Anda di halaman 1dari 2

Juz’an Nafi Haifa

17/410473/TK/45830

RANGKUMAN MATERI KAPITA SELEKTA #2


Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Tahun Ajaran 2019/2020

Tema : Inovasi Teknologi Rekayasa Genetika "Prospek Bioteknologi Anggrek dalam


Menyongsong Revolusi Industri 4.0"
Narasumber : Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc.
Hari, tanggal : Jumat, 21 Februari 2020
Tempat : Ruang E6 (S304) Gedung DTETI FT UGM

Kapita Selekta hari ini disampaikan oleh Ibu Endang Semiarti, dosen Fakultas Biologi. Beliau
dikenal dengan panggilan Bu Endang “Anggrek” karena tanaman anggreklah yang menjadi objek
penelitian beliau sejak kuliah S1 di Fakultas Biologi UGM hingga saat ini. Penelitian beliau mencakup
bioteknologi, transgenik, genetic engineering, dan kloning gen. Beliau memotivasi para mahasiswa
Teknik Elektro dan Teknologi Informasi untuk turut berkolaborasi dalam bioteknologi, yakni dalam hal
bioengineering dan bioinformatics.
Teknologi Transgenik menjadi metode inovasi dalam era bioteknologi modern sebab
dengannya mampu dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dan lingkungan. Salah satunya adalah
Genom Editing, yakni memanipulasi urutan DNA sehingga dapat memasukkan gen yang diinginkan
dan membuang gen yang tidak diperlikan. Bioteknologi semakin berkembang sejak ditemukannya sel
dan DNA di dalam sel makhluk hidup, dimulai dari bioteknologi tradisional seperti fermentasi, lalu
bioteknologi modern yang mulai melibatkan informasi-informasi genetik, dan generasi yang akan
dating sehingga informasi-informasi genetik tersebut mampu disimpan di dalam komputer (database)
dan dimanipulasi secara digital.
Dalam Bioteknologi, dikenal istilah GMO (Genetically Modified Organism) dan GEO
(Genetically Engineer Organism). Bedanya, GMO melibatkan gen dari makhluk lain, sedangkan GEO
melibatkan gen dari dirinya sendiri. Organisme, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroba dapat diambil
gennya dan ditransformasi genetik sehingga mampu menciptakan organisme baru. Beberapa contohnya:
• Perubahan warna, seperti lemon yang tidak hanya terdiri dari satu warna saja, yakni kuning-oranye,
namun bisa diubah menjadi berwarna-warni, serta strawberry yang berwarna biru, yang biasanya
berwarna merah.
• Ketahanan, seperti tomat yang mampu tetap segar selama masa pendistribusian. Selain itu, juga
terdapat agrobacterium mechanism yang dengan mengirimkan t-DNA ke tanaman, menyebabkan
tanaman transgenik tersebut mampu tahan terhadap peptisida.
• Penambahan organ, seperti tikus yang diberi gen telinga manusia.
Juz’an Nafi Haifa
17/410473/TK/45830

• Pemberi sifat, seperti gen yang mampu memproduksi cahaya milik kunang-kunang atau ubur-ubur
yang diberikan kepada tanaman tembakau, sehingga tanaman tersebut dapat bercahaya di tempat
gelap.
Umumnya transformsi genetik ini dilakukan dengan memanipulasi urutan protein-protein
pembentuk untai DNA, yakni A (adenine), T (thymine), C (cytosine), dan G (guanine), atau
mengimplantasi sel-sel prokariotik ke dalam sel eukariotik untuk menggandakan sel. Tujuan dari
transformsi genetik ada yang untuk tujuan ilmiah, yakni mempelajari fungsi-fungsi gen, dan tujuan
komersial, yakni meningkatan kualitas dan kuantitias.
Tanaman anggrek, yang menjadi objek penelitian Bu Endang, merupakan satu dari tiga puspa
Indonesia, yakni puspa pesona (anggrek), puspa bangsa (melati), dan puspa langka (rafflesia). Indonesia
memiliki sekitar 5.000 dari 30.000 spesies anggrek di dunia, 3.000 spesiesnya berada di Papua.
Tanaman anggrek ini di antara spesiesnya mampu bertahan ketika erupsi gunung berapi.
Di akhir sesi kuliah, beliau menambahkan penjelasan mengenai anggrek sebagai prospek bisnis
sebab untuk kalangan tertentu anggrek dapat menjadi aset yang dapat menghasilkan profit. Apalagi jika
anggrek tersebut memiliki keunikan dalam hal astetika maupun sifat-sifatnya. Bisnis anggrek ini dibagi
menjadi beberapa segmen, yakni bibit, anggrek dewasa (pot plant), dan anggrek potong.

Anda mungkin juga menyukai