Anda di halaman 1dari 23

I.

TEORI
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri
dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan
yang bersifat universal (Linsley,1991). Air merupakan sumber daya alam yang
diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup.
Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk
berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan
dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air
(Effendi,2003). Suatu perairan merupakan ekosistem yang kompleks sekaligus
merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar
seperti ikan dan berbagai jenis makhlik hidup yang berukuran kecil(mikroba) yang
hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Perairan alami mempunyai sifat
yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu selama sistem didalamnya
mengalami gangguan atau hambatan antara lain dalam bentuk pencemaran
(Nugroho, 2006). Agar air layak untuk dikonsumsi sebagai air minum maka air
yang berasal dari berbagai jenis sumber air harus terlebih dahulu diolah. Secara
umum pengolahan air dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu pengolahan untuk
domestik misalnya air konsumsi rumah tangga, pengolahan untuk keperluan khusus
industri, dan pengolahan air untuk layak dibuang ke lingkungan. Air untuk
keperluan domestik harus didisinfeksi terlebih dahulu untuk menghilangkan
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (Situmorang, 2007).
Sumber air untuk keperluan domestik, misalnya air minum dapat berasal
dari beberapa sumber yaitu dari aliran sungai yang masih relatif sedikit
terkontaminasi, berasal dari mata air pegunungan, berasal dari danau dan berasal
dari tanah atau sumber lain sepertiair laut. Air tersebut harus terlebih dahulu diolah
didalam wadah pengolahan air sebelum didistribusikan kepada penggguna. Variasi
dari sumber air akan mengandung senyawa yang berbeda, maka harus dikelola
terlebih dahulu untuk menjadikan air minum aman untuk dikonsumsi, yaitu air yang
tidak mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan berupa senyawa kimia atau
mikroorganisme. Air yang akan digunakan untuk keperluan industri, misalnya
untuk pendingin mesin-mesin industri, kesadahan air harus dihilangkan serendah
mungkin agar tidak terjadi pengendapan di dalam mesin dan kehadiran bakteri dan
mikroorganisme didalam air tidak menjadi masalah. Air limbah yang akan
dikembalikan kedalam air sungai maka pengolahannya harus lebih ketat agar semua
senyawa pencemar yang membahayakan lingkungan dapat dihilangkan sehingga
tidak membahayakan lingkungan. Air buangan umumnya mengandung komponen
pencemar seperti senyawa kimia pengoksidasi dan pereduksi, sedimen, kotoran,
lumpur, minyak, bakteri patogen, virus, garam, nutrien, pestisida, senyawa organik,
logam berat dan bahan-bahan lain yang mengapung, melayang dan tersuspensi
didalam air. Agar air buangan ini dapat di kembalikan atau digunakan kembali
maka perlu dilakukan usaha untuk memisahkan bahan pencemar ini dari dalam air
(Situmorang, 2007).

Karakteristik Air
Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis yang sangat mempengaruhi
kualitas air tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu kepada beberapa
parameter guna memperoleh air yang layak untuk keperluan domestik terutama
pada industri minuman.

Karakteristik Fisik Air


Karakteristik fisika air ialah karakter pada air yang dapat terlihat langsung melalui
fisik air tanpa harus melakuka n pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut.
Karakteristik fisika pada air meliputi:

A. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik danorganik
yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan
industri.
B. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.

C. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi
yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

D. Solid (Zat padat)


Kandungan zat padat menimbulkan bau, juga dapat meyebabkan turunnya kadar
oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air

E. Bau dan rasa


Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta
oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh
adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

Karakteristik Kimia Air


Karakteristik kimia air menyatakan banyaknya senyawa kimia yang terdapat di
dalam air, sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan sebagian lagi
sebagai kontribusi aktivitas makhluk hidup. Beberapa senyawa kimia yang terdapat
didalam air dapat dianalisa dengan beberapa parameter kualitas air. Parameter
kualitas air tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
A. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi.
Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana
disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

B. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin
baik.
C. BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air secara
biologi.
D. COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik secara kimia.
E. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun
sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri
(air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah
dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu
terlarut yang tinggi dalam air.
F. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau
ligan, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen
terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia (Farida, 2002).

Karakteristik Biologis Air


Organisme mikro biasa terdapat dalam air permukaan, tetapi pada umumnya tidak
terdapat pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh aquifer. Organisme
yang paling dikenal adalah bakteri. Adapun pembagian mokroorganisme didalam
air dapat di bagi sebagai berikut :
A. Bakteri
Dengan ukuran yang berbeda-beda dari 1-4 mikron, bakteri tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Bakteri yang menimbulkan penyakit disebut disebut bakteri
patogen.
B. Organisme Colliform
Organisme colliform merupakan organisme yang tidak berbahaya dari kelompok
colliform yang akan hidup lebih lama didalam air daripada organisme patogen.
Akan tetapi secara umum untuk air yang dianggap aman untuk dikonsumsi, tidak
boleh lebih dari 1 didalam 100ml air.
C. Organisme Mikro Lainnnya
Disamping bakteri, air dapat mengandung organisme mikroskopis lain yang tidak
diinginkan berupa ganggang dan jamur. Ganggang adalah tumbuh-tumbuhan satu
sel yang memberi rasa dan bau pada air. Pertumbuhan ganggang yang berlebihan
dapat dicegah dengan pemakaian sulfat tembaga atau klorin. Jamur adalah tanaman
yang dapat tumbuh tanpa sinar matahari dan
pada waktu tertentu dapat merajalela pada pipa–pipa air, sehingga menimbulkan
rasa dan bau yang tidak enak (Linsley, 1991).

Penggolongan dan Sifat Air


Penggolongan Air
Peraturan mentri No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa
golongan menurut kegunaannya. Adapun penggolongan air menurut kegunaanya
adalah sebagai berikut:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
Sifat Air
Air memiliki sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain.
Sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan makhluk hidup, yakni
0oC(32oF)-100oC, air berwujud cair. Suhu OoC merupakan titik beku
(freezing point) dan suhu 100oC merupakan titik didih (boiling point) air.
Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat didalam jaringan tubuh makhluk
hidup maupun air yang terdapat di laut sungai, danau, badan air yang lain
akan berada dalam bentuk gas atau padatan, sehingga tidak akan terdapat
kehidupan di muka bumi ini karena sekitar 60%-90% bagian sel makhluk
hidup adalah air.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak
menjadi panas ataupun dingin dalam seketika.
3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Sifat ini
merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya
penyebaran panas secara baik di bumi.
4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia. Sifat ini memungkinkan nutrien terlarut diangkut keseluruh
jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang
masuk kedalam tubuh makhluk hidup dapat dikeluarkan kembali.
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi, sehingga menyebabkan air
memiliki sifat dapat membasahi suatu bahan secara baik (higger wetting
ability) dan juga memungkinkan terjadinya sisitem kapiler, yaitu
kemampuan bergerak dalam pipa kapiler.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang meregang ketika membeku.
Pada saat membeku, air meregang sehingga es memliki nilai densitas yang
lebih rendah daripada air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah
yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan sehingga
kehidupan organisme akuatik tetap dapat berlangsung (Effendi, 2003).

II. TUJUAN

Untuk mengetahui keberadaan bakteri coliform pada sampel air

III. ALAT & BAHAN

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Kawat ose
4. Gelas ukur
5. Bunsen
6. Inkubator
7. Media NA
8. Air keran kosan

IV. PROSEDUR KERJA

1. Mensterilisasi semua alat yang akan di gunakan.


2. Mengambil sampel air dengan menggunakan kawat ose yang dipanaskan
terlebih dahulu diatas api bunsen hingga memijar
3. Menanam sampel air tersebut dengan menggunakan metode gores pada
media NA miring yang sudah didinginkan terlebih dahulu sehingga media
menjadi padat.
4. Menginkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37oC.
5. Mengamati bakteri yang tumbuh.

V. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Keterangan
1 Terdapat 9 koloni bakteri
yang tumbuh pada
permukaan media NA
miring dengan
menggunakan metode
gores.
Nama : Amaliana Tanggal praktikum : 28 April 2014

NIM : 1305865 Tanggal laporan : 7 Mei 2014

Judul praktikum : Uji Penduga (Presumtive test) bakteri coliform

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum mikrobiologi pangan yang telah dilakukan minggu lalu


kami melakukan praktikum mengenai pemeriksaan mikroorganisme pada air,
sampel air yang kelompok kami gunakan adalah air keran kosan. Kami melakukan
praktikum pemeriksaan mikroorganisme pada air keran kosan dengan
menggunakan metode agar miring yaitu dengan menggunakan media pertumbuhan
NA.

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara
karena tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air oleh karena itu manusia
tidak dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air juga merupakan
zat yang paling parah akibat pencemaran. Penyakit-penyakit yang menyerang
manusia dapat ditularkan dan disebarkan melalui air. Penyakit-penyakit tersebut
merupakan akibat semakin tingginya kadar pencemar yang memasuki air.
Pengadaan air bersih untuk keperluan air minum, harus memenuhi persyaratan yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah. Air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia, dan radioaktif. Parameter
wajib penentuan kualitas air minum secara mikrobiologi adalah total bakteri
Coliform dan Escherichia coli. Semakin sulitnya penyediaan air yang layak
dikonsumsi serta modernisasi yang menuntut kepraktisan kebutuhan hidup
menyebabkan pergeseran kebiasaan dan perilaku manusia. Air layak minum harus
memenuhi syarat kimiawi maupun bakteriologis. Salah satu indicator untuk air
layak minum adalah jumlah bakteri yang terkandung. Menurut persayaratan Dirjen
POM , batas cemaran bakteri dalam makanan dan minuman adalah angka TPC <
100 / ml sample.

Berdasarkan hasil pengamatan, setelah diinkubasi dengan suhu 37oC selama


2 hari diketahui bahwa pada media pertumbuhan NA terdapat 6 koloni kecil bakteri
dan 3 koloni besar bakteri. Hal ini terjadi bisa disebabkan karena terjadi
kontaminasi pada saat praktikum, sumber mata air tersebut sudah tercemar dan
Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah mangandung zat-zat anorganik maupun
zat-zat organic yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme
yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat
anorganik. Menurut saya air keran yang dijadikan sampel ini sangat tidak layak
untuk diminum secara langsung karena mengandung bakteri koliform yang
melebihi standar. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor SNI -01-3553-
1996 dalam surat keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
KEP-02/MENKLH/I/1988 menyatakan bahwa parameter kwalitas air minum
berdasarkan parameter bakteriologisnya yaitu bakteri koliform. Bakteri coliform
merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum. Adanya bakteri
coliform dan E.Coli pada sumber air, mengindikasikan kalau air tersebut kurang
higenis untuk dijadikan sebagai air minum. Karena bakteri ini biasanya berasal dari
kotoran hewan manusia. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli,
Enterobacter aerogenes, Citrobacterfruendii dan bakteri lainnya. Meskipun jenis
bakteri ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan penyakit tertentu secara
langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi yang
rendah (Suprihatin, 2004). Oleh karena itu air minum harus bebas dari semua jenis
coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas adalah Shigella,
yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah. Jenis
bakteri coliform tertentu, misalnya E coli O:157:H7, bersifat patogen dan juga dapat
menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak badan.
Bakteri coliform ini menghasilkan zat ethionine yang pada penelitian menyebabkan kanker.
Bakteri-bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti Indole,
skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh. E. coli dapat
menyebabkan diare dengan metode:

1. produksi enterotoksin yang secara tidak langsung dapat menyebabkan


kehilangan cairan
2. invasi yang sebenarnya lapisan epitelium dinding usus yang menyebabkan
peradangan dan kehilangan cairan.

VII. KESIMPULAN

 Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis yang sangat


mempengaruhi kualitas air tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu
kepada beberapa parameter dengan tujuan untuk memperoleh air yang layak
untuk keperluan domestik terutama pada industri minuman.
 Parameter terpenting untuk menentukan kualitas air minum secara
mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coli.
 Air keran yang dijadikan sampel pada saat praktikum sangat tidak layak jika
langsung dikonsumsi dan mengindikasikan kalau air tersebut kurang higenis
untuk dijadikan sebagai air minum.karena mengandung bakteri koliform
yang melebihi batas standar karena semakin tinggi tingkat kontaminasi
bakteri coliform, semakin tinggi pula resiko kehadiran bakteri-bakteri
patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan dan bisa
menimbulkan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/261/LAPPEN_Sus
anti%20Pudji%20Hastuti-
Lusiawati%20Dewi__Uji%20air%20minum%20_BAB%20II.pdf?sequence=3

http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_1no_3/129-133.pdf

Slamet, 1994. Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang dibeberapa Depo
Air Minum Isi Ulang di Daerah Lenteng Agung dan Srengseng Sawah Jakarta
Selatan (Online)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20807/4/Chapter%20II.pdf .
Diakses 29 Agustus 2013

http://sinarkesehatan.blogspot.com/2013/09/laporan-lengkap-bakteriologis.html

http://www.scribd.com/doc/211434612/bakteriologi
Nama : Isnaeni Apriliani Tanggal Praktikum : 28 April 2014
NIM : 1305572 Tanggal Laporan : 7 Mei 2014
Judul Praktikum : Uji penduga (presumtive test) Bakteri coliform

VI. PEMBAHASAN
Pemeriksaan air secara mikrobiologis sangat penting dan dapat dilakukan
terhadap semua jenis air yang ada, terutama dilakukan untuk menentukan standar
kualitas air. Pencemaran air secara biologis yang mungkin terdapat dalam air,
minuman, atau makanan, terutama adalah mikroorganisme penyebab penyakit
(patogen) penghasil racun atau yang dikenal sebagai pencemar.

Pemeriksaan air secara mikrobiologis baik secara kualitatif maupun secara


kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukur derajat pencemaran. Selain adanya
mikroorganisme dalam air, juga terdapat bahan organik yang perlu mendapat
perhatian sebab jumlah bahan organik yang mencemari air sangat mempengaruhi
kesuburan pertumbuhan mikroorganisme.

Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogen.


Bakteri Coliform terdiri atas dua jenis, yaitu bakteri Coliform fekal dan bakteri
Coliform non fekal. Dimana, bakteri Coliform fekal adalah bakteri yang
mempunyai peran sebagai pengindikasi adanya pencemaran bakteri patogen.
Bakteri Coliform fekal ini berasal dari kotoran manusia dan hewan, misalnnya
Escherichia coli. Sedangkan bakteri Coliform non fekal adalah bakteri yang berasal
dari hewan atau tanaman yang sudah mati, misalnya Enterobacter aerogenes.
Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.

Pada praktikum yang kami lakukan pada hari Senin tanggal 28 April 2014
yaitu mengenai Uji penduga (Presumtive test bakteri Coliform). Dalam praktikum
kali ini, kami menggunakan beberapa sampel air sebagai objek pengamatan,
diantaranya adalah air keran kosan, air galon isi ulang, dan air minum dari mata air.
Dalam praktikum kali ini, kelompok kami bertugas untuk mengamati bakteri yang
terdapat pada air keran kosan, sampel air yang kami amati untuk pengamatan ini
adalah air keran kosan yang berasal dari kosan salah satu teman kami yaitu Olin
Marlina yang berlokasi di Panorama. Dalam praktikum ini, kami mengamati sampel
air keran kosan pada media NA miring dengan menggunakan metode gores secara
duplo yang kemudian menginkubasinya selama dua hari.

Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan 9 koloni bakteri yang


terdapat pada permukaan media, diantaranya adalah 6 koloni kecil dan 3 koloni
besar. Bakteri yang tumbuh tersebut merupakan bakteri patogen, karena
berdasarkan teori yang saya baca, suatu bakteri dikatakan patogen apabila bakteri
tersebut sudah membentuk koloni. Bakteri yang kami temukan ini kemungkinan
besar adalah golongan bakteri Coliform, dimana bakteri Coliform yang terdapat
dalam air keran ini merupakan bakteri patogen karena pada umumnya bakteri yang
terdapat pada air keran mentah selalu berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia apabila diminum secara langsung, hal ini membuktikan bahwa pada air
keran yang kami amati banyak terdapat mikroba yang bersifat enteropatogenik dan
toksikgenik yang berbahaya bagi kesehatan.

VII. KESIMPULAN

1. Terdapat bakteri Coliform pada sampel air keran kosan yang diamati
2. Bakteri Coliform yang tumbuh pada permukaan media tersebut hidup secara
berkoloni, hal ini menunjukan bahwa bakteri Coliform yang terdapat pada
air keran kosan tersebut merupakan bakteri Coliform yang patogen dan
berbahaya bagi kesehatan manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas. Bogor :
Institut Pertanian Bogor Press.

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan


Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.
Nama: Naila Fauzia Fadiah Tanggal Praktikum: 28 April 2014

NIM: 1307342 Tanggal Laporan: 7 Mei 2014

Judul Praktikum: Uji Penduga (presumptive test) Bakteri Coliform

VI. PEMBAHASAN

Air yang kita gunakan untuk keperluan sehari-hari mengandung berbagai


jenis mikroba (patogen dan nonpatogen) di dalamnya. Seiring dengan
berkembangnya industri, penduduk dan luasnya areal pemukiman, ketersediaan
akan air bersih yang layak diminum semakin langka. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam menilai kelayakan atau kualitas air unuk menjadi air minum
adalah jenis bakteri yang terkandung di dalamnya. Pemakaian air sungai sebagai air
minum masih aman digunakan asalkan mikroorganisme (bakteri) yang terkandung
di dalamnya tidak bersifat patogen. Air minum yang tercemar oleh kuman dapat
menyebabkan wabah penyakit usus. Ditemukannya kuman-kuman patogen dari air
minum, misalnya Salmonella Tiphy, Shigella dysentriae, Vibrio Cholera,
Escherichia coli merupakan bukti langsung bahwa air minum sudah tercemar
kotoran manusia. Salah satu metode pencegahan yang dapat dilakukan adalah
dengan monitoring kualitas air secara mikrobiologik sebelum dijadikan sebagai
sumber air minum. Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan,
susu, dan lain lain. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri
berbentuk batang, gram negative, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik
fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam
waktu 48 jam pada suhu 35oC. Adanya bakteri coliform di dalam minuman
menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau
toksikgenik yang berbahaya bagi kesehatan.

Keberadaan kuman-kuman patogen dalam sampel air umumnya dalam


jumlah kecil dan karena sukarnya teknik pengisolasian, maka pemeriksaan
bakteriologik air minum untuk mengetahui keberadaan kuman pathogen menjadi
tidak praktis. Selain itu, analisis air tidak memungkinkan dapat menentukan semua
jenis kuman patogen. Oleh karena itu, dilakukan suatu pendekatan dengan
melakukan pemeriksaan bakteriologis terhadap keberadaan kuman komensal usus
manusia, yaitu bakteri koli (koli fekal dan nonfekal) utamanya bakteri Escherichia
coli sebagai indikator terjadinya pencemaran fekal. Digunakannya Escherichia coli
sebagai indikator kualitas air disebabkan Escherichia coli hidup di usus manusia
dan hewan dan keluar melalui tinja sehingga keberadaanya di air memperingatkan
tentang kemungkinan adanya patogen lain yang berasal dari usus atau system
pencernaan hewan dan manusia. Selain itu Escherichia coli juga dapat
memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas pada suhu kamar, sehingga
untuk uji bekteriologik air merupakan indikator yang terpercaya.

Prosedur yang di lakukan pada percobaan kali ini adalah uji penduga
(presumptive test), uji penduga (presumptive test) ialah uji yang bertujuan untuk
mendeteksi mikroorganisme yang dapat diduga sebagai bakteri coliform dan untuk
melihat apakah sample air mampu memfermentasi laktosa. Prosedur pertama
adalah mensterilkan seluruh alat yang akan di gunakan dengan autoklaf dan
menyiapkan sampel yang akan di uji coba, sampel yang di gunakan kali ini adalah
air kran. Kemudian setelah itu, ambil sampel air kran dengan ose lalu masukkan ke
dalam tabung reaksi yang sudah di isi dengan media NA yang di miringkan dengan
cara gores sebanyak 3 kali secara bulak balik, setelah itu di inkubasi selama 2 hari
pada suhu 37oC. Dari data hasil pengamatan, ternyata air kran yang di gunakan
sebagai sampel memiliki jumlah 6 koloni besar bakteri dan 3 koloni kecil bakteri
pada media NA tersebut. Sehingga sampel air kran ini positif mengandung coliform
yang menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik
dan atau toksikgenik yang berbahaya bagi kesehatan.

VII. KESIMPULAN

 Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator


adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu, dan
lain lain. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk
batang, gram negative, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif
yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
jam pada suhu 35oC.
 Uji penduga (presumptive test) ialah uji yang bertujuan untuk mendeteksi
mikroorganisme yang dapat diduga sebagai bakteri coliform dan untuk
melihat apakah sample air mampu memfermentasi laktosa.
 Dari data hasil pengamatan, ternyata air kran yang di gunakan sebagai
sampel memiliki jumlah 6 koloni besar bakteri dan 3 koloni kecil bakteri
pada media NA.
 Adanya bakteri coliform di dalam minuman menunjukkan kemungkinan
adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksikgenik yang
berbahaya bagi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta : PT


Gramedi Pustaka Utama.

Dwijoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.


Nama : Olin Marlina Tanggal Praktikum : 28 April 2014
NIM : 1304930 Tanggal Laporan : 7 Mei 2014
Judul Praktikum : Uji Penduga (Presumtive test) Bakteri coliform

VI. PEMBAHASAN

Air adalah kebutuhan utama sehari-hari kita, dimulai dari memasak, mandi,
mencuci hingga minum. Dan kebanyakan air yang digunakan adalah air keran, atau
dikenal juga dengan air ledeng,di air keran teedapat bahan bahan yang mudah
terkontaminasi baik dai bakteri, Timbal dan Tembaga, Air ledeng atau air keran
tentu melalui pipa-pipa saluran air yang dapat terbuat dari timbal dan tembaga.
Porsi kecil akan timbal dan tembaga yang tidak terlihat oleh mata telanjang kita,
dapat saja berada di dalam air keran kita selagi air itu melalui pipa saluran air
tersebut, Berbagai kimia berbahaya, Dalam keadaan yang paling buruk, ada
kemungkinan bahwa air tersebut dapat berisikan bahan-bahan kimia yang buruk
untuk kesehatan, seperti pupuk, pestisida, arsenik (limbah pembuangan, erosi dan
seterusnya) atau bahkan bahan bakar roket juga dapat berada di dalam air keran
tersebut, By-Product,By-Product adalah produk yang didapatkan sebagai hasil dari
reaksi atau proses kimia sebagai produk sampingan yang terbentuk tanpa sengaja
dalam proses pembuatan produk utamanya,dan sebagai nya.

Semua jenis air sebenarnya mengandung bakteri dan protozoa. Demikian


pula pada air minum yang kita konsumsi sehari-hari baik air keran atau air kemasan
isi ulang. Pada praktikum minggu lalu kami membahas tentang air dan sampel nya
adalah air keran yang ada di kosan , di sini kami tidak melakukan pengenceran
sampel di masukan di tabung reaksi dan di tambahkan NA setelah itu di inkubasi
selama tiga hari. Setalah tiga hari tabung reaksi yang berisi NA tersebut terdapat
Sembilan bakteri di dalam nya , bakteri ini bernama Naegleria fowleri dikenal
dengan karakteristik yang disebut amebaflagellata, yaitu memiliki
bentuk ameboiddan flagellata dalam hidupnya. Siklus hidupnya terdiri atas
stadium trophozoit (ameboid dan flagellata) yang motile dan bentuk kista yang non-
motile dan resisten. Trophozoit bentuk ameboid adalah bentuk satu-satunya yang
dijumpai pada manusia organisme ini biasanya ditemukan di air tawar hangat
seperti kolam, danau, sungai, dan sumber air panas. fowleri dapat menyerang sistem
saraf manusia Meskipun hal ini jarang terjadi, infeksi ini dapat menyebabkan
kematian korban.

VII.KESIMPULAN

Bahwa semua jenis air pasti mengadung bakteri di dalam nya, karena bakteri
di dalam air tersebut terjadi kontaminasi baik itu terhadap alat nya maupun manusia
itu sendiri, di dalam air keran ini terdapat Sembilan bakteri, bakteri ini bernama
Naegleria fowleri yang terdapat di kolam, sungai, danau dan air panas.

DAFTAR PUSTAKA

http://biologipedia.blogspot.com/2013/04/bakteri-dalam-air-minum.html

http://www.tahupedia.com/content/show/218/Ketahui-Apa-Saja-yang-Ada-Di-
Dalam-Air-Keran-Anda
Nama : Tiara rismayanti Tanggal Praktikum : 28 April 2014

NIM : 1305772 Tanggal Laporan : 7 Mei 2014

Judul Praktikum : Uji Penduga (presumtive test) bakteri coliform

VI. PEMBAHASAN

Pada pembahasan kali ini kami akan membahas mengenai praktikum yang
kami laksanakan pada tanggal 28 Mei 2014. Kami melakukan praktikum mengenai
mikroorganisme pada air. Sampel yang kami amati yaitu air keran dari daerah
panorama setiabudi.

Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi
dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air
dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun
(Tarigan, 1988). Air keran pada umumnya berasal dari 2 sumber, sumber pertama
adalah dari air alami seperti waduk, danau, atau sungai (paling umum), dan sumber
lainnya dapat berasal dari air tanah seperti sumur. Sebelum air mencapai keran ,
semua air akan melalui proses penyaringan 4 tahap, yakni koagulasi, pengendapan,
penyaringan dan terakhir adalah disinfeksi Inti dari keempat tahap ini adalah
mengeliminasi atau menghancurkan senyawa-senyawa bakteri dan parasit
berbahaya yang ada di dalamnya. Proses tersebut tidak sepenuhnya membuat air
tersebut menjadi benar-benar bersih. Masih ada kemungkinan akan adanya hal-hal
lain yang dapat masih berada di air tersebut.

Menurut Dwidjoseputro (1989), air alaminya mangandung zat-zat


anorganik maupun zat-zat organic yang merupakan tempat yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme).

Faktor-faktor biotis (dalam hal ini mikroba) yang terdapat di dalam air,
menurut Suriawiria (1985) terdiri dari:

1.Bakteri
2.Fungi (jamur)

3.Mikroalga

4.Protozoa

5.Virus

Kualitas Air

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga harus memenuhi persyaratan
yang sudah ditentukan sesuai peraturan Internasional (WHO dan APHA). Kualitas
air bersih di Indonesia sendiri harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Men. Kes/Per/VIII/77. Menurut
Suriawiria (1985), kualitas tesebut menyangkut:

1. Kualitas Fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.


2. Kualitas Kimia, yaitu yang berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa
ataupun logam yang membahayakan dan pestisida.

Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab


penyakit), pencemar, dan penghasil toksin. Kandungan bakteri E. Coli dalam air
berdasarkan ketentuan WHO (1968) dalam Dwijoseputro (1989), dalam hal jumlah
maksimum yang diperkenankan per 100 ml adalah 1000, air untuk kolam renang
200, dan air minum 1. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air secara biologis
ditentukan oleh kehadiran bakteri E. Coli di dalamnya.

Langkah yang kami lakukan untuk menganalisis mikroorganisme pada air


dengan media agar miring dengan media NA yaitu mensterilisasi tabung reaksi
dengan memasukkannya ke dalam autoclave yang sebelumnya telah dibungkus
dengan kertas selama 30 menit 121 oC selanjutnya menuang media NA pada tabung
reaksi yang telah di sterilisasi lalu mendiamkan dengan posisi miring, lalu
menginokulasi sampel air yang akan diamati dengan cara mencelupkan ose pada air
yang akan diteliti selanjutnya menggoreskan ose tersebut pada media NA dan yang
terakhir menginkubasi media NA tersebut dengan suhu 37oC selama 2 x 24 jam.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan yaitu pada hari ke – 2
setelah isolasi air pada media NA di dapatkan haisl terdapat 9 bakteri pada media
tersebut dengan bentuk 3 bakteri besar dan 6 bakteri besar. Mikroorganisme yang
autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat
anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organic yang memungkinkan
kehidupan mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan
populasi mikroorganisme di dalam air. Pada temperature sekitar 30oC merupakan
temperatur yang baik bagi kehidupan bakteri pathogen yang berasal dari hewan
maupun manusia. Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat
mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak
maksimal. Air yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini
berkaitan dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena
kebanyakan bakteri memerlukan media/substrat yang tenang untuk
perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).

Mikroorganisme patogen dalam air dapat masuk ke dalam tubuh dengan


perantaraan air minum atau infeksi pada luka yang terbuka. Mikroorganism ini
umumnya tumbuh dengan baik di dalam saluran pencernaan keluar bersama feses,
bakteri ini disebut bakteri coliform (Tarigan, 1988). Adanya hubungan antara tinja
dengan coliform,maka bakteri ini dijadikan indikator alami kehadiran materi fekal.
Artinya, jika pada suatu substrat atau benda didapatkan bakteri ini maka langsung
ataupun tidak langsung substrat atau benda tersebut sudah dikenal atau dicemari
oleh materi fekal. Selain itu dijelaskan pula bahwa ada kesamaan sifat dan
kehidupan antara bakteri coliform dengan bakteri lain penyebab penyakit perut,
tifus, paratifus, disentri dan kolera. Oleh karena itu kehadiran bakteri coliform
dalam jumlah tertentu didalam sutau substrat ataupun benda, misalnya air dan
bahan makanan sudah merupakan indikator kehadiran bakteri penyakit lainnya.

Kelompok bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter


aerogenes, dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga
menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya Shigella, yang bisa
menyebabkan diare hingga muntaber (Kompas Cyber Media, 2003 dalam
Kompas.com).
Menurut Supardi dan Sukamto (1999), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu.

a. Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari


kotoran hewan atau manusia.
b. Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada
hewan atau tanaman yang telah mati. Bakteri E. coli memiliki kemampuan
untuk memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 37° Celcius dengan
membentuk asam dan dan gas dalam waktu 48 jam. Sejak diketahui bahwa
E. coli tersebar dalam semua individu, analisis bakterialogis terhadap air
minum ditunjukkan dengan kehadiran bakteri tersebut. Walaupun adanya
bakteri tersebut tidak dapat memastikan adanya bakteri patogen secara
langsung, namun dari hasil yang didapat memberikan kesimpulan bahwa E.
Coli dalam junlah tertentu dalam air dapat digunakan sebagai indikator
adanya bakteri yang patogen.

Aerobacter dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara, memiliki sifat
Coli, dan lebih banyak didapatkan dalam habitat tanah dan air daripada dalam usus,
sehingga disebut “nonfekal” dan umumnya tidak patogen. Pencemaran bakteri fekal
tidak dikehendaki, baik dari segi estetika, sanitasi, maupun kemungkinan terjadinya
infeksi yang berbahaya. Jika dalam 100 ml air minum terdapat 500 bakteri Coli,
mungkin terjadi penyakit gastroenteritis yang segera dapat mengalahkan
mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat tinggal dalam blander (cystitis) dan
pelvis (pyelitis), ginjal dan hati.

Hal-hal yang dapat ada di dalam air keran walaupun sudah melalui tahap
penyaringan selain bakteri yaitu ;

 Timbal dan Tembaga

Air keran tentu melalui pipa-pipa saluran air yang dapat terbuat dari timbal
dan tembaga. Porsi kecil timbal dan tembaga yang tidak terlihat oleh mata ,
dapat saja berada di dalam air keran selagi air itu melalui pipa saluran air
tersebut.

 Berbagai kimia berbahaya

Dalam keadaan yang paling buruk, ada kemungkinan bahwa air tersebut
dapat berisikan bahan-bahan kimia yang buruk untuk kesehatan, seperti
pupuk, pestisida, arsenik (limbah pembuangan, erosi dan seterusnya) atau
bahkan bahan bakar roket juga dapat berada di dalam air keran tersebut.

 By-Product

By-Product adalah produk yang didapatkan sebagai hasil dari reaksi atau
proses kimia sebagai produk sampingan yang terbentuk tanpa sengaja dalam
proses pembuatan produk utamanya. By-Product ini dapat berada di dalam
air keran kita sebagai hasil dari penyaringan .

 Kaporit

Dalam melakukan proses disinfeksi air, Kaporit digunakan sebagai senyawa


kimia yang ditujukan sebagai zat disinfektan air. Kaporit ini sendiri tidak
dapat dikatakan aman, karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman seperti
kulit dan rambut kering, bahkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan
penyakit ginjal. Kadar Kaporit yang tinggi tidak disarankan untuk diminum.

VII. KESIMPULAN

 Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup


 Pada air keran umumnya terdapat bakteri, zat kimia, kaporit, dan by product
 Air keran yang kami amati menunjukkan adanya bakteri, yaitu 9 bakteri
 Bakteri yang ada di air keran biasanya yaitu bakteri koliform yaitu
Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendii
DAFTAR PUSTAKA

http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/view/1332/pdf [online]
diakses pada sabtu , 3 Mei 2014

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031
-
KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/petunju
k_mikro.pdf [online] diakses pada sabtu , 3 Mei 2014

Rahayu, Winarti p. dan C. C.Nurwitri.(2012). Mikrobiologi pangan. Bogor : PT


Penerbit IPB Press.

http://www.tahupedia.com/content/show/218/Ketahui-Apa-Saja-yang-Ada-
Di-Dalam-Air-Keran-Anda [online] diakses pada sabtu , 3 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai