Anda di halaman 1dari 4

Pencampuran dan Pengambilan Sampel Ransum

Metode pencampuran ransum unggas


Mixing (mencampur) adalah kegiatan mencampurkan satu atau
lebih bahan pakan dan bertujuan untuk membuat homogen masa bahan-
bahan pakan agar tidak mudah dipisahkan lagi. Pencampuran bahan
pakan dilakukan dengan seminimal mungkin terjadinya kontaminan dari
luar, dimana akan mempengaruhi kualitas bahan pakan tersebut. Bahan
pakan yang dicampur dapat terdiri dari hanya bahan kering saja, bahan
kering dengan sebagian kecil bahan cair (misalnya pakan dengan
campuran molasses <10%) dan mencampur dengan cairan (lemak,
vitamin, minyak) (FAO dan IFIF, 2010).
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, metode
pencampuran bahan pakan dilakukan secara manual. Sebelum
pencampuran bahan-bahan pakan dilakukan, bahan pakan
dikelompokkan terlebih dahulu: 1) Tepung ikan, MBM dan PMM; 2) SBM,
pollard dan jagung; dan 3) premix, minyak dan bekatul dijadikan ke dalam
satu tempat. Pengelompokkan bahan pakan disesuaikan dengan ukuran
partikel masing-masing bahan.
Pencampuran pertama yang dilakukan adalah dengan
mencampurkan bahan-bahan pakan pada masing-masing kelompok,
selanjutnya bahan pakan kelompok 3 dicampurkan ke dalam kelompok 2.
Bahan pakan kelompok 3 dengan ukuran partikel terbesar terlebih dahulu
dicampurkan dengan bahan pakan dengan ukuran partikel sedang,
dimana bertujuan untuk mempermudah pencampuran dan mengurangi
efek penggumpalan. Selanjutnya, bahan pakan tersebut dicampur ke
dalam bahan pakan kelompok 1 dengan ukuran partikel terkecil. Selama
pencampuran, bahan pakan diaduk merata untuk menghindari tidak
tercampurnya bahan pakan. Ciri fisik yang terlihat, seperti perbedaan
warna di beberapa bagian dan adanya gumpalan.
Hasil pencampuran ditentukan oleh karakteristik bahan, metode
pencampuran dan waktu mencampur. Ukuran partikel yang makin kecil
mempunyai peluang homogen lebih baik dari partikel yang lebih besar.
Bentuk partikel yang tidak beraturan menyulitkan mencampur secara
homogen. Tingkat kepadatan bahan pakan yang berbeda antara satu
dengan lainnya menyulitkan homogenitas (Yuliati, 2016).
Pencampuran secara manual membutuhkan waktu yang cukup
lama dan membutuhkan tenaga kerja yang cukup menguras tenaga,
pencampuran secara manual sendiri homogennya tidak sama dengan
yang di campur dengan mesin ikatan antara pakan yang satu dengan
pakan yang lainnya masih terlihat dan masih bisa di bedakan secara kasat
mata. Hal ini karena disebabkan kerja manusia sangat minim untuk
mencampur hingga sedemikian rupa karna alat yang digunakan hanya
sekop dan manusia tidak ada buantuan lat yang lainnya sehingga hasil
yang terjadi juga sangat minim sekali tidak semaksimal seperti
menggunakan teknologi pencampuran (mixer) dengan mesin tersebut
(Yuliati, 2016).

Metode pengambilan sampel ransum


Pengambilan sampel sebagai salah satu bagian yang paling kritis
dalam tahapan analisa. Hasil analisa tidak akan berguna, bahkan beresiko
apabila pengambilan sampel tidak akurat atau tidak memenuhi standar.
Oleh karena itu, pengambilan sampel dilakukan sebaik mungkin sehingga
dapat mewakili semua variasi kandungan bahan baku yang ada. Hal ini
dilakukan agar kandungan nutrien dan substansi lainnya tetap seperti
bahan aslinya (Metallurgist Discussion Forum, 2017).
Tujuan pengecilan ukuran atau pengurangan sampel yaitu
mempermudah proses homogenisasi sampel sebelum dilakukan
pengemasan untuk dikirim ke laboratorium. Homogenisasi sampel sangat
penting untuk menjamin hasil pengujian yang lebih akurat. Salah satunya
dengan menggunakan coning and quartering method (Yuliati, 2016).
Pengambilan sampel yang dilakukan saat praktikum adalah metode
coning and quartering. Metode ini merupakan metode pengambilan
sampel kedalam empat bagian, yaitu bahan pakan yang telah diratakan,
kemudian dibagi kedalam empat bagian. Bahan pakan pada sisi yang
berlawanan diambil, dicampur dan diulangi sebanyak dua kali. Bahan
pakan tersebut kemudian diambil untuk dilakukan analisa, kemudian
sampel dimasukkan ke dalam plastik dengan pemberian label berupa
waktu pengambilan dan nomor sampel. Sampel disimpan dalam keadaan
kering.
Berdasarkan kegiatan praktikum tersebut, metode coning and
quartering yang dilakukan telah sesuai dengan literatur. Herrman (2001)
menambahkan bahwa dalam pengambilan sampel dapat dilakukan di atas
lantai atau wadah yang datar dan kering serta dihindarkan dari banyaknya
sudut ataupun sekat untuk mengurangi sampel yang tersisa ditiap
sudutnya. Pembagian sampel kedalam empat bagian lebih baik digunakan
menggunakan alat khusus berbahan besi dengan ukuran sedang agar
pembagiannya dapat lebih merata. Berikut coning and quartering method
terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Coning and quartering method (Herrman, 2001).


DAFTAR PUSTAKA
FAO and IFIF. 2010. Good practices for the feed industry-Implementing
the Codex Alimentarius Code of Practice on Good Animal Feeding.
FAO Animal Production and Health Manual No.9. Rome.
Herrman, T. 2001. Sampling: Procedures for Feed. Kansas State
University Agricultural Experiment Station and Cooperative
Extension Service. Kansas, United States of America.
Metallurgist Discussion Forum. 2017. Laboratory Methods of Sample
Preparation. https://www.911metallurgist.com/blog/laboratory-
methods-of-sample-preparation. Diakses pada 04 April 2017 pkl.
05.19 WIB.
Yualiati, S. 2016. Titik kritis pembuatan pakan mandiri (self mixing) untuk
hasil yang optimal. Trouw Add Science. ISSU11.

Anda mungkin juga menyukai