Proposal Jadi
Proposal Jadi
Disusun Oleh:
Imtiyas Kusuma Raharja
160210048
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................4
1.3 Pertanyaan Penilitian ..................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................5
1.4.1 Tujuan Umum .....................................................................................5
1.4.2. Tujuan Khusus....................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................5
1.5.1 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan .........................................................5
1.5.2 Manfaat Bagi Profesi Keperewatan .....................................................5
1.5.3 Manfaat Bagi Tempat Penelitian .........................................................6
1.5.4 Manfaat Bagi Penelitit .........................................................................6
iii
3.2 Demografi .................................................................................................16
3.3 Visi, Misi, dan Moto Puskesmas Ciputat ..................................................16
3.3.1 Visi Puskesmas Ciputat .....................................................................16
3.3.2 Misi Puskesmas Ciputat ....................................................................16
3.3.3 Moto Puskesmas Ciputat ...................................................................17
3.4 Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan Puskesmas Ciputat ............................17
3.5 Peran Serta Masyarakat .............................................................................17
3.6 Gambaran Pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Ciputat .......................17
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
promosi ASI eksklusif kepada ibu, keluarga, dan masyarakat (Septikasari,
2018)
Berdasarkan penelitian (Jatmika, 2014). Menunjukkan bahwa
88,0% ibu yang mempunyai niat rendah dalam memberikan ASI eksklusif
kurang memiliki dukungan dari petugas kesehatan, sedangkan sebesar
50,0% ibu yang mempunyai niat tinggi dalam memberikan ASI eksklusif
memiliki dukungan yang baik dari petugas kesehatan.
Hasil penelitian (Mohanis, 2013). Menunjukkan bahwa dari 52
responden, peran petugas kesehatan rendah hanya mencapai nilai 57,7%.
Hal ini dikarenakan petugas kesehatan tidak menjalankan perannya dengan
baik sesuai yang diharapkan klien. Petugas kesehatan belum mampu
melakukan komunikasi persuasif yang baik dalam pelayanan kesehatan
mengenai pemberian asi eksklusif.
Hasil penelitian (Maramis, 2015). Menunjukkan bahwa peran
petugas promosi kesehatan dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan
belum dilakukan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari jawaban ibu
yang belum pernah mengikuti penyuluhan kesehatan karena tidak ada
pemberitahuan dari pihak puskesmas atau posyandu.
Hasil penelitian menurut (Arma, 2018) Menunjukkan bahwa dari
120 responden, terdapat 63 (52,5%) responden yang kurang mendapat
dukungan petugas kesehatan, 22 responden (18,3 %) berhasil menjalankan
ASI eksklusif dan 41 responden (34,2%) tidak berhasil menjalankan ASI
eksklusif. Terdapat 57 responden (47,5%) yang mendapatkan dukungan
tenaga kesehatan yang baik, 34 responden (28,3%) diantaranya berhasil
menjalankan ASI eksklusif sedangkan 23 responden (19,2%) lainnya tidak
berhasil menjalankan ASI eksklusif.
Hasil penelitian (Aisyaroh). Menunjukkan bahwa dari 36
responden yang memberikan dukungan petugas kesehatan dengan baik
sebanyak 19 responden (52,8%), dan yang kurang memberikan dukungan
petugas kesehatan sebanyak 17 responden (47,2%).
Hasil penelitian (Husada, 2016) Menunjukkan bahwa dari 42
responden yang mendapatkan dukungan petugas kesehatan terkait IMD
2
sebanyak 27 responden (64,3%) melaksanakan IMD dan 15 responden
(35,7%) tidak melaksanakan IMD, sedangkan dari 29 responden (40,8%)
yang tidak mendapatkan dukungan petugas kesehatan terkait IMD,
terdapat 2 (6,9%) responden yang melaksanakan IMD. Dan 27 responden
(93,1%) lainnya tidak melaksanakan IMD.
Hasil penelitian (Mamonto). Menunjukkan bahwa 80,9% (55
responden) tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan peran atau
dukungan dari petugas kesehatan yang kurang baik.
Hasil penelitian (Prabasiwi). Menunjukkan bahwa beberapa
responden mengaku masih mendapatkan anjuran dari petugas kesehatan
untuk memberikan susu formula pada bayi. Hal ini berdampak pada
kepercayaan diri ibu yang berkurang dan menganggap bahwa ASI nya
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi nya dan memilih
memberikan susu formula kepada bayinya.
Hasil penelitian menurut (Windari, 2017). Menunjukkan bahwa
kurangnya dukungan petugas kesehatan menyebabkan 84% ibu tidak
memberikan ASI eksklusif sedangkan dengan adanya dukungan petugas
kesehatan yang baik hanya sebesar 8% ibu yang tidak memberikan ASI
eksklusif. Hasil analisa ratio prevalen menunjukkan angka 10,5 yang
berarti ibu yang kurang mendapat dukungan tenaga kesehatan mempunyai
kemungkinan untuk tidak memberikan ASI eksklusif 10,5 kali lebih besar
dibandingkan ibu yang mendapat dukungan tenaga kesehatan yang baik.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa petugas
kesehatan berperan penting dalam keberhasilan ibu menyusui. Kurangnya
peran petugas kesehatan berpengaruh pada kurangnya keberhasilan ibu
dalam memberikan ASI eksklusif.
Berdasarkan fenomena dari hasil penelitian-penelitian yang telah
dilakukan dapat digambarkan bahwa petugas kesehatan belum berperan
secara maksimal dalam mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Identifikasi Dukungan Petugas Kesehatan dalam Persiapan Menyusui Ibu
Hamil Trimester 3 di Wilayah Puskesmas Ciputat Tahun 2019.
3
1.2 Rumusan Masalah
4
1.4 Tujuan Penelitian
5
1.5.2 Manfaat bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perawat sebagai
bahan masukan dalam rangka menentukan intervensi keperawatan
maternitas yang tepat untuk penanganan terkait masalah dukungan petugas
kesehatan meliputi dukungan instrumental seperti peraatan payudara dan
perawatan putting, dukungan emosional seperti mempercayai, menghargai,
peduli dan tanggap, dukungan informasional seperti memberikan
penyuluhan dan dukungan penilaian seperti dorongan positif dan
penghargaan positif serta petugas kesehatan dapat memberikan support
dan memberi saran dalam persiapan menyusui pada ibu hamil.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
keterampilan dasar dan informasi dari ibu. Keberhasilan ini sangat
dipengaruhi oleh kualitas bantuan dan dukungan (baik profesional
maupun masyarakat) yang diberikan selama kehamilan, persalinan, dan
masa nifas (Pairman & Sally, 2010).
8
Dukungan social inilah yang seringkali muncul pada interaksi social antar
individu.
Dukungan emosional terdiri dari ketersediaan orang yang dapat
mendengarkan dengan simpatik ketika seseorang menghadapi kesulitan
atau masalah, dan yang dapat memberikan empati, perhatian, cinta dan
kepercayaan. (Poell & Woerkom, 2011)
9
menumbuhkan jati diri maupun gagasan atau perasaan percaya diri yang
tinggi pada individu yang didukungnya.
Dukungan Penilaian melibatkan penyediaan informasi yang
relevan dengan evaluasi diri individu. Individu menggunakan informasi
tentang dan dari orang lain untuk mengevaluasi pendapat dan kemampuan
mereka sendiri, penilaian mengacu pada informasi yang memberikan
evaluasi positif. Manfaat utamanya “teoritis” adalah bahwa hal itu
mengurangi penyimpangan yang dirasakan, memungkinkan penerimaan
perasaan, memberikan perbandingan yang menguntungkan dan
meningkatkan perasaan mampu mengatasi masalah.
10
2.4 Kerangka Teori
11
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.2 Demografi
3.3 Visi, Misi, dan Moto Puskesmas Ciputat
3.3.1 Visi Puskesmas Ciputat
12
Terwujudnya pelayanan dasar kesehatan masyarakat yang
berkualitas modern dan terjangkau bagi masyarakat Kota
Tangerang Selatan.
3.3.2 Misi Puskesmas Ciputat
a. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
b. Meningkatkan sumber daya kesehatan yang profesional
c. Memotivasi kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
d. Menjalin kerjasama dengan lintas masyarakat dan
sektoral
13
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.2 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara
sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal
dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. (Iswati &
Muslich, 2009) Hipotetis kualitatif pada penelitian ini adalah petugas
kesehatan berperan dalam persiapan menyusui ibu hamil trimester III.
14
berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini
situasi social tempat adalah puskesmas, situasi sosial pelaku adalah
petugas kesehatan dan situasi sosial aktivitasnya adalah persiapan
menyusui ibu hamil trimester III
4.4.2 Sampel Penelitian
Menurut Lincoln dan Guba (1985), penelitian kualitatif
tidak didasarkan perhitungan statistik, dan spesifikasi sampel tidak
dapat ditentukan sebelumnya. Penentuan sampel pada kualitatif
dapat dilakukan dengan menggunakan ciri-ciri seperti: sementara,
menggelinding seperti bola salju, disesuaikan dengan kebutuhan,
dan dipilih sampai jenuh. Jadi penentuan sampel dalam penelitian
kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan
selama penelitian berlangsung (emergent sampling design)
(Sugiyono, 2016)
4.4.3 Metode Sampel Kualitatif
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode
Purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan
sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti sendiri seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-
ciri yang sudah diketahui yang artinya setiap unit atau anggota
populasi itu bersifat memberikan peluang yang sama bagi unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Natoatmodjo, 2012)
Kriteria Inklusi sebagai berikut:
1. Petugas kesehatan yang bekerja di wilayah Puskesmas
Ciputat.
2. Petugas kesehatan yang memiliki klien ibu hamil trimester
III.
3. Petugas kesehatan yang bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
4. Petugas kesehatan yang dapat berkomunikasi dengan baik.
15
5. Petugas kesehatan yang mengisi informed consent dan
bersedia diwawancara.
16
Data sekunder adalah data yang berasal dari olahan data
primer. Data sekunder biasanya didapatkan instansi dari
pengumpul data/pelaksana di lapangan. (Cahyono, 2018)
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu profil lokasi
penelitian dan cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2018,
dan data jumlah ibu yang hamil trimester III yang diperoleh dari
Puskesmas Ciputat. Terdapat pula data cakupan pemberian ASI
eksklusif seluruh Puskesmas di Kota Tangerag Selatan yang
diperoleh dari Bagian Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan.
17
Langkah ini melibatkan transkip wawancara, men-scanning materi,
mengetik data lapangan, dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-
jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.
2. Membaca Keseluruhan Data
Langkah ini adalah membangun general sense atas informasi yang
diperoleh dan merefleksikan makna secara keseluruan. Pada tahap ini,
para peneliti kualitatif terkadang menulis catatan-catatan khusus atau
gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.
3. Menganalisis Lebih Detail Dengan Coding Data
Coding merupakan proses mengolah materi/informasi menjadi
segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya. Langkah ini
melibatkan beberapa tahap, yaitu mengambil data tulisan atau gambar
yang telah dikumpulkan selama proses pengumpulan, mensegmentasi
kalimat-kalimat, paragraf-paragraf, atau gambar-gambar tersebut ke
dalam kategori-kategori kemudian melabeli kategori-kategori ini
dengan istilah-istilah khusus yang sering kali didasarkan pada
istilah/bahasa yang benar-benar berasal dari partisipan.
4. Terapkan Proses Coding Untuk Mendeskripsikan Setting, Orang-
Orang, Kategori-Kategori, Dan Tema-Tema Yang Akan Dianalisis
Deskripsi ini melibatkan usaha penyampaian informasi secara
detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, atau peristiwa-peristiwa
dalam setting tertentu. Peneliti dapat membuat kode-kode untuk
mendeskripsikan semua informasi ini lalu menganalisisnya untuk
proyek studi kasus atau menelitian naratif. Setelah itu, menerapkan
proses coding untuk membuat sejumlah kecil tema atau kategori
menggunakan media matriks pada MS Word. Tema inilah yang
biasanya menjadi hasil utama dalam penelitian kualitatif dan sering
kali digunakan untuk membuat judul dalam bagian hasil penelitian.
5. Tunjukan Bagaimana Deskripsi Dan Tema-Tema Ini Akan Disajikan
Kembali Dalam Narasi/Laporan Kualitatif
Pendekatan yang paling popular adalah menerapkan pendekatan
naratif dalam menyampaikan hasil analisis. Pendekatan ini bisa
18
meliputi pembahasan tentang kronologi peristiwa, tema-tema tertentu
lengkap dengan subtema-subtema, perspektif-perspektif, kutipan-
kutipan, atau tentang keterhubungan antar tema. Penelitian kualitatif
dapat menyajikan suatu proses, menggambarkan secara spesifik lokasi
penelitian, atau memberikan informasi deskriptif tentang partisipan
dalam sebuah table.
6. Menginterpretasi Atau Memaknai data
Interpretasi bisa berupa makna yang berasal dari perbandingan
antara hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari literature
atau teori. Interpretasi atau pemaknaan ini juga bisa berupa
pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu dijawab dimana pertanyaan-
pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, bukan dari hasil
ramalan peneliti.
19
Puskesmas Ciputat yang kemudian akan diajukan kepada
pihak puskesmas
4) Peneliti menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan
selama penelitian seperti pedoman wawancara untuk
petugas kesehatan dengan ibu hamil trimester III dan
lembar informed consent.
5) Peneliti melakukan penentuan pengambilan sampel sesuai
kriteria inklusi yang sudah di tetapkan sebelumya.
2. Tahap Kerja
1) Peneliti akan datang ke puskesmas lalu memperkenalkan
diri, menyampaikan maksud dan tujuan penelitian.
2) Peneliti mendatangi puskesmas yang sudah ditentukan oleh
pihak posyandu lalu melakukan komunikasi terapeutik
dengan memperkenalkan diri kepada petugas kesehatan
yang memiliki ibu hamil, menjelaskan prosedur, tujuan, dan
manfaat penelitian. Jika orangtua belum mengerti dan ingin
bertanya, peneliti mempersilahkan.
3) Peneliti meminta izin petugas kesehatan untuk melakukan
wawancara pada hari yang ditentukan oleh peneliti dan
petugas kesehatan
4) Peneliti meminta persetujuan petugas kesehatan dengan
mengisi informed consent jika petugas kesehatan setuju.
Selanjutnya, peneliti akan melanjutkan melakukan
wawancara secara mendalam atau in depth interview
dengan empat mata bertanya kepada informan, merekam
hasil wawancara menggunakan alat perekam. Lama
wawancara antara 40 menit sampai dengan 60 menit untuk
setiap partisipan. Kegiatan wawancara berakhir saat
informasi yang didapat sesuai dengan tujuan peneliti.
5) Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti
mengecek kembali apakah terdapat kekurangan data.
20
Setelah tidak ada kekurangan data, peneliti akan
mengolahnya secara manual dengan cara menerjemahkan
hasil verbatim, melakukan pengelompokan data, dan
membuat matriks tema.
3. Tahap Terminasi
1) Setelah data selesai di analisis maka peneliti menemukan
kesimpulan dari hasil penelitian.
2) Peneliti mengucapkan terima kasih terhadap pihak
Puskesmas Ciputat yang telah mengizinkan peneliti untuk
melakukan penelitian.
21
menuliskan kategori dalam batas-batas (Rosman & Rallis, 2012).
Langkah ini melibatkan pengambilan data tulisan atau gambar yang
telah dikumpulkan selama proses pengumpulan, mensegmentasi
kalimat (atau paragraf) atau gambar tersebut ke dalam kategori,
kemudian melabeli kategori ini dengan istilah khusus, yang seringkali
didasarkan pada istilah atau bahasa yang benar-benar berasal dari
partisipan.
4. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting (ranah), orang
(partisipan), kategori, dan tema yang akan dianalisis
Deskripsi ini akan melibatkan usaha penyampaian informasi secara
detail mengenai orang, lokasi, atau peristiwa dalam setting (ranah)
tertentu. Peneliti dapat membuat kode-kode untuk mendeskripsikan
semua informasi ini, lalu menganalisanya untuk proyek studi kasus,
etnografi, atau penelitian naratif. Setelah itu terapkanlah coding untuk
membuat sejumlah kecil tema atau kategori, bisa lima hingga tujuh
kategori. Tema-tema inilah yang biasanya menjadi hasil utama dalam
penelitian kualitatif dan seringkali digunakan untuk membuat judul
dalam bagian hasil penelitian.
5. Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan
kembali dalam narasi atau laporan kualitatif
Pendekatan yang paling popular adalah dengan menerapkan
pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis. Pendekatan ini
bisa meliputi pembahasan tentang kronologi peristiwa, tema tertentu
(lengkap dengan beberapa subtema, ilustrasi khusus, perspektif, dan
kutipan), atau tentang keterhubungan antar tema.
6. Interpretasi dalam penelitian kualitatif (interpretation in qualitative
research) atau memaknai data
Mengajukan pertanyaan seperti, pelajaran apa yang bisa diambil
dari semua ini? Akan membantu peneliti mengungkapkan esensi dari
suatu gagasan (Lincoln & Guba, 1985). Interpretasi juga bisa berupa
makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan
informasi yang berasal dari literature atau teori. Interpretasi atau
22
pemaknaan ini juga bisa berupa pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu
dijawab selanjutnya; pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan
anlisis, dan bukan dari hasil ramalan peneliti.
23
merugikan diri sendiri sehingga peneliti wajib memberikan lembar
persetujuan/informed consent untuk menjelaskan tujuan, prosedur,
waktu penelitian, menjamin hak pasien untuk bebas dari
ketidaknyamanan, dan hak perlindungan dari eksploitasi.
Peneliti memberikan lembar persetujuan atau informed consent
yang akan ditandatangani oleh responden sebagai bukti jika
responden ersedia berpartisipasi dalam penelitian.
3. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia/Respect For Person
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak responden untuk
mendapatkan informasi yang terbuka, responden memiliki
kebebasan menentukan pilihan, dan responden bebas dari paksaan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
Dalam penelitian ini, setelah menjelaskan maksud, tujuan, dan
manfaat penelitian, peneliti memberi kesempatan kepada responden
untuk bersedia atau tidak bersedia dalam partisipasi kegiatan
penelitian.
Peneliti juga memberikan kesempatan kepada responden untuk
bertanya jika terdapat hal-hal yang kurang jelas atau kurang
dimengerti sehingga peneliti akan menjawab pertanyaan tersebut
berkenaan dengan topic riset yang dikaji.
4. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subyek Penelitian/Respect
For Privacy And Confidentiality
Setelah seorang peneliti mendapatkan semua data yang diinginkan
dari peserta penelitian, selanjutnya peneliti tidak diperbolehkan
untuk menampilkan semua informasi mengenai identitas baik nama
maupun alamat dalam kuesioner untuk menjaga anonimitas dan
kerahasiaan identitas subjek.
Dalam penelitian ini, responden hanya menuliskan nama mereka
dengan inisial saja. Informasi yang telah diberikan responden akan
disimpan dalam sebuah folder pribadi di laptop peneliti dan hanya
akan dipergunakan untuk keperluan penelitian ini.
5. Keadilan/Respect For Justice
24
Peneliti harus memperhatikan bahwa penelitian yang dilakukan harus
jujur, profesional, berperikemanusiaan, kecermatan, intimitas, psikologis,
dan perasaan religius subjek penelitian. Peneliti harus membuat
lingkungan penelitian yang nyaman agar memenuhi prinsip keterbukaan,
yaitu kejelasan prosedur penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak memihak terhadap responden
tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakadilan dari semua
peserta penelitian.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
Ester Hutagaol, R. K. (2015). Hubungan Dukungan Suami Dengan Kemauan Ibu
Memberikan ASI Eksklusif di Puskesmas Tuminting Kecamatan
Tuminting.
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan
Praktek. Jakarta: EGC.
H, A. (2012). Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui? Jakarta.
Handayani, W. &. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Hatini. (2018). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Palmerah: Wineka Media.
Hidayat. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Jilid 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Jilid 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Hubertin. (2014). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. EGC.
Husada, Y. &. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Program
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Poasia Kota Kendari . 3-8.
IDAI. (2019).
Indiarti. (2008). ASI Susu Formula & Makanan Bayi. Yogyakarta: Elmatera-
Publishing.
Indiarti, M. .. (2013). Buku Pintar Ibu Kreatif. Yogyakarta.
Indivara. (2009). The Mom's Secret. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.
Indonesia, P. K. (2017).
Infodatin. (2013). Situasi dan Analisis ASI EKSKLUSIF.
InfoDATIN. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi
dan Analisis ASI EKSKLUSIF. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan RI.
Infodatin. (2014). Situasi dan Analisis ASI Eksklusif.
Irsal, F. S., Paramita, G. T., & Sugianto, W. (2017). a to z asi & Menyusui.
Jakarta: Pustaka Bunda.
Iswati & Muslich. (2009). Buku Ajar Metodologi Peneliian Kuantitatif. Surabaya:
Airlangga University Press (AUP).
Iswati, A. &. (2009). Buju Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya:
Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR (AUP).
Jatmika, S. P. (2014). Dukungan Tenaga Kesehatan untuk Meningkatkan Niat Ibu
dalam Memberikan Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Promosi Kesehatan Indonesia, 202-
204.
Jumiyati & simbolon. (2019). Modul Pegangan Kader Kesehatan dalam
Peningkatan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif. Yogyakarta: CV
BUDI UTAMA.
Kab.Tangerang, P. K. (2014). Cakupan ASI Ekskluisf pada tahun 2013-2014.
Karina, S. (2016, Mei 21). Dukung Istri Berikan ASI Eksklusif, Ini Dia 10 Kiat
Sukses Jadi Ayah ASI. Dipetik Februari 20, 2018, 19:00, dari
http://sayangianak.com/dukung-istri-berikan-asi-eksklusif-ini-dia-10-kiat-
sukses-jadi-ayah-asi/
KemenkesRI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. 105-106.
Komala, N. M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami
Terhadap Pelaksanaan ASI Eksklusif.
Kristiyanasari, S. (2009). ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta.
27
Lini. (2012, Agustus 11). Fenomena ASI Eksklusif. Dipetik Januari 25, 2018, dari
https://linianisfatus.wordpress.com/2012/08/11/fenomena-asi-eksklusif/
M.T.Indiarti. (2008). ASI , Susu Formula & Makanan Bayi. Yogyakarta.
Mamonto. (t.thn.). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi di WIlayah Kerja Puskesmas Kotobangon Kecamatan
Kotamobagu Timur Kota Kotamobago. Kesehatan Masyarakat, 58-64.
Maramis, T. &. (2015). Peran Petugas Promosi Kesehatan, Pengetahuan Ibu dan
Dukungan Keluarga dalam Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
Kesehatan Masyarakat, 4-6.
Maryunani, A. (2012). ASI EKSKLUSIF dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans
Info Media.
Mohanis, W. &. (2013). Peran Petugas Kesehatan dan Status Pekerjaan Ibu
dengan Pemberian ASI Eksklusif. Kesehatan Masyarakat, 41-44.
Monika. (2014). Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Noura Books.
Monika. (2014). Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta Selatan: Mizan Digital.
Mulyani, C. &. (t.thn.). Dukungan Petugas Kesehatan dengan Model
Pendampingan Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. 88-89.
Mutia. (2017, Juni 28). Hukuman Untuk Ibu yang Tidak Mau Menyusui Bayinya.
Dipetik Januari 26, 2018, dari https://parenting.dream.co.id/ibu-dan-
anak/hukuman-untuk-ibu-yang-tidak-mau-menyusui-bayinya-
170615a.html
N. P. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka.
Nainggolan, Y. W. (2015). Dukungan Suami Dengan Keberhasilan Istri Untuk
Menyusui di Daerah Surabaya Tengah (Vol.3).
Natoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Natoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RINEKA
CIPTA.
Noorkasiani, S. T. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RINEKA
CIPTA.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RINEKA
CIPTA.
Nurani. (2013). 7 Jurus Sukses Menyusui. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Nursalam. (2011). faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asi. jakarta.
Oktalina, O., Muniroh, L., & Adiningsih, S. (2015). HUBUNGAN DUKUNGAN
SUAMI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF PADA IBU ANGGOTA KELOMPOK PENDUKUNG ASI
(KP-ASI). Media Gizi Indonesia, Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015: hlm.
64–70.
Pamungkas, R. A, & Usman, A. M. (2017). Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Poell & Woerkom. (2011). Supporting Workplace Learning. Netherlands.
Prabasiwi, F. &. (t.thn.). ASI Eksklusif dan Persepsi Ketidakcukupan ASI. Artikel
Penelitian, 284.
28
Pramita, E. (2017). Pekan ASI Sedunia 2017: Mari Dukung Keberhasilan Ibu
Menyusui. Jakarta: Majalah Kartini.
Prasetyono, D. S. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta.
Priscilla, V., Novrianda, D., & Suratno. (2011). Dukungan Suami Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Kota Padang. Ners Jurnal Keperawatan Volume 10. No 1, Oktober 2014 :
197 - 209 .
Purwandari, Ellys Utami. (2012, Mei 1). Heran, Kenapa Ya Masih Banyak Ibu
Enggan Memberikan ASI? Dipetik Januari 25, 2018, 15:30, dari
https://www.kompasiana.com/amie.andari/heran-kenapa-ya-masih-
banyak-ibu-enggan-memberikan-asi_55102a648133115334bc6276
Purwanti, H. S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta.
Rahayu dkk. (2012). buku ajar masa nifas dan menyusui. jakarta.
Rahayu, A. A. (2012). Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta: Mitra
Wacana Medika.
Rahayu, A. N. (2012). Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui . Jakarta: Mitra
Wacana Medika.
Rahayu, Akhiriyanti, E. N., & Asiyah, N. (2012). Masa Nifas Dan Menyusui.
Jakarta: Mitra Wacana Medika.
Rahmawati DKK. (2011). Hubungan Antara Krakterisktik Ibu, Peran Petugas
Kesehatan dan Dukungan Keluarga Dengan Pmeberian ASI Eksklusif.
Raynor, M. &. (2014). Myles Textbook For Midwives.
RI, K. K. (2016). Profil Kesehatan 2015. Jakarta.
Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI. Jakarta: Dunia Sehat.
Roesli, U. (2009). Seri 1 Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Ruwaida. (2006). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dan Dukungan Keluarga
dengan kesiapan Menghadapi Masa Menopause. Jurnal Ilmiah Berkala
Psikologi, vol 8 No 2 November.
Saleha. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta.
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas . Jakarta.
Saleha, S. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
Santoso, S. (2010). Statistik Non Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sarafino, Edward, P., & Timothy, W. S. (2011). Health Psychology
Biopsychosocial Interactions Seventh edition. United States of America.
Septikasari. (2018). Status Gizi Anak dan Faktor yang Mempengaruhi.
Yogyakarta: UNY Press.
Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sinclair, C. (2009). Buku Saku Kwbidanan. Jakarta: EGC.
Sitopu, S. D. (2017). Hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI di
wilayah kelurahan lalang wilayah kerja Puskesmas desa Lalang
Kecamatan Medan Sunggal. An-Nadaa, Juni 2017, hal. 1-5 .
Soetjiningsih. (1997). ASI : Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Sudarto, A., Nurprasetyo, D. A., Prakasa, E., Gunawan, P., Hidayat, A. R.,
Pontoh, P., et al. (2012). Catatan Ayah ASI. Jakarta: Buah Hati.
29
Sugiono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatitatif, Kualitatif dan ER&D.
Bandung: Alfabeta.
Suhita. (2005). Apa Itu Dukungan Sosial. Dipetik Februari 20, 2018, dari
http://www.masbow.com/2009/08/apa-itu-dukungan-sosial.html
Sulistiyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta.
Suprapto, I. H. (2013). Buku pintar parenting sejak kandungan hingga balita.
Jakarta: Media Pressindo.
Susilo, W. K., C. I, A. M., & Hutajulu, J. (2015). Riset Kualitatif dan Aplikasi
Penelitian Ilmu Keperawatan : Analisa Data dengan Pendekatan
Fenomenologi, Colaizzi dan Perangkat Lunak N Vivo. Jakarta: CV Trans
Info Media.
Swarts, K. 7. (2011). dukungan dalam pemberian asi.
Umar. (2014). Multitasking Breastfeeding Mama. Jakarta: Pustaka Bunda.
Wahyuningsih & Kayat H, F. F. (t.thn.). Faktor Keberhasilan Ibu Bekerja dalam
Memberikan ASI Eksklusif di Puskesmas Sedayu I, Bantul, Yogyakarta.
Welford, H. (2011). ASI atau SUFOR. Malaysia.
Weni Kristiyanasari, S. (2009). ASI, MENYUSUI & SADARI. Yogyakarta.
Weni Kristiyanasari, S. K. (2009). ASI Menyusui & Sadari. Bntul, Yogjakarta.
Windari, D. &. (2017). Pengaruh Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sisir Kelurahan
Sisir Kota Batu. Artikel Hasil Penelitian, 21-22.
YP.Rahayu DKK. (2012). Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta.
Yuliarti Nurheti. (2010). Keajaiban ASI makanan terbaik untuk kesehatan ,
kecerdasan , dan kelincahan si kecil. Yogyakarta.
Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI , Mkanan terbaik untuk kesehatan , kecerdasan
, dan kelincahan si kecil. Yogyjakarta.
Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
kecerdasan, dan Kelincahan si kecil. Yogyakarta.
Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
Kecerdasan, dan Kelincahan si Kecil. Yogyakarta: C.V ANDI.
30
31