TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Istianah dkk (2018), metode lambat adalah metode dimana proses
fermentasi berlangsung spontan dengan membiarkan media terbuka pada suatu
wadah kayu. Bakteri yang berperan adalah bakteri asetat yang berasal dari udara.
Rendahnya pH pada media menjadikan bakteri yang tidak tahan terhadap pH rendah
tidak dapat tumbuh pada media sehingga bakteri yang dapat tumbuh adalah bakteri
asetat. Media yang ditambahkan pada wadah tidak melebihi dua per tiga kapasitas
wadah sehingga terdapat udara yang cukup untuk pertumbuhan bakteri asetat.
Pengisian bejana dilakukan sampai cairan menempati 50-70% dari total
volume bejana. Fermentasi asetat metode lambat berpengaruh pada permukaan
cairan, di mana konsentrasi oksigen terlarut cukup untuk memastikan konversi
alkohol menjadi bakteri asetat. Fermentation veil selanjutnya terbentuk, di mana
jumlah bakteri acetic aktifnya tinggi. Fermentasi berlangsung antara 8 hingga 14
minggu, tergantung pada komposisi awal larutan alkohol, suhu fermentasi, sifat
mikroorganisme, dan kontak cairan dengan udara (Dabija dan Hatnean, 2014).
Hasil dari proses fermentasi apel menghasilkan cuka sebesar 60-70% dari
volume awal, yang kemudian dapat diganti dengan bahan baku baru dan proses
fermentasi asetat dapat diulangi. Proses fermentasi lambat menghasilkan cuka
bernilai 4-7 derajat asetat. Kualitas cuka yang dihasilkan melalui metode lambat
lebih memiliki keunggulan daripada yang diperoleh dengan menggunakan metode
cepat. Fermentasi lambat lebih disukai untuk mendapatkan cuka apel dan jenis cuka
lain yang berasal dari buah-buahan. Kelebihan metode lambat adalah prosesnya
sangat sederhana walaupun kualitas asam asetat yang dihasilkan berkualitas bagus.
Kelemahan metode lambat adalah prosesnya bisa berlangsung sangat lama bisa
berminggu-minggu bahkan bisa memakan waktu berbulan-bulan. Metode lambat
menghasilkan nilai rendemen tinggi sebesar 75-85% (Dabija dan Hatnean, 2014).
2.2.2. Fermentasi Metode Cepat
German method atau fermentasi metode cepat adalah metode improvisasi
dari produksi cuka yang menyangkut tentang laju reaksi dan yield asam asetat.
Metodenya hampir mirip dengan metode lama, dengan perbedaan utama yaitu
sistem aerasi paksa yang diterapkan pada lubang-lubang pada bagian bejana. Cairan
alkohol di semprotkan pada bagian atas bejana dengan menggunakan mekanisme
penyemprotan untuk meningkatkan kontak permukaan dengan bakteri asam asetat,
dan cairan turun karena gravitasi. Panas yang ditimbulkan oleh reaksi oksidasi akan
diambil dengan pendingin. Pendingin dipasang pada aliran recycle cairan campuran
yang mengandung cuka dari bagian bawah bejana. Bakteri asetat biasanya akan
berhenti memproduksi asam asetat jika kadar asam asetat telah mencapai 12-14%.
Aliran udara pada bejana dialirkan secara countercurrent (Bekatorou, 2019).
Waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi adalah 3-7 hari dengan
termperatur 27-30°C. Temperatur reaksi pada bejana harus di kontrol karena proses
oksidasi dapat melepas panas yang bisa membahayakan bakteri dan menghentikan
proses fermentasi. Metode cepat menghasilkan konsentrasi asam asetat yang lebih
tinggi dan bisa mencapai hingga 14% pada tingkat yang lebih tinggi. Hasil produk
akhir umumnya dianggap berkualitas baik diproduksi dengan cara pengenceran
yang sesuai dengan air. Keuntungan utama metode cepat dibandingkan dengan
metode yang lambat adalah ruang instalasi yang lebih kecil dan biaya modal dan
operasi yang lebih rendah. Kekurangan metode cepat adalah sejumlah besar hasil
produk fermentasi dapat menghilang karena proses penguapan (Bekatorou, 2019).