Dewasa ini banyak pihak yang menggunakan media elektronik dalam pengelolaan dokumen yang
dimilikinya. Penggunaan media elektronik dalam pengelolaan arsip inilah yang sering disebut dengan
sistem pengarsipan elektronik (electronic filing system) yang berbasiskan pada penggunaan komputer.
1. Pengertian Arsip Elektronik Menurut NARA (National Archives and Record Administration)
arsip elektronik adalah arsip-arsip yang disimpan dan diolah di dalam suatu format dimana hanya
mesin komputer yang dapat memprosesnya. Oleh karena itu, arsip elektronik seringkali
dikatakan sebagai machine readable records (arsip yang hanya bisa dibaca melalui mesin).
Sedangkan menurut Australian Archives dalam buku Managing Electronic Records, arsip
elektronik adalah arsip yang dicipta dan dipelihara sebagai bukti dari transaksi, aktifitas, dan
fungsi lembaga atau individu yang ditransfer dan diolah di dalam dan di antara sistem komputer.
Kendala-kendala tentang legalitas arsip elektronik adalah karena terbatasnya peraturan pemerintah
dalam hal pemahaman yakni sebagai berikut.
a. Peraturan pemerintah ini berlaku dan diterapkan bagi dokumen arsip yang ada dan tercipta di
lingkungan.
b. Peraturan pemerintah ini tidak mengatur legalitas untuk arsip-arsip elektronik yang pada proses
awal penciptaannya menggunakan komputer.
Proses penciptaan arsip dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu sebagai berikut.
Proses penciptaan arsip dengan transformasi digital sering disebut proses digitalisasi, dimana
digitalisasi mempunyai arti secara umum adalah proses penciptaan arsip elektronik dari arsip
konvensional dengan tujuan untuk melindungi arsip konvensional dari kerusakan secara fisik. Proses ini
memerlukan beberapa tahapan, dimana masing-masing tahap akan memiliki aturan-aturan yang harus
dipatuhi. Aturan tersebut diberlakukan untuk menjaga keotentikan arsip elektronik yang dihasilkan.
Proses digitalisasi juga memerlukan peralatan dengan mutu baik dan ruang simpan yang besar. Proses
penciptaan arsip konvensional ke arsip elektronik melalui beberapa tahapan berikut.
1) Tahap Pemilihan
Pemilihan arsip konvensional foto dilakukan berdasarkan waktu, kegunaan, informasi, dan
penyelamatan. Pemilihan berdasarkan waktu berarti arsip dipilih dengan mempertimbangkan
tahun pengolahan arsip. Pemilihan berdasarkan kegunaan berarti arsip dipilih dengan
mempertimbangkan sering dan tidaknya arsip tersebut digunakan. Pemilihan berdasarkan
informasi berarti arsip dipilih dengan mempertimbangkan konten yang terkandung di dalam
arsip itu sendiri. Pemilihan arsip berdasarkan penyelamatan berarti arsip dipilih dengan melihat
kondisi arsip.
2) Tahap Pemindaian
Prinsip pemindaian arsip hanya boleh dikenakan pemindaian satu kali saja, jadi proses
pemindaian harus dilakukan secara cermat dan tepat. Pemindaian dilakukan dengan tetap
memberikan ruang dari batas tepi arsip. Sebelum melakukan pemindaian, terlebih dahulu
dilakukan penyesuaian hasil keluaran dari mesin pemindai sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Hasil ini akan dijadikan master arsip elektronik maka mesin pemindai diset pada resolusi 600
dpi dan format file TIF tanpa kompresi. Besar file hasil satu kali pemindaian pada arsip
konvensional foto ukuran 10R adalah berkisar antara 50-100 Megabyte (MB).
3) Tahap Penyesuaian
Nama file hasil pemindaian harus mencerminkan isi dari arsip. Sehingga perlu dilakukan
penyesuaian nama file dengan mengikuti jenis arsip fond arsip, nomor urut daftar, nomor urut
arsip dan nomor urut lembar arsip.
4) Tahap Pendaftaran
Pada daftar yang dibuat dicantumkan informasi-informasi tentang nomor urut arsip disesuaikan
nomor urut arsip pada daftar pertelaan arsip (DPA), deskripsi arsip yang sama dengan deskripsi
arsip pada DPA, nama file arsip elektronik tanpa ekstensi karena ekstensinya selalu TIF, besar
ukuran file dalam byte, tanggal dan waktu penciptaan arsip elektronik dengan penulisan
tanggal secara lengkap tanggal, bulan, dan tahun, dan penulisan waktu.
2) Conversion. Mengkonversi dokumen adalah proses mengubah dokumen word processor atau
spreadsheet menjadi data gambar permanen untuk disimpan pada sistem komputerisasi.
3) Importing. Metode ini juga memindahkan data dokumen office suite, grafik, audio clips, atau
data video, ke dalam sistem pengarsipan dokumen elektronis.
b. Menyimpan Dokumen
Sistem penyimpanan ini harus mampu mendukung perubahan teknologi peningkatan jumlah
dokumen, serta mampu bertahan dalam waktu lama. Saat ini tersedia lima pilihan utama media
penyimpanan:
1) DVD
2) Magnetic Media
3) Compact Disc
4) WORM
5) Magneto-Optical Storage
c. Mengindeks Dokumen
Ada 3 metode dalam mengelola pengindeksan arsip elektronik.
1) Folder/File Structure. Sistem ini menyediakan metode visual dalam pencarian dokumen.
Dalam banyak kantor, file secara normal akan dapat ditemukan dengan mencari folder atau
filing cabinet yang tepat.
2) Full-text Indexing, dengan meng-install software Optical Character Recognition (OCR)
menjadikan pengindeksan lebih mudah dan cepat dibandingkan menggunakan kata kunci.
3) Index Fields, yang menggunakan kategorisasi tema dan kata kunci yang digunakan dalam
dokumen kertas.
d. Mengontrol Akses
Hal ini merupakan aspek terpenting dari sistem pengarsipan dokumen secara elektronis, karena
setiap orang dapat membacanya. Untuk itu, perlu ada tingkatan yang berbeda antar pengguna
dengan mempertimbangkan faktor kerahasiaan dan keamanan arsip. Terdapat 2 hal yang harus
dimiliki:
1) Keamanan yang komprehensif.
2) Ketersediaan yang luas dan akses yang fleksibel, dengan menyediakan beberapa cara untuk
mengakses suatu file.
e. Implementasi Arsip Elektronik Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum organisasi
mengimplemen- tasikan program pengarsipan secara elektronis, antara lain:
1) Training
2) Isu-Isu Hukum
4) Mengevaluasi Kebutuhan
6) Instalasi
5) Dokumen serupa yang ditemukan pada departemen yang lain mungkin teridentifikasi
dengan nama yang lain, walaupun isinya relatif sama.
3. Keuntungan Arsip Elektronik Dalam penyimpanan arsip secara elektronik akan diperoleh beberapa
keuntungan serta efisiensi, bila dibandingkan dengan sistem penyimpanan arsip secara
konvensional. Adapun keuntungan dari penyimpanan arsip elektronik antara lain sebagai berikut.
A. Efisiensi Waktu Akses
Penyimpanan arsip elektronik lebih terstruktur dan memudahkan menemukan kembali arsip
semudah meng-input kode arsip, sama halnya apabila kita melakukan pencarian sebuah dokumen
di komputer.
b. Pengamatan SDM
Sistem penyimpanan arsip elektronik dapat dilakukan dengan meminimalisir kebutuhan SDM
dan akses informasi dapat dilakukan dengan cepat.
C. Memperkecil Kemungkinan Kehancuran Data
Dengan arsip elektronik kita akan mudah melakukan back-up data, sehingga kita akan
mempunyai cadangan arsip tersebut untuk menghindari kehancurannya.
d. Penghematan Investasi Berupa Ruang Kearsipan
Sistem penyimpanan arsip dengan pengalihan media arsip konvensional ke dalam media arsip
elektronik tidak memerlukan ruangan penyimpanan yang besar.
e. Penghematan Investasi Berupa Kertas, Tinta Cetak (Printer & Fotocopy)
Sistem penyimpanan arsip berbasis elektronik penyebarannya bersifat elektronik, jadi tidak lagi
memerlukan kertas dan tinta, dan cukup dengan mengopi saja.
4. Pemeliharaan dan Perlindungan Arsip Elektronik
Informasi yang terdapat dalam arsip elektronik dapat dengan mudah diubah, dimodifikasi,
dihapus, baik secara sengaja atau tidak sengaja yang dilakukan oleh manusia. Di samping itu usia
atau daya tahan fisik baik magnetik maupun optic memiliki keterbatasan. Terutama apabila
semakin sering digunakan oleh banyak pengguna. Pengamanan arsip elektronik dimaksudkan
untuk mencegah bahaya yang diakibatkan oleh beberapa hal. Misalnya: korupsi melalui modifikasi
yang tidak sah, kejahatan atau pemusnahan yang tidak terduga, pencurian atau salah penempatan,
dan penutupan oleh pihak yang tidak berwenang.
Oleh karena itu, ada beberapa elemen dalam program kontrol risiko yang efektif untuk arsip
elektronik, yaitu sebagai berikut.
a. Pedoman kontrol risiko yang disebarkan secara luas.
b. Pengawasan kopi arsip elektronik.
c. Kesadaran yang tinggi dalam hal risiko yang dituangkan di dalam kebijakan dan prosedur.
d. Perlindungan dari gangguan elektronik, dapat dilakukan dengan langkah- langkah berikut.
1) Mengontrol akses dengan paswords dan identitas personal.
2) Mengimplementasi perlindungan dari virus.
3) Membatasi akses ke peralatan komputer.
4) Mematikan dan mengunci peralatan apabila tidak digunakan.
e. Lingkungan penyimpanan yang aman untuk kopi arsip elektronik, dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut.
Rangkuman
1. Arsip elektronik adalah arsip-arsip yang disimpan dan diolah di dalam suatu format di mana hanya
mesin komputer yang dapat memprosesnya. Oleh karena itu arsip elektronik seringkali dikatakan
sebagai machine readable records (arsip yang hanya bisa dibaca melalui mesin).
2. Perangkat yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu hardware (perangkat keras) dan software
(perangkat lunak) merupakan komponen utama yang diperlukan dalam implementasi sistem kearsipan
elektronik berbasis komputer.
3. Proses penciptaan arsip dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu sebagai berikut.
a. Penciptaan arsip dengan cara transformasi digital.
b. Penciptaan secara elektronik atau otomasi.
4. Sistem penyimpanan pengolahan arsip elektronik biasanya dilakukan dengan:
a. Memindahkan dokumen
b. menyimpan dokumen
c. Mengindeks dokumen
d. Mengontrol akses
e. Implementasi arsip elektronik
5. Keuntungan dari penyimpanan arsip elektronik antara lain sebagai berikut.
a. Efisiensi waktu akses
b. Pengematan SDM
c. Memperkecil kemungkinan kehancuran data
d. Penghematan investasi berupa ruang kearsipan
e. Penghematan investasi berupa kertas, tinta cetak
6. Beberapa elemen dalam program kontrol risiko yang efektif untuk arsip elektronik:
a. Pedoman kontrol risiko yang disebarkan secara luas.
b. Pengawasan kopi arsip elektronik.
c. Kesadaran yang tinggi dalam hal risiko yang dituangkan di dalam kebijakan dan prosedur.
d. Perlindungan dari gangguan elektronik
e. Lingkungan penyimpanan yang aman untuk kopi arsip elektronik