Anda di halaman 1dari 3

INOKULASI

Metode yang paling mudah untuk memperkembangbiakkan virus penyakit


Newcastle di laboratorium adalah dengan inokulasi rongga allantoic telur embrio
tertunas. Semua jenis virus penyakit Newcastle akan tumbuh di sel-sel yang
melapisi rongga allantoic. Virus memasuki sel-sel ini di mana ia akan berkembang
biak. Ketika sel-sel terganggu, virus diluruhkan ke dalam cairan alantois. Strain
virus yang ganas akan menyerang sel-sel di luar lapisan rongga alantois dan
membunuh embrio. Waktu yang diperlukan agar hal ini terjadi adalah dasar dari
"Mean Death Time Assays", yang menunjukkan tingkat virulensi. Strain I-2 virus
Newcastle yang tidak virulen tidak akan membunuh embrio yang diinokulasi oleh
rongga allantoic (Grimes 2002).

Inokulasi rongga allantoic telur embrio tertunas adalah teknik yang digunakan
dalam prosedur berikut:
1. Produksi vaksin penyakit Newcastle
2. Membangun titer infektivitas penangguhan virus penyakit Newcastle.
3. Isolasi virus penyakit Newcastle dari spesimen lapangan untuk diagnosis
laboratorium.

Alat dan Bahan


 Telur embrio tertunas berumur 9 hari atau 10 hari. Di candling, lalu
ditandai titik inokulasi

Gambar 1 Titik inokulasi rongga allantoic telur embrio tertunas (Grimes 2002)

 Bor telur
 Kapas
 Alkohol 70 %
 Spoit 1 mL.
 Jarum sebaiknya ukuran 25G, 16 mm.
 Selotip atau lilin leleh untuk menutup tempat inokulasi.
 Inokulum, suspensi virus yang telah ditambahkan antibiotic dengan dosis
10.000 IU penicilin dan 10.000 ug streptomisin tiap mililiter

Metode
1. Gunakan kapas dan alkohol 70 persen untuk menyeka ujung telur yang
akan diinokulasi. Biarkan alkohol menguap.
2. Sapukan kulit telur dengan larutan alkohol 70 persen untuk hapus
hamakan daerah yang bakal dibor.
3. Tusuk lubang di ujung telur di tempat inokulasi yang ditandai.
4. Inokulum diambil sebanyak 1 mL
5. Jaga agar jarum dimasukkan secara vertikal, tempatkan jarum melalui
lubang di kulit telur. Jarum harus menembus sekitar 16 mm ke dalam telur
untuk mencapai rongga allantoic.
6. Suntikkan 0,1 mL inokulum ke dalam telur.
7. Keluarkan jarum dari telur.
8. Tutup lubang di kerabang telur dengan selotip atau lilin yang meleleh.
9. Buang jarum dan jarum suntik bekas.
10. Tempatkan telur yang diinokulasi ke dalam inkubator. Periksa suhu dan
kelembaban inkubator dan telur amati tiap hari (dengan dicandling).

PEMANENAN CAIRAN ALLANTOIC

Alat dan bahan


 Gunting
 Alkohol 70%
 Kapas
 Bak
 Mikropipet 50 mL dan tip
 Pipet Pasteur steril dengan ujung tumpul
 Microplate dengan 96 sumur
 RBC 10%
 Wadah steril untuk menerima cairan allantoic yang dipanen

Metode
1. Dinginkan telur pada suhu 4 ° C selama dua jam untuk mematikan embrio
dan untuk mengurangi kontaminasi cairan alantois dengan darah selama
panen.
2. Lepaskan selotip dan usap setiap telur dengan kapas alkohol 70% untuk
mendisinfeksi kerabang telur.
3. Celupkan forceps atau gunting ke dalam disinfektan ATAU jika
menggunakan pembakar Bunsen, celupkan forceps atau gunting dalam
alkohol dan api untuk mensterilkan. Potong cangkang telur pada bagian
ruang udaranya secara melingkar
4. Dikuakkan selaput korioalantoisnya dengan menggunakan pinset sehingga
tampak embrio yang dikelilingi cairan alantois berwarna jernih. Apabila
cairan alantoisnya tampak keruh itu menandakan terjadi kontaminasi
bakteri dan tidak layak untuk diuji. Buang embrio yang tampak
terkontaminasi.
5. Keluarkan sampel cairan allantoic dari telur. Gunakan mikropipet. Tes
setiap sampel untuk keberadaan virus penyakit Newcastle dengan uji
haemagglutinasi (HA).
6. Gunakan pipet Pasteur steril untuk memanen cairan allantoic dari telur.
Cairan alantois ditampung pada tabung steril kemudian diberi label.
DAFTAR PUSTAKA

Grimes SE. 2002. A Basic Laboratory Manual for the Small-Scale Production and
Testing of I-2 Newcastle Disease Vaccine. Bangkok (TH): FAO
Regional Office for Asia and the Pacific (RAP)

Anda mungkin juga menyukai