ABSTRAK
ABSTRACT
i
welfare problems is a major problem in economic development. This study
discusses "Factors Affecting Welfare in the Province of Bali". The purpose of this
study was to determine whether or not the variables of school children, working
individuals, business fields, occupations have a significant effect on welfare in the
Province of Bali either simultaneously or partially, and which variable has the most
significant effect on welfare. This study uses the dummy regression method. The
results showed that simultaneously the variables of children attending school,
working individuals, business fields, and employment had a significant effect on
welfare in the Province of Bali. Partially, the variables of business and employment
are stated to have no significant effect on welfare, while the variables of school
children and working individuals are stated to have a significant effect on welfare
in the Province of Bali.
Keywords: Prosperity, Dummy Regression Analysis, Bali Province
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................i
ABSTRACT ...............................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iv
Daftar Tabel ............................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................3
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................................................3
1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................4
2.1 Kesejahteraan Masyarakat ..............................................................................4
2.2 Regresi Linier Berganda Dummy ....................................................................4
2.3 Persamaan Regresi Dummy Variabel ..............................................................5
BAB 3 METODE PENELITIAN ..............................................................................8
3. 1 Rancangan Penelitian .....................................................................................8
3.1.1 Penentuan Daerah ....................................................................................8
3.1.2 Populasi dan Sampel .................................................................................8
3.1.3 Jenis dan sumber data ...............................................................................8
3.1.4 Teknik Pengumpulan data .......................................................................9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 10
4.1 Data Peneitian ............................................................................................... 10
4. 2 Uji Aplikasi Data .......................................................................................... 11
4.2.1 Pembuatan Dummy ................................................................................. 11
4.2.2 Hasil Output dan Persamaan Model Regresi ........................................... 12
BAB 5 KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA ................................................ 21
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 21
5.2 Daftar Pustaka............................................................................................... 21
iii
Daftar Gambar
Daftar Tabel
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1
yang bersekolah dalam teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah
sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi banyak manfaat, antara lain;
diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, efisiensi produksi, peningkatan
kesejahteraan, dan tambahan pendapatan seseorang apabila mampu menyelesaikan
pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan
dibawahnya (I Gede Wiriana, 2020).
Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari suatu pekerjaan atau tempat
seseorang bekerja. Dalam dunia bisnis, jenis usaha yang dikuasai oleh para
pengusaha terdiri dari banyak hal, seperti jasa hingga pertanian. Ada yang fokus
untuk mengembangkan usahanya di bidang kuliner, ada yang fokus di bidang
industri, dan lain sebagainya. Umumnya, jenis usaha yang ada di bidang bisnis
merupakan usaha-usaha yang keberadaannya dibutuhkan atau dicari oleh para
konsumen. Namun data yang akan digunkan kali ini mencakup semua yaiu jumlah
semua lapangan usaha yang ada di Provinsi Bali
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4
kualitatif dan data kualitatif bentuknya adalah skala nominal (saadah, 2011).
Contoh skala nominal yang dianggap dummy disini misal: gender (jenis kelamin)
yang terdiri dari pria dan wanita, tingkat pendidikan bisa terdiri dari SMA dan
sarjana, Dalam model regresi tidak mengenal data berbetuk huruf, oleh karena itu
pria dan wanita perlu diubah menjadi kode nominal, seperti kode 1 untuk pria dan
kode 0 untuk wanita. Variabel dengan dua kategori ini yang dinamakan variabel
dummy, namun skala pengukuran dalam model regresi yang dibentuk, data yang
digunakan adalah campuran misal: variabel tergantung skala nominal, sedangkan
variabel bebas dapat menggunakan skala nominal dan rasio. Dalam kegiatan
penelitian, kadang variabel yang akan diukur bersifat intangible, sehingga muncul
kendala dalam pengukuran, dengan adanya variabel dummy tersebut, maka besaran
atau nilai variabel yang bersifat intangible tersebut dapat di ukur secara kualitatif.
Sebagai misal dalam mengukur tingkat kepuasan pengguna jasa angkutan kereta
api atau pesawat, ukuran dapat dibuat secara kualitatif dalam bentuk dummy misal:
kode 0 untuk tidak puas dan kode 1 untuk puas.,atau status ekonomi masyarakat
dapat dibuat secara kualitatif (nominal), misal kode 0 untuk miskin dan kode 1
untuk kaya (Artaya, 2019). Dengan adanya variabel dummy ada beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh dalam proses pengukuran dan pengambilan data,
antara lain:
3. Sebuah obyek (variabel) yang awalnya tidak terukur dapat menjadi terukur.
5
X bisa lebih dari satu (multivariate). Baik X maupun Y bisa berupa variabel
kualitatif
𝑌 = 𝛽1 + 𝛽2 𝐷 + 𝜀
dimana:
Y = variabel terikat
𝜀 = kesalahan random
Variabel dummy bisa saja digunakan pada variabel tak bebas (Y), sehingga Y
bernilai 0 atau 1, yang memiliki arti ya atau tidak (bersifat dikotomi). Misalkan
pada penelitian partisipasi angkatan kerja pria dewasa sebagai fungsi tingkat
6
pengangguran, pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan lain-lain. Seseorang
bisa berada di dalam atau di luar angkatan kerja. Jadi keberadaan orang ini di dalam
atau di luar angkatan kerja cuma memiliki dua nilai saja : 1 jika orang ini ada dalam
angkatan kerja dan 0 jika tidak. Persamaan model ini dapat ditulis:
𝑌 = 𝛽1 + 𝛽2 𝑋 + 𝜀
Model Persamaan terlihat seperti regresi linear pada umumnya, tapi teryata bukan,
karena koefisien kemiringan 𝛽2 yang menunjukkan tingkat perubahan Y untuk
setiap perubahan unit X tidak dapat ditafsirkan, karena Y hanya menggunakan dua
nilai, 1 dan 0. Maka persamaan disebut dengan model probabilitas linier (LPM,
Linear Probability Model) karena ekspetasi bersyarat Y bila X diketahui, bisa
ditafsirkan sebagai probabilitas bersyarat, mengingat kejadian tersebut akan terjadi
bila Xdiketahui, yakni E (Y|X) bisa ditafsirkan sebagai probabilitas bersyarat,
mengingat kejadian tersebut akan terjadi bila X diketahui, yakni P(Y = 1| X)
7
BAB 3 METODE PENELITIAN
3. 1 Rancangan Penelitian
3.1.1 Penentuan Daerah
Penentuan daerah lokasi penelitian di Provinsi Bali karena di Bali ini
memiliki jumlah penduduk yang besar sehingga potensi tingkat kesejahteraan di
provinsi bali cukup baik.
Data yang didapat dari sumber pertama atau data yang diperoleh secara
langsung dari responden, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya baik melalui
wawancara atan koesioner.
b. Data Sekunder
8
Data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dari responden, melainkan
dari sumber-sumber lain selain data primer. Data ini dapat berasal dari literatur-
literatur, karya ilmiah lain, arsip atau catatan-catatan dan lain-lain.
9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
10
11.824 2.008 3.843 7.221 Buruh
29.557 6.055 8.792 18.189 PNS
6.23 1.085 2.191 3.547 PNS
9.512 1.776 4.352 4.635 Petani
7.796 1.53 4.103 3.19 Petani
30.574 5.558 13.363 14.902 PNS
31.02 5.846 10.058 18.735 PNS
15.523 2.613 5.561 8.839 Polisi
10.69 1.812 4.36 5.53 Polisi
27.752 6.212 7.844 17.211 Polisi
31.928 6.464 12.546 17.032 Petani
30.414 5.488 14.53 13.876 Buruh
12 2.316 5.061 6.093 Polisi
22.572 4.056 9.704 11.038 Polisi
21.988 4.484 10.452 9.766 Buruh
28.699 5.471 13.741 12.935 PNS
19.038 3.715 8.842 8.892 Polisi
23.892 4.851 8.954 13.235 Polisi
17.447 3.181 6.495 9.93 Petani
4.07 848 1.978 1.742 Petani
5.056 1.049 2.345 2.239 Petani
5.595 1.137 2.484 2.611 Buruh
6.268 1.296 2.849 2.925 Polisi
Data Diperoleh dari : Pusat Data Terpadu (DTKS, 2019)
11
4 = Buruh
Jumlah variabel dummy dibentuk dari jumlah katagori dikurangi 1. Pada variabel
pekerjaan terdapat 4 katagori, maka variabel dummynya = 4 – 1 = 3 variabel dummy
Hipotesis :
Taraf signifikansi :
α = 5% = 0.05
Kriteria pengujian :
12
Gambar 4.1 Output Uji Normalitas
Dari hasil output nilai sig sebesan 0.075 yang artinya data berdistribusi normal dan
kesimpulannya H0 diterima.
b. Uji Multikolineritas
Model regresi yang baik tidak terjadi multikolinearitas. Uji multikolinearitas
dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas dalam model
regresi. Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna antara
beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi . Ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat diketahui dari koefisien korelasi dari masing-masing
variabel independen.
Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada
suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent.
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independent/ atau variable bebas. Hal
tersebut berarti standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan
bernilai kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan linear antara
13
variabel independent atau variabel bebas yang dipengaruhi dengan variabel
dependen atau variabel terikat.
Hipotesis :
H0 = tidak terdapat multikolinieritas
H1 = terdapat multikolinieritas
Taraf signifikansi :
α = 5% = 0.05
Kriteria pengujian :
Tolerance
a. Jika nilai tolerance < 0.10 maka H0 ditolak
b. Jika nilai tolerance > 0.10 maka H0 diterima
VIF
a. Jika nilai VIF > 10.00 maka H0 ditolak
b. Jika nilai VIF < 10.00 maka H0 diterima
14
c. Uji Autokorelasi
Suatu model regresi dapat dikatakan baik ketika terbebas dari autokorelasi. Uji
autokorelasi yang dapat muncul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang
waktu dan saling berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2016). Permasalahan ini
muncul karena residual tidak bebas pada satu observasi ke observasi lainnya. Uji
autokorelasi bertujuan untuk menunjukkan korelasi anggota observasi yang
diurutkan berdasarkan waktu atau ruang (Ajija, 2011). Uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke obervasi lainnya. Jika data observasi di atas 100 data sebaiknya
menggunakan uji Lagrange Multiplier. Gejala autokorelasi dapat dideteksi
menggunakan uji Durbin Watson Test dengan menentukan nilai durbin watosn
(DW).
Hipotesis :
H0 = tidak terdapat autokorelasi
H1 = terdapat autokorelasi
Taraf signifikansi :
α = 5% = 0.05
Kriteria pengujian :
a. Jika dw < dL / dw > (4-dL) maka H0 ditolak
b. Jika dw diantara dU dan (4-dU) maka H0 diterima
c. Jika dw diantara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL) maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti
15
Gambar 4.3 Output Uji Autokorelasi
16
dan pekerjaan terhadap kesejahteraan
Taraf signifikansi :
5% = 0,05
Kriteria pengujian :
a. Jika nilai sig lebih kecil daripada 0,05 maka tolak H0
b. Jika nilai sig lebih besar daripada 0,05 maka gagal tolak H0
e. Uji T
ji t dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh dari
masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Uji T (Test
T) adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang
diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. T-statistics merupakan suatu nilai yang digunakan guna melihat tingkat
signifikansi pada pengujian hipotesis dengan cara mencari nilai T-statistics melalui
prosedur bootstrapping. Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi pada tabel Coefficients. Biasanya dasar pengujian hasil regresi
17
dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau dengan taraf signifikannya
sebesar 5% (α = 0,05).
H0 = tidak ada pengaruh variabel anak bersekolah, indiividu bekerja, lapangan
usaha, dan
pekerjaan terhadap kesejahteraan.
H1 = ada pengaruh variabel anak bersekolah, indiividu bekerja, lapangan usaha, dan
pekerjaan terhadap kesejahteraan
5% = 0,05
Kriteria pengujian :
a. Jika nilai sig lebih kecil daripada 0,05 maka tolak H0
b. Jika nilai sig lebih besar daripada 0,05 maka gagal tolak H0
f. Koefisien Determinasi
Menurut Widarjono, Uji Koefisien Determinasi (R-Squared) adalah uji untuk
menjelaskan besaran proporsi variasi dari variabel dependen yang dijelaskan oleh
18
variabel independen. Selain itu, uji koefisien determinasi juga bisa digunakan untuk
mengukur seberapa baik garis regresi yang kita miliki. Apabila nilai koefisien
determinasi (R-squared) pada suatu estimasi mendekati angka satu (1), maka dapat
dikatakan bahwa variabel dependen dijelaskan dengan baik oleh variabel
independennya. Dan sebaliknya, apabila koefisien determinasi (R-Squared)
menjauhi 38 angka satu(1) atau mendekati angka nol(0), maka semakin kurang baik
variabel independen menjelaskan variabel dependennya.
g. Model Regresi
Model regresi adalah persamaan matematik yang dapat meramalkan nilai-nilai
suatu variabel tak bebas dari nilai-nilai variabel bebas (Walpole, 1982: 340). Pada
regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau
dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu dengan variabel yang
lainnya. Untuk menentukan bentuk hubungan (model) diperlukan pemisahan yang
tegas antara variabel bebas yang diberi simbol 𝑋 dan variabel tak bebas yag diberi
simbol 𝑌. Hubungan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan yang
menghubungkan variabel tak bebas 𝑋 dengan variabel bebas 𝑌. Adapun persamaan
regresi linear sederhana 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 + 𝜀
19
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
• Persamaan Regresi
Kesejahteraan = 3.980 - 0.003AB + 1.851IB - 0,004LP - 0.622 D1 + 1.127 D2
+ 0.542 D3
Model untuk Petani = 3.980 - 0.003AB + 1.851IB - 0,004LP - 0.622 (1) + 1.127
(0) + 0.542(0)
Model untuk PNS = 3.980 - 0.003AB + 1.851IB - 0,004LP - 0.622 (0) + 1.127
(1) + 0.542(0)
Model untuk Polisi = 3.980 - 0.003AB + 1.851IB - 0,004LP - 0.622 (0) + 1.127
(0) + 0.542(1)
Model untuk Buruh = 3.980 - 0.003AB + 1.851IB - 0,004LP - 0.622 (0) +
1.127 (0) + 0.542(0)
20
BAB 5 KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Variabel anak bersekolah, indiividu bekerja, lapangan usaha, dan pekerjaan
seacara simultan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan di Provinsi
Bali.
2. Variabel anak bersekolah dan individu bekerja berpengaruh signifikan
terhadap kesejahteraan di Provinsi Bali. Artinya dari kedua variabel ini
mempunyai pengeruh terhadap kesejahteraan di Provinsi Bali
DTKS. (2019). Sebaran Status ksejahteraan rumah tangga. Retrieved from Data
terpadu: http://bdt.tnp2k.go.id/sebaran/
saadah, F. z. (2011). analisis regresi dummy variable model probit (kasus pada
estimasi hujan di karangploso malang). malang: saadah, Fita zunaidatu.
21