LP - Sari Mulianingrum - 192311101081
LP - Sari Mulianingrum - 192311101081
oleh:
Sari Mulianingrum, S. Kep
NIM192311101081
Ns. Rismawan Adi Yunanto, M. Kep. Ns. Annis Nurul K., S.Kep
NRP. 760018003 NIK. 203200707 2 1984 0106
Kepala Ruang
Ruang Seruni
RSD dr. Soebandi Jember
B. Skeletal
a. Tulang/ Rangka. Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang.
Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah
tulang belakang.Fungsi Sistem Skeletal :
1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
2. Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot
yang.
3. Melekat pada tulang
4. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan
pembentuk darah.
5. Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah
misalnya.
6. Hemopoesis
1. Axial Skeleton (80 tulang)
Tengkorak 22 buah tulang
Tulang cranial (8 tulang) Frontal 1
Parietal 2
Occipital 1
Temporal 2
Sphenoid 1
Ethmoid 1
Tulang fasial (13 tulang) Maksila 2
Palatine 2
Zygomatic 2
Lacrimal 2
Nasal 2
Vomer 1
Inferior nasal concha 2
Tulang mandibula (1 tlng)
Tulang telinga tengah Malleus 2 6 tulang
Incus 2
Stapes 2
Tulang hyoid1 tulang
Columna vertebrae Cervical 7 26 tulang
Thorakal 12
Lumbal 5
Sacrum (penyatuan dari 5 tl) 1
Korkigis (penyatuan dr 3-5 tl) 1
Tulang rongga thorax Tulang iga 24 25 tulang
Sternum 1
2. Appendicular Skeleton (126 tulang)
Pectoral girdle Scapula 2 4 tulang
Clavicula 2
Ekstremitas atas Humerus 2 60 tulang
Radius 2
Ulna 2
Carpal 16
Metacarpal 10
Phalanx 28
Pelvic girdle Os coxa 2 (setiap os coxa terdiri 2 tulang
dari penggabungan 3 tulang)
Ekstremitas bawah Femur 2 60 tulang
Tibia 2
Fibula 2
Patella 2
Tarsal 14
Metatarsal 10
Phalanx 28
Total 206 tulang
a) Struktur Tulang
Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).
Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.
Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.
Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa).
Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).
b) Jaringan tulang terdiri atas :
Kompak (sistem harvesian matrik dan lacuna, lamella intersisialis)
Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh darah)
c) Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya
1) Tulang Kompak
Padat, halus dan homogen
Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone
marrow”.
Tersusun atas unit : Osteon Haversian System
Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh
darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut
periosteur, membran ini mengandung bagian luar percabangan pembuluh darah
yang masuk ke dalam tulang, Osteoblas
2) Tulang Spongiosa
Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh
darah yang memberi nutrisi pada tulang.
Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang
lengan dan paha.
d) Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya
1) Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna
2) Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
3) Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum
4) Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
e) Pembagian Sistem Skeletal
1) Axial / rangka aksial, terdiri dari :
tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka
columna vertebralis / batang tulang belakang
costae / tulang-tulang rusuk
sternum / tulang dada
2) Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
a) tulang extremitas superior
korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan clavicula
(tulang berbentuk lengkung).
lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
tangan
b) tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah, kaki.
C. Sendi
Sendi adalah tempat pertemuan antara dua tulang atau lebih. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen,
tendon, fasia, atau otot (Syarifudin, 2006). Fungsi utama sendi adalah untuk memberikan
gerakan fleksibel dalam tubuh.
a. Tipe-Tipe Sendi
1) Sendi Fibrosa (Sinartrodial). Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak.Sendi ini
tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya
dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.Terdapat 2 tipe sendi fibrosa :
Sutura, diantara tulang-tulang tengkorak.
Sindesmosis, yang terdiri dari suatu membran interoseous atau suatu ligamen
diantara tulang.
Serat-serat ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan merupakan gerakan
sejati.Perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal adalah contoh sendi fibrosa.
2) Sendi Kartilaginosa (Amfiartrodial). Merupakan sendi yang dapat sedikit
bergerak.Sendi ini ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan hialin,
disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada 2 tipe sendi
kartilaginosa :
Sinkondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang
rawan hialin. Contoh : sendi-sendi kostokondral.
Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki satu hubungan
fibrokartilago antara tulang selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti
permukaan sendi. Contoh : simfisis pubis dan sendi-sendi pada tulang punggung.
3) Sendi Sinovial (Diartrodial). Merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan
bebas.Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi rawan
hialin.Rongga sendi mengandung cairan sinovial, yang memberi nutrisi pada tulang
rawan sendi yang tidak mengandung pembuluh darah dan keseluruhan sendi tersebut
dikelilingi kapsul fibrosa yang di lapisi membran sinovial.Membran sinovial ini
melapisi seluruh interior sendi, kecuali ujung-ujung tulang, meniscus, dan
diskus.Tulang-tulang sendi sinovial juga dihubungkan oleh sejumlah ligamen dan
sejumlah gerakan selalu bisa di hasilkan pada sendi sinovial meskipun terbatas,
misalnya gerakan luncur antara sendi-sendi metacarpal.Ada beberapa jenis sendi
sinovial, yaitu :
Sendi peluru, yaitu memungkinkan gerakan bebas penuh. Misalnya: persendian
panggul dan bahu.
Sendi engsel, yaitu memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah. Contoh
: siku dan lutut.
Sendi pelana (sendi pelana dua sumbu), yaitu memungkinkan gerakan pada dua
bidang yang saling tegak lurus. Contoh : sendi pada dasar ibu jari.
Sendi pivot, yaitu memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas seperti
memutar pegangan pintu. Contoh : sendi antara radius dan ulna.
Sendi peluncur, yaitu memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh :
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
b. Gerakan pada Sendi
1) Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sudut antara 2 tulang atau 2 bagian tubuh,
seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan). Menekuk lutut
(menggerakkan tungkai kea rah belakang) atau menekuk torso kearah samping.
2) Dorsofleksi yaitu gerakan menekuk telapak kaki di pergelangan kearah depan
(meninggikan bagian dorsal kaki).
3) Plantar fleksi yaitu gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki.
4) Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian
tubuh.
5) Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan
persendian pada siku dan lutut setelah fleksi.
6) Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian
tubuh melebihi 180º, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea rah belakang.
7) Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat
lengan berabduksi.
8) Aduksi adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh atau aksis
longitudinal tungkai.
9) Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang itu sendiri
tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk
menyatakan tidak.
10) Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang
mengakibatkan telapak tangan menghadap ke belakang.
11) Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan
menghadap ke depan.
12) Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk
membuat ruang membentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk
putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendian panggul, bahu,
trunkus, pergelangan tangan, dan persendian lutut.
13) Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap ke dalam atau ke arah medial.
14) Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap ke arah luar. Gerak inversi dan eversi pada kaki sangat berguna untuk
berjalan di atas daerah yang rusak dan berbatu.
15) Protraksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah
ke depan.
16) Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh ke arah belakang, seperti meretraksi
mandibula, atau meretraksi girdel pektoral untuk membusungkan dada.
17) Elevasi adalah pergerakan struktur ke arah superior, seperti saat mengatupkan
mulut atau mengangkat bahu.
18) Depresi adalah menggerakkkan suatu struktur kea rah inferior, seperti saat
membuka mulut.
c. Klasifikasi Sendi Berdasarkan Tempat/Letak
1) Sendi-Sendi Kepala
a) Sendi temporomandibular, antara tulang temporal dan kepala mandibula, adlah
satu-satunya sendi kepala yang bisa bergerak dan uniknya gerakan bisa terjadi
pada tiga bidang: ke atas dank e bawah, ke depan dan ke belakang, dan dari sisi
ke sisi.
b) Fontanela anterior, merupakan fontanela terbesar dan terletak pada pertemuan
dua tulang parietal dengan tulang frontal.
c) Fontanela posterior, terdapat pada pertemuan tulang parietal dengan tulang
oksipital.
2) Sendi Batang Tubuh. Terdapat sejumlah sendi diantara semua vertebra dari servikal
kedua sampai sekrum.Sendi kartilaginosa terdapat diantara badan vertebra, dan sensi
synovial diantara lengkung vertebra.Ligamen longitudinal anterior dan posterior
membentang dari ujung atas kolumna spinalis sampai sekrum dan berfungsi
memperkuat kolumna. Ligamen yang lain terletak diantara lengkung vertebra. Di
antara tulang iga dan vertebra terdapat sendi kostovertebral yang memungkinkan
gerakan meluncur.
3) Sendi Ekstermitas Atas
a. Sendi sternoklavikular dibentuk oleh ujung sternal klavikula, manubrium sterni,
dan tulang rawan iga pertama.Sendi ini memungkinkan gerakan meluncur pada
klavikula.
b. Sendi akromioklavikular bterletak diantara ujung akromial klavikula dan
akromion scapula dan biasanya berhubungan dengan gerakan bahu.
c. Sendi bahu adalah sendi bola dan mangkuk dan merupakan sendi yang paling
bebas gerakannya pada tubuh manusia.Sendi ini dibentuk oleh kepala humerus
yang masuk ke dalam mangkuk glenoid yang kecil dan dangkal.Permukaan sendi
ini dilapisi tulang rawan dan mangkuk glenoid diperbesar dan diperdalam oleh
suatu batas firokartilago (labrum glenoid) yang melingkari mangkuk tersebut.
Tulang-tulang dihubungkan oleh kapsul ligamentosa yang longgar untuk memberi
lingkup gerak yang luas, tetapi otot-otot yang kuat akan mempertahankan tulang
pada posisinya. Tendon panjang otot bisep berfungsi sebagai ligament
intrakapsuler.tendon ini berjalan melalui alur bisipital ke dalam rongga sendi dan
cenderung mempertahankan permukaan sendi pada posisi normalnya.
d. Sendi siku adalah kombinasi sendi pelana (antara humerus dengan radius dan
ulna) dan sendi pivot (antara radius dan ulna). Terdapat ligamen yang kuat di
antara ketiga tulang tersebut dan sebuah ligament sirkular yang mempertahankan
kepala radius pada ceruk radial ulna. Ujung bawah radius juga membentuk sendi
pivot dengan ulna.
e. Sendi pergelangan tangan dibentuk oleh ujung bawah radius dengan tulang-tulang
skafoid, lunatum, dan triquetrum.Bersama dengan sendi-sendi diantara tulang
karpalia, dapat dilakukan gerakan fleksi, ekstensi, aduksi, abduksi, dan
sirkumduksi.
f. Sendi-sendi metakarpofalangeus juga dapat melakukan semua gerakan seperti
sendi pergelangan tangan, tetapi sendi-sendi interfalangeus merupakan sendi
pelana dan hanya memberi gerakan fleksi dan ekstensi.
4) Sendi Ekstermitas Bawah
a. Sendi sakroiliaka merupakan sendi sinovial yang memungkinkan sedikit gerakan
rotasi ketika batang tubuh melakukan fleksi dan ekstensi.
b. Simfisis pubis merupakan sendi tulang rawan yang sangat sedikit gerakannya.
c. Sendi pinggul (pangkal paha) merupakan sendi bola dan mangkuk yang dibentuk
oleh kepala femur yang masuk ke dalam asetabulum yang berbentuk mangkuk.
d. Sendi lutut merupakan sendi terbesar pada tubuh manusia yang merupakan
gabungan dari sebuah sendi kondilar yang terjadi antar kondilus femur dan tibia
dan sebuah sendi plana antara patela dan femur. Gerakan sendi lutut yang
terutama adalah fleksi dan ekstensi.
e. Sendi tibiofibular atas merupakan sendi plana sinovial yang memungkinkan
sedikit gerakan meluncur sedangkan pada ujung bawah kedua tulang tersebut
sedikit rotasi fibula ketika sendi pergelangan kaki bergerak.
f. Sendi pergelangan kaki merupakan sendi plana yang dibentuk oleh tibia, fibula,
dan talus. Gerakan sendi ini adalah fleksi dan ekstensi yang disebut
dorsifleksi(mengangkat kaki) dan fleksi plantar (mengangkat tumit).
Gambar 1.4 Sendi
Ostemie litis
No Diagnosa Keperawatan
Pre operatif
1 Ansietas berhubungan dengan ketidakpahaman proses pembedahan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon otonom (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu) perasaan yang takut disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahay. Hal ini merupakan isyarat kepawasdaan yang memperingatkan
individu akan adanya bahaya dan memampukan individu bertindak
menghadapi ancaman
2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskleletal dan gangguan neuromuskular (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik atau lebih ekstremitas secara
mandiri dan terarah
3 Nyeri akut berhubungan dengan kompresi/ perubahan tempat jaringan
otak dan peningkatan tekanan intrakranial(00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
berkaitan kerusakan jaringan aktual atau potensial dengan intensitas
ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diprediksi kurang dari 3
bulan
Intra operatif
1 Risiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan (00205)
Definisi:rentang mengalami ketikcukupan aliran darah kedaerah tubuh,
yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa,
yang dapat mengganggu kesehatan
2 Risiko Infeksi Area Pembedahan berhubungan dengan prosedur
invasif (00266)
Definisi: Rentan terhadap invasi 27rganism patogenik pada area
pembedahan, yang dapat mengganggu kesehatan
Post operatif
1 Nyeri akutberhubungan dengan agens cidera fisik: luka post operasi
(00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
berkaitan kerusakan jaringan aktual atau potensial dengan intensitas
ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diprediksi kurang dari 3
bulan
2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskleletal dan gangguan neuromuskular (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik atau lebih ekstremitas secara
mandiri dan terarah
3 Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (00004)
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi 28rganism
patogenik yang dapat menggangu kesehatan
4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Pre Operatif
1 Ansietas Tingkat kecemasan (1211) NIC: Pengurangan kecemasan (5820)
berhubungan No Indikator Awa Tujuan 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
dengan . l 1 2 3 4 5 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien
ancaman status 1. Tidak dapat istirahat 2 √ 3. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
terkini 2. Perasaan gelisah 2 √ dirasakan yang mungkin akan dialami klien selama
prosedur dilakukan
3. Wajah tegang 2 √ 4. Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
4. Rasa takut yang 5. Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan
disampaikan secara 2 √ dan prognosis
lisan 6. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
5. Rasa cemas yang mengurangi ketakutan
disampaikan secara 2 √ 7. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan
lisan cara yang tepat
8. Berikan objek yang menunjukkan perasaan aman
Keterangan:
9. Lakukan usapan pada punggung/leher dengan cara
1. Berat
yang tepat
2. Cukup berat
10. Dorong aktivitas yang tidak kompetitif secara tepat
3. Sedang
11. Dengarkan klien
4. Ringan
12. Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan
5. Tidak ada
kepercayaan
13. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan
14. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat
kecemasan
15. Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan untuk
mengurangi tekanan
16. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
17. Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
18. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
19. Kaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan
2 Hambatan Ambulansi (0200) Exercise therapy (0221)
mobilitas fisik Tujuan 1. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
No. Indikator Awal
berhubungan 1 2 3 4 5 2. Ajarkan bagaimana latihan yang diperlukan
dengan Menopang berat 3. Anjurkan pasien untuk rutin latihan
gangguan 1. 1 √ 4. Monitor perkembangan kemampuan aktivitas pasien
badan
muskuloskleleta Berjalan dengan 5. Anjurkan keluarga juga berpartisipassi dalam program
l dan gangguan 2. 1 √ latihan pasien
langkah yang efektif
neuromuskular Berjalan dengan
(00085) 3. 1 √
pelan
Berjalan dengan
4. 1 √
kecepatan sedang
Berjalan dengan
5. √
cepat
Berjalan dengan
6. jarak dekat (< 1 blok/ 1 √
20 m)
Berjalan dengan
7. jarak sedang ( 1 1 √
blok < 5 blok)
Berjalan dengan
8 jarak jauh (5 blok 1 √
atau lebih).
Berjalan mengelilingi
9. 1 √
kamar
Keterangan:
1= sangat terganggu
2= banyak terganggu
3= cukup terganggu
4= sedikit terganggu
5= tidak terganggu
3 Nyeri akut Pain control (1605) Pain management (1400)
berhubungan Tujuan 1. Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik,
No. Indikator Awal
dengan 1 2 3 4 5 durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi)
kompresi/ Mengenali Kapan 2. Beri penjelasan mengenai penyebab nyeri
perubahan 1. 3 √ 3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
nyeri terjadi
tempat jaringan Menggambarkan 4. Segera immobilisasi daerah fraktur
otak dan 2. 3 √ 5. Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
faktor penyebab
peningkatan Menggunakan 6. Ajarkan pasien tentang alternative lain untuk mengatasi
tekanan tindakan dan mengurangi rasa nyeri
intrakranial(001 3. 2 √ 7. Ajarkan teknik manajemen stress misalnya relaksasi
pengurangan nyeri
32) tanpa analgesik nafas dalam
Melaporkan 8. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian
perubahan terhadap obat analgeik sesuai indikasi
4. gejala nyeri pada 3 √
profesional
keseha an
Melaporkan nyeri
5. 3 √
yang terkontrol
Menggu aka
6. a algesik yang 2 √
direkomendasikan
Keterangan:
1= Tidak pernah menunjukkan
2= Jarang menunjukkan
3= Kadang-kadang menunjukkan
4= Sering menunjukkan
5= Secara konsisten menunjukkan
Intra Operatif
4 Risiko Syok Keparahan syok: Hipovelemik (0419) Penegahan syok (4260)
hipovolemik Tujuan 1. Monitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok
No. Indikator Awal
berhubungan 1 2 3 4 5 (misalnya, tekanan darah normal, tekanan nadi
dengan Penurunan tekanan melemah, hipotensi ortostatik ringan, ( 15 sampai 25
1. 3 √
perdarahan nadi perifer mmHg), perlambatan pengisian kapiler, pucat/dingin
(00205) Penurunan tekanan pada kulit atau kubt kemerahan, takipnea ringan, mual
2. 3 √ dan muntah, peningkatan rasa haus, dan kelemahan)
darah sistolik
Penurunan tekanan 2. Monitor terhadap adanya tanda-tanda respon sindroma
3. 2 √ inflamasi sistemik (misalnya., peningkatan suhu,
darah diastolik
Melambatnya waktu takikardi, takipnea, hipokarbia, leukositosis,
4. 2 √ leukopenia)
pengisian kapiler
5. Nadi lemah dan halus 3 √ 3. Monitor terhadap adanya tanda awal reaksi alergi
Meningkatnya laju (misalnya, rhinitis, mengi, stridor, dipsnea, gatal-gatal
6 3 √ disertai kemerahan, angiodema pada kulit, gangguan
nafas
Akral dingin, kulit saluran pencernaan, nyeri abdomen, diare, cemas dan
7. 3 √ gelisah)
lembab/basah
8. Pucat 2 √ 4. Monitor terhadap adanya tanda awal dari penurunan
Respon pupil fungsi jantung (misalnya, penurunan CO dan urin
9. 3 √ output, peningkatan SVR dan PCWP, bunyi crackles
melambat
Meningkatnya laju pada paru, bunyi jantung S, dan S, dan takikardia)
10 2 √ 5. Monitor status sirkulasi (misalnya., tekanan darah,
jantung
Keterangan : warna kuht, temperatur kulit, bunyi jantung, nadi dan
1= berat irama, kekuatan dan kualitas nadi perifer, dan
2= cukup berat pengisian kapiler)
3= sedang 6. Monitor tekanan oksimetri
4= ringan 7. Monitor suhu dan status respirasi
5= tidak ada 8. Monitor EKG
Reaksi transfusi darah (0700) 9. Monitor berat badan, masukan dan keluaran setiap hari
10. Monitor hasil laboratorium, terutama nilai Hgb dan
No. Indikator Awal Tujuan
Hct, profil pembekuan, AGO, laktat, elektrolit, kultur
1 2 3 4 5
dan kimia darah
1. Napas pendek 3 √
11. Monitor parameter hemodinamik invasif (misalnya.,
2. Penurunan tekanan
3 √ CVP, MAP dan saturasi oksigen arteri/campuran
darah
vena}. Sesuai kebutuhan
3. Demam 3 √ 12. Monitor C02 dengan tonometry sublingal atau gastrik,
4. Menggigil 3 √
5. Hemoglobinuria 3 √ sesuai
13. Berikan dan pertahankan kepatenan jalan napas, sesuai
Keterangan: kebutuhan
1. Berat 14. Berikan cairan melalui IV dan atau oral, sesuai
2. Cukup berat kebutuhan
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
5 Risiko Infeksi Kontrol Risiko: Proses Infeksi (1924) NIC: Kontrol infeksi: Intraoperatif (6545)
Area Tujuan 1. Bersihkan debu dan permukaan mendatar dengan
No. Indikator Awal
Pembedahan 1 2 3 4 5 pencahayaan di ruang operasi
berhubungan Mengidentifikasi 2. Monitor dan jaga suhu ruangan antara 20° dan 24° C
dengan prosedur 1. √ 3. Monitor dan jaga kelembaban relatif antara 20% dan
factor risiko infeksi
invasif (00266) Mengenali 33actor 60%
2. resiko individu terkait √ 4. Monitor dan jaga aliran udara yang berlapis
infeksi 5. Batasi dan kontrol lalu lalang pengunjung
Mengetahui 6. Verifikasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan
3. konsekuensi terkait √ dengan tepat
infeksi 7. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan universal/
Mengidentifikasi UniversalPrecautions
4. √ 8. Pastikan bahwa personil yang akan melakukan
tanda gejala infeksi
5. Mencuci tangan √ tindakan operasi mengenakan pakaian yang sesuai
9. Lakukan rancangan tindakan isolasi yang sesuai
Keterangan: 10. Monitor teknik isolasi yang sesuai
1. Tidak menunjukan 11. Verifikasi keutuhan kemasan steril
2. Jarang menunjukan 12. Verifikasi indikator indikator sterilisasi
3. Kadang-kadang menunjukan 13. Buka persediaan peralatan steril dengan menggunakan
4. Sering menunjukkan teknik aseptik
5. Secara konsisten menunjukan 14. Sediakan sikat, jubah, dan sarung tangan, sesuai
kebijakan institusi
15. Bantu pemakaian jubah dan sarung tangan anggota tim
16. Bantu mengenakan pakaian pasien, memastikan
perlindungan mata, dan meminimalkan tekanan
terhadap bagian-bagian tubuh tertentu
17. Pisahkan alat-alat yang steril dan non steril
18. Monitor area yang steril untuk menghilangkan
kesterilan dan penentuan waktu istirahat yang benar
sesuai indikasi
19. Jaga keutuhan kateter dan jalur intravaskular
20. Periksa kulit dan jaringan di sekitar lokasi pembedahan
21. Letakkan handuk basah untuk mencegah penyatuan
cairan antimikroba
22. Oleskan salep antimikroba pada lokasi pembedahan
sesuai kebijakan
23. Angkat handuk basah
24. Dapatkan kultur jaringan jika diperlukan
25. Batasi kontaminasi yang terjadi
26. Berikan terapi antibiotik yang sesuai
27. Jaga ruangan tetap rapi dan teratur untuk membatasi
kontaminasi
28. Pakai dan amankan pakaian pakaian bedah
29. Angkat penutup beserta barang-barang yang lain untuk
membatasi kontaminasi
30. Bersihkan dan sterilkan instrumen dengan baik
31. Koordinasikan pembersihan dan persiapan ruang
operasi untuk pasien berikutnya
Post operatif
6 Nyeri Kontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
akutberhubunga No. Indikator Awal Tujuan 1. Identifikasi faktor penyebab nyeri dan berikan informasi
n dengan agens 1 2 3 4 5 mengenai penyebab nyeri
cidera fisik: 1. Mengenali kapan nyeri 2. Beri dukungan kepada pasien untuk bisa menahan nyeri
luka post 3 √ 3. Lakukan kompres hangat pada daerah perut dan
terjadi
operasi 2. Menggunakan punggung
(00132) tindakan pengurangan 3 √ 4. Kendalikan faktor yang mempengaruhi pasien terhadap
dengan analgesik ketidaknyamanan (misalnya lingkungan tempat tidur,
3. Menggunakan pencahayaan dan suhu ruangan)
pengurangan nyeri 3 √ 5. Kolaborasi pemberian analgesik
tanpa analgesik
4. Melaporkan nyeri
3 √
yang terkontrol
Keterangan:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
7 Hambatan Ambulansi (0200) Exercise therapy (0221)
mobilitas fisik Tujuan 6. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
No. Indikator Awal
berhubungan 1 2 3 4 5 7. Ajarkan bagaimana latihan yang diperlukan
dengan Menopang berat 8. Anjurkan pasien untuk rutin latihan
gangguan 1. 1 √ 9. Monitor perkembangan kemampuan aktivitas pasien
badan
muskuloskleleta Berjalan dengan 10. Anjurkan keluarga juga berpartisipassi dalam program
l dan gangguan 2. 1 √ latihan pasien
langkah yang efektif
neuromuskular Berjalan dengan
(00085) 3. 1 √
pelan
Berjalan dengan
4. 1 √
kecepatan sedang
Berjalan dengan
5. √
cepat
Berjalan dengan
6. jarak dekat (< 1 blok/ 1 √
20 m)
7. Berjalan dengan 1 √
jarak sedang ( 1
blok < 5 blok)
Berjalan dengan
8 jarak jauh (5 blok 1 √
atau lebih).
Berjalan mengelilingi
9. 1 √
kamar
Keterangan:
1= sangat terganggu
2= banyak terganggu
3= cukup terganggu
4= sedikit terganggu
5= tidak terganggu