Disusun Oleh :
Dokter Pembimbing :
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
Tanggal : ...........................................
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kasus ini, yang diajukan untuk memenuhi tugas dan
melengkapi syarat mengikuti stase komprehensif.
Laporan kasus ini “Seorang Anak Laki-Laki Usia 3 Tahun 10 Bulan Dengan
Bronkopneumonia” dengan selesainya laporan kasus ini, perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Prof. dr. Rifki Muslim, Sp.B, Sp.U , selaku Dekan Fakultas beserta jajaran di
Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Semarang.
2. dr. Asdiyati dan dr. Ludya Primasari
3. selaku pembimbing stase komprehensif, dan pembimbing stase IGD RS
Roemani Semarang
4. RS Roemani Semarang, seluruh direksi dan karyawan.
5. Semua pihak dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu.
6. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
kesepurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini berguna bagi kita
semua.
Semarang, Februari 2020
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................22
A. Bronkopneumonia ...................................................................................22
1. Definisi ...............................................................................................22
2. Etiologi ...............................................................................................22
3. Klasifikasi ...........................................................................................23
4. Faktor Resiko ......................................................................................23
5. Patofisiologi ........................................................................................24
6. Penegakan Diagnosis ..........................................................................29
7. Penatalaksanaan ..................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................38
v
DAFTAR MASALAH
1
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
a. Nama : An. G
b. Usia : 3 tahun 10 bulan
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Brambang RT 04/02 , Jawa tengah
e. No. CM : 54-14-xx
f. Tanggal Masuk RS : Selasa, 4 Februari 2020
g. Bangsal Rawat Inap : Ayyub 3
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa dengan
ibu pasien pada tanggal 4 Februari 2020 pukul 10.00 WIB di Bangsal Ayyub
3 RS Roemani Semarang.
A. Keluhan utama
Batuk grok-grok
B. Riwayat Penyakit Sekarang
2
spesialis anak menyarankan pasien untuk di rujuk ke IGDD RS Roemani
untuk di rawat inap.
3
F. Riwayat Imunisasi
4
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Berat badan : 17 kg
Tinggi badan : 115 cm
Status Gizi
BB/U 17/15 x 100% = 113 % (Normal)
TB/U 115/103 x 100 % = 111 % (Normal)
BB/TB 17/17,3 x 100% = 98 %(Gizi Baik)
b. Perkembangan
Anak sudah dapat berlari dengan cepat, menulis huruf abjad,
bersosialisasi dengan teman sebaya dan sudah dapat bercerita.
H. Riwayat Nutrisi
Pasien mendapatkan ASI sejak lahir sampai sekarang. Makanan
pendamping (MPASI) diberikan sejak usia 6 bulan sampai 18 bulan.
Kemudian anak makan nasi lembek dengan satu lauk hingga usia 2 tahun
lalu makan nasi dan sayur serta lauk dengan menu keluarga hingga
sekarang.
I. Riwayat Sosial Ekonomi
5
III. ANAMNESIS SISTEMIK
Kepala Pusing (-) Demam (+) Sakit kepala (-), jejas (-), rambut rontok (-)
Mulut Bibir kebiruan (-), Sariawan (-), bibir kering (-), luka pada sudut
bibir(-), gusi berdarah (-), mulut kering (-), lidah kotor (-).
S. Gastrointestinal Mual (-), muntah (-), diare (-), BAB sulit (-), nyeri perut (-), perut
membesar(-), BB turun (-),Diare (-), nafsu makan (+) menurun.
S. Muskuloskeletal Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-)
S. Neuropsikiatri Kejang (-), gelisah (-),emosi tidak stabil (-), sulit tidur (+)
6
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 6 Januari 2020 pukul di
10.00 WIB di Bangsal Ayyub 2 RS Roemani Semarang.
A. Keadaan umum : tampak lemas
B. Kesadaran : Compos Mentis
C. Status Gizi
Tinggi badan : 115 cm
Berat badan : 17 kg
Kesan : gizi baik, perawakan normal
D. Vital Sign
HR : 80 x/m, kuat angkat, reguler
RR : 27x/m
Suhu : 37.5 oC
7
E. Status Generalis
KULIT Gatal (-), sianosis (-), ruam (-), jejas (-), ptekie (-), kering (-)
KEPALA Mesosefal (+), rambut hitam dan kuat, jejas (-)
MATA Mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), reflek pupil (+/+),
pupil isokor 3 mm
TELINGA Deformitas (-/-), serumen (-/-), discharge (-/-), nyeri tekan (-/-)
HIDUNG Napas cuping hidung (-), deformitas (-), sekret (-/-), discard (-/-), epistaksis (-/-)
8
2) Dinamis Simetris Simetris
2. Palpasi
a. Nyeri tekan (-) (-)
b. Pergerakan hemithoraks Simetris Simetris
c. Pelebaran ICS (-) (-)
3. Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
4. Auskultasi
a. Suara Dasar SDV SDV
b. Suara Tambahan Ronkhi (+) Ronkhi (+)
Hantaran (+) Hantaran (+)
Wheezing (-) Wheezing (-)
COR
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak di linea midclavicula sinistra
Palpasi Pulsus parasternal (-),pulsus epigastrium (-), pulsus para
sternalis (-), thrill (-)
Perkusi batas atas di ICS II linea parasternal sinistra
pinggang jantung di ICS III Linea parasternal sinistra
batas kanan bawah di ICS V linea parasternalis dextra
kiri bawah di ICS V 2 cm medial linea midclavicula
sinistra.
Auskultasi BJ I-II regular, bising jantung (-), gallop (-)
Kesan Jantung dalam batas normal
ABDOMEN
Inspeksi Permukaan datar (+)
Auskultasi Bising usus (+) 3 detik sekali normal
Perkusi Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), Hepar : tidak teraba,
Lien: tidak teraba, Tes undulasi (-)
Palpasi Nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba
Lien: tidak teraba
GENITALIA Hiperemis (-), epispadia (-), hipospadia (-), fimosis (-)
ANUS DAN RECTUM Tidak diperiksa
9
F. Ekstremitas superior
Kanan Kiri
Deformitas - -
Gerakan Normal Menurun
Kekuatan 5-5-5 3-3-3
Edema - -
Nyeri - -
Capillary Refill Time < 2 detik < 2 detik
Akral dingin - -
Ekstremitas inferior
Kanan Kiri
Lateralisasi - -
Gerakan Normal Menurun
10
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium (4 Februari 2020 di RS Roemani)
DARAH RUTIN
11
B. Pemeriksaan CT – Scan (04-02-2020)
12
VI. DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
5) Nafsu makan
menurun
6) Lemas
1.Problem : Bronkopneumonia
2.Assesment : Bronkopneumonia
Diagnosis klinis : Bronkopneumonia
Diagnosis tumbuh kembang : Pertumbuhan dan perkembangan
sesuai usia
Diagnosis Gizi : Gizi Baik, perawakan normal
Diagnosis Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap
Diagnosis Sosial Ekonomi : Kesan ekonomi cukup
13
1. Diagnosis Banding :
a. Bronkitis akut
b. TB paru aktif
2. Initial Plan :
a. Diagnosis
Darah Rutin, Elektrolit ulang, X-photo thorax
b. Terapi
a) Cairan : Cairan intravena KDN 10 tpm
b) Medikamentosa
14
c. Monitoring :
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
3) Observasi sesak nafas
d. Edukasi :
1) Menjelaskan pada orangtua pasien dan keluarga tentang kondisi
penyakit pasien
2) Menjelaskan pemeriksaan apa saja yang di butuhkan pasien
3) Menjelaskan tujuan pengobatan yang diberikan pada pasien dan
hasil yang diharapkan
4) Menganjurkan pasien untuk rutin minum obat dan
memeriksakan diri ke dokter
e. Progonosis :
15
X. PROGRESS NOTE
Tanggal Hasil Pemeriksaan
04-02-2020 S: Orangtua mengatakan pasien masih batuk grok-grok, sesak napas
08.00 wib berkurang, demam sudah mulai turun, masih pilek tetapi hari ini anak
muntah 5 kali. BAK BAB tidak ada keluhan, nafsu makan anak kurang,
masih mau minum.
O:Kesadaran: CM, GCS E4M6V5
Tanda vital :
1. HR: 120 x/menit, kuat angkat , reguler
2. RR: 24 x/menit
3. Suhu: 37,5 oC
4. SpO2 : 98%
Kepala:Mesosefal
Mata:Conjungtiva anemis (-/-), pupil BCR, refleks pupil (+/+)
Hidung:Sekret (+), darah (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut: TI/T1 hiperemis (-)
Leher: pembesaran KGB(-), penggunaan otot bantu pernapasan (-)
Thorax: simetris (+), retraksi (-)
Cor : BJ I>II reguler
Pulmo: SDV (+/+), ronkhi (+/+), hantaran (+/+)
Abdomen: Permukaan datar, BU (+) normal
Ekstremitas: Akral hangat,CRT <2 detik, edema (-)
A: Bronkopneumonia
P:
Non farmakoterapi :
Posisikan kepala pasien lebih tinggi untuk mengurangi sesak napas
Hindarkan dari asap rokok
Istirahat yang cukup
Farmakoterapi
1. Infus KDN 10 tpm
2. Injeksi Antibiotik Cefriaxone 2 x 600 mg
3.Injeksi Ondansetron 1 x 2 mg
4.Nebulizer 1 ventolin : 1 flutidesonide
5.puyer :
R/ Amoxixilin ½ tab (4 mg)
Metyprednisolon 1 tab (4mg)
16
Chlorpheniramine Maleate ½ tab (2mg)
Aminofiin ½ tab (50mg)
Sac lq qs
Mf. Pulv dtd no. X
S 3 dd 1
17
05-02-2020 S: Orangtua mengatakan pasien masih batuk grok-grok dengan dahak susah
08.00 wib keluar, sudah tidak sesak napas, demam sudah mulai turun, masih pilek,
hari ini anak muntah 2 kali. BAK BAB tidak ada keluhan, anak mulai
mau makan dan minum sedikit-sedikit.
O:Kesadaran: CM
GCS E4M6V5
Tanda vital :
1. HR: 114 x/menit, kuat angkat , reguler
2. RR: 23 x/menit
3. Suhu: 37,3 oC
4. SpO2 : 98%
Kepala:Mesosefal
Mata:Conjungtiva anemis (-/-), pupil BCR, refleks pupil (+/+)
Hidung:Sekret (+), darah (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut: TI/T1 hiperemis (-)
Leher: pembesaran KGB (-)
Thorax: simetris (+), retraksi (-)
Cor : BJ I>II irreguler, bising (-)
Pulmo: SDV (+/+),ronkhi (+/+), hantaran (+/+)
Abdomen: Permukaan datar, BU (+) normal,
Ekstremitas: Akral hangat,CRT <2 detik, edema (-)
A: Bronkopneumonia
P:
Non farmakoterapi :
Posisikan kepala pasien lebih tinggi untuk mengurangi sesak napas
Hindarkan dari asap rokok
Istirahat yang cukup
Makanan dengan gizi seimbang
Farmakoterapi
1. Infus KDN 10 tpm
2. Injeksi Antibiotik Cefriaxone 2 x 600 mg
3.Injeksi Ondansetron 1 x 2 mg
4.Nebulizer 1 ventolin : 1 flutidesonide
5.puyer :
R/ Amoxixilin ½ tab (4 mg)
Metyprednisolon 1 tab (4mg)
Chlorpheniramine Maleate ½ tab (2mg)
18
Aminofiin ½ tab (50mg)
Sac lq qs
Mf. Pulv dtd no. X
S 3 dd 1
19
5.puyer :
R/ Amoxixilin ½ tab (4 mg)
Metyprednisolon 1 tab (4mg)
Chlorpheniramine Maleate ½ tab (2mg)
Aminofiin ½ tab (50mg)
Sac lq qs
Mf. Pulv dtd no. X
S 3 dd 1
09-01-2020
S: Orangtua mengatakan pasien masih batuk grok-grok berkurang,sesak
15.00 wib
napas (-), demam(-), masih pilek, muntah (-).BAK BAB tidak ada keluhan,
anak mulai mau makan dan minum sesuai porsi.
O:Kesadaran: CM
GCS E4M6V5
Tanda vital :
1. TD: 140/87 mmHg
2. HR: 99 x/menit, kuat angkat , ireguler
3. RR: 20 x/menit
4. Suhu: 36 oC
5. SpO2 : 98%
Kepala:Mesosefal
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), pupil BCR, refleks pupil (+/+)
Hidung:Sekret (-), darah (-), nafas cuping hidung (-).
Mulut: TI/T1 hiperemis (-)
Leher: pembesaran KGB(-)
Thorax: simetris (+), retraksi (-)
Cor : BJ I>II rreguler, bising (-).
Pulmo: SDV (+/+), ronkhi (-/-), hantaran (-/-)
Abdomen: Permukaan datar, BU (+) normal,
Ekstremitas: Akral hangat,CRT <2 detik, edema (-)
A: Bronkopneumonia
P:
Non farmakoterapi :
Posisikan kepala pasien lebih tinggi untuk mengurangi sesak napas
Hindarkan dari asap rokok
20
Istirahat yang cukup
Makanan dengan gizi seimbang
Farmakoterapi
1. Aff infus
2.Pasien boleh pulang
3.Obat pulang
PO : Cefixime syr 2 x 3/4 cth
Paracetamol syr 3 x 1,5 cth
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bronkopneumonia
A. Definisi
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus disekitarnya yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak
(patchy distribution), yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan
oleh bermacam- macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga
sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih
sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya
tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada
anak-anak dan orang dewasa.
B. Etiologi
1. Faktor Infeksi
22
bensin). Bronkopneumonia lipoid biasa terjadi akibat pemasukan obat yang
mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan
yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoskizis, pemberian makanan
dengan posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan
pada anak yang sedang menangis.
C. Klasifikasi
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan
pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli telah
membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara
klinis dan memberikan terapi yang lebih relevan (Bradley et.al., 2011).
D. Faktor resiko
23
mempengaruhi kejadian bronkopneumonia anak di negara berkembang dapat
dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
E. Patofisiologis
Saluran pernafasan steril dari daerah sublaring sampai parenkim paru. Paru-paru
dilindungi dari infeksi bakteri melalui mekanisme pertahanan anatomis dan mekanis,
dan faktor imun lokal dan sistemik. Mekanisme pertahanan awal berupa filtrasi bulu
hidung, refleks batuk dan mukosilier aparatus. Mekanisme pertahanan lanjut berupa
sekresi Ig A lokal dan respon inflamasi yang diperantarai leukosit, komplemen,
24
sitokin, imunoglobulin, makrofag alveolar, dan imunitas yang diperantarai sel
(Bradley et.al., 2011)
Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau bila
virulensi organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran nafas bagian bawah
melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas bagian atas, dan jarang
melalui hematogen. Virus dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya infeksi
saluran nafas bagian bawah dengan mempengaruhi mekanisme pembersihan dan
respon imun. Diperkirakan sekitar 25-75 % anak dengan pneumonia bakteri didahului
dengan infeksi virus. Secara patologis, terdapat 4 stadium pneumonia, yaitu (Bradley
et.al.,2011):
1. Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium kongesti).
Yaitu hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan
aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi
akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah
pengaktifan sel imun dan cedera jaringan.
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari
reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan
pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat
minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat
singkat, yaitu selama 48 jam.
25
4. Stadium IV (7-11 hari berikutnya)
Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
F. Pemeriksaan Penunjang
26
(TNF). Fungsi pasti dari CRP belum diketahui, mungkin CRP
berperan dalam opsonisasi mikroorganisme atau sel rusak. Secara
klinis CRP digunakan untuk membedakan faktor infeksi dan faktor
non-infeksi, infeksi bakteri dan virus, atau infeksi bakteri
superfisialis dan profunda. CRP juga digunakan untuk evaluasi
respon terapi antibiotik.
27
ronki dengan atau tanpa suara napas yang melemah.
Bronkopneumonia ditandai dengan gambaran difus merata pada
kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga
daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan
peribronkial.
28
G. Diagnosis
1. Bronkopneumonia ringan
Napas cepat :
o Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit
o Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit.
2. Bronkopneumonia berat
Batuk atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu dari hal berikut
ini :
Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
29
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrate luas,peribronkial,
patchy areas, konsolidasi dll)
- Napas cepat :
o Crackels (ronki)
o Suara pernapasan menurun o Suara pernapasan bronkial
30
H. Penatalaksanaan
Penatalaksaan Umum
1. Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak nafas hilang atau PaO2 pada
analisis gas darah ≥ 60 torr.
2. Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.
3. Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena.
Penatalaksanaan Khusus
1. Mukolitik, ekspektoran dan obat penurun panas sebaiknya tidak diberikan pada 72
jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi antibioti awal.
2. Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi, takikardi,
atau penderita kelainan jantung
3. Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi
klinis. Pneumonia ringan amoksisilin 10-25 mg/kgBB/dosis (di wilayah dengan
angka resistensi penisillin tinggi dosis dapat dinaikkan menjadi 80-90
mg/kgBB/hari).
a. Bronkopneumonia ringan
Rawat jalan
Kotrimoksasol (4 mg TMP/KgBB/kali – 20 mg sulfametoksazol
/KgBB/kali), 2 kali sehari selama 3 hari, atau amoksisilin 25
mg/KgBB/kali, 2 kali sehari selama 3 hari.
b. Bronkopneumonia berat
Anak dirawat di rumah sakit
Beri oksigen pada semua anak pneumonia berat.
31
Benzyl penicillin atau ampicillin dan gentamicin, tambahkan
kotrimoksazol dosis tinggi untuk semua bayi yang terpapar atau
terinfeksi HIV
Anak-anak dengan bronkopneumonia berat harus diterapi dengan
ampicilin atau penicilin parenteral dan gentamicin sebagai lini
pertama pengobatan.9Adapun dosis ampicilin 50 mg/kgbb atau benzyl
penicilin 50.000 unit per kgbb IM/IV setiap 6 jam selama 5 hari.
Gentamicin 5-7 mg/kgbb IM/IV sekali sehari selama 5 hari. Ceftriaxone
dapat digunakan sebagai terapi lini kedua pada bronkopneumonia
berat apabila terapi lini pertama mengalami kegagalan.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Bradley JS, Byington CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C, et
al. The management of community-acquired pneumonia in infants and
children older than 3 months of age : clinical practice guidelines by the
pediatric infectious diseases society and the infectious diseases society of
America. Clin Infect Dis. 2011; 53 (7):617-30.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan pelayanan medis ilmu kesehatan
anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2012. hlm. 333-47.
3. Rahajoe NN, Supriyanto B, Setyanto DB. 2010. Buku Ajar Respirologi
Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia .2010. Pneumonia Balita,
Buletin Jendela Epidemiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
5. Bradley JS, Byington CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C, et
al. 2011. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants
and Children Older than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by
The Pediatric Infectious Diseases Society and The Infectious Diseases
Society of America. Clinical Infectious Diseases. 53(7):25–76.
6. World Health Organization. Revised WHO classification and treatment of
childhood pneumonia at health facilities (evidence summaries). Geneva: WHO;
2010.
33