Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GIZI PRODUKTIFITAS KERJA

ENERGI EXPENDITURE I

KELOMPOK 12:

Melinda (K021171313)

Ainun Pratiwi (K021171507)

Vivid Syahputri (K021171512)

Athanasius Maik (K021171701)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat

limpahan rahmat dan taufik-Nya sehingga Makalah Gizi Produktivitas Kerja

mengenai Energi Expenditure dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas mata kuliah Gizi Produktifitas

Kerja. Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak luput dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, yang telah memberikan masukan masukan baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada kami.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari

materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan

pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan.

Makassar, Mei 2019

Kelompok 12
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Energi Expenditure .......................................................................4

B. Faktor Yang Mempengaruhi Energi Expenditure...........................................6

C. Perhitungan Energi Expenditure ...................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................13

B. Saran .............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

setiap warga negara. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat

tergantung pada kemampuan dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,

yaitu sumber daya manusia yang memiliki fisik tangguh, mental kuat, dan

pastinya mempunyai kesehatan prima. Bukti empiris menunjukkan bahwa faktor

tersebut sangat ditentukan oleh status gizi yang baik. Berbicara masalah gizi, kita

tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat makanan atau nutrisi yang masuk

kedalam tubuh, dengan kata lain yaitu asupan pangan yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh orang tersebut akan membuat status gizi seseorang menjadi baik.

Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat nutrien

yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsinya dengan sangat

baik. Zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan

jaringan dan pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya. Oleh karena itu

diharapkan seseorang mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai kebutuhan

tubuh untuk mencegah terjadinya masalah gizi buruk.

Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi

pangan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh,

ketersediaan pangan, faktor sosial ,ekonomi, budaya dan politik (Unicef, 1990).

Apabila gizi kurang dan gizi buruk terus dialami oleh seseorang maka dapat

menjadi faktor penghambat pendapatan, pembangunan.


Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran

penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan

produktivitas. Hal ini dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari

35% bahkan mencapai 50% setiap harinya di tempat kerja. Oleh karena itu tenaga

kerja perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis

pekerjaan yang dilakukannya. Kekurangan nilai gizi pada makanan yang

dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh,

seperti : pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang,

berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang bersemangat,

kurang motivasi, bereaksi lamban, apatis dan lain sebagainya. Keadaan tersebut

mengakibatkan tidak bisa diharapkannya pencapaian efisiensi dan produktivitas

kerja yang optimal. Dan untuk itu, usaha untuk meningkatkan efisiensi dan

produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan mengatasi masalah gizi tenaga

kerja,yaitu dengan jalan memperbaiki keadaan kesehatan dan meningkatkan

keadaan gizinya melalui pelaksanaan gizi kerja di perusahaan.

Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 2003 menyebutkan bahwa

kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pada batasan ini,

kesehatan mencakup empat aspek yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan

ekonomi. Kesehatan fisik antara lain dipengaruhi oleh hygienitas, medis, diet

(pola makan) dan olah raga. Kesehatan mental mencakup tiga komponen yaitu

pikiran,emosional dan spiritual. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang

mampu berhubungan dengan orang lain secara baik. Kesehatan ekonomi terlihat
dari produktivias seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan

sesuatu yang dapat menyongkong hidup dan keluarganya secara finansial (Ari

Yuni Astuti, 2008).

Pencapaian kesehatan di tempat kerja sangat di pengaruhi dengan

bagaimana pelaksanaan pemenuhan gizi tenaga kerja. Apakah sesuai atau belum

sesuai. Setiap pekerja memerlukan zat gizi sesuai dengan jenis pekerjaan yang

mereka lakukan. Pekerjaan dengan jenis pekerjaan berat perlu mengkonsumsi

kalori yang lebih banyak di bandingkan dengan pekerjaan sedang dan pekerjaan

ringan, hal ini pada dasarnya untuk mencapai keseimbangan antara asupan gizi

dengan beban kerja. Pemenuhan gizi yang tidak sesuai dengan beban kerja dapat

menyebabkan penurunan produktivitas dan kapasitas kerja. (Yuliani Setyaningsih,

2008). Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat makalah membahas

mengenai “Energi Expenditure”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apa itu energy expenditure?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi energy expenditure?

3. Bagaimana cara menghitung energy expenditure seseorang?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Energy Expenditure

Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda dapat

melakukan usaha. Dalam kenyataannya setiap dilakukan usaha selalu

ada perubahan. Sehingga usaha juga didefiniskan sebagai kemampuan untuk

menyebabkan perubahan (Alfatah dan Lestari, 2009). Definisi energy adalah daya

kerja atau tenaga, energy berasal dari bahasa Yunani yaitu energy yang

merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi merupakan besaran yang

kekal, artinya enegi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah

dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Ditinjau dari asalnya energy mempunyai

bermacam-macam bentuk seperti berikut: energi potensial, energi kinetik, energi

kimi, energi kalor, energi listik, energi bunyi, energi nuklir, dan energy radiasi.

Manusia membutuhkan energy untuk bergerak dan melakukan aktivitas.

Sehingga tidak heran bila iklan suplemen minuman dan makanan penambah

energy sangat marak di berbagai media massa baik Koran maupun televise karena

energy merupakan kebutuhan utama manusia. Dengan memiliki energy.

manusia bisa melakukan berbagai aktivitas mulai dari aktivitas ringan sampai

aktivitas berat.

Energy Expenditure adalah jumlah energy yg dikeluarkan atau digunakan

oleh tubuh. Pengeluaran energi total merupakan penjumlahan dari pengeluaran

energy saat istirahat (REE) atau BMR dengan pengeluaran energy bersih dari

berbagai aktivitias yang kita lakukan selama sehari. Pengeluaran energi yang biasa
kita lakukan sehari-hari (habitual energi expenditure) biasanya dapat digunakan

untuk menduga kebutuhan energy harian kita. Hanya saja masalahnya sulit

menentukan habitual energi expenditure, yang sering kita amati hanyalah actual

energy expenditure. Kita tahu bahwa actual energi expenditure seseorang biasa

sangat berbeda menurut waktu dan keadaan. Untuk menduga habitual energi

expenditure biasanya dapat dilakukan dengan cara merekam kegiatan atau

energy yang dikeluarkan selama beberapa hari sampai mingguan, sehingga nilai

rata-ratanya dapat dipakai untuk menduga kebutuhan energy harian orang

tersebut. Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam menghitung

kebutuhan energi total seseorang, yaitu: Hukum konservasi tenaga yang berbunyi:

”Produksi energy total dalam tubuh= energy dalam makanan yang dikonsumsi

dikurangi energy dalam ekskreta dan energy untuk pertumbuhan”.

Produksi energi total di dalam tubuh berfungsi untuk melakukan kerja

internal (melangsungkan proses kerja tubuh yang minimal= basal metabolisme),

melakukan kerja eksternal, dan menutup pengaruh makanan yang disebut Specific

Dynamic Action (SDA) dari makanan. Pada umumnya perhitungan kebutuhan

energi orang dewasa mengikuti hal pokok kedua. Dengan demikian dihitung

dahulu basal metabolisme dengan cara-cara seperti yang diuraikan di muka atau

memakai cara menghitung yang praktis meskipun kasar, yaitu:

BMR= 1 Kalori/kg beratbadan/ jam.

Setelah itu ditemukan, kemudian dihitung jumlah energi yang digunakan untuk

melakukan kerja eksternal (kegiatanfisik). Untuk menghitung energy ini dipakai

angka-angka yang telah disusun dalam suatu daftar yang menyatakan banyaknya
energy untuk berbagai kegiatan persatuan berat badan dan persatuan waktu

seperti kegiatan fisik yang dilakukan sehari-hari dapat dicatat dan kemudian dapat

dihitung dengan menggunakan daftar. Satu hal lagi yang perlu diperhitungkan

adalah adanya pengaruh makanan yang terkenal dengan istilah SDA. Tidak setiap

zat makanan dioksidasi dalam tubuh memberikan efek yang sama terhadap

metabolisme energi. Pengaruh makanan terhadap metabolisme dapat dianalogkan

dengan ”pajak”. Tubuh tidak mendapatkan seluruh energy dalam makanan karena

sebahagian dipakai untuk membayar pajak metabolisme. Jumlah inilah yang

dikurangkan dari metabolisme energy bukan karena digunakan untuk mencerna

makanan tetapi untuk memberikan rangsangan api metabolisme. Dalam hal lemak,

meningkatnya metabolism energy meskipun hanya kecil disebabkan karena lebih

banyaknya bahan bakar yang dapat disampaikan kepada jaringan. Untuk

karbohidrat naiknya metabolisme energy ( 6%) karena panas yang dihasilkan

dalam proses kimia untuk melakukan metabolisme.

Pengaruh protein cukup besar yaitu 30 – 40% disebabkan oleh bagian dari hasil

pencernaan atau metabolisme berfungsi sebagai perangsang langsung terhadap

proses metabolisme.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Energy Expenditure

Adapun faktor yang mempengaruhi energy expenditure antara lain:

1. Basal Energi Expenditure (BEE)

BEE adalah kebutuhan energi untuk mempertahankan kehidupan atau

energi yang mendukung proses dasar kehidupan. BEE adalah penggunaan

energi untuk aktivitas dalam keadaan basal. Yaitu aktivitas yang tetap berjalan
walaupun sedang istirahat. Aktivitas ini tidak dapat dihentikan oleh perintah

otak, seperti: denyut jantung, sekresi hormon dan enzim. Faktor yang

mempengrauhi BEE adalah umur (diatas umur 20 th BEE menurun 2 % setiap

tambahan umur 10 tahun), massa otot (masa otot besar maka BEE tinggi), jenis

kelamin (BEE pria lebih tinggi dari wanita, pada saat diatas 10 tahun)

Rumus BEE:

Pria = 66 + (13.5 x BB kg) + (5 + TB cm) – (6,8 x Umur)

Wanita = 665 + (9,6 x BB kg ) + (1,7 + TB cm) – (4,7 x umur)

Contoh:

Diketahui Mr. Slamet mempunyai BB 95 kg, TB 165 cm, dan berumur 55

tahun, maka berapakah BEE nya?

=> BEE = 66 + (13.5 x 95) + (5 + 165) – (6,8 x 55) = 1144,5 Cal

2. Aktivitas Fisik (AF)

Komponen kedua dari pengeluaran energi seseorang adalah aktivitas fisik

(physicalactivity [PA]): pergerakan dari otot dan system penunjang. Dengan

kata lain, aktivitas fisik adalah energi yang digunakan untuk aktivitas setiap

hari. Aktivitas fisik ini merupakan komponen yang sangat bervariasi dan sering

berubah-ubah dari pengeluaran energi. Akibatnya, pengaruh pada penambahan

dan pengurangan berat badan sangat signifikan. Selama aktivitas fisik

berlangsung, otot membutuhkan energi ekstra untuk bergerak, dan jantung

serta paru-paru membutuhkan energi ekstra untuk menerima nutrisi dan

aksigen (O2) dan pembentukan zat sisa. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk

beberapa aktivitas, apakah bermain tenis atau belajar tergantung pada tiga
factor : masa otot, berat badan, dan aktivitasnya. Masa otot dan berat badan

yang lebih besar membutuhkan energi yang lebih besar pula saat melakukan

aktivitas. Durasi , frekuensi, dan intensitas aktivitas juga mempengaruhi

pengeluaran energi: durasi yang lebih panjang, frekuensi dan intensitas yang

lebih tinggi akan membutukanpenggeluaran energi yang besar pula.

Perkiraan kasar energy yang dibutuhkan per hari untuk aktivitas fisik dapat

dibuat dengan menggunakan nilai-nilai perkiraan berikut:

a. 30 % BMR untuk orang yang jarang melakukan aktivitas (misalnya

mahasiswa kedokteran yang hanya belajar)

b. 60-70% BMR untuk orang yang melakukan olahraga atau kerja fisik

tingkat sedang sekitar 2 jam setiap hari

c. 100% atau lebih BMR untuk orang yang melakukan olahraga atau kerja

fisik berat selama beberapa jam per hari.

Rumus : Tingkatan % x BEE


AKTIVITAS PERHITUNGAN CONTOH
FISIK
Sangat Rendah 10 – 30 % dari Aktivitas
BEE sambil duduk,
seseorang yang
dirawat di RS /
bedrest
Ringan 30 – 50 % dari Guru, dokter
BEE praktek sore,
ibu rumah
tangga, pekerja
kantor.
Sedang 50 – 80 % dari Pekerja
BEE bangunan,
petani,
mahasiswa
aktif
Berat 80 – 100 % dari Pekerja pabrik,
BEE tentara yang
sedang berlatih
Sangat Berat >100 % dari BEE Penggergaji
kayu, Tukang
Becak

Contoh :

Diketahui BEE Mr. Slamet sebesar 1144,5 Cal (dari perhitungan sebelumnya)

dan ia adalah seorang pekerja kantoran. Berapakah energy aktivitas fisiknya?

Aktifitas Fisik => Tingkatan % x BEE

=> 30% x 1144,5 = 343.35 Cal

3. Specific Dynamic Activity (SDA)

Specific Dynamic Activity adalah energi yang digunakan untuk proses

pencernaan (digesti), penyerapan (absorbsi), dan transportasi zat gizi makanan

yang dikonsumsi. Ketika seseorang makan, otot kawasan gastro intestinal (GI

tract) meningkatkan kecepatan kontraksinya, sel yang membuat dan

mengsekresikan asam lambung memulai tugasnya, dan beberapa nutrient


diabsopsi dengan transport aktif. Kecepatan dari aktivitas ini memerlukan

energi dan produksi panas, yang disebut dengan efek panas makanan

atau Thermic Effect of Food (TEF) dan sering disebut juga Specific Dynamic

Activity (SDA). Pendek kata, TEF atau SDA ini adalah jumlah energi yang

digunakan untuk pencernaan, penyerapan dan pemanfaatan konsumsi makanan.

Nilai TEF dari beberapa nutrient adalah :

Karbohidrat 5-10% dari BEE

Protein 20-30% dari BEE

Lemak 0-5% dari BEE

Alkohol 15-20% dari BEE

Rumus : =10 % x (BEE + AF)

10% terkandung makanan apa yang di konsumsinya

Contoh:

Diketahui BEE Mr. Slamet adalah 1144,5 Cal dan energy aktivitas fisiknya

adalah 343,35 Cal. Maka berapa energy termik makanannya?

TEF => 10% x (BEE + AF)

=> 10% x (1144,5 + 343,35) = 148,75 Cal


C. Perhitungan Total Energi Expenditure (TEE)

Total Energi Expenditure adalah penjumlahan antara pengunaan energi untuk

metabolisme basal (Basal Energi Expenditure = BEE) dengan aktifitas fisik (AF)

dan (SpecificDynamicActionOf Food = SDA).

Rumus :

TEE = BEE + AF + SDA(TEF)

Keterangan: TEE : Total Energi Expenditure

BEE : Basal Energi Expenditure

AF : Aktifitas Fisik

SDA : Specific Dynamic Action Of Food

TEF : Thermic Effect Of Food

Contoh:

Diketahui Mr. Slamet memiliki energy metabolism basal (BEE) sebesar 1144,5

Cal (dari perhitungan sebelumnya), energy aktivitas fisik (AF) sebesar 343,35 Cal

(dari perhitungan sebelumnya), dan energy termik makanan (SDA) sebesar 148,75

Cal. Berapakah total energy expenditurenya (TEE)?

TEE = BEE + AF + SDA(TEF)

TEE = 1144,5 + 343,35 + 148,75

= 1636,6 Cal
Rumus Menghitung Kalori

Karbohidrat = 4 kkal

Protein = 4 kkal

Lemak = 9 kkal

Contohnya:

Mr. Slamet mengkonsumsi makanan sebanyak karbohidrat 200 kkal, protein 100

kkal, dan lemak 50 kkal.

Jadi :

Untuk karbohidrat 200x4=800 kkal

Untuk protein 100x4=400 kkal

Untuk lemak 50x9=450kkal

Kesimpulannya Mr. Slamet mengkonsumsi mengandung karbohidrat sebanyak

800kkal, protein sebanyak 400kkal, dan lemak 450kkal


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Energi Expenditure adalah jumlah energi yang dikeluarkan atau digunakan oleh

tubuh. Terdiri dari 3 komponen :

a. Tingkat Metabolisme Basal Atau Istirahat (BEE atau BMR)

b. Energi Utk Memproses Makanan (Mencerna Dan Menyerap Makanan) Di

Dlm Tubuh (Thermic Effect Of Food)

c. Energi Untuk Aktifitas Fisik

2. Energi Metabolisme Basal dipengaruhi oleh umur (diatas umur 20 th BEE

menurun 2 % setiap tambahan umur 10 tahun), massa otot (masa otot besar

maka BEE tinggi), jenis kelamin (BEE pria lebih tinggi dari wanita, pada saat

diatas 10 tahun).

3. Aktivitas fisik dapat memiliki dampak dramatis pada pengeluaran energi harian

seseorang. Selama aktivitas fisik yang berat (aktivitas yang kuat), otototot bisa

membakar sebanyak 1200 Kkal per jam dalam keadaan sangat bugar individu.

Orang yang tidak mampu hanya dapat mengeluarkan 200 Kkal per jam.

4. Specific Dynamic Activity adalah energi yang digunakan untuk proses

pencernaan (digesti), penyerapan (absorbsi), dan transportasi zat gizi makanan

yang dikonsumsi.
B. Saran

Pengeluaran energi harus disesuaikan dengan Usia, jenis kelamin, dan

aktivitas fisik, jika tidak disesuaikan maka akan terjadinya kelelahan kerja yang

mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan pada tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

Qamariyah, B., & Nindya, T. S. 2018. Hubungan Antara Asupan Energi, Zat Gizi
Makro dan Total Energy Expenditure dengan Status Gizi Anak Sekolah
Dasar. Amerta Nutrition, 2(1), 59-65. https://scholar.google.co.id [diakses 08
Mei 2019].
Rosmalina, Y., & Permaesih, D. 2008. Aktifitas Fisik dan Penggunaan Energi
Pekerja Laki-Laki dengan Jenis Pekerjaan Berbeda. GIZI INDONESIA, 31(2).
https://scholar.google.co.id[diakses 08 Mei 2019].
Rosmalina, Y. 2011. Perbandingan Perhitungan Energi Basal dan Energy
Expenditure pada Lansia (The Comparison Of Estimation Of Basal Metabolic
Rate And Energy ExpenditureOfElderlyPeople). Nutritionand Food
Research, 34(1). https://scholar.google.co.id [diakses 08 Mei 2019].
Rosmalina, dkk. 2014. Asupan Energi Dan Penggunaan Energi (Energy Expenditure)
Selama Kehamilan: Studi Longitudinal. Gizi Indon. Vol 37(2): 101-108.
Setianto, dkk. 2017. Energi Total Keadaan Dasar Atom Berilium Dengan Teori
Gangguan. Jurnal Ilmu Dan Inovasi Fisika. Vol.01 No. 02.
Yuniar, dkk., 2014 Asupan Energi Dan Penggunaan Energi (Energy Expenditure)
Selama Kehamilan: Studi Longitudinal. Jurnal Gizi Indonesia. Vol 37(2):101-
108.

Anda mungkin juga menyukai