Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEPANITERAAN

MANAJEMEN FT KOMPREHENSIF PROFESI KARDIOVASKULOPULMONAL


KLINIK PHYSIO SAKTI

EFI HUDRIAH, S. FT
R024181012

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019

1
LAPORAN PRAKTEK PROFESI PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEPERAWATAN UNHAS

MANAJEMEN FT KOMPREHENSIF PROFESI KARDIOVASKULOPULMONAL

I. UMUM :
Nama Mahasiswa : Efi Hudriah, S. Ft.
Nim : R024181012
Tempat Praktek : Klinik Pgysio Sakti
Bagian : Kardiovaskulopulmonal
Periode : 11 November – 23 November 2019
Pembimbing : Dr. Djohan Aras S.Ft, Physio, M.Pd, M.Kes
Yudi Hardianto, S.Ft, Physio, MCLinRehab

II. CAKUPAN KOMPETENSI MANAJEMEN NEUROLOGI


Mahasiswa mampu dan terampil mengkaji, patofisiologi klinik dan patofisiologi terapan Fisioterapi, merumuskan dan melaksanakan proses Fisioterapi
pada gangguan Kardiovaskulopulmonal, mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan Fisioterapi pada gangguan Kardiovaskulopulmonal.

2
III. PELAKSANAAN PRAKTEK

Tgl
Hasil belajar
Kompetensi /Paraf
No praktek yang Indikator Pelaksanaan hasil belajar yang dilakukan Solusi
dasar pembim
diharapkan
-bing
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Mengidentifikasi Membandi Penyakit Jantung Koroner adalah gangguan yang Baca literatur dan
kajian teori proses patofisiologi ng- terjadi akibat jantung kekurangan suplai darah dan nutrisi. buku
terhadap kondisi gangguan system kan Hal ini disebabkan karena adanya timbunan plak (trombus) 1. American Heart
patofisiologi kardiovaskulopulmo patofisiolo dalam pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah Association.
kardiovaskulopu nal penderita dilahan gi teori 2015. American
menuju jantung. Penumpukan plak ini biasa disebut dengan
lmonal penderita praktek dengan Heart
aterosklerosis. Menurut American Health Association
dilahan praktek patofisiolo
(AHA) bentuk PJK yang umum dikenal adalah silent Association.
gi
ischemia, angina pectoris,unstable angina, serangan jantung [Online]
penderita
gangguan (myocardial infarction atau MI), dan kematian mendadak Available
jantung : (sudden death) (American Heart Association, 2015). at:HYPERLIN
PJK Penyakit jantung Kororner (PJK) merupakan suatu Kwww.heart.or
(Penyakit kondisi terjadinya pengurangan aliran darah ke jantung g/HEARTORG/
Jantung secara mendadak. Sesak datang saat istirahat atau melakukan Conditions/Mor
Koroner) aktivitas fisik ringan, keringat yang berlebihan secara tiba- e/MyHeartandS
tiba (diaforesis), muntah, mual, nyeri di bagian tubuh lain trokeNews/Cor
seperti rahang atau lengan kiri dan jantung yang berhenti onary-Artery-
secara mendadak (cardiac arrest) (Hendrianto, H, 2014). Disease---
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak Coronary-
nafas dan nyeri dada. Nyeri yang dirasakan tajam dan tidak HeartDisease_
tertahankan. Nyeri timbul awalnya saat pasien melakukan UCM_436416_
aktivitas berat. Pasien memiliki riwayat merokok 20 Article.jsp#.Vm
batang/hari selama 10 tahun. Dari hasil pemeriksaan EAKnYrLIV

3
ditemukan adanya penyumbatan pembuluh darah jantung [Diakses
sebesar 95% atau CAD 3 VD sehingga pasien dianjurkan tanggal 2
untuk melakukan operasi CABG. Pasien telah melakukan Februari 2019].
operasi CABG pada tanggal 26 Februari 2019. Sekarang 2. Hendrianto, H.
kondisi pasien mulai membaik, tidak ada nyeri dada, masih 2014. Coronary
ada sesak, ada mual dan muntah. Pasien masih terbaring Heart Disease
lemah. Pathophysilogy.
s.1. : Jurnal
Anastesi
Indonesia.
3. Diskusi dan
konsultasi
dengan terapis
dan pembimbing.
2 Mengkaji Mengidentifikasi Priskom Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina Baca buku dan
patofisiologi patofisiologi gangguan literatur
pektoris ialah suatu sindroma klinis dimana didapatkan nyeri
Kardiovaskulop Kardiovaskulopulmo jantung : dada yang timbul pada waktu melakukan aktifitas karena 1. Agrina.T. 2016.
ulmonal terapan nal terapan PJK adanya iskemik miorkard.Hal ini menunjukkan bahwa telah Hubungan
Fisioterapi Fisioterapi pada (Penyakit Antara Asupan
terjadi >70% penyempitan pembuluh darah koronaria.
gangguan Jantung Lemak Dengan
Keadaan ini bisa bertambah menjadi lebih berat dan
kardiovaskulopulmo Koroner)
menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau yang Profil Lipid
nal
dikenal sebagai serangan jantung mendadak (Agrina. T, Pada Pasien
2016). Penyakit
Jantung
Sindrom koroner akut ini biasanya berupa nyeri Koroner.
seperti tertekan benda berat,rasa tercekik, ditinju, ditikam, Universitas
diremas, atau rasa seperti terbakar pada dada.Umumnya rasa Diponegoro
nyeri dirasakan dibelakang tulang dada (sternum) disebelah .Semarang

4
kiri yang menyebar ke seluruh dada.Rasa nyeri dapat 2. La, Ching, Ssu-
menjalar ke tengkuk, rahang, bahu, punggung dan lengan Yuan dan Jin,
kiri. Keluhan lain dapat berupa rasa nyeri atau tidak nyaman Shin lai. 2012.
di ulu hati yang penyebabnya tidak dapat dijelaskan. Exercise
Sebagian kasus disertai mual dan muntah, disertai sesak Training for
nafas, banyak berkeringat, bahkan kesadaran menurun Patient After
(Agrina. T, 2016). Coronary
Peran fisioterapi pada kondisi CAD difokuskan pada Bypass
aspek pemulihan fisik khususnya dalam meminimalkan Grafting
decondicioning bed rest atau tirah baring. Fisioterapi Surgery: Acute
berperan sangat besar terhadap masalah tersebut dengan Coronary
pemberian latihan berdasarkan pertimbangan hasil Syndrome.
laboratorium, hasil EKG, dan tes spesifik berupa pengukuran Kroasia
ekspansi thoraks, zona latihan, dan lain-lainnya. Pemberian :Physical
program latihan yang baik pada pasien post CABG Medicine and
memberikan manfaat bagi pasien seperti memperbaiki Rehabilition.
efisiensi ventilasi pernafasan, membantu pengoptimalan 3. Diskusi dan
fungsi jantung, meningkatkan kekuatan otot, serta konsultasi
meningkatkan kualitas hidup pasien sehingga mampu dengan dokter
melakukan aktivitas secara mandiri (La, Ching, Ssu-Yuan dan pembimbing
dan Jin, Shin lai. 2012). ruangan serta
perawat

3 Melakukan Melakukan Anamnesis Proses Pengukuran dan Pemeriksaan Fisioterapi 1. Semua


proses Assesment 1. Anamnesis Umum: pemeriksaan
Fisioterapi pada Fisioterapi pada Nama : Ny.FT yang dilakukan
gangguan gangguan dibawah
Jenis Kelamin : Perempuan
Kardiovaskulop kardiovaskulopulmo koordinasi
ulmonal terapan nal. Usia : 53 Tahun pembimbing

5
Fisioterapi Alamat : BTN Bung Permai AC/9 2. Pengkajian
Pekerjaan : PNS (Guru) berdasarkan apa
yang terjadi pada
Hobi :
pasien

2. Anamnesis Khusus:
C : Chief of Complaint
Kelemahan separuh badan bagian kanan
H : History Taking
Pasien mengalami serangan stroke kurang
lebih 2 minggu yang lalu, serangan terjadi saat di
CHARTS sekolah ketika sedang mengajar dan kemudian
merasakan tangan dan kaki bagian kanan semakin
melemah.. Sebelum terjadi serangan pasien
mengalami pusing dan muntah. Ketika terjadi
serangan, pasien dibawa ke klinik lalu kemudian
dirujuk ke rumah sakit. Dan menjalani perawatan
selama 1 minggu. Hasil pemeriksaan radiologi
menunjukkan ada iskemik pada otak (non hemoragic
stroke) dan hasil pemeriksaan lain menunjukkan ada
kelainan pada jantung berupa disfungsi diastolik
ventrikel kiri. Sebelum mengalami serangan pasien
sering mengeluhkan mudah lelah dan sesak terutama
ketika beraktivitas berat. Namun setelah mengalami

6
serangan, pasien tidak melakukan aktivitas apapun
yang berat termasuk melakukan pekerjaan rumah dan
di sekolah. Pasien saat ini hanya bisa berbaring dan
duduk dengan bantuan atau menggunakan kursi roda.
Hampir semua aktivitas dibantu oleh keluarga
termasuk untuk makan dan perawatan diri. Buang air
besar dan buang air kecil lancar namun saat buang air
kecil, yang keluar lebih sedikit dari biasanya. Pasien
merasa sangat cemas dengan keadaannya saat ini
karena aktivitas yang pernah dilakukan dengan
mandiri sekarang membutuhkan bantuan orang lain.
Pasien memiliki riwayat kolestrol dan hipertensi.
A : Assymmetric
a. Inspeksi Statis
1) Raut wajah tampak cemas.
2) Saat duduk dikursi roda, pasien bersandar dan
tampak lemas.
3) Ketika berbaring, tampak ada benjolan pada
abdomen regio 8
b. Inspeksi Dinamis
1) Pasien datang ke klinik dengan menggunakan

7
kursi roda dibantu oleh keluarga
2) Pasien pada saat transfer ke bed dibantu oleh
keluarga dan fisioterapist

c. Palpasi
Tabel 3.1. Hasil Pemeriksaan Palpasi
Karakteristik Dekstra Sinistra
Suhu DBN DBN
Oedem (-) (-)
Kontur kulit Elastis Elastis
Tenderness Insersio -
rotator cuff

d. Orientasi test (posisi supine)


Mengankat tangan : tidak mampu
Menekuk kaki : tidak mampu
e. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar (PFGD)
Tabel 3.2. Hasil Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
ekstremitas superior dan inferior dekstra
Regio Aktif Pasif TIMT
Shoulder
Fleksi Tidak Full ROM, nyeri, Tidak
mampu endfeel elastic mampu

8
ekstensi Full ROM, nyeri,
endfeel elastic
Abduksi Full ROM, nyeri,
endfeel elastic
Adduksi Full ROM, nyeri,
endfeel elastic
Eksorota Full ROM, nyeri,
si endfeel elastic
Endorota Full ROM, nyeri,
si endfeel elastic
Elevasi Full ROM, nyeri,
endfeel elastic
Depresi Full ROM, nyeri,
endfeel elastic
Elbow
Fleksi Tidak Full ROM, Tidak
mampu endfeel soft mampu
Ekstensi Full ROM,
endfeel hard
Pronasi Full ROM,
endfeel elastic
Supinasi Full ROM,
endfeel elastic
Wrist
Fleksi Tidak Full ROM, Tidak

9
mampu endfeel hard mampu
Ekstensi Full ROM,
endfeel hard
Ulnar Full ROM,
deviasi endfeel hard
Radial Full ROM,
deviasi endfeel hard

Regio Aktif Pasif TIMT


Fingers
Fleksi Tidak Full ROM, Tidak
mampu endfeel elastic mampu
Ekstensi Full ROM,
endfeel hard
Oposisi Full ROM,
endfeel elastic
Reposisi Full ROM,
endfeel elastic
Abduksi Full ROM,
endfeel elastic
Adduksi Full ROM,
endfeel elastic
Hip
Fleksi Tidak Full ROM, Tidak

10
mampu endfeel soft mampu
ekstensi Full ROM,
endfeel hard
Abduksi Full ROM,
endfeel hard
Adduksi Full ROM,
endfeel soft
Eksorota Full ROM,
si endfeel elastic
Endorota Full ROM,
si endfeel elastic
Knee
Fleksi Tidak Full ROM, Tidak
mampu endfeel soft mampu
ekstensi Full ROM,
endfeel hard
Ankle
dorsoflek Tidak Full ROM, Tidak
si mampu endfeel elastic mampu
Plantar Full ROM,
fleksi endfeel elastic
Inversi Full ROM,
endfeel elastic
Eversi Full ROM,
endfeel elastic
Sumber: Data Primer, 2019

11
R: Restrictive
Limitasi ROM : ROM Ekstremitas
inferior dan superior
dextra.
Limitasi ADL : Keterbatasan activity
daily living yaitu
walking, eating,
dressing, toileting
Limitasi Pekerjaan : Terganggu dalam
menjalankan
tugasnya sebagai
PNS
Limitasi Rekreasi : Terganggu

Diagnosis T: Tissue Impairment


FT Psycogenic: Pasien cemas karena
terhambat dalam
melakukan
aktivitasnya.
Musculotendinogen: Weakness ekstremitas
superior dan inferior
dekstra
Osteoarthrogen : -
Merumuskan
Neurogen : NHS
problem fisioterapi
Cardiovascular :
pada gangguan
kardiovaskulopulmo Problem

12
nal FT S : Specific Tests
1. Vital Sign
Tekanan Darah : 140/100 mmHg (hipertensi)
Denyut Nadi : 109 kali per menit (takikardi)
Pernapasan : 22 kali per menit (takipnea)
Suhu : 36˚C (DBN)
2. Zona Latihan
Zona I
DNL = DNI + (BB-BA) (220-Usia-DNI)
Tujuan FT
109 + (10%-20%) (220-53-109)
=

109+ (10%-20%) (58)


=
BB = 114,8
BA = 120,6

3. Visual Analog Scale (VAS)


Nyeri Diam 0 Tidak Sakit (None)
Nyeri Tekan 4 Nyeri ringan
Nyeri Gerak 7 Nyeri sedang

4. Lingkar Thoraks
Tabel 3.3. Hasil Pemeriksaan Lingkar Thoraks

13
Inspirasi Ekspirasi Selisih Interp
Pengukuran
(cm) (cm) (cm) retasi
Upper chest 72 70 2 Terja
Middle 3 di
78 75
chest penur
Lower chest 76 72 4 unan
mobil
itas
thora
ks.
Sumber: Data Primer, 2019
5. Fremitus
Hasil : Getaran vokal dan raba pada
area upper, middle, dan
lower chest di kedua paru
sama
IP : Tidak ada indikasi obstruksi
airway.
6. Auskultasi
Hasil : Adanya bunyi jantung satu dan
dua, namun irreguler.
IP : Indikasi dekompensasi jantung.
7. METs Test
Hasil : 3

14
IP : Mampu berbaring miring kiri
– miring kanan
8. Barthel’s Index
Hasil : 35
IP : Ketergantungan berat
9. New York Heart Assossiation (NYHA)
Hasil : II
IP : Ada keluhan saat aktivitas dan
cepat hilang saat istirahat
10. Killip’s
Hasil : I
IP : Tidak ada keluhan.
11. Borg Scale
Hasil : -
IP : -

12. HRS-A
Hasil : 28

IP : Kecemasan Berat.
13. MMT
Ekstremitas superior dekstra :2
Ekstremitas superior sinistra :5
Ekstremitas inferior dekstra :2

15
Ekstremitas inferior sinistra :5
14. Pemeriksaan Sensorik
Hasil : Mampu membedakan
sensasi rasa panas dingin,
kasar halus, tajam tumpul,
rasa gerak dan rasa posisi.
IP : Tidak ada gangguan
sensorik
15. Pemeriksaan Koordinasi
Hasil : Finger to finger, heel to knee
Tidak mampu
IP : Gangguan koordinasi
16. Bridging Test
Hasil : Sedikit mampu

IP : Kelemahan otot pelvic floor


muscle dan otot ekstremitas
inferior dekstra
17. Tes Stabilitas dan Keseimbangan
Hasil : Duduk mampu tapi kurang
seimbang/stabil. Berdiri
tidak mampu
IP : Gangguan stabilitas dan
keseimbangan duduk dan

16
berdiri
18. Radiologi
a. CT Kepala (02-10-2019)
- Infark lacunar capsula interna sinistra
- Brain attophy
b. Foto Thoraks AP (02-10-2019)
- Pneumonia bilateral
- Elevasi diafragma dextra
c. USG Abdomen (17-10-2019)
- Over distended VU
- Hydronephrosis bilateral
d. Echocardiogram (08-10-2019)
- Fungsi sistolik ventrikel kiri baik, ejeksi fraksi
63,6%
- LVH konsentrik
- Disfungsi diastolik ventrikel kiri derajat ringan
Diagnosa Fisioterapi
Adapun diagnosis fisioterapi yang dapat ditegakkan dari
hasil proses pengukuran dan pemeriksaan tersebut, yaitu :
“Gangguan aktivitas fungsional berupa lemah separuh badan
dextra, gangguan transfer dan gangguan ADL et causa non
hemoragic stroke dengan gangguan kardiovaskular berupa
disfungsi diastolik ventrikel kiri sejak 2 minggu lalu”.

17
Problem, planning, dan program fisioterapi
1. Problem Primer
Kelemahan ekstremitas superior dan inferior dextra.
2. Problem Sekunder
a. Kecemasan.
b. Nyeri shoulder dekstra
c. Gangguan koordinasi
d. Gangguan stabilitas dan keseimbangan
3. Problem Kompleks
Gangguan activity daily living (ADL) berupa eating,
toiletting, standing, walking, praying, self care.
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Mengurangi kecemasan pasien.
b. Meningkatkan kekuatan otot.
c. Mengurangi nyeri gerak.
d. Meningkatkan kemampuan koordinasi gerak
e. Meningkatkan kemampuan stabilitas dan keseimbangan
duduk dan berdiri.
2. Tujuan Jangka Panjang
Mengembalikan kemampuan activity daily living (ADL)
berupa eating, toiletting, standing, walking, praying, self
care.

18
Intervensi Fisioterapi Melakukan Program Fisioterapi
berdasarkan program intervensi Problem FT Modalitas FT Dosis FT Semua tindakan
Fisioterapi gangguan dan dilakukan dengan
Kecemasan Komunikasi F: 1xsehari
sistem program koordinasi dengan
Terapeutik I: Pasien fokus
kardiovaskulopulmo Fisioterapi pembimbing dan
nal T: Interpersonal diskusi dengan
Approach teman dan profesi
T: Selama proses terapi lainnya
Metabolic Electrotherapy F: 1xsehari
reaction (IRR) I: 35-40 cm
T: Lokal dan tegak
lurus dengan area
T: 10 menit
Relaksasi Exercise F: 1xsehari
Therapy I: 8xrepitisi, 5 set
T: Pursed lip breathing
dan diapragm
breathing
T: 2 menit

19
Nyeri gerak Exercise F: 1xsehari
shoulder Therapy I: 8 hit 3x rep
dekstra T: PROMEX
T: 3 menit
Kelemahan electrotherapy F: 1xsehari
otot I: 38 mA
T: Russian stimulation
(coplanar)
T: 5 menit
Manual F: 1xsehari
therapy I: 8 hit 3x rep
T: MMBTS
T: 3 menit
Exercise F: 1xsehari
Therapy I: 8 hit 3x rep
T: AROMEX
T: 3 menit
Gangguan Exercise F: 1xsehari
stabilitas dan Therapy I: 8 hit 3x rep
keseimbangan T: latihan stabilitas dan
keseimbangan
bridging, duduk
T: 3 menit

20
Exercise F: 1xsehari
Gangguan
Therapy I: Toleransi
ADL
T: latihan duduk
T: Toleransi

EVALUASI :
Evaluasi Sesaat
Proble Para Setelah Interpr
Kategori Sebelum
m Ft meter interven etasi
intervensi
si
Nyeri VAS Nyeri Diam 0 0 Terjadi
Nyeri Tekan 4 2 penurun
Nyeri Gerak 7 5 an nyeri
Kapasi Vital Tekanan 140/100 130/90 (-)
tas sign Darah mmHg mmHg
fungsi Denyut Nadi 104 98
jantung kali/menit kali/men
it
Indikasi
102
dekomp
kali/men
ensasi
it
jantung.
104
kali/men
it
NYH II
(-) II
A Tidak
Killip’ I ada
(-) I
s perubah
Borg - an.
(-) -
scale
Lingka 2-3 Upper chest 2 2 Ada

21
r cm peningk
thoraks 4-5 Middle chest 3 atan.
4
cm
7-8 Lower chest 4
5
cm
Kelem MMT Ekst.superio 2 Peningk
ahan r dekstra atan
2
otot Ekst.inferior 2 kekuata
dekstra n
3
ekstremi
tas
inferior

4 Mengkaji Merumuskan Membuat Modifikasi :


program program modifikasi program
Fisioterapi pada FT pada gangguan modifikasi Modifikasi program intervesni fisioterapi disesuaikan
gangguan sistem sistem Fisioterapi dengan hasil evaluasi yang didapatkan dari perkembangan
kardiovaskulopu kardiovaskulopulmo hasil terapi yang dicapai oleh pasien. Modifikasi dapat
lmonal nal Terampil
berupa peningkatan dosis atau modifikasi jenis latihan
melakukan
intervensi dengan menaikkan zona latihan menjadi 20-30% dan
modifikasi selanjutnya 30-40% tergantung evaluasi kondisi pasien.
program
Pada pasien dengan gangguan kardiovaskular, harus
FT pada
gangguan dilakukan evaluasi vital sign, NYHA, dan killips setiap
sistem selesai memberikan penanganan atau setiap perubahan
kardiovask posisi saat memberikan terapi.
ulopulmon
al Zona 20%-30%
DNL = DNI + (BB-BA) (220-Usia-

22
DNI)
= 109 + (20%-30%) (220-53-109)
= 109+ (20%-30%) (58)
BB = 120,6
BA = 126,4

Zona 30%-40%
DNL = DNI + (BB-BA) (220-Usia-DNI)
= 109 + (30%-40%) (220-53-109)
= 109+ (30%-40%) (58)
BB = 126,4
BA = 132,2

Adapun modifikasi intervensi yang bisa diberikan adalah


berupa latihan koordinasi jika kekuatan otot sudah bertambah
dan latihan berdiri.
Problem FT Modalitas FT Dosis FT
Gangguan Exercise therapy F: 1xsehari
koordinasi I: 5 rep
T: latihan koordinasi
finger to finger, finger to
nose, heel to knee

23
T: 3 menit
Gangguan Exercise F: 1xsehari
ADL Therapy I: toleransi
T: latihan berdiri
T: 10 menit

Kemitraan
Melakukan kemitraan dalam rangka memberikan layanan
prima kepada pasien, diantaranya dengan dokter spesialis saraf,
dokter spesialis jantung, dokter spesialis radiologi, dan ahli gizi,
psikolog dan sebagainya.

5 Berkomunikasi a. Menggunakan a. Menge Home Program a. Diharapkan


terapeutik kosakata yang nali Adapun home program dan hasil evaluasi terhadap program pasien dan
mudah dimengerti jenis keluarganya
fisioterapi yang telah diberikan kepada pasien tersebut adalah
oleh pasien dan data/inf dapat memahami
keluarga sesuai ormasi sebagai berikut: dan menerapkan
dengan yang i. Pasien diedukasikan untuk banyak-banyak berdzikir dan tidak latihan dan terapi
peruntukannya diperol yang telah
terlalu memikirkan hal bururk tentang penyakitnya.
b. Memahami cara eh diberikan.
menyajikan b. Mengg ii. Pasien diedukasikan untuk latihan menggerakaan tangan dan b. Pasien bisa
informasi sains unakan kakinya semampunya. bekerja sama.
dengan komuni c. Pasien bisa teguh
menggunakan kasi
iii. Pasien diedukasikan melakukan breathing exercise ketika dengan
sarana dan secara ingin melakukan latihan dirumah. atau untuk merilekskan keyakinan yang
sumber yang ada efektif tibuh. kuat untuk
kepada profesi dan sembuh.

24
kesehatan efisien iv. Pasien diedukasikan cara-cara mengatasi sesak napas, yaitu:
lainnya. c. Memili Pada posisi duduk rileks, badan agak condong ke depan, kedua
h
informa lengan menyanggah pada paha, dan posisi kepala menunduk..
si yang
relevan
si
untuk
disajika
n
dengan
mengg
unakan
sarana
sesuai
dengan
peruntu
kannya

25
Clinical Instructor Clinical Educator

Dr. Djohan aras S.Ft, Physio, M.Pd M.Kes Yudi Hardianto,S.Ft, Physio, MCLinRehab

26

Anda mungkin juga menyukai