dukungan
2. Menjadi yang 6
terbaik 14
3. Orang yang dikenal
(populer)

22

Perkelahian 1. Antar siswa 4

Pertentangan 1. Pendapat 38

48
2. Keinginan 40
3. Keyakinan agama
10

4.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah proses uji coba untuk mencari sejauh mana

instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin di ukur.

(Riwidikdo, 2010),

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat di percaya atau sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konsisten bila dilakukan pengkuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010),

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1. Jenis Data Yang Dikumpulkan

1. Data Primer

49
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil jawaban

responden terhadap kuesioner yang dibagikan kepada siswa kelas VII di

SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu

2. Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari data disekolahan

4.7.2. Cara Pengumpulan Data

Data di kumpulkan sendiri oleh peneliti dengan prosedurpengumpulan

data :

1. Mengajukan surat permohonan pengambilan data awal dan penelitian di

Wakil Ketua 1 STIKES Aarul Azhar.

Melakukan survey pendahuluan dan wawancara pada guru dan siswa di

SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu

2. Pengumpulan data dengan meminta persetujuan terlebuh dahulu kepada

pihak sekolah di SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten

Tanah Bumbu untuk penelitian

3. Pengumpulan data dengan melibatkan bantuan kepada pihak sekolah

untuk mendapatkan data primer dan sekunder

4.7.3. Tahap Pelaksanaan

1. Membina hubungan saling percaya

2. Melihat daftar jumlah siswa yang digunakan sebagai responden

3. Siswa bersedia sebagai responden dari awal sampai akhir

4. Mempersiapkan bahan dan konsep yang mendukung penelitian

50
5. Membuat skripsi penelitian yang di lanjutkan dengan pencarian data

primer dan sekunder

6. Memberikan arahan kepada responden sebelum diberikan koesioner

7. Pemberian koesioner kepada responden

8. Semua data dikumpulkan, dihitung, kemudian dilakukan analisa statistic

menggunakan komputerisasi.

4.8. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan

cara sebagai berikut :

1. Editing

Setelah data terkumpul, sebelum diolah data tersebut diedit terlebih

dahulu oleh peneliti untuk menghindari kesalahan atau hal yang masih

meragukan agar mendapatkan data yang berkualitas (Arikunto, 2010).

2. Coodinsg

Untuk memudahkan dalam pengolahan data, maka data diberi kode

sesuai karakter masing-masing variabel penelitian. Hal ini dimaksudkan

untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisis data :

1. Penggunaan instagram

Kode 1 : Tinggi

Kode 2 : Rendah

2. Perilaku sosial

Kode 1 : Sangat baik

51
Kode 2 : Baik

Kode 3 : Cukup Baik

Kode 4 : Kurang Baik

Kode 5 : Buruk

3. Transferring

Mentrasfer atau memasukkn data yang telah kumpulkan kedalam

SPSS. Data yang ada disusun dalam bentuk table atau grafik distribusi

frekuensi dan diolah dengan menggunakan program SPSS (Nursalam,

2013).

4.9. Analisa Data

Pengelolaan data dan analisa data dilakukan dengan komputer

menggunakan Statistical Program and Service Solution (SPSS) versi 23. Data

yang di peroleh dianalisis dengan teknik sebagai berikut :

4.9.1. Analisa Univariat

Dalam penelitian ini analisis digunakan adalah analisis univariat,

kemudian data yang terhimpun dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif presentase. Analisis univariat dilakukan pada tiap variabel dari hasil

peneltian, biasanya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel

independen (penggunaan instagram), variabel dependen (perilaku sosial).

52
4.9.2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Analisa bivariat menggunakan uji statistik Chi

Square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh atau

hubungan anatara variabel bebas dan variabel terikat, yaitu untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh penggunaan media sosial instagram terhadap perilaku

remaja kelas VII di SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten

Tanah Bumbu

4.10. Etika Penelitian

Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang,

atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Pada penelitian ini menunjung

tinggi prinsip etika penelitian (Notoatmodjo, 2010), antara lain :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan

tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika respondennya

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity merupakan pembelian jaminan dalam penggunaan

subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

53
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality merupakan etika dalam pemberian jaminan

kerahasiaan penelitian, baik informasi maupun berbagai masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahsiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset.

54
DAFTAR PUSTAKA

2017 Global Internet Use Survey Report: The Internet, Social Media, and
Smartphones Are Our Daily Lives. Available online:
https://www.smartm.com.tw/article/33313939cea3 (accessed on 7 May
2018).

Azwar. (1998). Sikap manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial


Masyarakat Di Indonesia” Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Tulungagung (2016)

Ariyani, Nesi Fajrin. “ Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran


Remaja Di Era Globalisasi,” Yogyakarta: Dalam Skripsi Fakultas Ushuludin
Dan Pemikiran Islam. 2007.
Ardial. (2014). Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

David Mahendra. 2014. Media Jejaring Sosial Dalam Dimensi Self Disclosure.
Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora. Yoyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Desi, K. (2016). Pengaruh intensitas mengakses fitur-fitur gadget dan tingkat kontrol
orang tuah terhadap kesehatan mental remaja. Skripsi.

Eko, Pengertian Sikap dan Perilaku,http//Pengertian-sikap-dan-perilaku-ras-ekocom-


copy. Html, diunduh pada tanggal 25 maret 2019

Fattah Hanurawan. 2010. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Ibrahim, Rusli. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2004

Iik Novianto. 2012. Perilaku penggunaan Internet Di Kalangan Mahasiswa.


Surabaya: 3TFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 0T3TUniversitas
Airlangga
Judith, C. (2011). Hubungan penggunaan situs jejaring sosial facebook terhadap
perilaku remaja di kota Makassar. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM., 13.

55
Kriyantono, Rachmat. (2014). Teknik Praktis Riset komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

M. Tahir Kasnawi dalam Salahuddin (2004) pembangunan sebagai proses perubahan


sosial

Mandoteck,“Pengaruh Media Sosial di Kalangan Remaja”, diakses dari


https://mandhoteck.wordpress.com/2016/02/21/makalah-tugas-bahasa-
indonesia-pengaruh-media-sosial-di-kalangan-remaja/

Maryani, E., & Arifin, H. S. (2012).Konstruksi Identitas Melalui Media Sosial.


Journal of Communication Studies, 1

Morissan, dkk. (2010). Teori Komunikasi Massa. Bogor, Ghalia Indonesia.


http://tekno.kompas .diakses pada 29 maret 2019

Martono, Nanang. (2012). Sosiologi perubahan sosial: perspektif klasik, modern,


postmodern, dan postkolonial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Milles dan Huberman (1984) dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif
dan R&D dari Sugiyono, 2014:246.

Mubarok,” Gadget Menjadi Gaya Hidup Dan Kebutuhan” dalam


www.Responsepaper.Com, di akses pada tanggal 22 Maret 2019.

Nadhila, Isna. Mempermudah Hidup Manusia Dengan Teknologi Modern. Jakarta:


Penamadani. 2013.

Nursalam. 2013. Konsep penerapan Metode penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Notoatmodjo, 2010. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., (2007), Promosi Kesehatan dan Perilaku.http://www.indonesian-


publichealth.com/teori-perilaku-kesehatan/ diakses tanggal 13:04:2015.

Novianto, L. (2006). Perilaku penggunaan internet di kalangan mahasiswa (Studi


deskriptif tentang perilaku penggunaan internet dikalangan mahasiswa
perguruan tinggi negeri (FISIP UNAIR) dengan perguruan tinggi swasta
(FISIP UPN) untuk memenuhi kebutuhannya).

56
Nasrullah, Rulli. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group.

Nursalam, & Arifin, J (2018). Konstruksi Sosial Media Komunikasi Instagram


Terhadap Pola Pikir Perilaku Mahasiswa Pendidikan Sosiologi. Jurnal
Equilibrium Volume IV No. 2 November 2018

Nugroho, Arman. Pengaruh Sosial Dan Pengaruh Kelompok, Bandung: Remaja


Rosdakarya. 1998.

Oakland. (2011). Impact of social media on adolescent behavioral health in


California, (510),

Pasaribu, A. O. H. (2016). Konstruksi Identitas Diri Remaja Pengguna Media


Instagram Di Kota Medan.FLOW, 2(18).

Purnomo, Anggit. “ Hubungan Antara Kecanduan Gadget (Mobile Phone) Dengan


Empati Pada Mahasiswa” Yogyakarta: Dalam Skripsi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga. 2012.

Rahardiansyah, Trubus, Perilaku Manusia Dalam Proses Struktural, Sosial dan


Kultural. Jakarta: Universitas Trisakti. 2013.

Santhika, E. (2017). Instagram stories digemari remaja, Jakarta kota terpopuler.


https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170803124520-185-
232174/instagram-stories-digemari-remaja-jakarta-kota-terpopuler pada 15
April 2019, 19.57 wib

Sarlito Wirawan Sarwono. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Syamsoedin, W., Bidjuni, H., & Wowiling, F. (2015). Hubungan durasi penggunaan
media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja. eJournal Keperawatan,
3, 1–10.

Skripsi Aguslianto, “Pengaruh Sosial Media Terhadap Akhlak Remaja” Fak.


Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh. 2017.

Sri Rumini & Siti Sundari, Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Rineka Cipta,
2004.

Suyanto.Bagong.Sutinah. (2007). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana,

57
Simarmata.Janer. (2006). Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi.
Yogyakarta: Andi.

Soliha, S. F. (2015). Silvia Fardila Soliha , Tingkat ketergantungan pengguna media


sosial dan kecemasan sosial. Jurnal Interaksi, 4, 1–10.

Tamburaka.Apriadi. (2013). Agenda Setting. Media Massa. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Wardani Anindia Pramura. (2015) Konstruksi Diri Dalam Sosial Media.Skripsi


Universitas Sebelas Maret Surakarta

We Are Social. & Hootsuite, (2018) Data Pengguna Instagram, diunduh pada Maret
2016

WHO. (2017). Mental disorders. Retrieved from


http://www.who.int/mental_health/management/en/ diakses pada 29 Maret
2019, 20.43 wita

Zainuddin, M. (2015) Perubahan Sosial dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan. Jawa


Pos him 8

Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

58
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Bulan
No. Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Penyusunan
topik
1.
proposal
penelitian
Mengajukan
2. judul
penelitian
Pengambilan
3.
data awal
Penyusunan
4. proposal
penelitian
Ujian
5. proposal
penelitian
Revisi
proposal
penelitian
6.
dan
pengumpulan
data
Penelitian
dan
7.
pengolahan
data
Penyusunan
hasil
8.
penelitian/
skripsi
Ujian akhir
9.
skripsi
Perbaikan
10. draft skripsi
(revisi)

59
Lampiran 2

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Bapak/Ibu


Di Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rio Koesnadi
NIM : 1114150458
Status : Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan (S1) di STIKes Darul Azhar
Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul “Pengaruh


Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kelas VII di
SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu”. Saya
memohon kepada bapak/ibu untuk bersedia bahwa anak bapak/ ibu menjadi
responden untuk kepentingan pelaksanaan penelitian tersebut dengan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial
instagram terhadap perilaku remaja kelas VII SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan
Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.
2. Manfaat penelitian secara garis besar untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh
penggunaan media sosial terhadap perilaku sosial remaja
3. Waktu yang diperlukan untuk pengisian kuesioner sekitar 5-10 menit atau sesuai
kesepakatan yang telah dibuat antara anak bapak/ ibu dengan peneliti. Jika ada
hasil pengisian kuesioner memerlukan informasi tambahan untuk melengkapi data

60
yang telah ada maka pengisian kuesioner kembali akan dilakukan sesuai dengan
waktu yang disepakati.
4. Bapak/ibu diharapkan menyampaikan kejadian sesuai dengan kenyataan
5. Semua kuesioner, cacatan dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian
ini akan dijaga karahasiannya. Bapak/ibu akan diberikan hasil penelitian jika ibu
menginginkannya.
6. Bapak/ibu berhak mengajukan keberatan pada peneliti jika terdapat hal-hal yang
tidak berkenan dengan bapak/ibu kemudian selanjutnya akan dicari penyelesaian
berdasarkan kesepakatan bapak/ibu dan peneliti.
7. Bapak/ibu akan diminta menandatangani lembar persetujuan yang akan
dilampirkan, jika bapak/ibu setuju dengan kesepakatan yang dibuat oleh peneliti.
8. Tahap penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengisian lembar kuesioner
merokok dan kejadian gastritis.

Simpang Empat, April 2019


Peneliti,

Rio Koesnadi

61
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertandatangan di bawahini :


Nama Responden :
Umur :
Alamat :

Setelah membaca penjelasan tentang penelitian ini, menyatakan bersedia


berpartisipasi untuk menjadi partisipan dalam penelitian tentang “Pengaruh
Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kelas VII
SMP Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu” yang akan
dilakukan oleh saudara Rio Koesnadi, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
(S1) di STIKes Darul Azhar Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.
Saya memahami tujuan, manfaat dan proses penelitian ini, saya yakin bahwa
penelitian akan menghargai hak-hak responden sebagai partisipan dengan menjamin
kerahasiaan atas identitas dari responden. Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak
akan menimbulkan resiko dan dampak negatif terhadap responden
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya, tanpa ada
paksaan dari siapapun.

Peneliti Responden

Rio Koesnadi ( )
NIM. 1114150458

62
Lampiran 4

LEMBAR KUESIONER PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

1. Identitas Responden
b. Nama (Inisial) :
c. Umur :
d. JenisKelamin : Perempuan/ Laki-laki
e. Tanggal :
2. Pertanyaan
Berapa lama anda menggunakan dan mengakses Instagram dalam sehari ?
a. 1-3 jam/hari
b. Lebih dari 3 jam/hari

63
Lampiran 5
ANGKET PERILAKU SOSIAL SISWA
A. Identitas Responden

Jenis Kelamin : ………………………................

Usia : …………………………………

Kelas / Sekolah : …………………………………

B. Petunjuk Pengisian Angket

Angket ini dimaksudkan untuk mengungkapkan suatu gambaran yang

jelas tentang perilaku sosial siswa. Oleh karena itu bantuan dan kerjasama

adik-adik untuk mengisi angket ini sangat kami harapkan. Hasil angket ini

tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan adik-adik dan akan

terjaga kerahasiaannya.

Atas segala perhatian, kesediaan dan bantuan adik-adik, kami ucapkan

terima kasih.

Contoh Pengisian Angket:

Berilah tanda check list (  ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia

sesuai dengan pilihan dan kebiasaan anda.

Keterangan Alternatif Jawaban:

S : Setuju

R : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

64
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak
Pernah
1 Saya membantu teman
2 Saya saya bersikap sopan kepada yang
lebih tua
3 Saya bertegur sapa jika bertemu dengan
teman
4 Saya berusaha agar teman-teman
mendukung kegiatan dan acaraku
5 Saya bersikap apa adanya kepada teman-
teman
6 Saya dan teman saling merendahkan harga
diri
7 Saya memberi uang kepada teman yang
membutuhkan
8 Saya menghargai kemampuan orang lain
9 Saya mengajak berjabat tangan jika
bertemu teman di jalan
10 Saat berpapasan orang yang lebih tua saya
menganggukkan kepala
11 Saya mengangkat martabat orang lain
12 Saya membarikan senyuman saat teman
menyapa
13 Saya melambaikan tangan jika bertemu
dengan teman
14 Saya tidak membohongi teman

Sumber : Fathurrahman, A. (2016)

65
Lampiran 6

66
Lampiran 7

67
Lampiran 8

68
Lampiran 9

69

Anda mungkin juga menyukai