Anda di halaman 1dari 6

DEMAM BERDARAH DENGUE

Penanggulangan KLB DBD diarahkan pada upaya mencegah kematian dan menekan
penyebaran kasus. Upaya pencegahan kematian dilaksanakan dengan penemuan dini kasus
yang diikuti dengan tatalaksana kasus yang benar, termasuk monitoring secara ketat terhadap
kemungkinan terjadinya kebocoran plasma berlebihan. Sementara upaya pencegahan
diarahkan pada upaya pemutusan mata rantai penularan manusia-nyamuk-manusia dengan
pemberantasan sarang atau membunuh nyamuk dewasa terinfeksi.

(1) Penyelidikan Epidemiologi


Penyelidikan epdemiologi dilakukan terhadap laporan adanya penderita DBD, terutama
apabila terjadi peningkatan kejadian atau adanya kematian DBD. Pada daerah yang selama
beberapa waktu tidak pernah ditemukan kasus DBD, maka adanya satu kasus DBD perlu
dilakukan penyelidikan epidemiologi.
Disamping upaya penegakan diagnosis, penyelidikan epidemiologi ditujukan pada
penemuan kasus lain disekitar penderita, kasus indeks, serta sumber dan cara penularan.
Penyelidikan epidemiologi juga ditujukan kepada identifikasi adanya nyamuk penular DBD,
tempat perindukan dan distribusinya.
Penyelidikan epidemologi dapat menentukan kemungkinan peningkatan dan penyebaran
kasus DBD serta kesiap-siagaan penanggulangan KLB di Puskesmas, Rumah Sakit dan di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, serta kemungkinan peningkatan Sistem
Kewaspadaan Dini KLB DBD.
Pada daerah desa atau kelurahan, sebaiknya segera ditetapkan telah berjangkit KLB
DBD apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

Adanya peningkatan jumlah penderita DBD* disuatu desa/kelurahan dua kali atau lebih
dalam kurun waktu satu minggu dibandingkan dengan minggu sebelumnya atau adanya
5 kasus DBD disuatu desa/kelurahan dalam satu minggu.

*) Hasil penjumlahan data penderita DBD dan SSD


KLB DBD dinyatakan telah berakhir apabila selama 14 hari keadaan telah kembali
kepada jumlah normal tanpa adanya kematian, karena DBD atau DD. Kasus DBD dibagi mjd
dua : demam berdarah dengue dan demam dengue. Demam berdarah dengue seringkali
menyebabkan kematian, sementara demam dengue jarang menyebabkan kematian.
Penderita tersangka DBD ialah penderita panas tanpa sebab jelas disertai tanda-tanda
pendarahan, sekurang-kurangnya uji tourniquet positip dan atau jumlah trombosit <
100.000/mm3. DBD dibedakan dengan demam dengue (DD) berdasarkan besarnya kebocoran
plasma lebih dari 20% pada DBD.
Formulir Wawancara Kasus Dirawat Untuk Penegakan Diagnosis
KLB DD – DBD
Pukesmas : ………………
Kabupaten/Kota : ………………
Tanggal Wawancara : ………………

Penemuan lab

St. rawat
Nama penderita

Alamat lokasi desa/kec.

Sex

Tgl. Mulai Demam

St. pulang
Umur
Tgl. berobat

Gejala Obat

Rash
Nyeri ulu hati

Shock
Demam

Torniket

Tanda perdarahan

Trombosit

Hematokrit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Catatan: Setidak-tidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah dilokasi
KLB DBD DD. Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada beberapa lokasi dan
ditambahkan gejala lain yang diperlukan.

2
Penegakan diagnosis etiologi KLB
Gambaran klinis penderita : Diagnosis didukung oleh riwayat sakit, gambaran klinis dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang lainnya.
Distribusi gejala : Hampir semua kasus menunjukkan gejala demam mendadak yang
diikuti dengan rasa kemerahan. Adanya sebagian kasus yang menunjukkan tanda-tanda
pendarahan. Adanya sebagian kasus yang menunjukkan tanda-tanda pendarahan,
thrombositopenia < 100.000 iu dan hematokrit yang meningkat tajam lebih dari 20% dapat
menjadi indikasi KLB demam berdarah dengue.
Gabaran epidemiologi : Adanya clustering, adanya sejumlah nyamuk penular, sebagian
penderita menjadi berat dan meninggal.
Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan serologi pada sebagian penderita positip DBD.

(2) Penanggulangan
Penanggulangan KLB dilaksanakan terhadap 3 kegiatan utama, penyelidikan KLB,
upaya pengobatan dan upaya pencegahan KLB serta penegakan sistem surveilans ketat selama
periode KLB.

 20
00
 20
01
 20

Upaya pengobatan penderita DBD tidak saja pada peningkatan kemampuan tatalaksana
kasus di unit pelayanan, tetapi juga kemampuan diagnosis dan tatalaksana kasus di rumah
serta kemampuan menentukan kapan dan kemana kasus DBD hanya dirujuk oleh keluarga.
Kegagalan tatalaksana kasus dan rujukan masyarakat seringkali menjadi penyebab kematian
kasus DBD.
Upaya pencegahan KLB ditujukan pada pengelolaan lingkungan, perlindungan diri,
pengendalian biologis dan pengendalian dengan bahan kimia. Pengelolaan lingkungan untuk
mengendalikan A. aegypti dan A. Albopictus serta mengurangi kontak vector – manusia adalah
dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perindukan nyamuk buatan dan perbaikan desain rumah. Penderita dilakukan isolasi
dengan menempatkan pada ruangan atau daerah bebas nyamuk, sehingga tidak menjadi
sumber penularan baru.
Efektivitas pengobatan dan upaya pencegahan terus menerus dimonitor dan diarahkan
oleh sistem surveilans ketat selama periode KLB. Sistem surveilans ketat yang dianjurkan
adalah intensifikasi pemantauan wilayah setempat kasus DBD dari mingguan menjadi harian,
intensifikasi pemantauan jentik berkala dan pemetaan daerah pelaksana upaya-upaya
pengobatan dan upaya-upaya pencegahan.
Surveilans ketat dengan melakukan intensifikasi PWS – KLB DBD disemua wilayah
bertujuan untuk:
1) Memantau penyebaran kasus DBD di setiap daerah
2) Deteksi dini KLB DBD
3) Memantau kecenderungan dan penyebaran kasus DBD pada daerah yang sedang
terjadi KLB DBD

3
FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB DEMAM BERDARAH DENGUE

Tanggal PE : ………………………………. Jam: ………..

A. IDENTITAS KEPALA KELUARGA


1. Nama : ………….. Umur: ………… JK: L/P
2. Alamat : …………………………. Rt/ RW: ……………
Kel : …………………….. Kec.: ……………….
3. Pekerjaan: : …………
Alamat pekerjaan : …………
4. Hubungan dengan penderita:
a. Hubungan sedarah serumah
b. Hubungan tidak serumah

B. IDENTITAS PENDERITA
1. Nama : ……….. Umur: …………..JK: L/P
2. Pekerjaan/ sekolah : …………..
3. Alamat pekerjaan/ sekolah : …………….

C. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan/ gejala utama yang muncul : …………
2. Kapan mulai muncul (tgl/ jam) : ………..
3. Apa yang dilakukan sat timbul gejala pertama kali?
a. ………….
b. ……….
c. ………….
4. Gejala lain yang timbul
No Gejala Kapan Kondisi (baik/
tetap/ kurang)
1
2
3
4
5

5. Saat sekarang ini sedang menderita sakit lain (yang sudah didiagnosa oleh tenaga
medis)
a. Ya, bila ya sebutkan: ………………….. b. Tidak
6. Apakah ada anggota serumah juga menderita gejala serupa (tersangka DBD)?
a. Ada b. Tidak

D. SPESIMEN DIPERIKSA
No Jenis Sampel diperiksa Hasil Lab Keterangan
1
2
3
4
5

E. PEMERIKSAAN JENTIK
No Tempat Pemeriksaan Jentik Hasil Pemeriksaan Keterangan
Dlm Luar
rumah rumah
1
2
3
4

4
F. PENGOBATAN DAN KONDISI TERAKHIR
1. Perawatan yang diberikan:
a. …………………..
b. ………………..
c. …………………..
2. Keadaan penderita saat ini:
a. Sembuh
b. Meninggal, tanggal ………
c. Tetap

Pewawancara

………………….

5
Formulir Penemuan/ Pelacakan KLB DBD

Puskesmas/ RS:. ……… Kabupaten: ……….. Tanggal wawancara: ……………

Anda mungkin juga menyukai