TEORI H.L.BLUM
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
i
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
bentuk penyusunannya maupun materinya. Kritik dan saran para pembaca sangat
diharapkan agar kami bisa menyempurnakan pada makalah selanjutnya. Dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
(KELOMPOK 4)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................... 2
C. TUJUAN .................................................................................................... 2
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 13
B. SARAN ................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang berkesinambungan dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam hal ini memegang
kendali dominan dibandingkan peranan dokter. Sebab hubungan dokter dengan
pasien hanya sebatas individu dengan individu tidak secara langsung menyentuh
masyarakat luas. Ditambah lagi kompetensi dalam memanagement program lebih
dikuasai lulusan SKM sehingga dalam perkembangannya SKM menjadi ujung
tombak program kesehatan di negara-negara maju.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia justru, paradigma sakit yang
digunakan. Dimana kebijakan pemerintah berorientasi pada penyembuhan pasien
sehingga terlihat jelas peranan dokter, perawat dan bidan sebagai tenaga medis
dan paramedis mendominasi. Padahal upaya semacam itu sudah lama ditinggalkan
karena secara financial justru merugikan Negara. Anggaran APBN untuk
pendanaan kesehatan diIndonesiasemakin tinggi dan sebagian besar digunakan
untuk upaya pengobatan seperti pembelian obat, sarana kesehatan dan
pembangunan gedung. Seharusnya untuk meningkatan derajat kesehatan kita
harus menaruh perhatian besar pada akar masalahnya dan selanjutnya melakukan
upaya pencegahannya. Untuk itulah maka upaya kesehatan harus fokus pada
upaya preventif (pencegahan) bukannya curative (pengobatan).
Namun yang terjadi anggaran untuk meningkatkan derajat kesehatan
melalui program promosi dan preventif dikurangi secara signifikan. Akibat yang
ditimbulkan adalah banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi, biaya obat
untuk puskesmas meningkat, pencemaran lingkungan tidak terkendali dan korupsi
penggunaan askeskin. Dampak sampingan yang terjadi tersebut dapat timbul
karena kebijakan kita yang keliru.
B. KONSEP BLUM
Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga
kesehatan warga negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak
mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan yang
berbobot. Kondisi yang berseberangan dialamiIndonesiasebagai Negara agraris,
segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan
4
kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan dilematisnya banyak
masyarakatkotayang mengalami kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian
membuktikan wilayahIndonesiapotensial sebagai lahan pangan dan perternakan
karena wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung.Adaapa dengan
pemerintah?. Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan
pemerintah kurang mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat
(public health) sehingga kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang kejadian
sehat-sakit.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing
faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
1. Perilaku masyarakat
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di
samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat
pada dirinya.
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting
untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup
bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk
menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat
menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah
orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham
akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan
sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi
dengan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab,
apabila upaya dengan menjatuhkan sanksi hanya bersifat jangka pendek.
Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam
menyukseskan program-program kesehatan.
5
2. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik
dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah,
air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan,
ekonomi, dan sebagainya.
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi
fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita.
Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi
udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan
menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan
besar dalam mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan
masyarakat. namun dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga kesehatan
lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit yang berasal dari lingkungan
kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan.
Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi
individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan
sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan
dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit,
pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan
pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat
dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan,
informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh
6
pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan.
Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan
kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan
perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang
banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di
bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
sangat besar perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang
membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan
Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen
kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya
program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga
masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare,
demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini
seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat
dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam
menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.
7
program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat
masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan
di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara
dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.
Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus
dijalankan, terutamanya daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan
masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai dengan kms harus
rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja
pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas
generasi mendatang sangat menentukan kualitas bangas Indonesia mendatang.
Menurut Hendrik L.Blum (1974), terdapat empat faktor utama yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu : lingkungan, perilaku
manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling
terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan
ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan.
Lingkungan mempunyai pengaruh paling besar terhadap derajat kesehatan
masyarakat (Gumilar, 2004). Gambar 1 menjelaskan hubungan antara faktor
lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan terhadap
derajat kesehatan masyarakat.
Selain itu Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang
berhubungan dengan derajat kesehatan, yaitu :
1) Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau dapat
juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan karena mati tua.
2) Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis
dari masyarakat.
3) Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan
somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
4) Disability or incapacity: yaitu ketidakmampuan seseorang dalam masyarakat
untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan sosialnya karena sakit.
8
5) Participation in health care: yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.
6) Health behaviour: yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota masyarakat
secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
7) Ecologic behaviour: yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan, spesies lain,
sumber daya alam, dan ekosistem.
8) Social behaviour: yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya,
keluarga, komunitas dan bangsanya.
9) Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya.
10) Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap
penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan
somatik, kejiwaan, dan sosial.
11) External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi.
12) Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh aspek
kehidupan dirinya sendiri.
9
2. Perilaku
a) Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat.
b) Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga tergantung perilaku.
3. Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
a) Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit
pengobatan, dan perawatan kesehatan.
b) Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan sumber
daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan kesehatan dengan
kebutuhan masyarakat.
4. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa
sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental,
hipertensi, buta warna dll.
10
Adalah nusaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan sosial
pasien sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan
terpogram pisioterafi.
E. TAXONOMI BLOOM
Taksonomi berasal dari bahasaYunani tassein berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi
berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang
bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-sampai pada kemampuan berpikir
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Konsep Taksonomi
Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog
bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan
keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap
dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi
manipulatif dan kemampuan fisik. Ranah kognitif menggolongkan dan
mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan.
Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa
kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga
mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam
keterampilan terbaiknyasehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai
produk inovasi pikirannya.
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan
kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin
Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya
dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam
revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata
kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan
terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis
dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada
11
konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru
yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau
mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai
sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan
konsep yang positifyang menekankan pada sumber-sumber sosial dan personal.
Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang
buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Seperti
dengan cara memperbaiki 4 aspek utama determinan kesehatan, yaitu genetik,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
B. SARAN
13
menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal
mungkin. Dengan partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang
berada di masyarakat seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka,
Sarjana Penggerak Pedesaan dan organisasi lainnya serta didukung oleh
MUSPIDA set
14
DAFTAR PUSTAKA
15