Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOFARMASI SEDIAAN INTRA UTERUS


Revisi I
Dosen: Prof. Dr.Teti Indrawati, MS. Apt.

Disusun Oleh :

WAHYUDI ANGGRIAN (17330724)


AGNES ANGGRENI SILABAN (17330728)
PERAWATI BURUN (17330729)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2018
KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah “Biofarmasi Sediaan
Intra Uterus “ ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Biofarmasi Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta. Makalah ini
membahas tentang biofarmasetika dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
pada sediaan intra uterus.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat, terutama dalam mengenal
lebih jauh mengenai perjalanan obat, terutama pada sediaan intra uterus, yang
merupakan salah satu bidang pengajaran mata kuliah Biofarmasi. Demi
menyempurnakan makalah ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
dapat bekerjasama team dengan baik serta ibu dosen pembimbing yang
mengarahkan penulis. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua
kebaikkan beliau.

Jakarta, Nopember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
Bab II Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 3
2.1 Anatomi Uterus .................................................................................................... 3
2.2 Pembuluh Darah yang Melewati Uterus .............................................................. 4
2.3 Sediaan Intra Uterus ............................................................................................. 4
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi LDA Sediaan Intra Uterus ........................... 5
2.5 Evaluasi Biofarmasetika Sediaan Intra Uterus ..................................................... 6
Bab III Pembahasan ..................................................................................................... 7
Bab IV Penutup ............................................................................................................. 9
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 9
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 1960, istilah biofarmasi telah diperkenalkan oleh Dr. Gerhald Levy
sebagai ilmu yang mempelajari tentang faktor fisiologis dan bentuk sediaan yang
mempengaruhi pelepasan dan absorpsi obat dari system penghantaran obat. (Indrawati,
2018).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kefarmasian
juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mendapatkan efektivitas obat yang aman dan optimum. Pada dasarnya, sediaan obat
dirancang agar obat dapat dilepaskan dan diabsorpsi secepatnya atau segera, akan tetapi
ada pula produk obat yang dirancang untuk melepaskan obatnya secara perlahan-lahan
supaya pelepasannya lebih lama yang akibatnya akan memperpanjang efek obat.
Uterus adalah salah satu organ reproduksi pada wanita yang berfungsi sebagai
tempat tumbuhnya fetus. Pada uterus terdapat banyak pembuluh darah,dan memiliki
ruangan yang cukup lebar sehingga bisa digunakan sebagai tempat pelepasan sediaan obat
yang dilepas lambat. Oleh karena itu dibuatlah sediaan intra uterus yang sebagian besar
digunakan untuk mengendalikan terjadinya pembuahan sehingga kehamilan bisa dicegah.
Intrauterus adalah injeksi yang dilakukan ke dalam uterus wanita dan biasanya
digunakan sebagai kontrasepsi. Sediaan ini biasanya digunakan dalam bentuk IUD ( Intra
Uterine Device ). Sediaan ini sengaja dirancang untuk memberikan efek kontrasepsi
jangka panjang. Penggunaan obat ini tiap tahunnya semakin meningkat sehingga dirasa
perlu untuk mempelajari bagaimana proses biofarmasi sediaan intra uterus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana anatomi fisiologi uterus?
2. Bagaimana pembuluh darah pada uterus?
3. Apa saja sediaan intra uterus?
4. Apasaja faktor-faktor yang mempengaruhi LDA sediaan intra uterus?
5. Bagaimana evaluasi biofarmasetik pada sediaan intrauterus ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui anatomi fisiologi uterus
2. Mengetahui pembuluh darah yang berperan dalam distribusi obat intra uterus.
3. Mengetahui sediaan obat pada intrauterus.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi LDA sediaan intrauterus.
5. Mengetahui evaluasi biofarmasetika sediaan intrauterus.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisologi Uterus


Uterus adalah organ muscular sempit, berdinding tebal yang berada di pelvis
minor, antara rectum dan vesika urinaria. Panjangnya 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5
cm dengan berat sebesar 30 g. Uterus berhubungan dengan tuba uterin, yang terbuka di
bagian atas uterus, dan vagina yang berada di bagian bawah. Uterus membentuk sudut
yang hamper tegak lurus dengan vagina. Uterus menonjol ke dalamnya. Bagaian atas
uterus lebar dab disebut badan uterus. Bagian badan diatas tempat masuknya tuba uterin
disebut Fundus. Serviks adalah bagian yang lebih sempit dan lebih bulat dibandingkan
badan dan menonjol melalui bagian anterior dinding vagina. Ujung sempit yang terbuka
disebut orifisium internal dan bagian bawah yang terbuka disebut orifisium eksternal.
Uterus memiliki tiga selubung, lapisan serosa luar yang berasal dari peritoneum,
selubung muscular yang terdiri dari otot involunter, serabut yang tersusun atas lapisan
longitudinal, oblik, transversal, dan sirkular, dan lapisan yang terdiri dari membrane
mukosa dan epitelium kolumnar, yang disebut endometrium.
Uterus dalam kondisi normal berada pada posisi anteversi dengan fundus
menghadap dinding abdomen dan serviks ke arah sacrum. (Watson, 2002).

3
2.2 Pembuluh Darah yang Melewati Uterus
Uterus mendapatkan pendarahan dari arteri uterina yang merupakan cabang dari
arteri iliaka interna. Arteri uterina kemudian mempercabangkan arteri arkuata di
ligamentum latum yang akan melingkari miometrium. Arteri ini kemudian akan
membentuk arteri radialis yang akan menembus kedalam miometrium. Tepat sebelum
masuk ke endometrium, cabang tersebut membagi diri menjadi 2 jenis arteri yaitu arteri
lurus (arteri recta) dan arteri spiralis. Arteri lurus akan mensuplai darah ke lapisan basal
endometrium, sedangkan arteri spiralis akan mensuplai darah ke stratum fungsional
endometrium dan akan luruh ketika siklus menstruasi karena peka terhadap perubahan
hormon. Darah akan meninggalkan uterus melewati vena iliaka internal. Pasokan darah
untuk uterus sangat penting untuk pertumbuhan kembali stratum fungsional
endometrium setelah menstruasi, implatasi dan perkembangan plasenta. (Watson, 2002).

2.3 Sediaan Intra Uterus


Sediaan intra uterus diantaranya IUD. Ada dua jenis IUD, IUD yang mengandung
ion tembaga ( Cu ) dan IUD yang melepaskan hormone. IUD yang melepaskan hormone
menggunakan senyawa polimer sebagai pembawanya. Alza Progestasert® adalah IUD
T- Shaped yang memberikan progesterone 65 µg / hari selama 365 hari. Lengan
transversal Progestasert® berbentuk tubular, terbuat dari vinil etilena dan titanium
dioksida, dan inti mengandung 32 mg progesterone yang tersuspensi dalam minyak
silicon dan barium sulfat.

4
Desain IUD hormonal lainnya adalah formulasi depot Levonorgestrel.
Levonorgestrel terkandung dalam matriks Silastic yang melekat pada lengan vertical
perangkat yang berbentuk T. Perkiraan pelepasan levonorgestrel adalah 2 – 30 µg / hari
selama 5 tahun atau lebih.
Mekanisme pelepasan dari kedua sediaan ini dengan difusi dan kecepatan
pelepasan didasarkan kelarutan zat aktif dalam polimer dan luas permukaannya (
Beck,1984 )

2.4 Berbagai Faktor-faktor yang Mempengaruhi LDA Sediaan Intra Uterus


a. Sifat Fisika Kimia Obat
Sifat fisika kimia obat sangat mempengaruhi kecepatan Liberasi, Disolusi, dan Absorpsi
obat. Semakin baik kelarutan obat terhadap senyawa polimer maka akan semakin cepat
obat akan dilepaskan dari sediaan, semakin cepat zat obat melarut dalam cairan uterus
dan di absoprsi.
Selain itu jumlah zat aktif juga berpengaruh, semakin banyak zat aktifnya maka
pelepasan akan semakin lambat.
b. Senyawa Polimer
Senyawa polimer merupakan pembawa zat aktif dalam sediaan. Polimer ini yang akan
melepaskan obat secara perlahan. Semakin baik kualitas polimer makan akan semakin
baik proses LDA, dan semakin mendekati dengan tujuan penggunaan obat sediaan intra
uterus
c. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan sediaan maka proses pelepasan zat aktif akan semakin cepat.
d. Kecepatan Aliran Darah
Semakin cepat aliran darah maka akan semakin cepat diabsorpsi. Selain itu pada
penggunaan sediaan intra uterus yang perlu diperhatikan adalah ketepatan posisi sediaan
di dalam uterus.( Wildermeesch, 2003 ).

5
2.5 Evaluasi Biofarmasetik Sediaan Intra Uterus
Evaluasi Biofarmasetik sediaan intra uterus meliputi :
a. Pelepasan
Sediaan intra uterus dievaluasi kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui apakah zat aktif yang dilepaskan sudah sesuai dengan yang
diharapkan. Parameter yang diukur adalah waktu dan jumlah zat aktif yang dilepaskan.
b. Pelarutan.
Evaluasi ini untuk mengetahui apakah zat aktif yang dilepaskan bisa terlarut dalam
cairan atau lendir uterus.
c. Penyerapan.
Evaluasi untuk mengukur kecepatan dan zat aktif yang terserap menuju pembuluh darah.
( Beck, 1984 )

6
BAB III
PEMBAHASAN

Uterus adalah salah satu organ reproduksi pada wanita. Uterus berfungsi sebagai
tempat tumbuhnya janin. Uterus bentuknya mirip buah pir yang terbalik. Uterus adalah
organ muscular sempit, berdinding tebal yang berada di pelvis minor, antara rectum dan
vesika urinaria. Panjangnya 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm dengan berat sebesar 30
g. Uterus memiliki 3 lapisan, perimetrium, myometrium, dan endometrium. Uterus
mendapatkan pendarahan dari arteri uterina yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna. Darah keluar dari uterus melalui vena iliaka internal menuju jantung. Jadi sediaan
obat yang diserap di uterus akan langsung dialirkan ke jantung, dan selanjutnya dari
jantung dialirkan ke seluruh tubuh.
Sediaan intra uterus diantaranya IUD yang melepaskan hormone. IUD yang
melepaskan hormone menggunakan senyawa polimer sebagai pembawanya. Alza
Progestasert®adalah IUD T- Shaped yang memberikan progesterone 65 µg / hari selama
365 hari. Lengan transversal Progestasert®berbentuk tubular, terbuat dari vinil etilena dan
titanium dioksida, dan inti mengandung 32 mg progesterone yang tersuspensi dalam
minyak silicon dan barium sulfat. IUD hormonal lainnya adalah formulasi depot
Levonorgestrel yang terkandung dalam matriks Silastic yang melekat pada lengan vertical
T. Perkiraan pelepasan levonorgestrel 2 – 30 µg / hari selama 5 tahun atau
lebih.Mekanisme pelepasan dari kedua sediaan ini dengan difusi dan kecepatan pelepasan
didasarkan kelarutan zat aktif dalam polimer dan luas permukaan .
Faktor-faktor yang mempengaruhi LDA ( Liberasi, Disolusi, Absorpsi ) sediaan
intra uterus adalah :
 Faktor fisika kimia zat aktif
 Senyawa polimer
 Luas permukaan
 Kecepatan aliran darah pada uterus

7
Evaluasi biofarmasetika sediaan intrauterus meliputi pengukuran terhadap jumlah
dan kecepatan pada saat pelepasan, pelarutan, dan penyerapan zat aktif.
Pada sistem matriks polimer hidrofilik yang bersifat larut air, polimer hidrofilik
dicampur dengan obat dan bahan tambahan lain yang kemudian dikempa menjadi tablet,
dalam kontak dengan cairan, air akan berpenetrasi kedalam matriks merubah polimer menjadi
elastis, lapisan akan mengembang dan membentuk gel, obat dalam lapisan gel akan larut dan
berdifusi ke luar matriks. Pada waktu yang sama, polimer matriks juga akan terlarut.
Oleh karena itu, kecepatan pelapasan sediaan bisa diukur melalui kecepatan difusi
cairan ke matriks polimer. Semakin cepat cairan uterus berdifusi ke dalam polimer, maka
akan semakin cepat juga sediaan zat aktif obat akan terlepas. Kecepatan difusi digunakan
sebagai evaluasi pelepasan obat.
Pada uji disolusi, dilakukan sama dengan uji disolusi pada sediaan lepas lambat
lainnya. Menggunakan disolusion tester untuk mengetahui kecepatan melarutnya zat aktif
sediaan per satuan waktu. Hanya saja karena sediaan intra uterus biasanya berupa sediaan
lepas lambat, jadi pengukuran jumlahnya digunakan per hari dan dalam jumlah yang sangat
kecil.
Untuk evaluasi penyerapan obat dilakukan dengan mengukur kadar obat di dalam
plasma. Apabila kadar obat dalam plasma sudah sesuai dengan ditargetkan itu artinya
penyerapan obat sudah sesuai dengan yang diinginkan.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Anatomi Uterus berbentuk buah pir terbalik dan memiliki 3 lapisanperimetrium,
myometrium, dan endometrium.
2. Peredaran darah pada uterus adalah arteri uterina yang merupakan cabang dari arteri
iliaka interna. Lalu darah keluar dari uterus melalui vena iliaka internal menuju
jantung.
3. Contoh sediaan intra uterus adalah IUD hormonal yakni Progestasert dan IUD
Levonorgestrel.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi LDA sediaan intra uterus sifat fisika kimia obat,
polimer, luas permukaan, dan kecepatan aliran darah.
5. Evaluasi biofarmasetika sediaan intrauterus meliputi kinetika pelepasan, pelarutan,
dan penyerapan. Pelepasan dengan cara mengukur kecepatan difusi cairan ke dalam
polimer, kecepatan pelarutan dengan menggunakan dissolution tester, dan penyerapan
dengan mengukur kadar obat dalam plasma.

9
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, T. 2018. Perjalanan Obat Peroral dalam Tubuh. Jakarta : Salemba Medika.

Wildemeersch,D. et al. 2003. Performance and acceptability of intrauterine release of


levonorgestrel with a miniature delivery system for hormonal substitution therapy,
contraception and treatment in peri and postmenopausal women. Beligum :Maturitas 44 Hal:
237/245

Watson,R.2002. Anatomi & Fisiologi Untuk Perawat Ed. 10. Jakarta : EGC

Beck,L.R.et al. 1984. Controlled-Release Delivery Systems for Hormones A Review of their
Properties and Current Therapeutic Use . ADIS Press Limited. Drugs 27: 528-547

10

Anda mungkin juga menyukai