Anda di halaman 1dari 17

JURNAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID STERIL


INFUS RINGER LAKTAT (USP)

Disusun Oleh:
Kelompok 5/D
Berliana Angelina (10060316159)
Ivan Fadillah (10060316161)
Yudhistira Eka Fahmi (10060316162)
Lina Latifah K (10060316163)
Anggraini Ayu P. (10060316164)
Muhamad Joddy H. (100603161650

Nama Asisten: Rifnie Raisya, S.Farm.


Tanggal Praktikum: 14 Desember 2018

LABORATORIUM FARMASI UNIT E


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018
INFUS RINGER LAKTAT
I. Nama Sediaan
Nama Generik: Injeksi Ringer Laktat (USP)

II. Kekuatan Sediaan


Tiap 1 L mengandung:
Natrium Laktat 3,1 g
Natrium Klorida 6g
Kalium Klorida 0,3 g
Kalsium klorida 0,2 g
Aqua p.i ad 1L

III. Data Preformulasi Zat Aktif


1. Natrium Laktat
Rumus Molekul : CH3 CH(OH)COONa
Berat Molekul : 112,06 g/mol
Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau atau sedikit berbau
dengan karakteristik rasa garam, bersifat higroskopik.
Kelarutan : Bercampur dengan etanol 95 %, dan dengan air,
kloroform, dan gliserol, praktis tidak larut dalam
kloroform, eter, dan minyak.
pH : 5-7
Stabilitas :Stabil dalam air (tidak terhidrolisis), Terdekomposisi
pada suhu >200o C, dan stabil terhadap cahaya
Inkompabilitas : Novabison sodium, oksitetrasiklin HCl, Sodium
karbonat, sodium kalsium edetal, sulfanidin sodium
Kegunaan : Sebagai sumber elektrolit
(Gennaro, 1998: 821) dan (Rowe, 2009:685)
2. Natrium Klorida
RM/BM : NaCl / 58,44
Pemerian : Serbuk kristal, tidak berwarna, asin tidak berbau
Tidak mengandung air saat dikristalisasi meskipun
dibawah suhu 0o C, bisa membentuk Kristal sebagai
dihidrat.
Bobot jenis : 2.17 g/cm3 ; 1.20 g/cm3 dalam larutan
pH : 5 – 7,5 dan 6,3 – 7,3 untuk larutan jenuh.
Stabilitas : Stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan partikel
kaca dari jenis tertentu wadah kaca. Larutan air dapat
disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi.
Inkompatibilitas : Merusak besi, bereaksi membentuk endapan dengan
garam perak, timbal, dan merkuri. Kelarutan
methylparaben sebagai pengawet antimikroba
menurun dalam larutan natrium klorida berair.
Penyimpanan : Bahan padat stabil dan harus disimpan di sebuah
sumur tertutup 3icrobial, di tempat yang sejuk dan
kering.
Kegunaan : Sumber elektrolit
(Depkes RI, 1979:584) dan (Rowe et al, 2009:637)
3. Kalium Klorida
RM/BM : KCl / 74,55
Pemerian : Hablur bentuk memanjang, prisma atau kubus, tidak
berwarna atau serbuk granul putih, tidak berbau, rasa
garam, stabil di udara, larutan bereaksi netral
terhadap lakmus
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut dalam
air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol mutlak
P dan dalam eter P
pH : 4 – 8 dan 7 untuk larutan berair jenuh
Stabilitas : Stabil dalam air (tidak terhidrolisis), Stabil terhadap,
dan stabil terhadap cahaya
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan protein hidrosilat dan garam
merkuri, larutannya dapat mengendap dengan perak
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sumber elektrolit
(Dirjen POM, 1995:478) dan (Rowe, 2009:426)
5. Kalsium Klorida Dihidrat
RM/ BM : CaCl2.2H2 O / 110,99
Pemerian :Berwarna putih atau hampir putih, berbentuk bubuk
Kristal, bersifat higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol
96%
pH : 4,5 - 9,2
Inkompatibilitas : Karbonat, Sulfat, Tatrat, Sefalotin, sodium, CTM
dengan tetrasiklin membentuk kompleks
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat Penyerap air dan antimikroba
(Dirjen POM, 1995:160) dan (The British Pharmacopeia Commission, 2009:941)

IV. Pengembangan Formula


Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan infus ringer laktat
(USP). Dimana infus ringer laktat ini mengandung garam-garam yang berfungsi
dapat memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit dalam cairan tubuh. Adapun
zat yang terkandung dalam infus ringer laktat diantaranya natrium laktat, natrium
klorida, kalium klorida, dan kalsium klorida anhidrat. Zat-zat tersebut merupakan
garam sehingga memiliki data kelarutan yang baik dalam air. Sehingga sediaan
dapat dibuat dalam bentuk sediaan larutan karena zat nya dapat larut sempurna
dalam air. sediaan infus ringer laktat digunakan secara intravena yang dibuat dalam
volume 500 mL. Adapun kegunaan infus ringer laktat ini dapat meringankan
tekanan intraceanial pada bedah otak.
Setiap zat yang terkandung dalam sedian infus ringer laktat memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Diantaranya zat natrium laktat berfungsi sebagai pengganti
natrium bikarbonat dalam larutan untuk terapi elektrolit dan cairan parenteral dan
sebagai sumber potensial kation tercampurkan untuk memperbaiki metabolik
asidosis. Natrium klorida dalam infus Ringer Laktat berfungsi sebagai pengganti
elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang kurang. Kalium Klorida dalam infus
Ringer Laktat berfungsi untuk mengelevasi level kalium normal plasma sebagai
pengobatan intoksikasi digitalis, dan ion kalsium dalam kalsium klorida pada infus
Ringer Laktat berfungsi dalam pengaturan reaksi hipersensitivitas khususnya
urtikaria dan edema angionneurik dan untuk pemulihan elektrolit (Genaro,
1998:817-820).
Zat-zat di atas akan dibuat dalam bentuk sediaan infus sehingga harus
dilarutkan dalam pembawa berupa air terlebih dahulu. Sediaan infus ringer laktat
merupakan sediaan injeksi dalam volume besar yaitu 500 ml sehingga volume
sediaan yang masuk ke dalam tubuh sangat banyak. Dengan begitu pembawa yang
digunakan yaitu air. Hal ini dikarenakan air merupakan pembawa yang kompatibel
dengan tubuh dan tidak bersifat toksik. Selain itu, zat yang terkandung dalam ringer
laktat sudah dalam bentuk garam-garam yang memiliki sifat mudah larut dalam air.
Adapun zat pembawa yang digunakan dalam pembuatan sediaan infus ringer laktat
yaitu aqua pro injeksi. Dimana aqua pro injeksi ini merupakan air yang sudah
disterilisasi terlebih dahulu sehingga tidak mengandung mikroba dan partikel padat.
Adapun zat tambahan yang ditambahkan dalam pembuatan sediaan infus
ringer laktat diantaranya pertama ditambahkan zat peng-Adjust pH. Penambahan
zat tersebut dilakukan karena pH sediaan tidak sesuai dengan pH cairan darah, yaitu
pH 7,4. Sehingga dengan dilakukan penambahan zat pen-adjust pH ini agar sediaan
menjadi isohidris, yaitu pH sediaan larutan sama dengan pH cairan darah. Zat pen-
adjust pH yang ditambahkan oleh praktikan yaitu asam sitrat pada saat sediaan
larutan injeksi pHnya di atas 7,4 karena bersifat basa atau ditambahkan NaOH
ketika sediaan larutan injeksi pHnya di bawah 7,4 karena bersifat asam. Kedua,
ditambahkan zat yang berfungsi untuk membebaskan prigen. Penambahan zat
tersebut karena infus merupakan sediaan injeksi dalam volume besar sehingga
persyaratan sediaan tersebut harus bebas pirogen. Adapun cara yang dapat
dilakukan untuk menghilangkan pirogen dengan menambahkan karbon aktif
(karbon adsorben). Adapun konsentrasi yang digunakan adalah sebesar 0,1% dari
volume total yang dipanaskan pada suhu 60-70o C selama 10-15 menit sambil
diaduk.
Dalam pembuatan sediaan infus ringer laktat tidak perlu ditambahkan
pengawet. Hal ini dikarenakan sediaan tersebut bervolumenya yang besar yang
digunakan secara intravena. Sehingga untuk menghindari toksisitas yang dapat
disebabkan oleh pengawet maka tidak perlu ditambahkan pengawet

V. Perhitungan Tonisitas
5.1. Perhitungan Konsentrasi

No Nama Zat Perhitungan Konsentrasi Nilai E


3g
1. NaCl × 100% = 0,6% 0,6% 1
500 mL

Natrium Laktat 1,55 g


2. × 100% = 0,31% 0,31% 0,58
500 mL
anhidrat
0,15 g
3 KCl × 100% = 0,03% 0,03% 0,76
500 mL
0,1 g
4. CaCl2 anhidrat × 100% = 0,02% 0,02% 0,70
500 mL

5.2. Perhitungan Tonisitas


No. Zat Konsentrasi (%) E E×%

1. NaCl 0,6 1 0,6

2. Na Laktat anhidrat 0,31 0,55 0,1705


3. KCl 0,03 0,76 0,0228
4. CaCl2 dihidrat 0,02 0,51 0,0102
Total Ekivalensi Zat 0,8035 %
Berdasarkan hasil perhitungan di atas sediaan infus ringer laktat memiliki
ekivalensi kurang dari 0,9% yaitu hasil ekivalensi seluruh zat sebesar 0,8035%
namun masih dapat dianggap isotonis.
5.3. Perhitungan Osmolaritas
Volume sediaan = 500 mL = 0,5 L
Zat Bobot (gram) Bobot Molekul (g/mol)
NaCl 3 58,44
Na Laktat Anhidrat 1,55 112,06
KCl 0,15 74,55
CaCl2 dihidrat 0,1 147,012

5.4. Nilai Osmolaritas Setiap Zat


No Zat Perhitungan Osmolaritas (mosM/L)
3g
⁄0,5 L
1. NaCl × 2 × 1000 = 205,338
58,44 g/mol

1,55 g
⁄0,5 L
2. Na Laktat Anhidrat × 2 × 1000 = 55,328
112 ,06 g/mol

0,15 g
⁄0,5 L
3. KCl × 2 × 1000 = 8,048
74 ,55 g/mol

0,1 g
⁄0,5 L
4. CaCl2 dihidrat × 3 × 1000 = 4,081
147 ,012 g/mol

= 205,338 + 55,328 + 8,048 + 4,081 =


Osmolaritas Total
272,795 mosM/L
Sediaan Infus Ringer Laktat sudah iso-omosis atau isotonis karena jumlah
osmolaritas sebesar 272,795 mosM/L sudah masuk ke dalam rentang sediaan
isotonis yaitu 270-328 mosM/L.

VI. Formula Akhir

Formula Sediaan Infus Ringer Laktat yang dibuat:


Tiap 500 mL sediaan infus Ringer Laktat mengandung:
Natrium Klorida, NaCl 3g
Sodium Laktat anhidrat 1,55 g
Kalium Klorida, KCl 0,15 g
Kalsium Klorida dihidrat, CaCl2 dihidrat 0,1 g
HCl/NaOH adjust pH 7,4
Aqua pro injection ad. 500 mL

VII. Data Preformulasi Zat Tambahan


1. Karbon Adsorben
Pemerian : Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam, tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol.
Stabilitas : Dapat mengadsorpsi air
Inkompatibilitas: Dapat menurunkan ketersediaan hayati beberapa obat
seoerti loperamid dan riboflavin. Reaksi hidrolisis dapat
dinaikkan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap, ditempat sejuk dan kering.
Kegunaan : Adsorbsi pirogen
(Dirjen POM, 2014:137) dan (Rowe et al, 2003:40)
2. Aquo Pro Injeksi
Pemerian : Keasaman-kebasaan; ammonium; besi; tembaga; timbal;
kalsium; klorida; nitrat; sulfat; zat teroksidasi memenuhi
syarat yang tertera pada aqua destilata.
Titik didih : 100 0 C
Titik Leleh : 0 0C
Kegunaan : Untuk pembuatan injeksi.
Stabilitas : Air stabil secara kimiawi di semua keadaan fisik (es, cairan,
dan uap). Air yang meninggalkan sistem pemurnian farmasi
dan memasuki tangki penyimpanan harus memenuhi
persyaratan tertentu. Tujuannya saat merancang dan
mengoperasikan sistem penyimpanan dan distribusi adalah
dengan menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam
penyimpanan.
Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-
obatan dan zat-zat lain yang terhidrolisis pada suhu sekitar
dan tinggi. Air dapat bereaksi keras dengan logam alkali dan
cepat dengan logam alkali dan oksida mereka, seperti kalsium
oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan
garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai
komposisi, dan dengan bahan organik dan kalsium karbida
tertentu (Rowe et al, 2009: 766).
(Ditjen POM, 1979: 97;)

VIII. Perhitungan dan Penimbangan


8.1. Perhitungan
Volume tiap ampul = 500 mL + 2%
= 510 mL
3,1 g
1. Na Laktat = 𝑥 500 𝑚𝑙 = 1,55 𝑔
1000mL
1,55 g
= 𝑥 510 𝑚𝑙 = 1,581 𝑔
500mL

= 1,581 g + 5%
= 1,66 g
0,3 g
2. KCl = 1000mL 𝑥 500 𝑚𝑙 = 0,15 𝑔
0,15 g
= 500mL 𝑥 510 𝑚𝑙 = 0,153 𝑔

= 0,153 𝑔 + 5%
= 0,161 𝑔
0,2 g
3. CaCl2 = 𝑥 500 𝑚𝑙 = 0,1 𝑔
1000mL
0,1 g
= 𝑥 510 𝑚𝑙 = 0,102 𝑔
500mL

= 0,102 g + 5%
= 0,1071 g
6g
4. NaCl = 1000mL 𝑥 500 𝑚𝑙 = 3 𝑔
3g
= 𝑥 510 𝑚𝑙 = 3,06 𝑔
500mL
= 3,06 g + 5%
= 3,213 g
0,1 g
5. Carbo adsorben =100mL 𝑥 510 𝑚𝑙 = 0,51 𝑔 = 510 mg

8.2. Penimbangan
No Nama zat 1 botol (510 mL) 2 botol
1 Na Laktat 1,66 g 3,32 g
2 KCl 0,161 g 0,322 g
3 CaCl2 0,1071 g 0,2142 g
4 NaCl 3,213 g 6,426 g
5 Carbo adsorben 0,51 mg 1,02 g
6 Aqua p.i Ad 510 mL Ad 1020 mL

IX. Penentuan Metode Sterilisasi

Pada pembuatan sediaan infus ringer laktat dilakukan sterilisasi agar sediaan
tersebut steril. Untuk sediaan infus Ringer Laktat ini disterilisasi dengan metode
sterilisasi akhir dan sterilisasi panas lembab yang menggunakan autoklaf pada suhu
121o C selama 15 menit. Hal ini dilakukan karena sterilisasi dengan metode akhir
dapat dilakukan untuk bentuk sediaan berupa larutan dengan pembawa air sehingga
kompatibel dengan uap air panas, stabilitas dari zat aktif yang terkandung dalam
sediaan tahan terhadap pemanasan (termostabil).
Metode sterilisasi yang digunakan untuk sediaan infus Ringer Laktat ini
adalah metode sterilisasi panas lembab dengan autoklaf karena zat aktif pada infus
Ringer Laktat ini tidak stabil pada pemanasan suhu tinggi dan lama sehingga tidak
dapat dilakukan sterilisasi panas kering. Selain melakukan sterilisasi untuk
menghilangkan mikroorgaanisme, pada sediaan infus ini dilakukan filtrasi
membran untuk membebaskan partikel asing. Walaupun dilakukan sterilisasi akhir,
zat aktif, zat eksipien, dan alat tetap dilakukan disterilisasi awal agar dapat
mengurangi kontaminasi mikroorganisme dengan cara:
1. Bahan
Zat Metode Sterilisasi
1. Natrium Laktat Panas Lembab atau Filtrasi
2. NaCl Panas Lembab atau Panas Kering
3. KCl Panas Lembab atau Panas Kering
4. CaCl2 dihidrat Panas Lembab atau Panas Kering
5. Karbon Adsorben Panas Lembab
6. HCl/ NaOH Filtrasi
7. Aqua pro injection Panas Lembab atau Panas Kering

2. Alat
Alat Metode Sterilisasi
1. Batang Pengaduk Panas Lembab
2. Corong kaca Panas Lembab
3. Erlenmeyer Panas Lembab
4. Gelas kimia 100, 500 mL Panas Lembab
5. Gelas Ukur 10, 100 mL Panas Lembab
6. Kaca arloji Panas Lembab
7. Pipet Volume Panas Lembab
8. Spatel Panas Lembab

X. Prosedur Pembuatan

Dilakukan sterilisasi semua alat (batang pengaduk, corong, gelas ukur,


piper volume 10mL, dan buret) menggunakan autoklaf pada suhu
121o C selama 15menit

Prosedur selanjutnya dilakukan di LAF, ditimbang semua bahan Na


Laktat, NaCl, KCl, CaCl2 dihidrat,dan karbon adsorben ditimbang
menggunakan kaca arloji
Masing-masing zat(Na Laktat, NaCl,CaCl2,KCl) dilarutkan dalam
gelas kimia dengan sejumlah volume aqua p.i kemudian Karbon
adsorben digerus dan ditimbang dimasukkan kedalam gelas kimia

Setelah dilarutkan semua zat , pertama dan ditambahkan aqua p.i


hingga 1020 ml

Larutan pada gelas kimia dipanaskan di atas api Bunsen pada suhu 60-
700 C selama 15 menit sambil sesekali diaduk dan dicek suhu dengan
termometer

Larutan kemudian disaring menggunakan kertas saring dan ditampung


ke dalam Erlenmeyer

Dimasukkan ke dalam botol infus dan disterilkan dengan menggunakan


Autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit

Dan lakukan uji evaluasi pada sediaan

XI. Evaluasi
Evaluasi sediaan injeksi meliputi evaluasi fisika, biologi dan kimia.
1. Penetapan pH
Alat pH meter
Tujuan Mengetahui pH sediaan dengan persyaratan
yang telah ditentukan
Prinsip Pengukuran pH cairan uji menggunakan pH
meter yang telah di kalibrasi
Prosedur Digunakan alat potensiometer (pH meter)
yang dikalibrasi
Pengukuran Dilakukan pada suhu 25o ± 2o , kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi. Skala pH ditetapkan dengan
persamaan berikut :
(𝐸−𝐸₅)
𝑝𝐻 = 𝑝𝐻𝑠 + 𝑘

Penafsiran hasil : Harga pH dilihat dari


yang tertera pada
potensiometer
(Dirjen POM,1995:1039-1040)

2. Penetapan Volume Infus dalam Wadah


Tujuan Untuk menentukan volume infus dalam
wadah
Prinsip Sediaan infus yang sudah dalam wadah
diukur kembali volumenya dengan
menggunakan gelas ukur kering
Prosedur Dipilih salah satu wadah diambil isi tiap
wadah dengan jarum suntuk hipodermik
kering. Dipindahkan dalam gelas ukur
kering tanpa mengosongkan bagian jarum
(Dirjen POM,1995:1044)

3. Uji Kejernihan Larutan


Tujuan Untuk mengetahui kejernihan dari sediaan
infus yang dibuat
Prinsip Mengevaluasi kejernihan dari sediaan
Prosedur Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya
dilakukan oleh seseorang yang memeriksa
wadah bersih dari luar dibawah penerangan
cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi
ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam
dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan
dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar
bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat
dengan mata.
Penafsiran Hasil Suatu cairan dinyatakan jernih jika
kejernihannya sama dengan air atau pelarut
yang digunakan.
(Dirjen POM, 1995:998)

4. Uji Kebocoran
Tujuan Memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga
sterilisasi dan volume serta kestabilan sediaan
Prosedur Pada pembuatan secara kecil kecilan hal ini dapat
dilakukan dengan mata tetapi dalam jumlah besar
hal ini tidak mungkin bisa dikerjakan. Wadah-
wadah takaran tunggal yang masih panas, setelah
selesai disterilkan dimasukan kedalam larutan
biru metilena 0.1%. jika ada wadah-wadah yang
bocor maka larutan metilena akan masuk ke
dalamnya karena perbedaan tekanan di luar dan di
dalam. Sehingga cara ini tidak digunakan/dipakai
untuk larutan-larutan yang sudah berwarna.
Wadah-wadah takaran tunggal disterilkan terbalik
yaitu dengan cara ujungnya dibawah. Ini
digunakan pada pembuatan dalam skala kecil.
Jika terjadi kebocoran maka larutan ini akan
keluar dari dalam wadah dan wadah menjadi
kosong. Wadah-wadah yang tidak disterilkan,
kebocorannya harus diperiksa dengan
memasukan wadah-wadah tersebut ke eksikator
yang kemudian divakumkan. Jika terjadi
kebocoran larutan akan diserap keluar. Oleh
karena itu, harus dijaga agar jangan sampai
larutan yang keluar diisap kembali jika divakum
dihilangkan.
(Dirjen POM,1995:1055)

XII. Wadah dan Kemasan


 Kemasan

PT BHAKTI BUKTI
NO. REG. : GKL9230500149A1

Ringer Laktat
STERIL DAN BEBAS PIROGEN 510 ml
LARUTAN INFUS UNTUK PEMAKAIAN INTRAVENA
setiap 510 ml larutan mengandung :
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Na laktak 1.55 g
Kcl 0.15 g
CaCl2 0.1 g
NaCl 3g
Carbon absorben 0.1%
Aqua p.i ad 510 ml
simpan pada suhu di bawah 30 °C
Batch : 280417

Exp. Date : 03 . 2023

Mfg. Date : 13 . 12 . 18

HET Rp. : 8.250

Ringer Laktat
 Brosur

RINGER LAKTAT

Komposisi
2 botol sediaan mengan 500 ml ringer laktat

Indikasi
Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi.

Kontraindikasi
hipertemia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, laktat
asidosis.

Efek Samping
panas, injek pada tempat penyuntikan , thrombosis
vena atau flebitis yang meluas dari tempat
penyuntikan, ekstravasasi.

Aturan Pakai
Disuntikkan pada intra vena atau intra muskular.

Peringatan dan Pehatian


jangan digunakan bila botol rusak, larutan keruh atau
berisi partikel.

Penyimpanan
Penyimpanan didalam lemari pendingin dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari.

Nomor Reg: GKL1800500244A1


No Bach : D 801002
Exp. Date : Desember 2019

Diproduksi oleh:
PT. 5/D Pharmacy
Bandung-Indonesia

Daftar Pustaka
Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Jakarta: Depkes RI.
Dirjen, POM. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Reynolds, James E. F. (1982). Martindale The Extra Pharmacopoeia ed 28th .
Pharmaceutical Press: London.
Rowe, R.C., P.J. Sheskey, and Quinn M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th edition. London: Pharmaceutical Press
Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. London: The Pharmaceutical Press.
Trissel, Lawrence A. 2009. Handbook On Injectable Drugs ed 15th. American
Society Of Health System Pharmacists.

Anda mungkin juga menyukai