Anda di halaman 1dari 5

BUDAYA PENGGEMAR DI ERA DIGITAL (STUDI ETNOGRAFI

Judul
VIRTUAL PADA PENGGEMAR BTS DI TWITTER)
Jurnal Jurnal Ilmu Komunikasi : Media dan Industri Kreatif
Volume &
Vol 2 No 1, Hal 1-10
Halaman
Tahun 2019
Penulis Shane Savera Sa'diyah
Reviewer Moch. Sugiharto (18043010024)
Tanggal 03 Februari 2020

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan berkembangnya teknologi


Latar Belakang internet di berbagai bidang kehidupan manusia, tidak terkecuali
aktivitas fandom.
Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang bagaimana
budaya penggemar di era digital dengan melihat aktifitas-aktifitas
Tujuan Penelitian
penggemar yang dilakukan oleh para anggota fandom melalui media
sosial.
Subjek penelitian ini adalah fandom ARMY di media sosial Twitter,
Subjek Penelitian
akun @BTSARMYINDONESIA
Studi etnografi virtual Christine Hine (2015) dengan metode kualitatif.

Dengan menggunakan metode etnografi virtual, peneliti mampu


menjelaskan fenomena secara mendalam karena peneliti menjadi
bagian dari subjek yang diteliti dengan cara mengikuti aktivitas
penggemar di dunia virtual/maya. Peneliti menjadi bagian dari
followers akun fanbase ARMY di media Twitter. Menurut Rusli
(2014), etnografi virtual merupakan metode etnografi yang dilakukan
untuk melihat fenomena sosial dan atau kultur pengguna di ruang
siber. Bahkan Bell (2001) menyatakan, bahwa metode etnografi ini
merupakan metode utama dan penting untuk melihat fenomena budaya
siber di internet. Christine Hine dalam Nasrullah (2017:9) menyatakan
bahwa etnografi virtual merupakan metodologi yang digunakan untuk
menyelidiki internet dan melakukan eksplorasi terhadap entitas (users)
saat menggunakan internet tersebut. Dari sekian akun fandom ARMY
Metode Penelitian Indonesia, peneliti memilih akun @BTSARMYINDONESIA sebagai
subjek penelitian. Akun ini menyatakan dirinya sebagai fanbase
ARMY Indonesia melalui username yang digunakan serta postingan-
postingan yang berisikan informasi mengenai BTS dan ARMY.
Pemilihan akun tersebut berdasarkan jumlah pengikut (follower) dan
postingan terbanyak, yaitu jumlah pengikut mencapai 158.000 dan
postingan tweet yang telah mencapai 38.000. Penelitian ini berfokus
pada seluruh teks dan media yang diposting penggemar pada akun
fanbase Twitter @BTSARMYINDONESIA saat melakukan budaya
penggemar. Selanjutnya unit analisis data sekunder adalah postingan
wawancara dengan para cyberfandom ARMY sebagai data tambahan
untuk melengkapi kebutuhan informasi penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan ada dua, yakni exploring field sites
yakni Melakukan observasi kepada akun fanbase BTS ARMY
INDONESIA dan Online interview yakni Melakukan wawancara
secara online kepada informan penelitian melalui fitur direct
messager.
1. New Media

New Media merupakan gabungan antara media-media yang ada di


masyarakat yang bisa diakses dari satu media, yaitu komputer atau
benda elektronik lainnya yang secara online masuk ke jaringan
internasional (McQuail, 2011). New Media memiliki beragam jenis
seperti website, blog, dan yang seringkali digunakan oleh masyarakat
pada umumnya, yaitu media sosial.

2. Fan Studies

Jenkins (2013) dalam bukunya yang berjudul Textual Poacher:


Television Fans and Participatory Culture, mendefinisikan istilah fan
adalah singkatan dari ‘fanatik’ kata yang berarti seorang pelayan kuil,
seorang pemuja,' yang lebih mengarah pada konotasi yang lebih
negatif, termasuk 'kegilaan', dan 'obsesif'. Namun, saat ini penggemar
tidak hanya dikaitkan dengan “obsesi” namun menjadi audiens yang
aktif dan kreatif. Seperti yang disampaikan oleh Jenkins (2013) bahwa
penggemar tidak hanya menjadi konsumen namun juga aktif menjadi
produsen. Ketika fans atau penggemar berinteraksi satu sama lain dan
membentuk suatu komunitas, itulah yang sering dinamakan fandom.
Dalam bukunya, Textual Poachers, Jenkins (2013) menjelaskan bahwa
fandom dijadikan basis aktifitas para penggemar, dan menunjukkan
Teori yang kekuatan sipilnya. Fandom juga dijadikan jalan untuk
digunakan mengimplementasikan budaya penggemar dan membantu proses
produksi. Budaya penggemar adalah kegiatan yang dilakukan oleh
individu-individu dalam suatu fandom. Lucy Benneth (2014)
menyampaikan dalam penelitiannya bahwa perkembangan teknologi,
terutama internet memberikan dampak yang positif terhadap
perkembangan fandom. Lucy memberikan penjelasan bahwasanya ada
empat bidang dalam fandom yang mendapat dampak terbesar berkat
adanya internet dan media sosial, empat bidang tersebut adalah : (1)
komunikasi (2) kreativitas, (3) pengetahuan dan (4) organisasi dan
kekuatan sipil.

3. Korean Wave

Dari sekian idol Korea saat ini, boygroup BTS masih menjadi
perbincangan di banyak kalangan. Prestasi yang terus didapatkan oleh
boyband ini, semakin menunjukkan bahwa idol K-Pop benar-benar
bersaing di kancah industri musik internasional. BTS (Bangtan Boys)
adalah boyband dari Korea Selatan di bawah naungan agensi BigHit
Entertainment yang beranggotan tujuh orang laki-laki. BTS
merupakan singkatan dari Bangtan Sonyeondan, yang bermakna
Bulletproof Boy Scouts. Mereka memulai debut pada 13 Juni 2013
dengan lagu “No More Dream” dari album pertamanya yaitu 2 Cool 4
Skool. BTS terkenal sebagai boygroup yang memproduseri musiknya
sendiri.
Melalui aktivitas, respon dan unggahan yang dilakukan oleh fandom
ARMY di akun Twitter BTS ARMY INDONESIA, peneliti
menemukan berbagai macam bentuk budaya penggemar yang
dilakukan oleh fandom dari salah satu produk Korean Wave, yakni K-
Pop. Budaya penggemar tersebut ditemukan pada empat konteks
fandom di internet yang disampaikan Lucy Benneth (2014:2) , yakni
bidang komunikasi, kreativitas, pengetahuan dan kekuatan sipil atau
organisasi.

Di bidang komunikasi, karena komunikasi yang dilakukan oleh


fandom ARMY adalah melalui media sosial maka identitas yang
digunakan oleh akun fanbase dan para anggota ARMY adalah
identitas virtual. Dimana kebanyakan dari mereka menggunakan
profile picture bukan dari foto mereka sendiri, melainkan foto member
BTS, dan menggunakan nama modifikasi member BTS sebagai nama
akunnya. Akun BTS ARMY INDONESIA sebagai akun fanbase
ARMY di Indonesia tidak hanya melangsungkan komunikasi secara
linier, namun juga interaksional karena admin fanbase ikut berbalas
komentar dengan penggemar yang lain.

Di bidang kreativitas, adalah salah satu bidang yang mampu merubah


mindset masyarakat mengenai penggemar. Jika penggemar dahulunya
disebut sebagai orang yang histeris dan gila, dengan adanya kreativitas
Hasil Penelitian
inilah penggemar patut disebut sebagai audiens yang aktif dan kreatif
dengan membuat fan production, diantaranya meme, fan edit, fan
cover, dan fan fiction sehingga karya buatan penggemar ini bisa
dijangkau dan diapresiasi oleh audiens yang lebih luas.

Di bidang pengetahuan, akun fanbase menjadi akun yang bertanggung


jawab atas ketersediaan informasi terbaru mengenai idola. Sehingga
terlihat sangat jelas bahwa fandom melalui akun fanbase di media
sosial memenuhi kebutuhan informasi penggemar.

Dan di bidang kekuatan sipil, penggemar yang tergabung dalam


fandom berusaha sekuat mungkin untuk menyelesaikan misi mereka
dalam suatu fan project.

Dari pemaparan penulis pada jurnal diatas, budaya penggemar di era


digital mengalami pergeseran, dari yang sebelumnya dipenuhi dengan
aktivitas di dunia nyata seperti penggunaan fashion ala idola,
pembelian karya fisik idola, dan lainnya menjadi aktivitas yang
terintegrasi melalui internet, yakni media sosial. Budaya penggemar
juga menunjukkan bahwa penggemar tidak hanya berperan sebagai
konsumsi teks media saja, melainkan juga produsen teks atau media
melalui berbagai aktivitas partisipasinya di media sosial, yakni
Twitter.
Telah dipaparkan dengan gamblang bagaimana penelitian yang telah
dilakukan, serta lengkapnya data lapangan yang didapat, kejelasan
Kelebihan
bahasa yang digunakan sehingga memudahkan dalam memahami isi
jurnal sendiri.
Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari
Kekurangan
jurnal ini.

Perbedaan Kuantitatif dan Kualitatif

Keterangan Kuantitatif Kualitatif


Memiliki sifat yang khusus,
Bersifat umum, fleksibel,
terperinci, dan statis. Alur
dan dinamis. Penelitian
dari penelitian kuantatif
Desain Penelitian kualitatif sendiri dapat
sendiri sudah direncanakan
berkembang selama proses
sejak awal dan tidak dapat
penelitian berlangsung.
diubah lagi.
Dapat dianalisis selama
Dapat dianalisis pada tahap
Analisis Data proses penelitian
akhir sebelum laporan.
berlangsung.
Memiliki subjek penelitian Memiliki subjek penelitian
Istilah Subjek Penelitian yang biasa disebut dengan yang biasa disebut dengan
narasumber. responden.
Penelitian kualitatif
memandang "Fakta /
Kebenaran" tergantung pada
cara peneliti
Penelitian kuantitatif
menginterpretasikan data.
memandang
Hal ini dikarenakan ada hal-
"Fakta/Kebenaran" berada
hal kompleks yang tidak
pada objek penelitian di luar
bisa sekedar dijelaskan oleh
sana. Peneliti harus netral
Cara Memandang Fakta angka, seperti perasaan
dan tidak memihak. Apapun
manusia. Penelitian
yang ditemukan di lapangan,
kuantitatif berangkat dari
itulah fakta. Penelitian
data yang kemudian
kuantitatif berangkat dari
dijelaskan oleh teori-teori
teori menuju data.
yang dianggap relevan,
untuk menghasilkan suatu
teori yang menguatkan teori
yang sudah ada.
Pengumpulan data dilakukan
berfokus pada sesuatu yang
dengan menggunakan
tidak bisa diukur oleh hitam
serangkaian instrumen
putih kebenaran, sehingga
penelitian berupa tes /
pada penelitian kualitatif
kuesioner. Data yang
peneliti mengorek data
terkumpul kemudian
sedalam-dalamnya atas hal-
Pengumpulan Data dikonversikan menggunakan
hal tertentu. Sehingga,
kategori/kriteria yang sudah
kualitas penelitian kualitatif
ditetapkan sebelumnya.
tidak terlalu ditentukan oleh
Kualitas penelitian
banyaknya narasumber yang
kuantitatif ditentukan oleh
terlibat, tetapi seberapa
banyaknya responden
dalam peneliti menggali
penelitian yang terlibat.
informasi spesifik dari
narasumber yang dipilih.
Dipresentasikan dalam
bentuk hasil penghitungan
matematis. Hasil
Berupa interpretasi peneliti
penghitungan dianggap
akan sebuah fenomena,
sebagai fakta yang sudah
Representasi Data sehingga laporan penelitian
terkonfirmasi. Keabsahan
akan lebih banyak
penelitian kuantitatif sangat
mengandung deskripsi.
ditentukan oleh validitas dan
reliabilitas instrumen yang
digunakan.
Fenomenologi, etnografi, Eksperimen, survey,
Macam Metode
studi kasus, historis, korelasi, regresi, analisis
grounded theory. jalur, expost facto.
Memperoleh pemahaman Menjelaskan hubungan antar
mendalam, mengembangkan variabel, menguji teori,
Tujuan Penelitian teori, mendeskripikan melakukan generalisasi
realitas dan kompleksitas fenomena sosial yang
sosial. diteliti.
Jenis Data Deskriptif dan eksploratif Numerik dan statistik
Hasil penelitan kualitatif
Hasil penelitian kuantitatif
memiliki implikasi yang
berupa fakta/teori yang
terbatas pada situasi-situasi
berlaku secara umum
Implikasi Hasil Riset tertentu. Sehingga, hasil
(generalized). Kapanpun dan
penelitian kualitatif tidak
di manapun, fakta itu
bisa digeneralisasi dalam
berlaku.
setting berbeda.

Anda mungkin juga menyukai