Makalah GPK Kelompok 12
Makalah GPK Kelompok 12
ENERGI EXPENDITURE I
KELOMPOK 12:
Melinda (K021171313)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas mata kuliah Gizi Produktifitas
Kerja. Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak luput dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, yang telah memberikan masukan masukan baik
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................13
B. Saran .............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tergantung pada kemampuan dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,
yaitu sumber daya manusia yang memiliki fisik tangguh, mental kuat, dan
tersebut sangat ditentukan oleh status gizi yang baik. Berbicara masalah gizi, kita
tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat makanan atau nutrisi yang masuk
kedalam tubuh, dengan kata lain yaitu asupan pangan yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh orang tersebut akan membuat status gizi seseorang menjadi baik.
yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsinya dengan sangat
baik. Zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan
jaringan dan pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya. Oleh karena itu
Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi
pangan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh,
ketersediaan pangan, faktor sosial ,ekonomi, budaya dan politik (Unicef, 1990).
Apabila gizi kurang dan gizi buruk terus dialami oleh seseorang maka dapat
penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan
produktivitas. Hal ini dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari
35% bahkan mencapai 50% setiap harinya di tempat kerja. Oleh karena itu tenaga
kerja perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis
dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh,
berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang bersemangat,
kurang motivasi, bereaksi lamban, apatis dan lain sebagainya. Keadaan tersebut
kerja yang optimal. Dan untuk itu, usaha untuk meningkatkan efisiensi dan
kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pada batasan ini,
kesehatan mencakup empat aspek yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan
ekonomi. Kesehatan fisik antara lain dipengaruhi oleh hygienitas, medis, diet
(pola makan) dan olah raga. Kesehatan mental mencakup tiga komponen yaitu
mampu berhubungan dengan orang lain secara baik. Kesehatan ekonomi terlihat
dari produktivias seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat menyongkong hidup dan keluarganya secara finansial (Ari
bagaimana pelaksanaan pemenuhan gizi tenaga kerja. Apakah sesuai atau belum
sesuai. Setiap pekerja memerlukan zat gizi sesuai dengan jenis pekerjaan yang
kalori yang lebih banyak di bandingkan dengan pekerjaan sedang dan pekerjaan
ringan, hal ini pada dasarnya untuk mencapai keseimbangan antara asupan gizi
dengan beban kerja. Pemenuhan gizi yang tidak sesuai dengan beban kerja dapat
2008). Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat makalah membahas
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda dapat
menyebabkan perubahan (Alfatah dan Lestari, 2009). Definisi energy adalah daya
kerja atau tenaga, energy berasal dari bahasa Yunani yaitu energy yang
kekal, artinya enegi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah
dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Ditinjau dari asalnya energy mempunyai
kimi, energi kalor, energi listik, energi bunyi, energi nuklir, dan energy radiasi.
Sehingga tidak heran bila iklan suplemen minuman dan makanan penambah
energy sangat marak di berbagai media massa baik Koran maupun televise karena
manusia bisa melakukan berbagai aktivitas mulai dari aktivitas ringan sampai
aktivitas berat.
energy saat istirahat (REE) atau BMR dengan pengeluaran energy bersih dari
berbagai aktivitias yang kita lakukan selama sehari. Pengeluaran energi yang biasa
kita lakukan sehari-hari (habitual energi expenditure) biasanya dapat digunakan
untuk menduga kebutuhan energy harian kita. Hanya saja masalahnya sulit
menentukan habitual energi expenditure, yang sering kita amati hanyalah actual
energy expenditure. Kita tahu bahwa actual energi expenditure seseorang biasa
sangat berbeda menurut waktu dan keadaan. Untuk menduga habitual energi
energy yang dikeluarkan selama beberapa hari sampai mingguan, sehingga nilai
tersebut. Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam menghitung
kebutuhan energi total seseorang, yaitu: Hukum konservasi tenaga yang berbunyi:
”Produksi energy total dalam tubuh= energy dalam makanan yang dikonsumsi
melakukan kerja eksternal, dan menutup pengaruh makanan yang disebut Specific
energi orang dewasa mengikuti hal pokok kedua. Dengan demikian dihitung
dahulu basal metabolisme dengan cara-cara seperti yang diuraikan di muka atau
Setelah itu ditemukan, kemudian dihitung jumlah energi yang digunakan untuk
angka-angka yang telah disusun dalam suatu daftar yang menyatakan banyaknya
energy untuk berbagai kegiatan persatuan berat badan dan persatuan waktu
seperti kegiatan fisik yang dilakukan sehari-hari dapat dicatat dan kemudian dapat
dihitung dengan menggunakan daftar. Satu hal lagi yang perlu diperhitungkan
adalah adanya pengaruh makanan yang terkenal dengan istilah SDA. Tidak setiap
zat makanan dioksidasi dalam tubuh memberikan efek yang sama terhadap
dengan ”pajak”. Tubuh tidak mendapatkan seluruh energy dalam makanan karena
makanan tetapi untuk memberikan rangsangan api metabolisme. Dalam hal lemak,
Pengaruh protein cukup besar yaitu 30 – 40% disebabkan oleh bagian dari hasil
proses metabolisme.
energi untuk aktivitas dalam keadaan basal. Yaitu aktivitas yang tetap berjalan
walaupun sedang istirahat. Aktivitas ini tidak dapat dihentikan oleh perintah
otak, seperti: denyut jantung, sekresi hormon dan enzim. Faktor yang
tambahan umur 10 tahun), massa otot (masa otot besar maka BEE tinggi), jenis
kelamin (BEE pria lebih tinggi dari wanita, pada saat diatas 10 tahun)
Rumus BEE:
Contoh:
kata lain, aktivitas fisik adalah energi yang digunakan untuk aktivitas setiap
hari. Aktivitas fisik ini merupakan komponen yang sangat bervariasi dan sering
aksigen (O2) dan pembentukan zat sisa. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk
beberapa aktivitas, apakah bermain tenis atau belajar tergantung pada tiga
factor : masa otot, berat badan, dan aktivitasnya. Masa otot dan berat badan
yang lebih besar membutuhkan energi yang lebih besar pula saat melakukan
pengeluaran energi: durasi yang lebih panjang, frekuensi dan intensitas yang
Perkiraan kasar energy yang dibutuhkan per hari untuk aktivitas fisik dapat
b. 60-70% BMR untuk orang yang melakukan olahraga atau kerja fisik
c. 100% atau lebih BMR untuk orang yang melakukan olahraga atau kerja
Contoh :
Diketahui BEE Mr. Slamet sebesar 1144,5 Cal (dari perhitungan sebelumnya)
yang dikonsumsi. Ketika seseorang makan, otot kawasan gastro intestinal (GI
energi dan produksi panas, yang disebut dengan efek panas makanan
atau Thermic Effect of Food (TEF) dan sering disebut juga Specific Dynamic
Activity (SDA). Pendek kata, TEF atau SDA ini adalah jumlah energi yang
Contoh:
Diketahui BEE Mr. Slamet adalah 1144,5 Cal dan energy aktivitas fisiknya
metabolisme basal (Basal Energi Expenditure = BEE) dengan aktifitas fisik (AF)
Rumus :
AF : Aktifitas Fisik
Contoh:
Diketahui Mr. Slamet memiliki energy metabolism basal (BEE) sebesar 1144,5
Cal (dari perhitungan sebelumnya), energy aktivitas fisik (AF) sebesar 343,35 Cal
(dari perhitungan sebelumnya), dan energy termik makanan (SDA) sebesar 148,75
= 1636,6 Cal
Rumus Menghitung Kalori
Karbohidrat = 4 kkal
Protein = 4 kkal
Lemak = 9 kkal
Contohnya:
Mr. Slamet mengkonsumsi makanan sebanyak karbohidrat 200 kkal, protein 100
Jadi :
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Energi Expenditure adalah jumlah energi yang dikeluarkan atau digunakan oleh
menurun 2 % setiap tambahan umur 10 tahun), massa otot (masa otot besar
maka BEE tinggi), jenis kelamin (BEE pria lebih tinggi dari wanita, pada saat
diatas 10 tahun).
3. Aktivitas fisik dapat memiliki dampak dramatis pada pengeluaran energi harian
seseorang. Selama aktivitas fisik yang berat (aktivitas yang kuat), otototot bisa
membakar sebanyak 1200 Kkal per jam dalam keadaan sangat bugar individu.
Orang yang tidak mampu hanya dapat mengeluarkan 200 Kkal per jam.
yang dikonsumsi.
B. Saran
aktivitas fisik, jika tidak disesuaikan maka akan terjadinya kelelahan kerja yang
Qamariyah, B., & Nindya, T. S. 2018. Hubungan Antara Asupan Energi, Zat Gizi
Makro dan Total Energy Expenditure dengan Status Gizi Anak Sekolah
Dasar. Amerta Nutrition, 2(1), 59-65. https://scholar.google.co.id [diakses 08
Mei 2019].
Rosmalina, Y., & Permaesih, D. 2008. Aktifitas Fisik dan Penggunaan Energi
Pekerja Laki-Laki dengan Jenis Pekerjaan Berbeda. GIZI INDONESIA, 31(2).
https://scholar.google.co.id[diakses 08 Mei 2019].
Rosmalina, Y. 2011. Perbandingan Perhitungan Energi Basal dan Energy
Expenditure pada Lansia (The Comparison Of Estimation Of Basal Metabolic
Rate And Energy ExpenditureOfElderlyPeople). Nutritionand Food
Research, 34(1). https://scholar.google.co.id [diakses 08 Mei 2019].
Rosmalina, dkk. 2014. Asupan Energi Dan Penggunaan Energi (Energy Expenditure)
Selama Kehamilan: Studi Longitudinal. Gizi Indon. Vol 37(2): 101-108.
Setianto, dkk. 2017. Energi Total Keadaan Dasar Atom Berilium Dengan Teori
Gangguan. Jurnal Ilmu Dan Inovasi Fisika. Vol.01 No. 02.
Yuniar, dkk., 2014 Asupan Energi Dan Penggunaan Energi (Energy Expenditure)
Selama Kehamilan: Studi Longitudinal. Jurnal Gizi Indonesia. Vol 37(2):101-
108.