996-Article Text-2617-1-10-20190731 PDF
996-Article Text-2617-1-10-20190731 PDF
Abstrak
Anak usia prasekolah menganggap sakit adalah sesuatu hal yang menakutkan. Anak
mempunyai keterbatasan dalam mekanisme koping mengatasi krisis tersebut. Intervensi
audiovisual menonton film kartun merupakan teknik distraksi untuk menurunkan
kecemasan pada anak. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh audiovisual
menonton film kartun terhadap tingkat kecemasan saat prosedur injeksi pada anak
prasekolah. Penelitian ini Pre-experimental dengan jenis pretest and posttest one group
design. Pengambilan data dengan mengunakan teknik purposive sampling pada 28
responden. Variabel independen audiovisual menonton film kartun, sedangkan variabel
dependen tingkat kecemasan. Instrumen yang digunakan SOP dan skala kecemasan
HAR-S. Uji statistik menggunakan uji Paired Sample T-Test, dengan signifikasi p< 0,05.
Hasil analisis statistik didapatkan nilai sig (p = 0.001, t = 11,71) yang berarti ada
pengaruh audiovisual menonton film kartun terhadap tingkat kecemasan saat prosedur
injeksi pada anak prasekolah. Diharapkan intervensi audiovisual menonton film kartun
dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan
saat prosedur injeksi pada anak prasekolah.
Kata kunci : Anak Prasekolah, Audiovisual, Kecemasan, Prosedur Injeksi
Abstract
Among preschoolers, illness is a scary thing. Children have limitations in coping
mechanisms to overcome the crisis. Audiovisual intervention in watching cartoons is a
distraction technique to reduce anxiety in children. The purpose of the study was to
analyze the effect of audiovisual cartoon movie on anxiety levels during injection
procedures in preschool children. The design of this study was using Pre-experimental
pretest and posttest one group design. The research collecting the data using purposive
sampling technique on 28 respondents. Independent variable audiovisual watching
cartoons, while dependent variable is anxiety level. The instrument used is SOP and
HAR-S anxiety scale. Statistical tests using the Paired Sample T-Test, with significance p
<0.05. From the results of the statistical analysis, the sig value was obtained (p = 0.001,
t=11.71) which means an audiovisual intervention by on watching cartoons movie was
effective to reduce anxiety levels during the injection procedure in preschool children.
We suggest that audiovisual intervention by watching cartoons movie can be applied as
one of the nursing interventions to reduce anxiety during injection procedures in
preschool children.
Keywords: Anxiety, Audiovisual, Injection Procedure, Preschool Children
15
16 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol. 12, No. 2, Agustus 2019, Hal. 15-29
hospitalisasi bisa menyebabkan stress. (James, 2010 dalam Saputro H dan Intan
Tetapi kenyataaannya tidak semua anak Fazrin, 2017). Di Indonesia sendiri jumlah
mengalami masa-masa menyenangkan, anak yang dirawat pada tahun 2014
anak juga mengalami sakit yang sebanyak 15,26% (Susenas, 2014). Anak
mengharuskan mereka dirawat di rumah usia prasekolah, anak usia sekolah
sakit (Utami, 2014). Sakit dan merupakan usia rentan terhadap penyakit,
hospitalisasi terjadi pada anak bisa sehingga banyak anak usia tersebut harus
mengakibatkan stress dan kecemasan dirawat di rumah sakit, serta menyebabkan
disemua tingkat usia. Penyebab kecemasan populasi anak yang dirawat di rumah sakit
dipengaruhi oleh banyak faktor, dari mengalami peningkatan sangat dramatis
petugas rumah sakit (dokter, perawat, serta (Wong, 2009).
tenaga kesehatan lainnya), lingkungan Miller (2002) kecemasan anak saat
baru, reaksi keluarga yang mendampingi menjalani hospitalisasi berkisar 10%
anak selama perawatan (Nursalam, dkk, mengalami kecemasan ringan, itu
2013). Seringkali mereka harus menjalani berlanjut, sekitar 2% mengalami kece-
intervensi medis atau tindakan invasive masan berat. Penelitian dilakukan untuk
yang dapat menimbulkan ketakutan pada melihat respon hospitalisasi terjadi anak
anak seperti prosedur injeksi, pengambilan usia 3-12 tahun didapatkan bahwa 77%
atau tes sampel darah, operasi, medikasi anak mengatakan nyeri serta takut saat
dan intervensi keperawatan lainnya. dilakukan pengambilan darah, 63% anak
WHO (2012) bahwa 3-10 % anak mengalami kekakuan otot, 63% anak
dirawat di Amerika Serikat baik anak usia menangis sampai berteriak (Burnsnader,
toddler, prasekolah ataupun anak usia 2014 dalam Carla, 2017). Diperkirakan 35
sekolah, di Jerman sekitar 3 - 7% anak per 100 anak menjalani hospitalisasi 45%
toddler dan 5 - 10% anak prasekolah yang diantaranya mengalami kecemasan saat
menjalani hospitalisasi (Purwandari, 2013 menjalani perawatan di Rumah Sakit
dalam Carla, 2017). UNICEF jumlah anak (Depkes, 2010 dalam Widiatmoko, 2018).
usia prasekolah di 3 negara terbesar dunia Berdasarkan data dari Badan Pusat
mencapai 148 juta, 958 anak dengan Statistik (BPS) Jawa Timur dapat
insiden anak yang dirawat di rumah sakit dijelaskan bahwa anak usia prasekolah dari
57 juta anak setiap tahunnya dimana 75% tahun ke tahun semakin meningkat, data
mengalami trauma berupa ketakutan dan tahun 2013 menunjukkan jumlah anak usia
kecemasan saat menjalani perawatan prasekolah yang ada di Jawa Timur
Lilis Fatmawati, Yuanita Syaiful, Diyah Ratnawati 17
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada Anak
Prasekolah
pengobatan. Kondisi cemas yang terjadi Audiovisual yang digemari oleh anak-
pada anak akan menghambat dan anak usia prasekolah adalah kartun atau
menyulitkan proses pengobatan yang gambar bergerak, merupakan media yang
berdampak terhadap penyembuhan pada sangat menarik bagi anak-anak terutama
anak sehingga memperpanjang masa rawat anak usia prasekolah yang memiliki daya
dan dapat beresiko terkena komplikasi dari imajinasi tinggi. Anak juga dapat
infeksi nosokomial serta menimbulkan mengeksplorasi perasaan, emosi, dan daya
trauma pada anak. Untuk mengatasi ingat melalui audio visual, audio visual
memburuknya tingkat kecemasan pada juga dapat membantu perawat dalam
anak, seorang perawat dalam memberikan melaksanakan prosedur infus dan injeksi,
intervensi kepada anak harus memudahkan perawat dalam mendistraksi
memperhatikan kebutuhan anak sesuai agar anak kooperatif dalam pelaksanaan
dengan pertumbuhan anaknya. prosedur terapi (Tamsuri, 2007). Cara yang
Beberapa tindakan yang pernah dilakukan yaitu dengan memfokuskan
dilakukan untuk menurunkan tingkat perhatian pada suatu hal yang disukai oleh
kecemasan pada anak antara lain: bermain anak, misalnya menonton film kartun
boneka, bermain clay, bermain puzzle, (Maharezi, 2014 dalam Hapsari 2016).
aktivitas mewarnai, terapi musik, juga Berdasarkan latar belakang di atas, maka
tehnik komunikasi terapeutik, serta tehnik peneliti tertarik melakukan penelitian
pengalihan perhatian (distraksi). tentang pengaruh audiovisual menonton
Kombinasi antara distraksi pendengaran film kartun terhadap tingkat kecemasan
(audio) dan distraksi penglihatan (visual) saat prosedur injeksi pada anak prasekolah.
disebut distraksi audiovisual, yang
digunakan untuk mengalihkan perhatian METODE
pasien terhadap sesuatu yang membuatnya Penelitian ini menggunakan desain pra-
tidak nyaman, cemas atau takut dengan experimental dengan rancang bangun one-
cara menampilkan tayangan favorit berupa grup pra-post test design. Penelitian
gambar-gambar bergerak dan bersuara dilaksanakan pada 5-28 Januari 2019.
ataupun animasi dengan harapan pasien Populasinya adalah seluruh anak usia
asik terhadap tontonannya sehingga prasekolah yang masuk di Ruang Anak
mengabaikan rasa tidak nyaman dan Rumah Sakit Semen Gresik. Pengambilan
menunjukkan respon penerimaan yang sampel menggunakan teknik purposive
baik. sampling, sebanyak 28 responden.
Lilis Fatmawati, Yuanita Syaiful, Diyah Ratnawati 19
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada Anak
Prasekolah
Tabel 1. Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Intervensi Audiovisual Menonton Film
Kartun Saat Prosedur Injeksi Pada Anak Prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit
Semen Gresik pada tanggal 5-28 Januari 2019
Tabel 2. Pengaruh Audiovisual Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada
Anak Prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit Semen Gresik pada tanggal 5-28
Januari 2019
mengalami kecemasan. Hal ini sesuai dengan marah, dan berontak. Demikian
dengan penelitian yang menyatakan bahwa pula disebutkan oleh Stuart (2009) anak
pengalaman hospitalisasi tidak yang dirawat di rumah sakit dengan
berpengaruh terhadap tingkat kecemasan kecemasan yang tinggi memiliki
anak (Stubbe, 2008 dalam Apriliawati, kecenderungan menjadi hiperaktif dan
2011). tidak kooperatif terhadap petugas
Berdasarkan teori dan hasil penelitian kesehatan serta menimbulkan gangguan
yang didapat, terdapat keselarasan dimana psikologik berupa perubahan perilaku
terdapat beberapa faktor yang dapat seperti gelisah, menangis, dan
mempengaruhi tingkat kecemasan pada memberontak.
anak. Pada anak usia prasekolah penyebab 2. Tingkat Kecemasan Sesudah Intervensi
kecemasan berkaitan dengan umur, Audiovisual Menonton Film Kartun
pengalaman dirawat sebelumnya, yang Saat Prosedur Injeksi Pada Anak
dapat menuyebabkan tinggi atau rendahnya Prasekolah
tingkat kecemasannya. Tingkat kecemasan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
saat prosedur injeksi sebelum intervensi hasil penelitian sesudah dilakukan
audovisual sebagian besar mengalami audiovisual menonton film kartun saat
kecemasan berat 17 responden (60.7%), prosedur injeksi pada anak prasekolah,
dan didapatkan rata-rata skor tertinggi hampir seluruhnya tidak mengalami
pada gejala menangis, merengek, berteriak kecemasan yaitu sebanyak 23 (82.1%).
dan memberontak. Hal ini selaras dengan Penelitian ini sesuai dengan
teori Supartini (2014) dimana anak usia Wahyuningrum (2015) dalam pengaruh
prasekolah menganggap sakit adalah cerita melalui audiovisual terhadap tingkat
sesuatu hal yang menakutkan, kehilangan kecemasan anak usia prasekolah yang
lingkungan yang aman dan penuh kasih mengalami hospitalisasi setelah dilakukan
sayang, serta tidak menyenangkan. Anak intervensi sebagian besar mengalami
menganggap tindakan dan prosedur rumah kecemasan dengan kategori ringan
sakit menyebabkan rasa sakit dan luka di (59.1%). Penelitian Patma (2017) dalam
tubuhnya. penelitiannya tingkat kecemasan setelah
Ketakutan anak muncul karena anak diberikan terapi audiovisual pada pasien
menganggap tindakan dan prosedurnya yang dilakukan pemasangan infus,
mengancam intregitas tubuhnya. Oleh sebagian besar mengalami kecemasan
karena itu, menimbulkan reaksi agresif ringan yaitu 6 responden (66.7%).
66 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol. 12, No. 2, Agustus 2019, Hal. 15-29
kecemasan terutama saat prosedur injeksi, walaupun anak masih tetap harus di
diantaranya dengan distraksi audiovisual dampingi dan tetap dekat dengan
(Tamsuri, 2007). orangtuanya. Hasil uji analisis statistik
Koller dan Goldman (2012) dalam didapatkan adanya perbedaan tingkat
studinya menyatakan bahwa pemberian kecemasan pada pre test dan post test pada
cerita melalui audiovisual guna menurun- anak yang diberikan audiovisual menonton
kan kecemasan termasuk teknik distraksi film kartun saat prosedur injeksi. Ini
kecemasan dengan teknik audiovisual. berarti bahwa ada pengaruh audiovisual
Perhatian anak yang terfokus kepada cerita menonton film kartun dalam menurunkan
audiovisual yang disimaknya mendis- tingkat kecemasan saat prosedur injeksi
traksikan atau mengalihkan persepsi pada anak prasekolah, baik secara
kecemasan anak dalam korteks serebral. subyekstif maupun obyektif. Hal tersebut
Dengan intervensi audiovisual menonton sesuai dengan teori bahwa salah satu cara
film kartun akan memberikan rangsangan yang dapat dilakukan untuk pengendalian
distraksi berupa visual, auditory dan kecemasan adalah tehnik distraksi
tactile. Perasaan aman dan nyaman yang audiovisual untuk mengalihkan perhatian
dirasakan anak akan merangsang tubuh anak (Tamsuri, 2007, dalam Agustina
untuk mengeluarkan hormon endorphine. 2015). Perhatian anak menjadi teralihkan
Melalui pemberian audiosivisual pada film kartun yang disukai anak, yang
menonton film kartun yang diberikan oleh menyebabkan anak tidak lagi memikirkan
perawat diharapkan dapat membantu anak prosedur injeksi, anak menjadi rileks dan
dalam mengatasi permasalahan dengan nyaman sehingga menurun kecemasannya.
meminta mereka ikut terlibat tentang
kegiatan atau tindakan injeksi yang KESIMPULAN
diberikan oleh petugas sehingga dapat Sebelum diberi intervensi sebagian
membantu membangun pikiran dan responden memiliki kecemasan berat,
kemungkinan dapat menyelesaikan sedangkan sesudah diberi intervensi
masalah yang berhubungan dengan hampir seluruh responden tidak mengalami
penyakit, perpisahan selama dirawat, kecemasan. Sehingga Ada pengaruh
kecacatan dan keterasingan. Hal ini terlihat pemberian audiovisual menonton film
pada saat penelitian anak menjadi fokus kartun terhadap penurunan tingkat
dengan tayangan audiovisual menonton kecemasan saat prosedur injeksi pada anak
film kartun dibandingkan prosedur injeksi, prasekolah.
Lilis Fatmawati, Yuanita Syaiful, Diyah Ratnawati 69
Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Prosedur Injeksi Pada Anak
Prasekolah
Vol. 3 No. 1. Vol. 3 No. 1 (2017). Tsai, C. (2007), ‘The effect of animal
http://jurnal.akfarsam.ac.id/index.php/jl assisted therapy on children’s stress
m_akfarsam/article/view/98 during hospitalization’. Doctoral
Disttertasi of Phylosopy. University of
Sutrisno, Widodo, G.G, Susanto, H.,
Marylan, School of Nursing.
(2017). Kecemasan Anak Usia Sekolah
Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Utami, Yuli. (2014). DampakHospitalisasi
Informasi Saat Pemberian Obat Injeksi Terhadap Perkembangan Anak. Jurnal
di RSUD Ambarawa. Journal Ilmu Ilmiah Widya Volume 2, Nomor 2. Hal.
Kesehatan 2 (2) 2017, 99-106. http:// 9-20.
ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/jik Wahyuningrum I, (2015). Pengaruh Cerita
a/ Melalui Audiovisual TerhadapTingkat
Stuart, Gail W. (2016). Keperawatan kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang
Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier. Mengalami Hospitalisasi Di RSU PKU
Muhmmadiyah Bantul. Skripi S1
Stubbe, D. A. (2008). A focus on reducing
Program Studi Ilmu Keperawatan
anxiety in children hospitalized for
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Email:
cancer and diverse pediatric medical
disease through a self-enganging art fhya091193@gmail.com
therapy. Dissertation. The Faculty of Wong, D. L. et.al. (2009). Buku Ajar
the School of Professional Psychology. Keperawatan Pediatrik, vol 1. Jakarta:
Chestnut Hill Colleege. EGC
Tamsuri. (2007). Konsep dan Yongblut, J.M. (2010). “Alternate Child
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC Care, History of Hospitalization, And
Preschool Child Behavior”. Nurs Res,
Townsend, Mary C. (2009), Buku Saku
48 (1), 29-34.
Diagnosa Keperawatan pada
Keperawatan Keperawatan Psikiatri
Edisi 6. Jakarta: EGC.