Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA UNSUR TRANSISI


PEMBUATAN TAWAS POTASIUM KROMIUM KCr(SO4)2.12H2O

KELOMPOK 4

ANGGOTA :

1. DWI AGUSTINI ANGRAINI ( 06101381722045 )

2. KURNIA MEGA LESTARI ( 06101281722047 )

3. FRIDA RAMADIAN ( 06101381722057 )

4. ACNES OKTAVIANI ( 06101381722063 )

DOSEN PEMBIMBING :

1. MAEFA EKA HARYANI,S.PD.,M.PD.

2. EKA AD`HIYA, S.PD.,M.PD.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Percobaan ke-6
I. Judul : Pembuatan Tawas Potasium Kromium KCr(SO4)2.12H2O
II. Tanggal : 22 Oktober 2019
III. Tujuan : Mempelajari reaksi pembuatan tawas potassium kromium
IV. Dasar Teori
Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja,
berkilau, dan keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam.
Kromium ditemukan dalam bentuk bijih kromium, khususnya dalam senyawa
PbCrO4 yang berwarna merah. Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun.
Meskipun kromium berbahaya, tetapi kromium banyak digunakan dalam berbagai
bidang.Misalnya dalam bidang biologi kromium memiliki peran penting dalam
metabolisme glukosa. Bidang kimia, kromium Digunakan sebagai katalis, seperti
K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan digunakan dalam analisis kuantitatif.
Dalam industri tekstil, kromium digunakan sebagai mordants. Kromium memiliki
beberapa istop. Diantara isotop-isotop kromium, ada beberapa isotop kromium
yang digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk
mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah pada manusia.
Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang
bersifat toksik, dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai
ion Cr3+. Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan
ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat
menyebabkan sakit perut dan muntah. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengurangi kadar pencemar pada perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi
proses biologi, fisika dan kimia. Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan
kekurangan dapat menyebabkan kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan
diabetes. Tapi terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek
kesehatan juga, misalnya ruam kulit. Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan
manusia, terutama bagi orang-orang yang bekerja di industri baja dan tekstil.
Orang yang merokok tembakau juga memiliki kesempatan yang lebih tinggi
terpapar kromiumKromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan.
Pada 1798, Lowitz dan Klaproth menemukan kromium dalam sampel
batu hitam berat ditemukan lebih ke utara dari Pertambangan Beresof dan pada
1799 Tassaert diidentifikasi kromium dalam mineral yang sama dari sejumlah
kecil deposit di wilayah Var Selatan-Timur Perancis. Mineral ini ia ditentukan
sebagai besi spinel krom sekarang dikenal sebagai kromit (FeOCr2O3). Kochlin
memperkenalkan penggunaan kalium dikromat sebagai mordan dalam
industri pencelupan pada tahun 1820.Penggunaan garam kromium diadopsi
secara komersial pada tahun 1884. Sementara kromit pertama kali digunakan
sebagai bahan tahan api di Perancis pada tahun 1879. Penggunaan pertama
kromium dalam baja telah diberikan tahun 1865, tetapi jika dalam skala besar
menggunakan kromium harus menunggu sampai logam kromium bisa diproduksi
oleh rute-termal alumino, dikembangkan pada awal 1900-an dan ketika tungku
busur listrik bisa mencium bau kromit ke dalam paduan master, ferrochromium.
Sementara finishing logam membawa kecemerlangan untuk ditambahkan ke
katalog unsur krom berwarna juga pada bahan yang dapat membuat stainless steel.

TAWAS adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak
sekali ragamnya salah satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang
banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih
(oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Tawas merupakan
garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+M3+ (SO4)2.12H2O. M+
merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+ atau Co3+, tawas
biasa dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat dodekahidrat.
berikut beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:

1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula


NaAl(SO4)2. 12h2O digunakan sebagai serbuk pengembang roti.

2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus


KAl(SO4)2. 12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan
bahan pemadam api.

3. Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium) dengan formula


NH4Al(SO4)2.12H2O digunakan sebagai acar ketimun.

4. Kalium kromium(III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium) dengan


formula KCr(SO4)2.12H2O digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan
pembuat kain.

5. Amonium besi(III) sulfat dodekahidrat (tawas besi(II)) dengan formula


NH4Fe(SO4)2.12H2O digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil.
V. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
1. Gelas Beker
2. Kertas Saring
3. Corong
4. Batang Pengaduk
5. Gelas Arloji
6. Penangas Air
7. Evaporator
8. Pipet Tetes

Bahan yang digunakan


1. Kalium dikromat
2. Etanol
3. NaOH (5 M)
4. HNO3 (2 M)
5. H2SO4 (5 M)
6. H2O2 3%

VI. Prosedur percobaan


1. Masukkan 25 ml larutan asam sulfat 5 M kedalam beker gelas, kemudian
tambahkan 4 gr potassium dikromat. Aduk campuran tersebut dan panaskan
diatas penangas air agar semua dikromat larut.
2. Dinginkan larutan dalam pendingin es kira-kira selam 10 menit dan kemudian
tambahkan 4 ml etanol sedikit demi sedikit kedalam campuran. Penambahan
harus dilakukan secara hati-hati, karena pada reaksi tersebut menghasilkan panas.
Amati perubahan yang terjadi dan catat pada lembar kerja.
3. Tutup larutan dengan gelas arloji dan amati perubahan yang terjadi pada
keesokan harinya.
4. Kumpulkan Kristal-kristal yang telah terbentuk diatas corong dan pindahkan
sisahnya dari gelas beker dengan cara menambahkan 5 ml etanol 60%. Bila perlu,
ulangi cara tersebut sampai tidak ada Kristal yang tertinggal. Biarkan Kristal-
kristal tersebut kering pada suhu kamar (dinamakan air drying) sampai keesokan
harinya.
5. Timbang berat Kristal-krital tersebut dan hitung presentase hasil dari tawas
potassium kromium berdasarkan jumlah dikromat yang digunakan.
6. Lakukan pengujian adanya ion kromium dengan cara : kedalam sejumlah sampel
(0,05 gr tawas kromium kedalam 2 ml air) tambahkan larutan NaOH 5M tetes
demi tetes sampai tdak terjadi lagi perubahan (setiap penambahan satu tetes
larutan dikocok dan diamati dengan cermat sebelum penambahan tetes berikutnya
dilajutkan atau tidak). Kemudian tambahkan 1 ml larutan H2O2 3% dan panaskan
campuran sampai terjadi perubahan warna. Timbulnya warna kuning pada larutan
(CrO42-) menunjukkan adanya ion kromat. Catat pengamatan anda pada lembar
kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari oksidasi Cr3+ (aq) oleh H2O2
dalam medium basa.
Catatan: Pelaksanaan uji untuk Cr3+ harus dilakukan dalam medium basa.
7. Lakukan tes pengujian adanya ion sulfat dengan cara : didalam tabung uji,
larutkan 0,05 gr tawas kromium dengan 5 ml air. Tambahkan larutan Ba(NO3)2
0,1 M dan larutan HNO3 2M beberapa tetes. Catat pengamatan anda pada lembar
kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari reaksi yang terjadi.

VII. Hasil Pengamatan

Cara Kerja Hasil Pengamatan


Asam sulfat +K2Cr207 Larutan berwarna
orange

Didinginkan kemudian di Larutan berwarna


tambahkan dengan Etanol secara hijau kehitaman,
berhati-hati terdapat gas dan
menghasilkan
panas

Ditutup kaca arloji dan Larutan tidak


Didiamkan keesokan harinya berubah dan tidak
terdapat kristal
Perhitungan redemen :
- Massa potasium dikormat : 4 gram
- Massa tawas : 0 gram
- Hasil secara teoritis
Massa H2SO4 = P.V

= 1,84 gr/ml . 25 ml = 46 gram

massa 46 gr
n H2SO4 = = = 0.469 mol
Mr 98 gr / mol

massa 4 gr
n K2Cr2O7 = = = 0,013 mol
Mr 294 gr / mol

Reaksi Pembentukan
4H2SO4(aq) + K2Cr2O7(s) + 20H2O(l)  2KCr(SO4)2 .12H2O + 3/2O2(g)

M 0,469 0,013 - - -
B 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013
S 0,456 - 0,013 0,013 0,013

Massa KCr(SO4)2.12 H2O = n. Mr


Secara teori = 0,013mol . 499 gr /mol
= 6,487 gram
Persentase Error = Produk (teori) – Produk (praktek)
X 100 %
Produk (teori)

= 6,487 gr – 0 gr
X 100 %
6,487 gr
= 100 %
VIII. Persamaan Reaksi

4H2SO4(aq) + K2Cr2O7(s) + 20H2O(l)  2KCr(SO4)2 .12H2O + 3/2O2(g)

IX. Pembahasan
Tawas potassium Kromium , KCr(SO4)2 . 12H2O dibuat dari asam sulfat 5
M sebanyak 25 ml yang ditambahkan dengan 4 gram K2Cr2O7. Jika potassium
dikromat telah ditambahkan pada asam sulfat 5 M maka dilakukan pemanasan.
Pemanasan ini bertujuan agar semua dikromat larut dalam asam sulfat 5 M.
setelah dipanaskan kemudian didinginkan, dilajutkan dengan penambahan etanol
dan ditutup dengan kaca arloji lalu dibiarkan sampai keesokan harinya.
Penambahan etanol ini bertujuan untuk membantu pembentukan Kristal tawas.
Dari hasil percobaan, setelah ditambahkan etanol maka larutan menjadi hijau
pekat. Penambahan etanol ini harus dilakukan sedikit demi sedikit dan hati-hati
hal ini dikarenakan larutan tersebut akan menghasilkan panas yang di tandai
adanya gas yang keluar ketika di tambahkan dengan etanol.
Keesokan harinya dilakukan penyaringan, setelah terbentuk Kristal
kemudian hasil penyaringan dikeringkan dan tawas ditimbang. Pada percobaan
kali ini, kami tidak terjadinya atau terbentuknya Kristal tawas meskipun larutan
telah dibiarkan pada beberapa hari tetap tidak terdapat Kristal, mengakibatkan
persen kesalahan sebanyak 100% karena tidak ada tawas yang terbentuk. Hasil
kesalahan 100% ini disebabkan oleh kesalahan dalam praktikum, seperti pada
saat penimbangan, konsentrasi larutan yang salah, dan penggunaan alat-alat yang
sudah terkonaminasi oleh zat-zat lainnya, serta penutupan larutan yang tidak
rapat juga salah satu penyebab tidak terbentukya kristal pada saat proses
pembuatan, penutup yang tidak rapat bisa mengakibatkan adanya oksigen masuk.
Pada percobaan ini masih terdapat kekurangan yaitu hasil yang didapat
tidak sama dengan literature yang ada dikarenakan terjadinya kesalahan seperti
pembuatan larutan dan cara mereaksikan larutan tersebut.
X. Kesimpulan

1. .Tawas merupakan suatu garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+ M3+
(SO4)2 . 12H2O.
2. Tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dikroma dari kalium
dikromat menjadi ion kromium dalam suasana basa.
3. Penambahan etanol dilakukan secara berhati-hati karena larutan tersebut akan
menghasilkan panas.
4. Fungsi dari pemanasan ialah untuk melarutkan padatan kalium dikromat.
5. Persentase erroe yang didapatkan dari pembentukan tawas adalah 100 %
DAFTAR PUSTAKA

Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia analitik kualitatif I. Yogyakarta: UNY Press.

Gulo,F dan Desi.2016. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Indralaya:Universitas

Sriwijaya.

Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia: Jakarta.

Sutresna, Nana. 1996. Penuntun Belajar Kimia 3. Ganeca Exact: Bandung.

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Edisi V.

Jakarta:PT Kalman Media Pusaka.


Lampiran

K2Cr2O7(aq) + Larutan H2SO4(l)


Setelah di tambahkan dengan
(Dipanaskan)
Etanol (C2H5OH(l))

Ketika di dinginkan dan di teteskan


larutan Etanol (C2H5OH(l))

Anda mungkin juga menyukai