Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
Kasus yang Menyangkut Manajemen Strategik dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama kepada
dosen pembimbing Pengantar Manajemen yaitu Ibu Dra. Komaria Pandia M.Si.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bentuk pemenuhan
tugas dari mata kuliah Pengantar Manajemen, dimana saya akan membahas hasil dari
penelitian dan pemahaman saya tentang Kasus yang Menyangkut Manajemen Strategik.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah Kasus yang Menyangkut Manajemen Strategik ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Vincent
(NIM : 180502170)
DAFTAR ISI
1.2.Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas di dalam makalah ini adalah kepailitan perusahaan yang ada
di Indonesia, beserta contohnya.
1.3.Tujuan Penulisan
- Untuk memahami kepailitan yang ada di Indonesia.
- Untuk memenuhi Tugas Manajemen Stratejik
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1.Profil Perusahaan
Batavia Air (nama resmi: PT. Metro Batavia) adalah sebuah maskapai
penerbangan di Indonesia. Batavia Air mulai beroperasi pada tanggal 5 Januari 2002,
memulai dengan satu buah pesawat Fokker F28 dan dua buah Boeing 737-200.
Akibatnya Batavia Air mendapat sanksi administratif yang akan di-review kembali setiap 3
bulan. Bila tidak ada perbaikan kinerja, maka Izin Operasi Penerbangan (Air Operator
Certificate) dapat dibekukan sewaktu-waktu. Namun, Batavia dengan cepat memperbaiki diri
dan akhirnya mendapat penilaian kategori 1 dari Kementerian Perhubungan terhitung tahun
2009 lalu. Maskapai ini pun termasuk di antara 4 maskapai Indonesia yang diperbolehkan
terbang ke Uni Eropa sejak Juni 2010.
Tapi siapa yang mengira bahwa Batavia Air yang termasuk pada 4 maskapai Indonesia yang
diperbolehkan terbang ke Uni Eropa ini mengalami kepailitan.Pada tanggal 31 Januari 2013,
Batavia Air berhenti beroperasi karena dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai penyebab kepailitan dan langkah-langkah dan
strategi apa saja yang sudah dilakukan oleh manajemen Batavia Air untuk mempertahankan
perusahaan.
Hutang ini bermula dari keinginan Batavia Air untuk mengikuti tender pelayanan haji dengan
menyewa (leasing) dua pesawat Airbus A330 dari ILFC. Namun, dari total kontrak leasing
selama 9 tahun, sudah 3 tahun berturut-turut Batavia Air kalah tender di Kementerian Agama
untuk mengangkut jemaah haji3.
Dalam gugatan ILFC, Batavia Air memiliki tagihan sebesar USD 440rb di tahun pertama,
USD 470rb di tahun kedua, USD 500rb di tahun ketiga dan ke empat, dan USD 520rb di
tahun kelima dan keenam2. Keseluruhan hutang dari ILFC sebesar USD 4,68 juta ini memiliki
tanggal jatuh tempo di 13 Desember 2012.
Selain gugatan dari ILFC, Batavia Air juga memiliki utang sebesar USD 4,94 juta kepada
Sierra Leasing Limited yang jatuh tempo di 13 Desember 2012 juga8. Analisa dari OSK
Research Sdn Bhd di bulan Oktober 2012 memperkirakan total utang Batavia Air sebesar
USD 40juta8.
Sebagai perusahaan swasta (private corporation) Batavia Air juga tidak memiliki kewajiban
untuk memberikan laporan keuangan nya secara publik, sehingga dalam hal ini juga sulit
untuk memberikan menyimpulkan kondisi keuangan Batavia Air.
Barangkali yang juga kurang dipublikasikan di media cetak adalah adanya kenaikan
persyaratan deposit Travel Agent di Batavia Air per bulan April 2012. Persyaratan minimum
deposit yang sebelumnya sebesar 7.500.000, diubah menjadi minimum 15.000.000 rupiah.
Kenaikan deposit ini hanya ditunjang dengan alasan untuk mengurangi “ribet” nya
administrasi penambahan deposit.
Di bulan Oktober 2012, Air Asia telah mengajukan rencana untuk mengakuisisi Batavia Air
senilai USD 80juta. Rencana akuisisi ini menjadi polemik yang cukup populer di Indonesia
karena kekuatiran akan masuk nya pihak luar ke dalam industri penerbagan Nusantara.
Namun tidak lama berselang, rencana tersebut kandas dengan keputusan Air Asia untuk
membatalkan transaksi tersebut dikarenakan “risiko bisnis dan penurunan pendapatan.
Menurut Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti, seusai gagal nya akuisisi Batavia Air oleh
Air Asia, rute Batavia Air telah berkurang secara drastis, yang awal nya 64 rute, menjadi 44
rute saja5. Namun di tengah pengurangan rute ini, airlines domestik lain malah
memperlihatkan penambahan rute yang cukup signifikan, terutama Air Asia, yang mulai
merambah ke rute-rute strategis Batavia Air, seperti Semarang-Singapura yang sebelumnya
hanya dilayani oleh Batavia Air.
Di penghujung akhir Januari 2013, Batavia Air mulai mengalami penurunan secara drastis,
terutama diakibatkan oleh tuntutan pailit oleh ILFC. Kepercayaan calon penumpang pun
mulai berkurang, banyak penumpang kuatir akan terulang nya peristiwa tutup nya Adam Air
dan Mandala Air. Dalam penutupan dua airlines tersebut, tiket yang sudah dibeli oleh
penumpang banyak yg hilang tanpa pengembalian uang. Beberapa hoax messages pun juga
banyak beredar di BBM, terutama yang menyangkut akan segera ditutup nya Batavia Air oleh
Dirjen Perhubungan.
Tepat sehari menjelang keluarnya putusan pailit oleh pengadilan negeri Jaksel (30 Jan 2013),
sempat terjadi pengajuan pencabutan gugatan pailit oleh ILFC8. Namun pengajuan
pembatalan ini telah ditolak lansung oleh Batavia Air dikarenakan Batavia Air sudah
merasakan dampak penurunan kepercayaan publik secara drastis. Dengan penolakan ini maka
putusan pengadilan negeri Jaksel berlanjut menjadi pailit bagi Batavia Air.
2.4.Akibat Bangkrut nya Batavia Air terhadap penumpang dan Agen Travel
Akibat putusan pailit Batavia, beberapa asosiasi travel agent sudah mencatatkan kerugian
mencapai milliaran rupiah. Asosiasi Travel Agen Indonesia (Asita) Jakarta dengan anggota
sekitar 1500 agen, memperkirakan dana deposit yang hilang mencapai 20 milliar rupiah.
Sementara itu, Astindo Sulawesi Tengah mencatat kerugian uang deposit mencapai 500 juta
rupiah.
Pasca penutupan Batavia Air, beberapa airlines telah menawarkan bantuan bagi penumpang
Batavia Air dengan booking ulang secara cuma-cuma. Tiger Airways (dan Mandala Airlines)
telah menawarkan rebooking gratis untuk rute-rute tertentu (CGK-SG, CGK-PKB, CGK-
Padang, dan CGK-SUB)9. Express Air juga mengakomodir penumpang Batavia Air untuk
rute Yogyakarta – Pontianak secara gratis.
Namun untuk para pemegang tiket calon penumpang, salah satu Kurator Batavia Air (Turman
Panggabean) sudah menyatakan bawah penggantian tiket calon penumpang dapat
dilakukan dengan syarat ada investor baru. Jadi sepertinya sudah pupus harapan bagi
pemegang tiket untuk bisa mendapatkan uang refund atau pengembalian.
Proposal yang kedua adalah kerja sama dari Asosiasi Travel yang telah ada, antara lain
Astindo, Asita, maupun assosiasi-assosiasi lain nya, untuk membuat sebuah “early detection
system”. Early detection ini dapat menggunakan beberapa indikasi, antara lain: pengurangan
rute penerbangan secara signifikan, hutang yang mulai gagal bayar, analisa perbandingan
hutang dengan aset perusahaan, dll. Dengan fasilitas seperti ini, iuran tahunan assosiasi-
assosiasi yang terkadang berjumlah cukup besar menjadi lebih berguna.
BAB 3 : PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pada kasus kepailitan Batavia Air terlihat bahwa terdapat kesalahan pada penerapan strategi.
Hutang yang bermula bertujuan untuk mengembangkan perusahaan karena kalah dalam
memenangkan tender berbalik menjadi boomerang bagi pihak Batavia Air sendiri yang
mengakibatkan keputusan untuk pailit.
Penawaran akuisisi dari pihak air asia pun tidak dijadikan solusi bagi manajemen Batavia air,
sebaliknya rencana akuisisi ini menjadi polemik kekuatiran akan masuk nya pihak luar ke
dalam industri penerbagan Nusantara. Dengan diambilnya keputusan pailit tentunya bukan
pihak Batavia Air saja yang merugi tapi juga semua pihak yang terkait mulai dari mitra bisnis
hingga konsumen.
Akan sedikit sulit bagi Batavia Air untuk kembali memulai di bisnis penerbangan karena rasa
trauma dan hilangnya kepercayaan publik pada Batavia sehingga Batavia harus berinovasi
dan memciptakan brand baru tentunya dengan inovasi pelayanan yang diminati pasar saat ini.
Kasus Batavia Air bisa menjadi pelajaran bagi industri penerbangan di Tanah air agar dapat
lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang
fatal pada perusahaan itu sendiri.
3.2.Saran
1. Agar perusahaan tidak bangkrut sebaiknya perusahaan tersebut menganalisis kembali
konsep strategi.
2. Perusahaan harus mematuhi Undang-Undang yang telah ditetapkan untuk mengganti rugi
kerugian yang telah ditetapkan.
3. Pembaca dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk membangun bisnis sebaiknya harus
dengan strategi bisnis yang baik, serta memenuhi undang-undang yang berlaku guna
mendapat kepercayaan dari para konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
LINK
http://www.merdeka.com/uang/sebelum-pailit-batavia-air-hilangkan-20-rute-
penerbangan.html
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/29/2/126981/Batavia-Air-
Menunggu-Putusan-Pailit
http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00030976.html
http://economy.okezone.com/read/2013/01/30/320/754208/pailit-batavia-air-harus-
tanggung-jawab
http://www.merdeka.com/uang/sebelum-pailit-batavia-air-hilangkan-20-rute-
penerbangan.html
http://www.tribunnews.com/2013/01/29/bohong-kabar-kemenhub-akan-hentikan-operasi-
batavia-air