PERCOBAAN III
OLEH :
KELAS : XI
KELOMPOK II (DUA)
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2020
LABORATORIUM KIMIA KLINIK
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
PERCOBAAN III
OLEH :
KELAS : XI
KELOMPOK II (DUA)
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Swt. Karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
DALAM URIN”.
dosen dan teman-teman yang dengan kesabaran ekstra membimbing hingga dapat
menyelesaikan laporan ini, serta tak lupa kepada rekan-rekan dan semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan laporan ini dengan baik, yang membantu secara
Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna,
penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini ada saja kesalahan-kesalahan
yang terjadi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan partisipasi pembaca untuk dapat
memberikan segala bentuk saran dan kritik yang bersifat membangun demi
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia klinik adalah bagian dari ilmu patologi yang mempelajari tentang
tubuh manusia baik secara makroskopik maupun mikroskopik dan kimiawi dari
Tahap pra analitik merupakan salah satu fase penting dari pemeriksaan
Tahap pasca analitik yaitu tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
ginjal melalui urin dan disebut ekskresi (Rahardja dan Tjay, 2015)
yang menghasilkan suatu filtrat) dan produksi urin dari filtrat dengan cara
reabsorbsi (pengambilan kembali zat-zat terlarut yang berharga dari filtrat) dan
sekresi (penambahan toksin dan zat terlarut lainnya dari cairan tubuh ke filtrat)
(Neil.2000)
Urin merupakan campuran yang terdiri dari 96% air dan 4% zat-zat terlarut,
yang berasal dari makanan atau sisa-sisa metabolisme tubuh yang sebagian besar
B. Maksud Percobaan
spesimen urin.
4. Pemeriksaan pH urin
C. Tujuan Percobaan
spesimen urin
spesimen urin.
D. Prinsip Percobaan
3. Pemeriksaan bau urin, prinsipnya yaitu mengamati bau urin secara langsung
yang terdapat dalam urin seperti eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat
6. Pemeriksaan glukosa urin adalah berdasarkan reaksi reduksi dari urin yang
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan akan memulai proses yang kompleks dan Panjang sebelum hasil
dikeluarkan ke konsumen. Proses yang dilalui dapat dibagi menjadi pra analitik,
a. Pra analitik : kesalahan pra analitk sebelum specimen pasien diperiksa unyuk
c. Pasca analitik : kesalahan pasca analitik terjadi setelah pengambilan sampel dan
(Praptomo.A.G. 2018)
Tahap pra analitik merupakan salah satu fase penting dari pemeriksaan
2. Tahap analitik
Tahap analitik yaitu tahap mulai kalibrasi peralatan laboratorium, sampai
Tahap pasca analitik yaitu tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
(Zulfikar,2017)
B. GINJAL
1. Fisiologi Ginjal
Sebagai kelokan pertama atau tubula proksimal dan sesudah itu terdapat
sebuah simpai, simpai henle. Kemudian tubula itu berkelok-kelok lagi, disebut
kelokan kedua atau tubula distal, yang bersambung dengan tubula penampung
yang berjalan melintasi korteks dan medula, untuk berakhir dipuncak salah satu
Struktur ginjal Setiap ginjal dilingkupi kapsul tipis dari jaringan fibrus
Didalamnya terdapat struktur-sturuktur ginjal. Warnanya ungu tua dan terdiri atas
bagian korteks di sebelah luar, dan bagian medulla disebelah dalam. Bagian
medula ini tersusun atas lima belas sampai enam belas massa berbentuk piramida,
hilum dan berakhir di kalises. Kalises ini menghubungkannya dengan pelvis ginjal
(Evelyn. 2006)
Nefron Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan
glomerulus) yang erat tertanam dalam ujung atas yang lebar pada uriniferus atau
nefron. Dari sini tubulus berjalan sebagian berkelok-kelok dan sebagian lurus
(Evelyn. 2006).
cairan ditubuh, sehingga masuk dan keluarnya semua bahan dalam lingkungan
keseimbangan air di tubuh, sehingga masuk dan keluarnya semua bahan dalam
keseimbangan H2O guna mencegah fluks-fluks osmotik masuk atau keluar, yang
merugikan, mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES , termasuk
Na+, Cl-, K+, Ca+, H+, HCO3, PO43-, SO42-, dan Mg2+, jika hal ini tidak teratur
maka dapat menyebabkan sesuatu yang abnormal bagi tubuh, seperti perubahan
mempertahankan volume plasma yang tepat guna mengatur tekanan darah arteri
melalui peran regulatorik ginjal dalam keseimbangan NaCl dan H2O, membantu
akhir sisa metabolisme tubuh, seperti urea, asam urat, kreatinin, bilirubin, dan
hormon metabolit. Jika dibiarkan menumpuk, bahan-bahan sisa ini akan bersifat
toksik, terutama pada otak, lalu mengekskresikan senyawa asing, seperti obat,
adiktif makanan, pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif lain yang masuk ke
2. Anatomi ginjal
lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang
tebal, dibelakang peritoneum, dank arena itu diluar rongga peritoneum (Evelyn.
2006).
vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit
lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki banyak ruang disebelah kanan
(Evelyn. 2006).
Setiap ginjal panjangnya 6 sampai 7,5 sentimeter, dan tebal 1,5 sampai
2,5 sentimeter. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram (Evelyn. 2006).
Bentuk ginjal seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum
ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilum. Diatas setiap ginjal menjulang
sebuah kelenjar suprarenal. Ginjal kanan lebih pendek dan lebih tebal dari pada
antara 120-150 g. Sembilan puluh lima persen (95%) orang dewasa memiliki jarak
antar kutub ginjal antara 11-15 cm. perbedaan Panjang dari kedua ginjal yang
lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk ginjal merupakan tanda yang penting
(Hutagaol.2016)
1. Definisi Ekskresi
tekanan, yang menghasilkan suatu filtrat) dan produksi urin dari filtrat dengan
cara reabsorbsi (pengambilan kembali zat-zat terlarut yang berharga dari filtrat)
dan sekresi (penambahan toksin dan zat terlarut lainnya dari cairan tubuh ke
filtrat) (Neil.2000).
2. Urin
Urin merupakan campuran yang terdiri dari 96% air dan 4% zat-zat
terlarut, yang berasal dari makanan atau sisa-sisa metabolisme tubuh yang
sebagian besar adalah garam, urea, kreatinin, dan asam urat (Firman, 2020).
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinari. Ekskresi urin
Sebelum menjadi urin, didalam ginjal akan terjadi tiga macam proses,
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringn darah yang terjadi
kembali sel-sel darah, keeping darah, dan sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahn kecil yang terlarut didalam plasma darah, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan urea dapat melewati filter
dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus atau urin
lainnya
terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini
melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi,
sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus
seperti penisilin, klebihan garam dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan
bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi ditubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menjadi
kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuhterisi
urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang
air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan
melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substasi lain, misalnya pigmen
(Nuari .2017)
Pembentukan urin terdiri dari tiga proses dasar yaitu filtrasi glomerulus,
glomerulus melalui pori kapiler, kemudian melalui membran basal aseluler dan
sebagai filtrasi yaitu menahan sel darah dan protein agar tidak ikut diekskresi
Penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
direabsorpsi tidak keluar sebagai urin, tetapi akan diangkut oleh kapiler
yang akan diserap kembali adalah glukosa, sodium, klorida fosfat, dan beberapa
ion bikarbonat yang terjadi secara pasif di tubulus proksimal. Jika tubuh masih
secara aktif pada tubulus distal (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan ke
(K+, Na+, Cl-, HCO3-), reabsorbsi glukosa dan asam amino, serta mengeliminasi
ureum dan kreatinin. Ansa Henle berperan dalam pembentukan tekanan osmotik
(Sudiono, Iskandar, Halim, et al., 2006). Setelah zat yang masih dibutuhkan
perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke lumen tubulus. Sisa
dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar tubuh dalam bentuk urin yang terdiri dari glukosa,
air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat yang akan diteruskan ke tubulus ginjal.
4. Macam-macam urin
Dalam pemeriksaan urin, ada beberapa jenis urin yang digunakan dalam
a. Urin sewaktu adalah urin yang dapat dikemihkan kapan saja dan digunakan
b. Urin pagi adalah urin yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari yang
c. Urin puasa (second morning after fasting) adalah urin yang dikemihkan
setelah urin pagi dan setelah puasa. Urin puasa digunakan untuk
e. Urin tampung 12 atau 24 jam adalah urin yang dikumpulkan selama 12 jam
klirens.
Setiap gelas urin mempunyai tujuan pemeriksaan yang bebeda yaiutu gelas
urin 1 untuk melihat sel dari pars anterior dan pars prostatica uretra, gelas
urin 2 melihat kandung kencing, dan gelas urin 3 khusus untuk pars
(Taringan, 2018)
a. Urin kateter adalah urin steril yang diambil dengan bantuan kateter yang
b. Urin pancaran tengah adalah pengambilan urin yang paling mudah dan
aman. Sebelum pengambilan urin, gland penis atau labia harus dibersihkan
c. Urin aspirasi suprapubik untuk diagnosis infeksi pada saluran kemih, karena
(Taringan, 2018)
a. Urin sewaktu
Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urin
ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan rutin.
b. Urin pagi
Urin pagi ialah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari
setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dai urin yang dikeluarkan siang
hari. Jadi baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dll.
c. Urin postprandial
Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosaria. Urin ini
glukosaria.
d. Urin 24 jam
dalam badan. Hanya jika urin itu dikumpulkan selama waktu yang
Ferdhayanti, A. 2019)
berupa warna, kejernihan, berat jenis, dan bau; (2) pemeriksaan kimia atau uji
dipstik yaitu melihat kadar zat-zat dalam urin yaitu protein, glukosa, keton,
eritrosit, bilirubin, uribilinogen, nitrit, esterase leukosit, dan berat jenis spesifik;
(3) pemeriksaan mikroskopik urin untuk melihat sedimen urin (Taringan 2018).
Makroskopi
Warna
b. warna urin dapat seperti air biasa misalnya klau banyak minum atau
penderita diabetes
c. warna urin kuning tua sperti teh menunjukkan kemungkinan iya menderita
Bau
b. bau urin yang telah lama adalah berbau amoniak atau pesing
Keasaman
b. urin yang telah lama atau habis memakan obat-obatan reaksinya adalah alkali
dikatakan basa ialah apabila kertas lakmus biru tetap biru. Kertas lakmus
Berat jenis
a. Berat jenis disini penting diketahui karena BD yang tinggi Berarti urin
digunakan urinemeter.
(granila halus)
e. Silinder : ada suatu endapan yang dicetak dalam tubuli ginjal, macamnya:
8.billirubin.
Pemeriksaan Normal
menguap
pH urin -
Glukosa urin -
ada dan dapat mencerminkan adanya kelainan yang terjadi dalam uuh teruama
dengan metabolisme tubuh dan akan meningkat jika ada demam, kelaparan dan
dan myoglobinuria. Bisa juga urin merah disebabkan oleh obat yang diminum
atau pewarna untuk pemeriksaan diagnostik seperti phenolsulfonphthalein. Urin
normal yang pekat (konsentrat) dimana busa akan berwarna putih. Urin
berwarna hitam oleh adanya hemoglobin pada urin yang bersifat asam dan
Ricke, 2012).
diet sayur dan buah, sodium bicarbonate, kalium citrate dan acetazolamide
karena reabsorbsi oleh tubulus yang rendah sehingga filtrasi protein yang tinggi
trauma (termasuk batu) pada ginjal atau traktua urinarius. Hematuria jika
dijumpai setelah lari marathon disebabkan oleh perdarahan mukosa kandung
proteinuria > 2g/24 jam), radio kontras, manitol, dekstran, diuretik. Nilai berat
Warna Urine :
Protein : Dapat memberikan hasil positif palsu bagi pasien dengan urin alkali.
Glukosa : Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam
Sedimen : Cell cast : Menunjukkan acute tubular necrosis. White cell cast
biasanya terjadi pada acute pyelonephritis atau interstitial nephritis Red cell cast
amasi Bakteri : jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan adanya infeksi saluran
kemih. Kristal : meliputi kristal kalsium oksalat, asam urat, amorf, triple fosfat.
(Indrawaty, 2011).
baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin.
kristal misalnya pada pH urin asam dan peningkatan urin specific gravity akan
(Indrawaty, 2011).
D. Sentrifuge
1. Definisi sentrifugasi
partikel dari suatu fluida berdasarkan berat jenisnya dengan memberikan gaya
melatakkan wadah/tabung yang berisi cairan dan sebuah motor atau alat lain
dalam studi biologi sel maupun biologi molecular. Sentrifugasi tidak hanya
dapat digunakan untuk memisahkan sel atau organel sub selular,melainkan juga
2. Prinsip sentrifugasi
berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan massa jenisnya. Larutan akan
terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan dan padatan atau
terhadap partikel. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan tabung berisis
Kegunaan : Pelarut
2. Reagen Benedict
Komposisi : CuSO4.5H2O (17,3 g), natrium sitrat (179 g), Na2CO3(100 g) dan
benedict.
putih
benedict.
RM/BM : CuSO4.5H2O/-
benedict.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
1. Alat Tulis
3. Kamera /Handphone
4. Mikroskop
5. Objek gelas
6. Pipet Tetes
7. Pipet Skala
8. Piknometer
9. Plat Tetes
10. Sentrifuge
13. Termometer
B. Bahan
1. Es Batu
5. Reagen Benedict
a. Aquadest
b. Natrium karbonat
c. Natrium sitrat
6. Tissue
7. Urin Pagi
8. Urin Sewaktu
9. Urin 24 jam
C. Prosedur Kerja
kuning, coklat, kuning bercampur hijau, putih berupa susu dan lain- lain.
bau amoniak, bau ketonuria, dan bau busuk. Normal bila bau asam-asam
4. Pemeriksaan pH urin
c. Dicelupkn tabung kedalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit atau