Anda di halaman 1dari 16

MENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI

Oleh : Waryono – Widyaiswara


wardokteryono@gmail.com

I. PENDAHULUAN
Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu
menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Oleh karena itu, profesi
guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Konsekuensi dari jabatan guru sebagai profesi, diperlukan suatu
sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara
terprogram dan berkelanjutan. Pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB) merupakan salah satu kegiatan yang dirancang untuk mewujudkan
terbentuknya guru yang profesional.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Disamping itu,
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan juga akan berdampak
pada karir guru dalam bentuk kenaikan pangkat/jabatan melalui pengajuan
angka kredit. Guru Pertama dengan pangkat Penata Muda golongan ruang
III/a sampai dengan Guru Utama dengan pangkat Pembina Utama golongan
ruang IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau
pengembangan karya inovatif.
Dalam hal pengajuan penetapan angka kredit dari subunsur PKB ini,
masih banyak guru yang menemui hambatan cara penyusunan laporan
tertulis beserta bukti fisiknya (portofolio). Karena untuk setiap macam laporan
kegiatan PKB (baik kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, maupun
karya inovatif) dapat memperoleh penetapan angka kredit apabila disajikan
dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tertulis tersebut disusun dengan
kerangka isi dan disertai bukti fisik yang berbeda antara satu kegiatan dengan

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 1


kegiatan lainnya. Pada tulisan ini, disampaikan cara menyusun portofolio
pengembangan keprofesian berkelanjutan subunsur pengembangan diri.

II. PEMBAHASAN
A. Pengembangan Diri pada Kegiatan PKB
Kegiatan pengembangan diri pada kegiatan PKB adalah kegiatan yang
dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi dan keprofesiannya.
Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)
fungsional dan/atau melalui kegiatan kolektif guru. Secara rinci penjelasan
kedua macam kegiatan dimaksud sebagai berikut.

1. Mengikuti Diklat Fungsional

Diklat fungsional bagi guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti


pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru
yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Macam kegiatan dapat
berupa kursus, pelatihan, penataran, maupun berbagai bentuk diklat yang
lain. Guru dapat mengikuti kegiatan diklat fungsional, atas dasar penugasan
baik oleh kepala sekolah/madrasah atau institusi yang lain, maupun atas
kehendak sendiri dari guru yang bersangkutan.
Untuk keperluan pemberian angka kredit, bukti fisik yang harus disertakan
adalah sebagai berikut.
a. Fotokopi surat tugas dari kepala sekolah/madrasah atau instansi lain
yang terkait, yang telah disahkan oleh kepala sekolah/madrasah. Bila
penugasan bukan dari kepala sekolah/madrasah (misalnya dari institusi
lain atau kehendak sendiri), harus disertai dengan surat persetujuan
mengikuti diklat fungsional dari kepala sekolah/madrasah.
b. Fotokopi sertifikat diklat yang disahkan oleh kepala sekolah/madrasah.
c. Laporan hasil pelatihan yang dibuat oleh guru yang bersangkutan,
diketik dan dijilid serta disajikan dengan kerangka isi sebagai berikut.

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 2


Bagian Awal:

Memuat judul diklat yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu


pelaksanaan diklat, di mana kegiatan diklat diselenggarakan, tujuan
dari penyelenggaraan diklat, lama waktu pelaksanaan diklat, surat
penugasan, penyelenggara/pelaksana diklat, surat persetujuan dari
kepala sekolah/madrasah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari
pelaksana diklat.
Bagian Isi:

1) Uraian rinci dari tujuan diklat/pengembangan diri yang dilakukan.


2) Penjelasan isi materi yang disajikan dalam diklat/pengembangan
diri serta uraian kesesuaian dengan peningkatan keprofesian guru
yang bersangkutan.
3) Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru
peserta diklat/pengembangan diri berdasarkan hasil dari
mengikuti diklat tersebut.
4) Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam
peningkatan mutu KBM dan siswanya.
5) Penutup

Bagian Akhir

Lampiran, berupa matrik ringkasan pelaksanaan diklat yang disajikan


sebagaimana format berikut:

Jumlah Jam Mata Diklat/ Nama


Nama Tempat Nama-Nama
Kegiatan Penyelenggara Dampak*)
Diklat Kegiatan Fasilitator
Diklat Kompetensi Kegiatan

*) isinya mengenai perubahan prestasi siswa.

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 3


Besaran angka kredit untuk kegiatan mengikuti diklat fungsional adalah
sebagai berikut:

Lama pelaksanaan diklat (dalam satuan jam efektif Angka


No
pelaksanaan diklat) Kredit
1 Lebih dari 960 jam 15
2 Antara 641 s/d 960 9
3 Antara 481 s/d 640 6
4 Antara 181 s/d 480 3
5 Antara 81 s/d 180 2
6 Antara 30 s/d 80 1
2. Mengikuti Kegiatan Kolektif Guru

Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti


kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan
guru yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang
bersangkutan.

Macam kegiatan tersebut dapat berupa:

a) Mengikuti lokakarya atau kegiatan kelompok/ musyawarah kerja guru


atau inhouse training untuk penyusunan perangkat kurikulum dan/atau
kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran berbasis TIK, penilaian,
pengembangan media pembelajaran, dan/atau kegiatan lainnya untuk
kegiatan pengembangan keprofesian guru.
b) Mengikuti, baik sebagai pembahas maupun sebagai peserta, pada
seminar, koloqium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah
lainnya.
c) Mengikuti kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan
kewajiban guru terkait dengan pengembangan keprofesiannya.
Guru dapat mengikuti kegiatan kolektif guru atas dasar penugasan baik
oleh kepala sekolah/madrasah atau institusi yang lain, maupun atas
kehendak sendiri guru bersangkutan.

Untuk keperluan pemberian angka kredit, bukti fisik yang harus


disertakan adalah sebagai berikut:

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 4


a. Fotokopi surat tugas dari kepala sekolah/madrasah atau instansi lain
yang terkait, yang telah disahkan oleh kepala sekolah/madrasah. Bila
penugasan bukan dari kepala sekolah/madrasah (misalnya dari
institusi lain atau kehendak sendiri), harus disertai dengan surat
persetujuan mengikuti kegiatan dari kepala sekolah/ madrasah.
b. Laporan untuk setiap kegiatan yang diikuti yang dibuat oleh guru yang
bersangkutan, diketik dan dijilid serta disajikan dengan kerangka isi
sebagai berikut:

Bagian Awal:

Memuat judul kegiatan yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu


pelaksanaan, dimana kegiatan dilaksanakan dan tujuan dari
pelaksanaan kegiatan, lama waktu pelaksanaan kegiatan, surat
penugasan, surat persetujuan dari kepala sekolah/madrasah, serta
fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana kegiatan.
Kegiatan yang pelaksanaannya di kelompok/musyawarah guru (KKG,
MGMP, KKKS, MKKS), sertifikat diberikan satu kali dalam satu tahun
sesuai dengan tahun ajaran di akhir pelaksanaan pertemuan kegiatan
rutin kelompok/ musyawarah kerja guru. Sertifikat sebagai bukti
keikutsertaan kegiatan di kelompok/musyawarah guru ini
ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atas
usulan Ketua Kelompok/ Musyawarah Kerja.

Bagian Isi:

a) tujuan kegiatan yang dilakukan;


b) penjelasan isi kegiatan;
c) tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru
peserta kegiatan tersebut; dan
d) penutup.

Bagian Akhir

Lampiran, yang terdiri dari:

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 5


a) makalah (materi) yang disajikan dalam kegiatan pertemuan,
bahan bila yang bersangkutan sebagai peserta maupun
pembahas
b) matriks ringkasan pelaksanaan kegiatan kolektif yang disajikan
sebagaimana format berikut:

Peran Guru (Sebagai


Nama Institusi Tempat Waktu Nama-Nama Fasilitator
Peserta/
Kegiatan Penyelanggara Kegiatan Kegiatan /Pemakalah/Pembahas Dampak*)
Pemalakah/Pembahas

*) Adanya penambahan kompetensi pada guru sendiri maupun adanya


perubahan dalam KBM yang lebih baik dan prestasi siswa.

Besaran angka kredit untuk kegiatan mengikuti kegiatan kolektif guru adalah
sebagai berikut:

Angka
No Macam Kegiatan Kolektif yang Diikuti Guru
Kredit

1 Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti kelompok/ musyawarah 0,15


kerja guru) untuk penyusunan perangkat kurikulum dan atau
pembelajaran

2 Kegiatan ilmiah, seperti seminar, koloqium, diskusi panel atau


bentuk pertemuan ilmiah yang lain:
• Sebagai pembahas atau pemakalah
0,2
• Sebagai peserta 0,1
3 Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban 0,1
guru

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 6


B. Contoh Susunan Portofolio Pengembangan Diri

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

NAMA GURU
NIP
ASAL UNIT KERJA

UNIT KERJA
ALAMAT UNIT KERJA
TAHUN PEMBUATAN LAPORAN

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 7


Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 8
Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 9
Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 10
Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 11
C. Pokok-pokok Perhatian Penilaian dan Alasan Penolakan
No Alasan Penolakan
Diklat Fungsional
1a Berupa laporan diklat pengembangan diri diragukan karena adanya beberapa
data, tulisan, nama, tanggal, penulisan yang tidak konsisten.
Disarankan untuk mengikuti diklat fungsional sesuai dengan tugas pokok guru
yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara
diklat.
1b Berupa laporan diklat fungsional, tetapi materi yang diberikan tidak sesuai
dengan tugas pokok guru yang berangkutan. Disarankan untuk mengikuti
diklat fungsional sesuai dengan tugas pokok guru yang bersangkutan dengan
memperhatikan lama diklat dan penyelenggara diklat.
1c Berupa laporan kegiatan diklat fungsional, tetapi waktu pelaksanaan dan
jumlah jam yang dilaporkan tidak memenuhi persyaratan sesuai peraturan
yang berlaku. (Contohnya diklat pola 40 jam dilakukan selama 2 hari).
Disarankan untuk mengikuti diklat fungsional sesuai dengan tugas pokok guru
yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara
diklat.
1d Berupa laporan kegiatan diklat fungsional tetapi tidak mengikuti kerangka isi
laporan diklat fungsional.
Disarankan untuk melengkapi laporan tersebut sesuai dengan ketentuan
yaitu: (1) surat tugas dari kepala sekolah/madrasah atau surat keterangan
kepala sekolah tentang persetujuan untuk mengikuti diklat fungsional bagi
guru yang melakukan diklat atas kehendak sendiri, (2) fotocopy sertifikat
diklat yang disahkan kepala sekolah, (3) laporan hasil diklat dengan kerangka
isi sebagai berikut:
Bagian Awal:
Memuat judul diklat yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu
pelaksanaan diklat, di mana kegiatan diklat diselenggarakan, tujuan dari
penyelenggaraan diklat, lama waktu pelaksanaan diklat, surat penugasan,
penyelenggara/pelaksana diklat, surat persetujuan dari kepala

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 12


sekolah/madrasah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana
diklat.
Bagian Isi:
1. Uraian rinci dari tujuan diklat/pengembangan diri yang
dilakukan.
2. Penjelasan isi materi yang disajikan dalam
diklat/pengembangan diri serta uraian kesesuaian dengan
peningkatan keprofesian guru yang bersangkutan.
3. Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru
peserta diklat/pengembangan diri berdasarkan hasil dari
mengikuti diklat tersebut.
4. Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam
peningkatan mutu KBM dan siswanya.
5. Penutup

Bagian Akhir
Lampiran, berupa matrik ringkasan pelaksanaan diklat
1d Berupa laporan kegiatan diklat fungsional namun tidak mengikuti sistematika
sesuai pedoman.
Disarankan untuk memperbaiki laporan disesuaikan dengan peraturan yg
berlaku.
1e Laporan kegiatan diklat fungsional sudah cukup baik, namun belum ada
pengesahan kepala sekolah.
Disarankan untuk memperbaiki laporan disesuaikan dengan peraturan yg
berlaku.
1f Laporan diklat fungsional kadaluwarsa
Kegiatan Kolektif Guru
2a Berupa laporan kolektif guru diragukan, karena adanya beberapa data,
tulisan, nama, tanggal, penulisan yang tidak konsisten.
Disarankan untuk mengikuti kegiatan kolektif sesuai dengan tugas pokok guru
yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara
diklat.

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 13


2b Berupa laporan kolektif guru diragukan karena adanya ketidakwajaran dalam
frekuensi pelaksanaan dan waktu pelaksanaan.
Disarankan untuk mengikuti kegiatan kolektif sesuai dengan tugas pokok guru
yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara
diklat.
2c Materi yang disampaikan dalam kegiatan kolektif tidak berkaitan dengan
bidang tugas guru atau kependidikan.
Disarankan untuk mengikuti kegiatan kolektif sesuai dengan tugas pokok guru
yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara
diklat.
2d Berupa laporan kegiatan diklat fungsional tetapi tidak mengikuti kerangka isi
laporan diklat fungsional.
Disarankan untuk melengkapi laporan tersebut sesuai dengan ketentuan
yaitu: (1) surat tugas dari kepala sekolah/madrasah atau surat keterangan
kepala sekolah tentang persetujuan untuk mengikuti diklat fungsional bagi
guru yang melakukan diklat atas kehendak sendiri, (2) fotocopy sertifikat
diklat yang disahkan kepala sekolah, (3) laporan hasil diklat dengan kerangka
isi sebagai berikut:
Bagian Awal:
Memuat judul diklat yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu
pelaksanaan diklat, di mana kegiatan diklat diselenggarakan, tujuan dari
penyelenggaraan diklat, lama waktu pelaksanaan diklat, surat penugasan,
penyelenggara/pelaksana diklat, surat persetujuan dari kepala
sekolah/madrasah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana
diklat.

Bagian Isi:
1. Uraian rinci dari tujuan diklat/pengembangan diri yang
dilakukan.
2. Penjelasan isi materi yang disajikan dalam
diklat/pengembangan diri serta uraian kesesuaian dengan
peningkatan keprofesian guru yang bersangkutan.

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 14


3. Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru
peserta diklat/pengembangan diri berdasarkan hasil dari
mengikuti diklat tersebut.
4. Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam
peningkatan mutu KBM dan siswanya.
5. Penutup

Bagian Akhir
Lampiran, berupa matrik ringkasan pelaksanaan diklat
2e Berupa laporan kegiatan kolektif namun tidak mengikuti sistematika sesuai
pedoman.
Disarankan untuk memperbaiki laporan disesuaikan dengan peraturan yg
berlaku.
2f Laporan kegiatan kegiatan kolektif sudah cukup baik, namun belum ada
pengesahan kepala sekolah.
Disarankan untuk memperbaiki laporan disesuaikan dengan peraturan yg
berlaku.
2g Laporan sudah kadaluwarsa

III. PENUTUP
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa Pejabat Fungsional
dapat naik jabatan dan pangkat apabila memenuhi sejumlah angka kredit
yang dipersyaratkan disamping persyaratan lain sesuai dengan ketentuan.
Pasal 1 angka 7 Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009 menjelaskan
bahwa Angka Kredit adalah “satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh guru dalam
rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya”. Kegiatan yang dapat
dinilai sebagai angka kredit, terdiri dari unsur utama, yaitu subunsur
pendidikan, subunsur pembelajaran/pembimbingan dan subunsur
pengembangan keprofesian serta unsur penunjang tugas guru. Untuk
pengajuan usulan angka kredit dari subunsur pengembangan keprofesian
berkelanjutan, maka guru perlu mengetahui cara menyusun portofolionya.
Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 15
DAFTAR PUSTAKA

Kemendiknas. 2011. Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya. BPSDMP dan PMP. Pusat
Pengembangan Profesi Pendidik.

Kemendiknas. 2011. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB). BPSDMP dan PMP. Pusat Pengembangan
Profesi Pendidik.

Kemendiknas. 2011. Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya. BPSDMP dan
PMP. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik.

Kemendiknas. 2011. Permendiknas no 16 Tahun 2009. Tentang Jabatan


Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. BPSDMP dan PMP. Pusat
Pengembangan Profesi Pendidik

Waryono – Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 16

Anda mungkin juga menyukai