Anda di halaman 1dari 22

DAMPAK PEMBAGIAN UANG KULIAH TUNGGAL DI ITERA YANG

MASIH BELUM SESUAI DENGAN KEADAAN EKONOMI ORANGTUA


MAHASISWA ATAU MAHASISWA SENDIRI

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis
Karya Ilmiah

Oleh :
Daud Julfan Mangatur 118170063
Shinta Bagus Puspa Nagari 118150013

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2019
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan semaksimal mungkin. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami mengucapkan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Tata
Tulis Karya Ilmiah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jejen
Jaelani, S.S., M.HUM. Selaku pembimbing mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
yang masih meluangkan waktunya untuk membimbing kami dalam menulis
makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Lampung Selatan, 8 Mei 2019

Tim Penyusun
ABSTRAK

Upaya meningkatkan daya saing di era global saat ini, diperlukan pendidikan
tinggi agar menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan
berkarakter. Masyarakat yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi, akan dihadapkan pada berbagai pilihan dan permasalahan. Salah
satu permasalahan yang sering dialami oleh mahasiswa yaitu permasalahan
tentang uang kuliah tunggal. Sebagian mahasiswa ITERA berpendapat bahwa
uang kuliah tunggal yang telah ditetapkan oleh Institut Teknologi Sumatera tidak
sesuai dengan harapan, bahkan beban biaya yang ditetapkan tersebut melebihi
batas kemampuan ekonomi dari setiap mahasiswanya. Tujuan dibuatnya makalah
ini adalah untuk mengidentifikasi dampak yang dirasakan mahasiswa terhadap
uang kuliah tunggal yang dibebankan kepada mahasiswa serta mengidentifikasi
ketidaksesuaian uang kuliah tunggal yang didapat oleh mahasiswa ITERA.

Kata Kunci : uang kuliah tunggal, permasalahan, tujuan.


Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.5.1 Metode penelitian
1.5.2 Teknik pengumpulan data
1.6 Sistematika Pembahasan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Uang Kuliah Tunggal
2.2 Peraturan Pemerintah & Undang-Undang tentang Penetapan Uang Kuliah
Tunggal
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kuisioner Online
3.2 Hasil Kuisioner
BAB IV
DAMPAK YANG DI TERIMA MAHASISWA
4.1 Mahasiswa berhenti kuliah
4.2 Orangtua yang Terbebani
4.3 Pengajuan banding
4.4 Beasiswa
4.5 Penangguhan
4.6 Mahasiswa cuti kuliah
4.7 Mahasiswa di drop out
BAB V
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan daya saing di era global saat ini maka diperlukan
pendidikan tinggi agar menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas,
kreatif dan berkarakter. Pendidikan merupakan prioritas terpenting bagi
sebagian besar masyarakat. Sebagian dari masyarakat memiliki harapan untuk
dapat melanjutkan dan menyesaikan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih
tinggi. Walaupun ada juga sebagian yang memilih untuk bekerja dan tidak
melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Bagi masyarakat yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi maka akan dihadapkan pada berbagai pilihan dan permasalahan. Namun
dari pandangan mahasiswa berpendapat bahwa dengan adanya uang kuliah
tunggal beban biaya yang telah ditetapkan oleh Institut Teknologi Sumatera
tidak sesuai dengan harapan bahkan ada juga beban biaya tersebut melebihi
dari batas kemampuan ekonomi dari setiap mahasiswa.
Polemik yang terjadi pada penetapan uang kuliah tunggal memberikan
dampak yang sangat signifikan diantaranya adalah masalah klasifikasi dari
sistem uang kuliah tunggal membuat mahasiswa maupun orangtua semakin
merasa kecewa dikarenakan beban biaya yang dikeluarkan setiap semesternya
dinilai bagi mahasiswa sangat memberatkan terlebih ada banyak mahasiswa
hampir dari semua program studi mengalami penangguhan.
Sehingga dari pengalaman tersebut Institut Teknologi Sumatera
mengupayakan agar mahasiswa yang terdaftar melaui pembayaran uang kuliah
tunggal tidak dikeluarkan karena kendala biaya kuliah per semesternya.
Penerapan uang kuliah tunggal sendiri berlaku untuk semua mahasiswa di
Institut Teknologi Sumatera kecuali yang menerima bantuan dari pemerintah.
Dengan adanya uang kuliah tunggal dalam penerapanya diharapkan mampu
membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam hal biaya kuliah yang
di bayarkan setiap semesternya.
1.2 Pembatasan Masalah

Agar parameter tetap relevan dengan hasil yang kami inginkan, kami
menyadari beberapa pembatasan masalah, yaitu:

1. Bentuk ketidaksesuaian uang kuliah tunggal dengan kemampuan ekonomi


mahasiswa di ITERA.
2. Dampak bagi mahasiswa ITERA yang uang kuliah tunggal nya tidak
sesuai.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang kami ungkapkan diatas, kami menemukan
beberapa kendala atau masalah yang jelas yaitu:

1. Seperti apa bentuk ketidaksesuaian uang kuliah tunggal dengan


kemampuan ekonomi mahasiswa di ITERA?
2. Bagaimana dampak bagi mahasiswa ITERA yang uang kuliah nya tidak
sesuai?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian kami
mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui bentuk ketidaksesuaian uang kuliah tunggal dengan


kemampuan ekonomi mahasiswa di ITERA
2. Mengetahui dampak bagi mahasiswa ITERA yang uang kuliah tunggal nya
tidak sesuai.

1.5 Metode dan Teknik Penelitian


1.5.1 Metode Penelitian
Studi pustaka digunakan untuk mencari data-data yang diperlukan
berkaitan dengan tujuan dari penelitian ini.Studi pustaka yang dilakukan
berasal dari artikel, internet dan dari literature.Teknik ini dilakukan agar
data analisis yang dipakai kredibel dan sesuai dengan keilmuan yang
berlaku
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner digunakan untuk mendapat jawaban dari pertanyaanatas
masalah yang diajukan kepada responden.Teknik ini dipilih karena cepat
dalam mengambil data, dapat dilakukan secara massal dan data yang
didapat cukup valid.

1.6 Sistematika Pembahasan


Karya tulis ini mempunyai sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab.
Bab I membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang
lingkup kajian, tujuan penelitian, metode dan teknik pengumpulan, data, dan
sistematika penulisan. Bab II membahas mengenai definisi uang kuliah
tunggal, dan peraturan pemerintah & undang-undang tentang penetapan uang
kuliah tunggal. Bab III Membahas hasil pengambilan data dan analisis nya.
Bab IV berisi solusi dari masalah yang ada. Bab V berisi kesimpulan dan
saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Uang Kuliah Tunggal (UKT)


Uang Kuliah Tunggal (UKT) adalah semua biaya pendidikan per semester
yang ditanggung oleh mahasiswa hingga dengan semester delapan (Novel, 2017).
Sistem pembiayaan kuliah, dimana uang gedung, SPP, uang almamater, uang
praktikum dan penunjang lain yang harus dibayarkan tiap semester sebagai biaya
kuliah dan tidak ada biaya lagi diluar uang kuliah tersebut. Uang kuliah tunggal
juga merupakan sebagian daripada total biaya oprasional mahasiswa per semester
yag ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan finansial orangtua
mahasiswa ataupun mahasiswa itu sendiri. Tujuan adanya sistem UKT adalah se
bagai dasar penetapan biaya yang dibebabankan kepada mahasiswa tersebut. UKT
juga mempermudah mahasiswa yang kurang mampu agar dapat masuk ke dalam
Perguruan Tinggi Negeri yang diingankan. Dengan sistem UKT ini, maka tak ada
lagi sistem uang pangkal dan lainnya bagi mahasiswa baru. Sehingga ini dapat
mempermudah kita semua untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi.

2.2 Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang tentang Penetapan Uang Kuliah


Tunggal
Penetapan Uang Kuliah Tunggal sudah di tetapkan oleh pemerintah agar
penduduk Indonesia khusunya generasi muda bisa merasakan dan mendapatkan
pendidikan tinggi.. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Nomor 39 Tahun 2017 tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT)
menetapkan besaran biaya yang ditanggu setiap mahasiswa per semester
bedasarkan kemampuan ekonomi nya. Bagi mahasiswa yang secara ekonomi tidak
mampu, tidak dikenakan uang pangkal atau pungutan lain selain UKT.

“UKT itu ada levelnya, biaya kuliah yang ditanggu setiap mahasiswa itu berbeda-
beda. Ini adalah bentuk keringanan yang diberikan sesuai dengan kemampuan
ekonomi masing-masing mahasiswa,” jelas Menteri Nasir pada konferensi pers di
Gedung D Kemenristekdikti, Senayan. (26/7). (Kementrian Riset dan Teknologi /
Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia, 2019)

Pemerintah sekalipun sudah menetapkan hal tersebut. Sudah dijelaskan oleh


Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikana Tinggi pemimpin suatu PTN dapat
meringkan dan menetapkan ulang besaran UKT mahasiswa. Hal tersebut dapat
dilakukan apabila mahasiswa yang bersangkutan memiliki ketidaksesuaian
kemampuan ekonomi dan atau mahasiswa tersebut mengalami perubahan kondisi
ekonomi yang mengakibatkan berat nya pembayaran UKT tiap semesternya.

Untuk memperkuat Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


(Permenristekdikti) Nomor 39 Tahun 2017, Pemerintah melalui Surat Edaran
Menristekdikti No. B/416/M/PR.03.04/2019 mengatur pungutan uang pangkal
atau pungutan lain selain UKT maksimum sebesar 30% dari mahasiswa baru
program diploma dan program sarjana bagi mahasiswa asing, mahasiswa kelas
internasional, mahasiswa yang melalui jalur kerja sama, dan mahasiswa yang
melalui seleksi jalur mandiri. Tentunya besaran pungutan ini tetap memperhatikan
kemampuan ekonomi mahasiswa. (Kementrian Riset dan Teknologi / Badan Riset
dan Inovasi Nasional Republik Indonesia, 2019)

UKT menjadi ketetapan kebijakan pendidikan secara nasional. Dasar Hukum


UKT adala Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional
(Permendikbudnas) RI Nomor 55/2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal (BKT).
BKT dimaksud seluruh biaya operasional per mahasiswa per semester pada
program studi di perguruan tinggi negeri. UKT merupakan sebagian BKT yang
ditanggung setiap mahasiswa berdsarkan kemampuan ekonomi mahasiswa,
orangtua mahasiswa, berdasarkan kemampuan ekonomi mahasiswa, orangtua
mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya. UKT ditetapkan berdasarkan
BKT dikurangi biaya yang ditanggung oleh pemerintah. Berdasarkan aturan
tersebut, maka pihak perguruan tinggi mengkaji dan merumuskan besaran
anggaran kuliah yang dihabiskan per semester selama empat tahun. (Afriantoni,
2016)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Nomor 20 Tahun


2003, pasal 48 ayat 1 tentang Pengelolaan Dana Pendidikan yang berbunyi
“Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan berdasarkan pada prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.”, seharusnya sudah menjadi
pertimbangan setiap perguruan tinggi dalam menentukan besarnya uang kuliah
tunggal yang harus dibayarkan setiap mahasiswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kuisioner Online


Penelitian yang kami lakukan adalah dengan cara membuat kuisioner.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kuisioner adalah alat riset atau
survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan
tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui
pos; daftar pertanyaan. Kuisioner yang kami gunakan adalah kuisioner online
yang dimana kuisioner ini dapat dengan mudah diakses oleh seluruh mahasiswa
yang memperoleh tautan atau link yang kami sebarluaskan kepada mahasiswa
ITERA. Kuisioner tersebut kami gunakan untuk mengumpulkan data yang di
perlukan, dengan pertanyaan yang dimasukkan sebagai berikut.
1. Apakah anda sudah merasa cocok dengan UKT anda yang sekarang?

Jika kuisioner menjawab “Belum” maka akan muncul pertanyaan :


1. UKT anda termasuk dalam golongan berapa?
2. Siapa yang membayar UKT anda?
3. Berapa penghasilan orang yang membayar UKT anda, dalam sebulan?
4. Mengapa anda keberatan dengan jumlah UKT yang harus dibayarkan?
5. Apakah anda sudah melakukan “banding”?
6. Apa hasilnya?
7. Apa dampak yang anda rasakan karena UKT yang tidak sesuai?
8. Berikan pendapat anda terhadap pihak kampus tentang UKT tersebut

Jika responden menjawab “Sudah” maka akan muncul pertanyaan :


1. Apa pendapat anda mengenai UKT di ITERA
2. Menurut anda, apa dampak untuk Mahasiswa yang keberatan dalam membayar
UKT?
3. Apakah anda memiliki saran untuk pihak kampus tentang masalah UKT ini?
3.2 Hasil Kuisioner
Kuisioner yang telah kami sebarluaskan kepada mahasiswa
mendapatkan 78 responden dengan tanggapan yang berbeda-beda. Hasil yang
kami dapatkan adalah sebagai berikut :

3.2.1 Kecocokan dengan Besar UKT yang Harus Dibayarkan

Gambar 3.2.1
Diagram diatas menunjukkan bahwa 73,1% dari 78 responden meras
belum cocok dengan besar UKT yang harus dibayarkan dan 26,9% mengatakan
sudah cocok.

3.2.2 Besar UKT yang di harus dibayarkan

Gambar 3.2.2
Diagram diatas menunjukkan besar UKT yang harus dibayarkan oleh
mahasiswa yang merasa belum cocok dengan golongan yang diterima. Sebanyak
27,6% masuk ke dalam Golongan V, sebanyak 15,5% masuk ke dalam Golongan
VI, sebanyak 20,7% masuk ke dalam Golongan VIII, dan tidak ada yang
mendapat Golongan IV ke atas berdasarkan diagram tersebut.
3.2.3 Yang Membayar UKT

Gambar 3.2.3
Diagaram diatas menunjukkan bahwa sebesar 93,2% yang membayar UKT
mahasiswa adalah orangtua mereka sendiri dan sisa nya ada yang diri sendiri, dan
ada juga yang dibayarkan oleh saudara mereka.

3.2.4 Pendapatan Orangtua

Gambar 3.2.4

Diagaram tersebut menjelaskan bahwa 12,3% orangtua mahasiwa memiliki


gaji/pendapat kurang dari Rp 1.000.000,-. Sebanyak 26,3% memiliki gaji diantara
Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000, yang memiliki gaji Rp 3.600.000 sebanyak 47,4%,
yang memiliki gaji Rp 6.000.000 – Rp 9.000.000 sebanyak 7%, dan sisanya
memiliki gaji diatas Rp 9.000.000

3.2.5 Pengajuan Banding


Gambar 3.2.5
Diagram diatas menunjukan bahwa 58,1% pernah mengajukan banding, 37,1%
tidak pernah mengajukan banding, dan sisa nya sering mengajukan banding

3.2.6 Hasil Pengajuan Banding

Gambar 3.2.6

Dapat dilihat bahwa hampir semua yang mengajukan banding atau sebanyak 71%
mahsiswa tidak di terima hasil bandingnya, 24,2% juga biasa saja, tetapi ada
sedikit yang turun.
BAB IV
DAMPAK YANG DITERIMA OLEH MAHASISWA

4.1 Mahasiswa Berhenti Kuliah


Berdasarkan data yang kami peroleh dari kuisioner yang kami buat adalah banyak
mahasiswa menyebutkan bahwa dampak ini akan terjadi jika uang kuliah tunggal
yang mereka dapatkan masih tetap mahal walaupun sudah mengajukan banding.
Bahkan beberapa dari mereka memberitahu kami bahwa mereka sudah berhenti
kuliah karena tidak sanggupnya pihak mahasiswa untuk membayar uang kuliah
tunggal tersebut.

4.2 Orangtua yang Terbebani


Dari data yang kami peroleh di kuisioner yang dibuat adalah mahasiswa mengeluh
banyak orangtua dari mereka yang mengeluh dengan mahalnya uang kuliah
tunggal yang akan mereka bayarkan. Bahkan ada dari orangtua mereka yang
memarahi anaknya karena masalah uang kuliah tunggal ini. Dikarenakan masih
banyaknya keperluan yang akan dikeluarkan untuk kebutuhan lainnya selain
membayar uang kuliah tunggal anaknya.

4.3 Mahasiswa yang Terbebani


Berdasarkan data yang diperoleh dari kuisioner adalah banyak mahasiswa
mengeluh merasa terbebani dengan adanya uang kuliah tunggal yang mahal,
dampaknya diperoleh seperti mahasiswa yang tidak fokus terhadap mata kuliah
yang sedang dijalani, merasa tidak enak terhadap orangtua mereka yang mencari
nafkah untuk membayar uang kuliah tunggal mereka yang bahkan para mahasiswa
memberitahu masih banyak uang yang akan dikeluarkan untuk kebutuhan di
perkuliahan yang sedang mereka jalani sekarang.

4.4 Pengajuan Banding


Dari data yang sudah kami peroleh dari kuisioner yang dibuat adalah mahasiswa
mengeluhkan pernyataan ini, pengajuan banding seringkali tidak digubris oleh
pihak kampus, padahal banyak mahasiswa yang berharap pengajuan banding
mereka diterima karena terkadang dari mereka ada yang sudah tidak mampu lagi
membayar mahalnya uang kuliah tunggal yang didapatkan.
4.5 Penangguhan
Dari data yang sudah kami peroleh dari kuisioner yang dibuat adalah mahasiswa
memberitahu kami bahwa sebagian dari mereka melakukan penangguhan karena
tidak sanggupnya membayar uang kuliah tunggal pada waktu yang ditetapkan
oleh pihak kampus, tetapi dari pihak kampus tidak mengindahkan permintaan
mahasiswa sehingga mahasiswa sampai mengambil jalan untuk tidak berkuliah
sementara bahkan sampai mengundurkan diri dari kampus Institut Teknologi
Sumatera.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari data yang kami peroleh melewati
pengumpulan data adalah:
1. Uang kuliah tunggal merupakan semua biaya pendidikan per semester
yang ditanggung oleh mahasiswa hingga dengan semester delapan.
2. Dampak yang didapat dari mahasiswa yang memiliki uang kuliah tunggal
dengan golongan tidak sesuai dengan gaji orangtua mahasiswa adalah
terjadinya penunggakkan, pengajuan banding dan penangguhan, serta cuti
kuliah ataupun tidak mengikuti perkuliahan lagi.
3. Penangguhan atau pengajuan banding seringkali tidak mendapat respon
dari pihak kampus.
4. Adanya ketidakselarasan pada mahasiswa yang mendapatkan uang kuliah
tunggal dengan gaji orangtua mereka.
5. Diberikannya tenggang waktu untuk mahasiswa yang belum bisa
membayar uang kuliah tunggal pada waktu yang sudah ditentukan.
6. Terjadi penghambatan pada keperluan perkuliahan karena mahasiswa
seringkali memikirkan pembayaran biaya uang kuliah tunggal.
7. Beberapa dari mahasiswa mengajukan cuti kuliah karena mahalnya uang
kuliah tunggal yang mahasiswa dapat.
8. Dampak bagi anak rantau adalah pengurangan pendapatan mereka untuk
keperluan lainnya.

5.2 Saran
Uang Kuliah Tunggal (UKT) merupakan sesuatu yang menjadi perhatian atau
fokus yang harus dipandang, oleh karena itu kami selaku penulis memberi saran:
1. Ada baiknya ketika pada saat mahasiswa sudah mengajukan banding,
diturunkan biaya uang kuliah tunggalnya meskipun hanya turun satu
golongan.
2. Kepada pihak kampus, untuk memberi kemudahan kepada penangguhan
karena terkadang mereka sampai cuti kuliah bahkan banyak yang
mengundurkan diri dari kampus.
3. Diharapkan untuk mempertimbangkan lagi untuk jumlah uang kuliah
tunggalnya pada setiap golongan.
4. Jika memungkinkan disegerakan dalam menambah fasilitas agar setiap
mahasiswa tidak mengira kalau uang kuliah tunggal setiap mahasiswa
tidak sia-sia.
5. Kepada pihak kampus, untuk mencoba dilihat lagi jika ingin memberi
golongan uang kuliah tunggal kepada para mahasiswa agar tidak
memberatkan mahasiswa dan juga tidak menjadi beban yang harus
diselesaikan untuk pihak kampus maupun pihak mahasiswanya.
6. Menjalankan survei dengan benar dan adil.
7. Dimudahkan dalam pengajuan banding ataupun penangguhan.
Daftar Pustaka

Afriantoni. (2016). Isu-Isu Kritis dalam Pendidikan Tinggi: Sebuah Tinjauan


Aktual terhadap Praktik Pendidikan Tinggi di Indonesia. Yogyakarta:
Deepublish.
Kementrian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik
Indonesia. (2019, Juli 26). Diambil kembali dari ristekdikti.go.id
Novel, S. S. (2017). Direktori PTN & PTN di Indonesia. Gramedia Widiasarana.
RIWAYAT HIDUP

Shinta Bagus Puspa Nagari, lahir di Timika, 25


Januari 2000. Anak kedua dari tiga bersaudara dari
pasangan bernama Djoko Bagus Eddy Wijono dan
Ernawati. Dan telah menyelesaikan pendidikan di
Taman Kanak-kanak Wipara, Bali, pada tahun 2005,
melanjutkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar
Negeri 4 Tuban, Bali selama 2 tahun lalu pindah
sekolah dasar melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri 2
Palapa, Bandarlampung dan lulus pada tahun 2012.
Lalu melanjutkan pendidikan menengah di Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 9 Bandar Lampung serta lulus pada tahun
2015 dan langsung melanjutkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 10 Bandar
Lampung dan tamat pada tahun 2018. Serta ditahun yang sama pula saya
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Institut Teknologi Sumatera hingga
saat ini masih melanjutkan pendidikan di institut tersebut. Penulis juga pernah
mengikuti kepanitiaan makrab menjabat divisi acara. Penulis pernah mengikuti
lomba antarsekolah pada perlombaan Softball Cup di beberapa sekolah.

Daud Julfan Mangatur, lahir di Jakarta, 15 Juli


2000. Anak Pertama dari 3 bersaudara dari ayah
saya, Usdiman Butarbutar dan ibu saya, Rosmalina
Sianipar. Sejak kecil hingga remaja, tinggal di
Harapan Indah, Bekasi Barat. Tahun 2004-2006
menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak
Cahaya Harapan, Bekasi. Kemudian melanjutkan
pendidikan di Sekolah Dasar Cahaya Harapan pada
tahun 2006-2012. Pada saat menempuh pendidikan
di sekolah menengah pertama, penulis menempuh
pendidikan di 2 sekolah. Tahun 2012-2013, di
Sekolah Menengah Pertama Cahaya Harapan dan pada tahun 2013-2015 pindah
ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 256 Jakarta atas keinginan orangtua.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMP, penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Atas Negeri 89 Jakarta pada tahun 2015-2018. Setelah tamat
dari bangku sekolah, pada tahun yang sama juga, penulis melanjutkan pendidikan
ke jenjang perguruan tinggi di Perguruan Tinggi Negeri Institut Teknologi
Sumatera, Prodi Teknik Mesin, Jurusan Teknologi Industri dan Produksi. Hingga
saat ini, penulis sudah pernah menjabat sebagai ketua pada suatu acara keagaaman
di bangku SMA, 5 kali menjuarai lomba festival band antarsekolah, dan pernah
mengikuti lomba story telling tingkat SMP sederajat.

Anda mungkin juga menyukai