Artikel Ilmiah PDF
Artikel Ilmiah PDF
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
ABSTRACT
This research aims to find out the daily behavior of small and medium entrepreneurs in
recording transactions and the reasons underlying the behavior of small and medium
businesses to record transactions. This study used a qualitative approach etnometodologi
study. The research data obtained by direct observation in SMEs, interviews and
documentation. The behavior observed is a style of writing to small and medium
entrepreneurs. The results showed the existence of differences behavior of writing in the small
and medium entrepreneurs. This difference is due to the intentions and motivations are
different in each of the small and medium entrepreneurs to do the recording.
1
dapat dari hasil penjualan tiap harinya tanpa 2. Niat juga mengindikasikan seberapa
membuat pengikhtisaran transaksinya. jauh seseorang mempunyai kemauan
Teori beralasan (Theory of Reasoned untuk mencoba.
Action) oleh Ajzen dan Fishbein dalam 3. Niat menunjukkan pengukuran
Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa kehendak seseorang.
perilaku dilakukan karena individual 4. Niat berhubungan dengan perilaku
mempunyai minat atau keinginan untuk yang terus menerus.
melakukannya. Adanya pencatatan Tony Wijaya (2008) mengartikan
keuangan pada UKM dapat disebabkan niat sebagai kecenderungan seseorang
karena timbulnya keinginan untuk membuat untuk memilih melakukan atau tidak
catatan atas transaksinya. Grafinkel dan melakukan suatu perilaku. Niat ditentukan
Douglas dalam Mudjiyanto (2009) oleh sejauh mana individu memiliki sikap
mengatakan bahwa seseorang di dalam positif pada perilaku tertentu, dan sejauh
menetapkan sesuatu apakah mana apabila dia memilih untuk melakukan
tindakan/perilaku, bahasa, respon atau perilaku tertentu dia mendapat dukungan
reaksi selalu didasarkan pada apa yang dari orang lain yang berpengaruh dalam
sudah diterima sebagai suatu kebenaran hidupnya.
bersama dalam masyarakat. Salah satu Perilaku untuk melakukan
bentuk penelitian untuk melihat perilaku pencatatan transaksi dapat diprediksi
seseorang/individu sehari-hari adalah melalui niat. Fishben dan Ajzen dalam
dengan menggunakan studi Foedjiawati dan Semuel (2007) mengatakan
etnometodologi. bahwa cara yang paling efektif untuk
Mengacu pada permasalahan yang melakukan atau tidak melakukan suatu
ada maka peneliti tertarik untuk perilaku adalah dengan menanyakan atau
mengangkat sebuah judul ―STUDI mengetahui niat individu tersebut. Dengan
ETNOMETODOLOGI GAYA kata lain, niat merupakan maksud yang
MENCATAT TRANSAKSI PADA dapat digunakan untuk memprediksi suatu
PENGUSAHA KECIL MENENGAH‖. perilaku tertentu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana perilaku mencatat Motivasi
transaksi pada pengusaha kecil menengah Motivasi adalah proses yang
serta apa alas an yang mendasari perilaku dimulai dengan definisi fisiologis atau
pengusaha kecil menengah untuk psikologis yang menggerakkan perilaku
melakukan pencatatan transaksi tersebut. atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan
insentif. Motivasi juga berkaitan dengan
RERANGKA TEORITIS reaksi subjektif yang terjadi sepanjang
Niat Melakukan Pencatatan Transaksi proses ini. Timbulnya motivasi dapat
Niat untuk melakukan pencatatan dikarenakan belum terpuasnya kebutuhan
transaksi dapat dilihat dari beberapa seseorang terhadap sesuatu yang belum
pengertian dari niat (Setyawan dan Ihwan dicapainya (Arfan Ikhsan, 2010 : 84).
dalam Foedjiawati dan Semuel, 2007) Menurut Maslow dalam Arfan
sebagai berikut: Ikhsan (2010: 85), setiap individu memiliki
1. Niat dianggap sebagai sebuah beraneka ragam kebutuhan yang dapat
‗perangkap‘ atau perantara antara mempengaruhi perilaku mereka. Maslow
faktor-faktor motivasional yang juga menjabarkan lima hierarki kebutuhan
mempengaruhi perilaku. manusia yaitu kebutuhan fisiologis yaitu
2
Gambar 1
Proses motivasi
kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan yaitu kebutuhan akan kedudukan, reputasi
yaitu kebutuhan akan keselamatan dari dan prestasi, dan yang terakhir adalah
ancaman dan bahaya, kebutuhan sosial kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu
yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kebutuhan pemenuhan diri untuk
kepuasan dalam menjalin hubungan dengan melakukan apa yang sesuai dengan dirinya.
orang lain, kebutuhan akan penghargaan
Gambar 2
Hierarki kebutuhan Maslow’s
5. Aktualisasi diri
4. Harga diri
3. Sosial
2. Rasa aman
1. Fisik
3
3. Resistensi (resistance): yaitu tingkat tertanam secara sangat dalam sehingga
kekuatan sikap untuk tidak berubah. tidak dapat dirumuskan secara verbal.
Sikap memiliki perbedaan konsistensi, Dengan demikian, nilai-nilai dapat
ada yang mudah berubah (tidak didefinisikan sebagai gambaran yang
konsisten) ada yang sulit berubah abstrak, kolektif yang manusia percaya
(konsistensi). bahwa hal itu adalah benar, baik dan layak
4. Persistensi (persistance): dimensi ini untuk dikejar (Pratley dalam Sutono, 2004
berkaitan dengan perubahan sikap : 14).
secara gradual yang disebabkan oleh Buzan (3003, p.22-23)
waktu. Seiring perubahan waktu, sikap mendefinisikan nilai sebagai panduan –
juga berubah. panduan untuk bertindak atau bersikap
5. Tingkat keyakinan (confidence): yang berasal dari dalam diri kita sendiri,
dimensi ini berkaitan dengan seberapa prinsip – prinsip tentang bagaimana kita
yakin seseorang akan kebenaran menjalani hidup dan menganbil keputusan.
sikapnya. Dimensi ini dekat Nilai adalah moral dan dasar perilaku yang
hubungannya dengan perilaku. kita tetapkan untuk diri kita sendiri, yang
Sikap terdiri dari tiga komponen kebanyakan mencakup konsep-konsep
yaitu pengertian (cognition), pengaruh universal seperti kebenaran, kejujuran,
(affect), dan perilaku (behavior) (Arfan ketidakberpihakan, keadilan, kehormatan
Ikhsan, 2010 : 78). Kognitif adalah sikap dan lain – lain.
tertentu yang berisikan informasi yang Nilai dibedakan menjadi dua, yaitu
dimiliki sesuai dengan objek tertentu, nilai personal dan nilai organisasional.
afektif adalah segmen emosional atau Nilai personal diukur melalui empat
perasaan dari suatu sikap yang ditunjukkan dimensi,yaitu: intelektual, kejujuran,
dengan pernyataan, perilaku adalah suatu pengendalian diri, dan religiusitas. Nilai
maksud untuk berperilaku dengan suatu organisasional diukur melalui tiga dimensi,
cara tertentu terhadap seseorang atau yaitu: pelayanan, produktivitas, dan
sesuatu. kepemimpinan. Berdasarkan literatur yang
Menurut Thurstone dalam Edwards ada, baik nilai personal dan nilai organisasi
yang dikutip oleh Nawawi (2009) berdaya guna dalam pengambilan
berpendapat bahwa ―satu sikap seperti keputusan organisasi (Akaah dan Lund
katika derajat tingkat dari hal positif atau dalam Sutono, 2004, p.16).
hal negative memengaruhi yang
dihubungkan dengan beberapa obyek Konsep Perilaku
psikologis. Berdasarkan obyek psikologis, Perilaku (behavior) adalah
Thurstone mengartikan sebagai symbol, tindakan-tindakan (actions) atau reaksi-
ungkapan, semboyan, orang, lembaga, reaksi (reaction) dari suatu obyek atau
idaman atau gagasan yang dapat organisme (Jogiyanto, 2007 : 11). Dari
memengaruhi orang – orang baik sudut pandang biologis semua makhluk
berkenaan dengan hal positif atau negatif‖ hidup mulai dari tumbuhan, binatang
sampai dengan manusia itu berperilaku,
Konsep Nilai karena mereka semua memiliki aktivitas
Sutono (2004) berpendapat bahwa masing-masing. Perilaku dapat dibedakan
nilai-nilai adalah harapan dan gambaran menjadi dua, yaitu: Perilaku tertutup dan
yang lebih umum tentang perilaku perilaku terbuka. Perilaku tertutup adalah
manusia, yang mungkin sadar atau respon atau reaksi terhadap stimulus dalam
4
bentuk terselubung atau tertutup. Perilaku sosial, informasi, pribadi dan psikologis
terbuka adalah respon seseorang terhadap dalam mengambil keputusan mendapatkan
stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau dana maupun alokasi dana untuk mencapai
terbuka. tujuan organisasi.
Menurut Rogers dalam
Notoatmodjo (2007), sebelum orang Gaya Mencatat
mengadopsi perilaku baru (berperilaku Winarto (2011) berpendapat bahwa gaya
baru), didalam diri orang tersebut terjadi mencatat berkaitan dengan media dan alat
proses yang berurutan, yakni. yang digunakan, yakni:
1. Awareness (kesadaran), yakni orang a) Kertas dan alat tulis, media ini
tersebut menyadari dalam arti sangat umum digunakan sebagai
mengetahui setimulus (objek) terlebih alat untuk mencatat. Para
dahulu jurnalis/penulis/peneliti sangat
2. Interest, yakni orang mulai tertarik sering memanfaatkan media ini
kepada stimulus sebagai jalan untuk mencatat.
3. Evaluation (menimbang – nimbang b) Mencatat di
baik dan tidaknya stimulus bagi handphone/smartphone,
dirinya). Hal ini berarti sikap perkembangan teknologi dapat
responden sudah lebih baik lagi membantu seseorang untuk
4. Trial, orang telah mulai mencoba mencatat. Pengusaha kecil
perilaku baru menengah dapat memanfaatkan
5. Adoption, subjek telah berperilaku perkembangan teknologi dengan
baru sesuai dengan pengetahuan, menggunakan handphone sebagai
kesadaran, dan sikapnya terhadap sarana untuk mencatat.
stimulus c) Voice/video recorder, cara lain
Apabila penerimaan perilaku baru yang dapat digunakan untuk
melalui proses seperti ini dan didasari oleh menyimpan, mancatat, dan
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang mendokumentasikan informasi
positif maka perilaku tersebut akan adalah dengan merekam dalam
menjadi suatu kebiasaan (Notoatmodjo, bentuk audio/audio video. Dengan
2007 : 144). voice/video recorder, seseorang
dapat memutar kembali rekaman
Perilaku Pengusaha Kecil dan yang disimpan sebagai media
Menengah pengingat.
Menurut Utami (2007) perilaku pengusaha d) Kamera dan foto, alat ini dapat
UKM pada dasarnya tidak jauh berbeda digunakan sebagai media mencatat.
dengan pengertian perilaku konsumen. Foto atau gambar dapat menjadi
Perilaku konsumen lebih cenderung kepada sebuah penguat sebuah tulisan.
hal yang bersifat individu dan faktor-faktor e) Draft di blog/Microsoft Word,
yang mempengaruhinya seperti budaya, beberapa blogger mencoba untuk
sosial, pribadi dan psikologis dalam menuliskan ide-ide yang muncul
memutuskan untuk membeli suatu produk dengan cara menuliskan ide
yang ditawarkan sedangkan perilaku tersebut sebagai sebuah draft di
pengusaha UKM adalah perilaku pemilik blog atau di Microsoft Word. Hal
perusahaan dengan karakteristik tertentu ini sangat mungkin dilakukan
yang dipengaruhi oleh faktor budaya, karena prinsipnya adalah mencatat.
5
kedua pengertian dari kedua penelitian itu
Etnometodologi jelas-jelas berbeda. etnografi penelitian
Etnometodologi merupakan studi yang menggambarkan seluruh dimensi
tentang bagaimana individu menciptakan (kehidupan) dari satu komunitas budaya
dan memahami kehidupan sehari-hari, (semua anggota budaya menjadi partisipan
metodenya untuk mencapai kehidupan penelitian). Sedangkan etnometodologi
sehari-hari. Etnometodologi didasarkan berkaitan dengan metode penelitian yang
pada ide bahwa kegiatan sehari-hari dan mengamati perilaku individu dalam
interaksi sosial yang sifatnya rutin, dan mengambil tindakan yang disadarinya, cara
umum, mungkin dilakukan melalui mengambil tindakannya atau cara mereka
berbagai bentuk keahlian (Mudjiyanto, belajar dalam mengambil tindakan itu.
2009). Menurut Bogdan dan Biklen dalam Dengan demikian etnometodologi berarti
Mulyana (2008), pengertian studi tentang bagaimana individu-individu
etnometodologi tidaklah mengacu pada menciptakan dan memahami kehidupan
suatu model atau teknik mengumpulkan sehari-hari mereka, cara mereka
data ketika seseorang sedang melakukan menyelesaikan pekerjaan di dalam hidup
suatu penelitian, tetapi lebih memberikan setiap harinya.
arah mengenai masalah apa yang akan
diteliti. Usaha Kecil Menengah
Garfinkel sendiri medefenisikan UKM (termasuk usaha kecil)
etnometodologi sebagai penyelidikan atas didefinisikan dengan berbagai cara yang
ungkapan-ungkapan indeksikal dan berbeda serta mempunyai batasan yang
tindakan-tindakan praktis lainnya sebagai bervariasi. Berbagai definisi mengenai
kesatuan penyelesaian yang sedang UKM (Hubeis, 2009 : 20) yaitu sebagai
dilakukan dari praktek-praktek kehidupan berikut:
sehari-hari yang terorganisir. 1. Badan Pusat Statistik (BPS)
Etnometodologi Garfinkel ditujukan untuk BPS mengkriteriakan jumlah
meneliti aturan interaksi sosial sehari-hari karyawan berdasarkan jumlah tenaga
yang berdasarkan akal sehat. Apa yang kerja atau jumlah karyawan sebagai
dimaksudkan dengan dunia akal sehat tolak ukur. Untuk usaha dengan skala
adalah sesuatu yang biasanya diterima kecil memiliki pekerja antara 5-19
begitu saja, asumsi-asumsi yang berada di orang, untuk usaha skala menengah
baliknya dan arti yang dimengerti bersama. memiliki pekerja antara 20-99 orang,
Inti dari etnometologi Garfikel adalah dan untuk usaha dengan skala besar
mengungkapkan dunia akal sehat dari memiliki pekerja ≥ 100 orang.
kehidupan sehari-hari (Mudjiyanto, 2009). 2. Bank Indonesia (BI)
Pekerjaan etnometodologi menurut Menurut Bank Indonesia UKM adalah
Garfinkel (1967) studi tentang bagaimana perusahaan atau industri dengan
orang-orang sebagai pendukung dari karakteristik berupa:
tatanan yan lazim menggunakan sifat-sifat a) Modalnya kurang dari Rp 20 juta
tatanan itu agar bagi para warga dapat b) Untuk satu putaran dari usahanya
terjadi cirri-ciri terorganisasi yang hanya membutuhkan dana Rp 5 juta
kelihatan nyata. c) Memiliki aset maksimum Rp 600
Seringkali orang beranggapan juta di luar tanah dan bangunan
bahwa etnometodologi merupakan suatu d) Omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar
metodologi baru dari etnografi, padahal
6
3. Departemen (sekarang Kantor Menteri a) Usaha pertanian, peternakan,
Negara) Koperasi dan Usaha Kecil perkebunan, kehutanan skala
Menengah (UU No.9 Tahun 1995) menengah,
UKM adalah kegiatan ekonomi b) Usaha perdagangan (grosir)
rakyat berskala kecil dan bersifat termasuk ekspor impor,
tradisional, dengan kekayaan bersih c) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi
Rp 50 juta – Rp 200 juta (tidak Muatan Kapal Laut), garment
termasuk tanah dan bangunan tempat dan jasa transportasi taxi dan
usaha), omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar, bus antar propinsi,
milik WNI, berdiri sendiri bukan d) Usaha industri makanan dan
merupakan anak perusahaan atau minuman, elektronik dan logam,
cabang perusahaan yang dimiliki, e) Usaha pertambangan batu
dikuasai, atau berafiliasi baik langsung gunung untuk konstruksi dan
maupun tidak langsung dengan usaha marmer buatan.
menengah atau usaha bersama,
berbentuk usaha orang perseorangan, METODE PENELITIAN
badan usaha yang tidak berbadan Pendekatan yang digunakan dalam
hukum, badan usaha yang berbadan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
hukum, termasuk koperasi; dalam UU studi etnometodologi, karena data-data
UMKM tahun 2008 dengan kekayaan yang diperoleh adalah data-data kualitatif
bersih Rp 50 juta – Rp 500 juta dan serta objek dari penelitian ini adalah
penjualan bersih tahunan Rp 300 juta – manusia. Anis Chariri (2009) menjelaskan
Rp 2,5 miliar. bahwa penelitian kualitatif adalah
Beberapa contoh usaha kecil penelitian yang dilakukan dalam setting
menengah tertentu yang ada dalam kehidupan riil
1) Usaha Kecil (alamiah).
a) Usaha tani sebagai pemilik Dasar paradigma dalam penelitian
tanah perorangan yang ini menggunakan pendekatan interpretif.
memiliki tenaga kerja, Pendekatan ini memfokuskan pada sifat
b) Pedagang di pasar grosir (agen) subjektif dari dunia sosial dan berusaha
dan pedagang pengumpul memahaminya dari kerangka berpikir
lainnya, objek yang sedang dipelajari. Tujuan dari
c) Pengrajin industri makanan dan pendekatan ini adalah untuk menganalisis
minuman, industri meubelair, realita sosial dan bagaimana realita sosial
kayu dan rotan, industri alat- itu terbentuk (Ghozali dan Chariri, 2007
alat rumah tangga, industri dalam Chariri, 2009).
pakaian jadi dan industri Etnometodologi berkaitan dengan
kerajinan tangan, metode penelitian yang mengamati
d) Peternakan ayam, itik, dan perilaku individu dalam mengambil
perikanan, tindakan yang disadarinya, cara mengambil
e) Koperasi berskala kecil.
2) Usaha Menengah
tindakannya atau cara mereka belajar dan memahami masyarakat dalam
dalam mengambil tindakan itu kehidupan sehari-harinya, misalnya
(Mudjiyanto, 2009). Etnometodologi bagaimana pola interaksi, cara berpikir,
mengisyaratkan upaya mendeskripsikan perasaan mereka, cara berbicara (Mulyana,
7
2008). Penelitian etnometodologi pertama beberapa sifat, yaitu responsif dimana yang
kali ditemukan dan dipraktekkan secara ingin diungkap adalah bagaimana
langsung oleh Harold Garfinkel pada tahun seseorang menanggapi apa yang pernah
1950-an. Pada waktu itu Garfinkel dialaminya, provokatif yakni ingin
melakukan di sebuah toko, di sana mengungkap reaksi orang terhadap suatu
Garfinkel mengamati setiap pembeli yang situasi atau bahasa, dan subersif
keluar dan masuk di toko tersebut serta menekankan pada perubahan status atau
mendengar apa yang dipercakapkan orang- peran yang biasa dimainkan oleh seseorang
orang tersebut. Sementara untuk simulasi, dalam kehidupan sehari-harinya
Garfinkel melakukan beberapa latihan pada (Mudjiyanto, 2009).
beberapa orang. Latihan ini terdiri dari
Gambar 3
Metode Penelitian
Interpretif
Etnometodologi
Responsif Provokatif
Pertama, latihan responsif yaitu meminta responsif dari pemilik usaha tersebut
orang-orang tersebut menuliskan apa yang dengan meminta pemilik usaha untuk
pernah mereka dengar dari para familinya menceritakan tentang apa yang pernah
lalu membuat tanggapannya. Kedua, mereka dengar dari keluarganya maupun
latihan provokatif yang dilakukan dengan pengalaman apa yang pernah mereka
meminta orang-orang bercakap-cakap alami, lalu membuat tanggapannya tentang
dengan lawannya dan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pancatatan
setiap reaksi yang diberikan oleh lawan transaksi. Kemudian melakukan
mereka tersebut. Latihan provokatif sedikit pengamatan provokatif yakni peneliti
mendekati kepada analisis percakapan. langsung mengamati pemilik usaha pada
Ketiga, latihan subersif, dengan menyuruh saat bercakap-cakap dengan lawannya
orang untuk tinggal dirumahnya sendiri (pembeli) dan memperhatikan setiap reaksi
namun dengan perilaku seperti tinggal yang diberikan oleh lawan mereka tersebut.
bukan dirumah sendiri. Pada penelitian ini peneliti tidak
Dari pendapat Garfinkel di atas, langkah- melakukan langkah ketiga yakni subersif
langkah yang dilakukan peneliti dalam karena pemilik usaha merangkap sebagai
melakukan wawancara untuk mengetahui pekerja dalam menjalankan usahanya,
sehingga peneliti tidak dapat mengamati kerja etnometodologi. Hal pertama adalah
perubahan status atau peran pada UKM bahwa studi etnometodologi berlatar
tersebut. Mayrand dan Clayman (Ritzer, belakang analisis institusional (studies of
1966) menggambarkan sejumlah variasi institutional setting). Studi etnometodologi
8
yang pertama kali dilakukan terjadi dalam Metode Pengumpulan Data
setting ‗sambil lalu‘ dan non-institusional, Metode pengumpulan data
seperti dirumah. Tujuan studi semacam ini merupakan teknik untuk memperoleh data
adalah untuk memahami cara pengusaha suatu obyek yang kemudian digunakan
tersebut melakukan tugas-tugas resminya untuk menyusun hasil akhir penelitian.
dalam proses pembentukan institusi. Metode yang digunakan agar data dapat
Kedua, studi etnometodologi menaruh dikumpulkan adalah sebagai berikut:
perhatian pada analisis percakapan 1. Metode Observasi
(conversation analysis), dengan tujuan Observasi merupakan metode
untuk memahami secara detail dari struktur pengumpulan data yang digunakan untuk
fundamental dari interaksi percakapan menghimpun data penelitian melalui
(Mulyana, 2008). pengamatan dan penginderaan. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan
DATA DAN METODE observasi tidak berstruktur yaitu observasi
PENGUMPULAN DATA yang dilakukan tanpa menggunakan guide
Jenis Data Dan Sumber Data observasi sehingga pengamat harus mampu
Agar penelitian dapat berjalan dengan baik, mengembangkan daya pengamatannya
tentu dibutuhkan sejumlah data yang dalam mengamati suatu objek. Pada
berguna untuk mendukung penelitian ini. observasi ini pengamat harus menguasai
Data yang digunakan oleh Peneliti dalam ―ilmu‖ tentang objek secara umum dari apa
penelitian ini hanyalah data yang bersifat yang hendak diamati (Burhan Bungin,
kualitatif. p.117).
Pada penelitian ini, peneliti hanya 2. Metode Wawancara
menggunakan sumber data internal, karena Wawancara merupakan suatu metode
semua data diperoleh dari perusahaan yang pengumpulan data dengan berdialog
menjadi obyek penelitian penulis. Data langsung dengan informan. Tujuan
internal yang diperoleh berupa antara lain: wawancara menurut Anis Chariri (2009)
1. Data Primer merupakan data yang adalah ―mencatat opini, perasaan, emosi
dikumpulkan melalui penelitian dan hal lain yang berkaitan dengan
lapangan dan mengolah sendiri seperti individu yang ada dalam organisasi‖. Pada
hasil wawancara yang dilakukan oleh penelitian ini, Peneliti melakukan
peneliti (Supramono dan Haryanto, wawancara langsung dengan informan
2005). Data primer ini berupa: untuk mendapatkan data yang diperlukan
a) Catatan hasil wawancara yang berkaitan dengan pola perilaku
b) Hasil observasi ke lapangan secara pencatatan transaksi pada pengusaha kecil
langsung dalam bentuk catatan menengah yang berlokasi di Waru
tentang situasi dan kejadian Sidoarjo.
c) Data-data mengenai informan 3. Metode Dokumentasi
2. Data Sekunder merupakan data primer Metode dokumentasi adalah yang
yang sudah diolah lebih lanjut dan digunakan untuk menelusuri data historis.
disajikan oleh pihak pengumpul data Dokumentasi dibagi menjadi dua, yaitu
primer atau pihak lain. Data ini dokumen resmi dan dokumen pribadi
digunakan untuk mendukung (Burhan Bungin, 2007). Dokumen-
informasi primer yang diperoleh baik dokumen yang dipelajari untuk
dari dokumen, maupun dari obsevasi memperoleh data dan informasi dalam
langsung ke lapangan. penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi
9
artikel atau jurnal yang berkaitan dengan a) Sejarah singkat berdirinya UKM
topik penelitian. Dokumen-dokumen b) Profil UKM
tersebut digunakan untuk mendapatkan c) Dokumen dan catatan yang digunakan
data sekunder. Sedangkan data primer yang
diperoleh dengan metode dokumentasi
diantaranya adalah:
Gambar 4
Model Penelitian
Niat dan
Motivasi
Mencatat
Mengamati
Perilaku Ditarik Sebuah
Keseharian Kesimpulan
Pelaku UKM
Gaya
Mencatat
Tabel 1
Format Pencatatan
Hari
Tanggal
No Jenis Makanan Ma Si La Ket
15
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Dwi Putri Pangestuningtyas
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Surabaya, 11 Mei 1990
Status Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Wisma Tropodo, JL. Progo FL-22
RT. 59 RW. 06
Waru Sidoarjo
Telepon / HP : 031 – 8668621 / 0856 3011 789
Institusi : STIE Perbanas Surabaya
Alamat Institusi : Jl. Nginden Semolo, Gg. Nginden Baru II, No. 36,
Surabaya
No. Telepon / Fax : 031-5947151, Fax: 031-5935937
Alamat E – mail : ceypz.putry@yahoo.com
2008310266@students.perbanas.ac.id
RIWAYAT PENDIDIKAN
2008—Sekarang : S1 Jurusan Akuntansi, STIE Perbanas Surabaya
2005—2008 : SMA Negeri 20 Surabaya
2002—2005 : SLTP Negeri 2 Waru
1996—2002 : SDN Tropodo III Waru
PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota English Club STIE Perbanas Surabaya (2009 – 2011)