Kelompok 5 :
2
2. Dinamika Keputusan Suami-Istri dan Peran Anak-anak Makin Besar dalam Keputusan
Keluarga
Para pemasar tertarik pada besarnya pengaruh yang dipunyai istri dan suami ketikasampai
pada pilihan konsumsi. Dalam beberapa hal pengambilan keputusan biasanya diputuskan secara
bersama. Pada dasarnya, dinamika pengambilan keputusan suami dan istri terbagi menjadi:
dominasi suami dominasi istri gabungan (antara kesetaraan atau kesinambungan) otonomi (secara
sendiri) Contohnya, pada tahunan, pembelian mobil baru didominasi oleh suami, sedangkan
keputusan keuangan dan makanan merupakan urusan istri.
Pengambilan keputusan suami-isteri juga tampaknya hubungan dengan pengaruh budaya.
Riset membandingkan pola pengambilan keputusan suami-isteri di Republik Rakyat Cina dan
Amerika Serikat mengungkapkan bahwa di keputusan “yang didominasi suami” untuk pengaruh
pembelian rumah tangga
3
Para sosiolog telah menggunakan pendekatan reputasi untuk memperoleh pengertian yang
lebih baik mengenai struktur masyarakat tertentu yang sedang di pelajari. Tetapi, para peneliti
konsumen lebih tertarik pada ukuran kelas social untuk memahami pasar dan perilaku konsumsi
dengan lebih baik, bukan struktur social. Sesuai dengan tujuan yang lebih terfokus ini, pendekatan
reputasi telah terbukti tidak dapat di pergunakan.
3) Ukuran Objektif
Berbeda dengan metode subyektif dan reputasi. Yang mengharuskan orang memimpikan
kedudukan kelas social mereka sendiri atau kedudukan para anggota masyarakat lainya, ukuran
obyektif terdiri dari berbagai variable demografis atau sosioekonomis yang dipilih mengenai para
individu yang sedang di pelajari. Semua variable ini di ukur melalui kuesioner yang berisi beberapa
pertanyaan factual kepada para responden mengenai diri mereka sendiri, keluarga atau tempat
tinggal mereka. Ketika memilih ukuran obyektif kelas social, kebanyakan peneliti lebih menyukai
satu atau beberapa variable berikut ini, pkerjaan, jumlah penghasilan, dan pendidikan.
a) Indeks Variabel Tunggal
Indeks variabel tunggal hanya menggunakan satu variabel sosial ekonomi untuk menilai
keanggotaan kelas sosial. Beberapa variabel digunakan untuk tujuan sebagai berikut:
1) Pekerjaan, merupakan ukuran sosial yang diterima secara luas dan mungkin merupakan
ukuran kelas sosial terbaik yang dapat didokumentasikan karena menggambarkan status
yang berhubungan dengan pekerjaan.
2) Pendidikan, tingkat pendidikan formal seseorang merupakan perkiraan lain bagi
kedudukan kelas sosial yang umum diterima. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin besar kemungkinan orang tersebut memiliki penghasilan yang tinggi dan juga
kedudukan yang dikagumi atau dihormati.
3) Penghasilan, yaitu perorangan atau keluarga merupakan variabel sosial ekonomi lain yang
sering digunakan untuk memperkirakan kedudukan kelas sosial.
4) Variabel Lain, yang digunakan sebagai sebuah indeks kelas sosial adalah barang yang
dimiliki. Skema yang paling terkenal dan merupakan alat penilai yang paling rumit untuk
mengevaluasi barang yang dimiliki adalah skala status sosial chapin.
b) Indeks Variabel Gabungan
Indeks gabungan secara sistematis menggabungkan sejumlah faktor sosial ekonomi untuk
membentuk satu ukuran kedudukan kelas sosial yang menyeluruh. Indeks ini sangat menarik
4
untuk diteliti karena dapat menggambarkan dengan lebih baik, kompleknya kelas sosial
dibandingkan indeks variabel tungggal. Dua indeks gabungan yang paling penting adalah:
1) Indeks karakteristik status, ukuran gabungan kelas sosial yang klasik adalah Warner’s
Index of Status Characteristics (ISC). ISC merupakan ukuran tertimbang dari berbagai
variabel sosial ekonomi pekerjaan, penghasilan (jumlah penghasilan), model rumah dan
daerah tempat tinggal (kualitas lingkungan)
2) Skor status sosial ekonomi, sosioekonomic Status Score (SES) menggabungkan tiga
variabel pekerjaan, penghasilan keluarga dan tingkat pendidikan. SES ini dikembangkan
oleh United States Bureau of The Census
6. Perilaku dari Kelas Sosial Tinggi, Menengah, dan Rendah dalam Membeli Produk
1) Konsumen Kaya
Kebiasaan-kebiasaan media orang kaya berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan penduduk
biasa. Sebagai contoh, orang memiliki penghasilan lebih tinggi menonton TV lebih sedikit
dibandingkan dengan orang yang yang berpenghasilan lebih rendah. Profil kebiasaan media para
anggota rumah tangga kaya yang berpenghasilan tinggi menunjukan bahwa mereka membaca 6,6
5
terbitan yang berbeda, mendengarkan radio sampai 12,8jam seminggu dan menonton TV 23 jam
per minggu, dan kebanyakan 88 persen berlangganan TV kabel.
6
3) Konsumen yang Tidak Kaya
Orang yang berpenghasilan rendah atau konsumen kelas bawah (penghasilan kurang dari
$30,000) mungkin merupakan orang-orang yang setia kepada merk dari pada para konsumen yang
lebih kaya karena mereka khawatir akan membuat kesalahan dengan beralih ke merk yang belum
mereka kenal. Mereka juga mungkin lebih muda atau tua daripada konsumen kelas atas, atapun
masih lajang atau sudah bercerai.
7
Sumber Referensi
Schiffman, L.G and L.L. Kunuk. 2007. Consumer Behaviour. Seventh Edition, New Jersey:
Prantice Hall International.