Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3

C. Tujuan penelitian..................................................................................................................... 4

1. Tujuan Umum......................................................................................................................... 4

2. Tujuan Khusus ........................................................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 5

1. Bagi Institusi........................................................................................................................... 5

2. Bagi Mahasiswa...................................................................................................................... 5

BAB II................................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN............................................................................................................................ 6

A. Pengertian ................................................................................................................................ 6

B. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan .............................................................................. 6

C. Anatomi Dan Fisiologi ............................................................................................................. 6

D. Etiologi ...................................................................................................................................... 9

E. Patofisiologi .............................................................................................................................. 9

F. Manifestasi Klinis................................................................................................................... 10

G. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................................... 11

H. Penatalaksanaan .................................................................................................................... 11

I. Komplikasi ............................................................................................................................... 13

J. Patoflow : ................................................................................................................................. 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN .................... 15

1) PENGKAJIAN ..................................................................................................................... 15

2) DIAGNOSA ......................................................................................................................... 17

3) INTERVENSI ....................................................................................................................... 17

BAB III ............................................................................................................................................ 20


KESIMPULAN ........................................................................................................................... 20

SARAN ........................................................................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang
dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh
darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan,
sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah
beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.

Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai
dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama
kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan
perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki
kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang
menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan
menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor.

Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita
hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia
atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik ibu maupun bagi janin. Selain
itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian
hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh
pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver).
Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir premature

Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab terbesar nomer 2 pada kasus


keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang ditimbulkan berupa sering pusing, penglihatan
yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga proteinuria (protein pada urin) pada pemeriksaan
laboratorium.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan di bahas
pada bab selanjutnya:
1. Apa definisi dari hipertensi?

2. Apa saja Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan?

3. Bagaimana anatomi dan fisiologi?

4. Apa penyebab dari hipertensi pada kehamilan?

5. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi pada kehamilan?

6. Apa saja manifestasi klinis dari hipertensi pada kehamilan?

7. Apa saja pemeriksaan penunjang?

8. Apa saja penatalaksanaan dari hipertensi pada kehamilan?

9. Apa saja komplikasi dari hipertensi pada kehamilan?

10. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien hipertensi pada kehamilan?

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang konsep asuhan keperawatan klien dengan hipertensi pad
kehamilan

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari hipertensi?

2. Untuk mengetahui Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan?

3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi?

4. Untuk mengetahui penyebab dari hipertensi pada kehamilan?

5. Untuk mengetahui patofisiologi dari hipertensi pada kehamilan?

6. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi pada kehamilan?

7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari hipertensi pada kehamilan?

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hipertensi pada kehamilan?

8. Untuk mengetahui komplikasi dari hipertensi pada kehamilan?


9. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien hipertensi pada kehamilan?

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Menilai/mengevaluasi sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam memahami ilmu
yang telah diberikan khususnya dalam melaksanakan proses keperawatan dan sebagai reverensi untuk
penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi
pada kehamilan.

2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah hipertensi pada kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.

Hipertensi adalah kelainan yang tidak diketahui etiologinya yang terjadi dalam kehamilan,
dimanifestasikan dengan hipertensi, (tekanan sistolik 30 mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg
di atas nilai dasar) edema dan proteinura (preeklamasia) yang dapat berlanjut pada kejang/koma
(eklamsia). (Rencana Perawatan Material Bayi, 2001)

B. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan


Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:

a) Hipertensi esensial.
b) Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
c) Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH).
d) Pre-eklamsia.
e) Eklamsia.

C. Anatomi Dan Fisiologi


Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan yang
mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta
dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesteron yang
menyebabkan perubahan pada:

1. Rahim atauuterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi
(janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam
beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram
dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya
mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram
(Prawirohardjo, 2008).

2. Vagina (liang senggama)

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-
otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat bewarna keunguan yang dikenal dengan
tanda Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertrofi dari sel-sel otot polos.

3. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu
korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah
yang relative minimal (Prawirohardjo, 2008).

4. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada
saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormone saat kehamilan,
yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin (Prawirohardjo, 2008).

5. Sirkulasi darah ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan


perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu:

1) Volume darah

Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya
pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20%.

Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar
umur hamil 16 minggu, sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa
kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat
jatuh dalam dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari
ketiga sampai kelima.

2) Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah
sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat
mencapi 4 kali dari angka normal.

3) Sistem respirasi

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memnuhi kebutuhan O2.
Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur hamil
32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.

4) Sistem pencernaan

Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen.

5) Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai
turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
6) Perubahan pada kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang
juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.

7) Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan
berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah,
dan cairan ekstraselular. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan
oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.

Zinc (Zn) sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa peneliatian
menunjukkan kekurangan zat ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.(Prawirohardjo,
2008).

D. Etiologi
Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga disebut hipertensi
esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi merupakan akibat sekunder proses
penyakit lainnya, seperti ginjal; defek adrenal; komplikasi terapi obat.

Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah:

1) Hipertensi esensial: penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktor
emosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2) Penyakit Ginjal: Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita
hamil adalah :
a) Glomerulonefritis akut dan kronik
b) Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)

E. Patofisiologi
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh
volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku,
fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis
yang tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap
aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu
sendiri menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.

Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-perubahan ini


mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran
ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel.
Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan
menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam
hipertensi yang berat.

F. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :

 Tekanan darah diastolik < 100 mmHg


 Proteinuria samar sampai +1
 Peningkatan enzim hati minimal

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:

 Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih


 Proteinuria + 2 persisten atau lebih
 Nyeri kepala
 Gangguan penglihatan
 Nyeri abdomen atas
 Oliguria
 Kejang
 Kreatinin meningkat
 Trombositopenia
 Peningkatan enzim hati
 Pertumbuhan janin terhambat
 Edema paru

Gejala hipertensi pada ibu hamil :


a) Sakit kepala
b) Mudah lelah
c) Mual, MuntaH
d) Sesak napas
e) Gelisah
f) Perdarahan dari hidung
g) Wajah kemerahan
h) Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal

G. Pemeriksaan Penunjang
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsi & Fatmawati(2010) menyebutkan pemeriksaan diagnostic yang
diperlukan pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranya:

a. Uji urin kemungkinan menunjukan proteinuria


b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk membersihkan kreatinin dan protein
c. Fungsi hati: meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine aminotransferase atau
meningkatnya aspartate)
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukan kreatinin dan elektrolit abnormal,karena
gangguan fungsi ginjal
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran Doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu

H. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada pasien dengan
hipertensi dalam kehamilan diantaranya :

a. Hipertensi ringan

Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan gejala klinis
dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava
inferior,terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan
plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran
darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika
terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata
makin kabur.
b. Hipertensi Berat

Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam
suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi,
pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.

c. Hipertensi kronis

Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan
laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan
Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan
diantaranya :

a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah baring.

b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.

c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung
cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.

d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,

yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus
dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian
menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.

e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.

f. Pembatasan aktivitas fisik.

g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak

diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta dan
memiliki efek yang merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai
tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi memiliki tujuan untuk
mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah
ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.

I. Komplikasi
 Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat
hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis
hipervolemia kehamilan.
 Perubahan hematologis
 Gangguan fungsi ginjal
 Edema paru
Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. Prognosis
untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah penyakit paling berbahaya
yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Angka kematian ibu akibat hipertensi ini telah
menurun selama 3 dekade terakhir ini dari 5% -10% menadi kurang dari 3% kasus
faktor emosi (Stress) dan
lingkungan (pola hidup)
J. Patoflow :

Peningkatan
Konstriksi
angiostensin II
vaskuler

Kontraksisel
Retensi aliran endotel
darah

Kerusakan & kebocoran


hipertensi sel endotel

Pengendapan
konstituen darah

TD meningkat

Transport darah ke paru Kerusakan & kebocoran Pembuluh darah otak Pembengkakan epitel
menurun sel endotel pecah endotel glomerulus

Paru2 bkrja lebih kras u/ Perubahan hemodinamik lesi Gangguan fungsi ginjal
mningkatkan laju darah
Gagal ginjal
Pembekuan darah
hipoperfusi
Edema paru terganggu

Integritas ego
sesak
Transport nutrisi + O2 jg
terganggu
MK: ansietas
MK: gangguan pola MK: Resti
pernafasan cidera
MK:Gangguan perfusi
jaringan

Pd ibu: sianosis Pd janin: kurang nutrisi

MK: Fetal
disstress

Kematian janin
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
1) PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
Data-data yang perlu dikaji adalah berupa
 Identitas klien
 Keluhan Utama:
o Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit
kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata
kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
 Riwayat Penyakit Sekarang:
o Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-
tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri
abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya.
Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid
arthritis, lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan
keluhan-keluhan tersebut
 Riwayat Penyakit Dahulu:
o Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi
(tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea,
hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari
pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita
penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti
primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi
 Riwayat Penyakit Keluarga
o Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang
disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan
genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan
resiko empat sampai delapan kali
 Riwayat Psikososial: Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya
 Pengkajian Sistem Tubuh:
o B1 (Breathing): Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau
tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas
tambahan, sianosis
o B2 (Blood): Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan
hemodinamik, perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah
terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah
trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar
antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar
S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin.
o B3 (Brain): Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi.
Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat
mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan
adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu
seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka
tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi
keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah
satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan
terkanan pada pembuluh darah cerebral
o B4 (Bladder): Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat
diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan
permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian
besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus
yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian
perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar
enzim hati dalam serum
o B5 (Bowel): Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah,
perubahan berat badan, adanya edema.
o B6 (Bone): Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit
kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan
meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural
2) DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian. Diagnosa
keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada kehamilan meliputi hal-
hal berikut.

1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d perdarahan

2. Risiko tinggi cedera ibu b.d iritabilitas SSP

3. Risiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress

4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir

3) INTERVENSI
1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Perdarahan
 Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan tidak terjadi
 Kriteria hasil : klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan diuresis, penurunan tekanan
darah, edema

Intervensi : Rasional:
pantau asupan oral dan ifus IV MGSO4 MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja
pada sambungan mioneural dan merelaksasi
vasospasme sehingga menyebabkan
peningkatan perfusi ginjal, mobilisasi cairan
ekstra seluler (edema dan diuresis

Memantau urin yang kluar


Memantau edema yang terlihat
Mempertahankan tirah baring total dengan Tirah baring menyebabkan aliran darah urtero
posisi miring plasenta, yang sering kali menurunkan
tekanan darah dan meningkatkan dieresis
2. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP
 Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat normal
 Kriteria hasil : klien tidak mengalami kejang

Intervensi : Rasional:
dapatkan data-data dasar (misal DTRs,klonus) data-data dasar dugunakan untuk memantau
hasil terapi
Memantau pemberian IV MgSO4 dan kadar MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja
serum MgSO4 pada sambungan mioneural dan merelaksasi
vasospasme
mengkaji adanya kemungkinan keracunan Dosis yang berlebih akan membuat kerja otot
MgSO4 menurun sehingga dapat menyebabkan
depresi pernapasan berat
mempertahankan lingkungan yang tenang, Rangsangan kuat, misalnya cahaya terang dan
gelap dan nyaman suara keras dapat menimbulkan kejang

3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress


 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin
 Kriteria hasil : – DJJ ( + ) : 12-12-12

Intervensi : Rasional:
Monitor DJJ sesuai indikasi Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya
hipoxia, prematur dan solusio plasenta
Kaji tentang pertumbuhan janin Penurunan fungsi plasenta mungkin
diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul
IUGR
Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio
nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
aktifitas janin turun )
Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan
janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST untuk mengetahui
USG dan NST keadaan/kesejahteraan janin
4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
 Tujuan: ansietas dapat teratasi
 Kriteria hasil:
o Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat
o Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah

Intervensi : Rasional:
Kaji tingkat ansietas pasien. Perhatikan tanda Membantu menentukan jenis intervensi yang
depresi dan pengingkaran diperlukan
Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien Membuat perasaan terbuka dan bekerja sama
atau orang terdekat mengajukan pertanyaan untuk memberikan informasi yang akan
dan menyatakan masalah membantu mengatasi masalah
Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam Keterlibatan meningkatka perasaan berbagi,
asuhan, sesuai indikasi manguatkan perasaan berguna, memberikan
kesempatan untuk mengakui kamampuan
individu dan memperkecil rasa takut karena
ketidaktahuan
Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan
janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST untuk mengetahui
USG dan NST keadaan/kesejahteraan janin
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah
yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada
pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas
140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan,
sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah
beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi. Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh
hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang
lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat
membahayakan baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan
pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan
minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui
urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan
berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir premature.

SARAN
a. Saran Untuk Tenaga Kesehatan :

Penyusun berharap hendaknya kita sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang macam-macam
penyakit yang terjadi pada ibu hamil terutama Hipertensi pada kehamilan. Serta bagaiman tindakan
kita untuk mengatasinya.

b. Saran Untuk Institusi :

Penyusun berharap agar makalah tentang Hipertensi pada Kehamilan ini dapat dijadikan referensi dan
kami sadar dalam pembuatan makalah ini saya masih terdapat banyak kekuranganuntuk itu saya
mohon saran demi menyempurnakan makalah ini.

c. Saran Untuk Mahasiswa :

Penyusun berharap agar mahasiswa lebih mengetahui tentang penyakit yang terjadi pada ibu hamil.
Serta dapat menerapkan saat praktek di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokeran Edisi ketiga Jilid Pertama. 2005. Jakarta: Media
Aesculapius

http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/

https://www.academia.edu/11496794/ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_HAMIL_DENGAN_HIP
ERTENSI
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/21570/4/Chapter&ved=2ahUKEWiDlarpkNHgAhUKfH0KHRSCA8QFjAAegQlARAB&us
g=AOvVaw1U1TG1aKjtt_iUPg7jGzyn

https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILAN_pdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai