Anda di halaman 1dari 5

BIOGRAFI SANDIAGA UNO

Disusun oleh : Ghevira Naila Praditya (17)


Kelas : X MIPA 1
Sandiaga Salahuddin Uno, B.A., MBA. (lahir di Rumbai, Pekanbaru, 28
Juni 1969; umur 47 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Sering hadir di
acara seminar-seminar, Sandiaga Uno yang berdarah Gorontalo ini kerap
memberikan pembekalan tentang jiwa kewirausahaan (entrepreneurship),
utamanya pada pemuda.
Sandiaga Uno merupakan anak dari Razif Halik Uno dan Mein R. Uno.
Sandi merupakan pendiri PT Saratoga Investama Sedaya, dan merupakan salah
satu orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan sekitar $795 juta.
Ayah Sandiaga pada awalnya bekerja sebagai karyawan di perusahaan
Caltex di Riau, setelah tidak bekerja lagi, Ayah Sandiaga kemudian
memboyong keluarganya ke Jakarta pada tahun 1970an. Sandiaga memulai
pendidikannya di SD PKSD, SMP N Jakarta, kemudian pindah ke SMA
Katolik.
Sandi Uno adalah lulusan Wichita State University, Amerika Serikat,
dengan predikat summa cum laude. Sandi mengawali karier sebagai karyawan
Bank Summa pada 1990. Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk
melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat. Ia
lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00 .
Kemudian, pada tahun 1993 ia bergabung dengan Seapower Asia
Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus di MP
Holding Limited Group (mulai 1994). Pada 1995 ia pindah ke NTI Resources
Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd.
dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan. Namun, krisis moneter sejak
akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Sandi pun
tidak bisa lagi meneruskan pekerjaanya tersebut. Ia pulang ke Indonesia dengan
predikat pengangguran.
Langkah pertama yang dilakukannya ketika di Indonesia adalah mencari
pekerjaan baru tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan, lamaran
pekerjaanya bahkan di tolak oleh 25 perusahaan.
Di tengah keterpurukannya, Sandi mencoba mengubah mind set-nya,
untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri. Pada tahun 1997 Sandi Uno
mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama
teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani.
Memulai wirausaha tentulah sangat sulit. Jika sebelumnya Sandi
hanyalah pegawai yang menerima gaji, dia harus merubah haluan menjadi
pengusaha yang harus menghasilkan uang bukan hanya untuk diri sendiri,
namun juga harus memberikan gaji untuk orang lain. Tentu tidak mudah untuk
menjadi seorang pengusaha. Ia pun mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan
utama adalah memulai usaha dengan modal minim, kantor yang sangat kecil
dan jumlah karyawan yang seadanya. Lalu dia harus bersusah payah mencari
klien mulai dari nol. Banyak calon klien memandang sebelah mata kemampuan
dari Sandiaga Uno. Hingga akhirnya 6 bulan kemudian setelah perusahaan
tersebut didirikan ada perusahaan yang akhirnya menggunakan jasanya.
Kemudian, pada 1998 Ia dan Edwin Soeryadjaya, putra William,
mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya.
Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk
kehutanan.
Berbekal jejaring (network) yang baik dengan perusahaan serta lembaga
keuangan dalam dan luar negeri, Sandi Uno sukses menjalankan bisnis tersebut.
Mekanisme kinerja perusahaan tersebut adalah menghimpun modal investor
untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah keuangan.
Kinerja perusahaan yang krisis itu kemudian dibenahi dan dikembangkan.
Setelah kembali sehat, aset perusahaan tersebut dijual kembali dengan nilai
yang lebih tinggi. Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh
PT Saratoga. Beberapa perusahaan pun telah dijual kembali , antara lain PT
Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan
PT Astra Microtronics.
Saratoga Capital dikenal sebagai firma investasi terbesar di Indonesia
yang memiliki karyawan sebesar 20 ribu orang. Namun pada tanggal 10 Juni
2015, ia resmi mengudurkan diri sebagai Direktur Utama di PT Saratoga
Investama Sedaya Tbk, posisinya digantikan oleh Michael Soeryadjaya yang
merupakan cucu dari William Soeryadjaya, Pendiri PT Astra International.
Saat ini, Sandi Uno juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan,
diantaranya adalah PT Adaro Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal, PT Mitra
Global Telekomunikasi Indonesia, Interra Resources Limited, PT. iFORTE
SOLUSI INFOTEK, PT Tower Bersama Infrastruktur Group Tbk, serta di PT
Recapital Advisor.
Sandi juga mengusai 51% saham Mandala, 33% lainnya akan dimiliki
Tiger Airways sementara sisanya 16% akan dimiliki para kreditur. Seperti
diketahui bahwa Mandala Airlines telah kekurangan dana operasional dan
menumpuknya utang hingga mencapai 2,4 trilliun. Mandala Airlines berhenti
beroperasi karena harus melakukan negosiasi restrukturisasi hutang dengan para
krediturnya, termasuk pada pemegang tiket yang meminta refund. Namun,
meskipun diterpa masalah demikian, dengan cepat restrukturisasi hutang sudah
tercapai dan Mandala siap menggaet investor baru.
Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah
Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS, Pada
2007. Sementara, pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di
Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS. Pada 2009 Sandi masuk sebagai
pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes.
Majalah tersebut menuliskan Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada
di peringkat 29. Dan kini kekayaannya sudah mencapai sekitar US$795 juta. Ia
juga merupakan milyarder pertama Indonesia yang lahir setelah era reformasi
dan jatuhnya Soeharto pada 1998. Sandiaga merupakan salah satu dermawan
terkenal di Indonesia. Prinsipnya ialah: “ketika kita menjadi businessman, kita
harus yakin bahwa harta kekayaan kita terdistribusikan secara merata.”
Menurut Sandiaga Uno, cara menghadapi berbagai kendala yang
dialaminya sebelum sukses seperti sekarang adalah terus optimis dan pantang
menyerah serta selalu mensyukuri sekecil apapun keberhasilan atau prestasi
yang Ia capai. Sandiaga Uno juga jadi semakin memahami dan berpegang teguh
kepada salah satu surat dalam Al-Quran. “Dalam surat Al Insyirah, Allah
berfirman, ‘Setiap kesulitan disertai kemudahan, setiap kesulitan disertai
kemudahan.’ Kesulitan pasti diapit oleh kemudahan," ujar Sandiaga Uno dalam
satu kesempatan.
Sandi Uno meyakini bahwa keberanian dan optimisme dalam
memandang masa depan menjadi kunci pembuka jalan untuk meraih
kesuksesan. Selain itu, bangunan jejaring juga harus menjadi perhatian.
Meskipun demikian, jejaring relasi hanya menyumbang 30 persen dari
kesuksesan. Unsur kesuksesan, menurutnya, selebihnya bersumber dari kerja
keras dan menjaga kepercayaan. Sandi Uno menganggap bahwa hidup harus
memiliki target. Tanpa target, pencapaian yang ingin diraih akan sulit terwujud.
Pada 2005-2008, Sandi Uno menjadi ketua umum Himpunan pengusaha
Muda Indonesia (HIPMI). Ia juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kamar Dagang dan Industri
Indonesia (Kadin) sejak 2004.
Sandiaga Uno juga aktif dalam beberapa organisasi. Ia tergabung dalam
master bisnis internasional yang berspesialisasi di Asia, yang notabene
merupakan negara-negara Muslim serta DIB negara-negara Islam (Asia). Saat
ini, Sandi menjabat sebagai Komite Ekonomi Nasional dan bendahara Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia.
Pada Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Renang Seluruh
Indonesia (PRSI) yang berlangsung di Hotel Seruni, Bogor, Jawa Barat, 5-7
April 2013, ia terpilih sebagai ketua umum PRSI, menggantikan ketua yang
lama, Hilmi Panigoro. Sebelumnya pada saat kepengurusan Hilmi Panigoro,
Sandiaga Uno menjabat sebagai Wakil Ketua PRSI. Sandiaga Uno juga
bergabung dengan Partai Gerindra. Kini Ia mencalonkan diri sebagai wakil
gubernur DKI Jakarta bersama Anies Baswedan.
Mengenai keluarga, Sandiaga Uno menikah dengan Nur Asia dan
dikaruniai tiga orang anak bernama Amyra Atheefa Uno, Anneesha Atheera
Uno, dan Sulaiman Saladdin Uno. Ia mengaku senang menghabiskan waktu
luang dengan keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai