Gambar ini menunjukkan arteri koronaria yang normal dan tidak terdapat arterosklerosis.
Lumennya luas sehingga dapat membawa darah sebanyak yang dibutuhkan oleh miokardium.
Terlihat juga tidak ada halangan untuk aliran darah sehingga aliran darah lancar.
Bedakan struktur berikut dengan gambar sebelumnya (gambar a), klik tulisan
berwarna merah pada keterangan gambar!
b. gambarkan pada lembar praktikum!
Gambar ini menunjukkan arterosklerosis koroner oklusif. Koroner pada gambar sebelah kiri
menyempit hingga 60-70 persen. Koroner pada gambar sebelah kanan lebih buruk dengan
adanya bukti bahwa ada trombosis sebelumnya dengan trombus dan rekanalisasi (pembukaan
kembali pembuluh darah yang tersumbat) sehingga ada tiga lumen kecil yang tersisa dan
salah satunya berisi trombus yang terjadi baru baru ini.
e. apakah yang dimaksud organisasi trombus dan rekanalisasi trombus?
Bagaimana mekanisme terjadinya?
Trombus adalah bekuan darah yang terdiri atas unsur-unsur darah yang terbentuk di dalam
pembuluh darah sewaktu seseorang masih hidup.
Organisasi trombus adalah akibat dari pertumbuhan jaringan granulasi dinding pembuluh
darah ke dalam trombus. Terlihat di gambar bahwa massa trombus robek, lalu fibrin akan
menghilang dan selanjutnya akan menjadi homogen pada akhirnya trombus dapat melakukan
rekanalisasi yang memungkinkan kembali berfungsinya pembuluh darah yang sebelumnya
tersumbat. Proses rekanalisasi didahului oleh proses masuknya fibroblas serta endotel kapiler
ke dalam trombus dan membentuk ruangan. Ruangan ini kelamaan akan menjadi lebar dan
sambung menyambung yang nantinya akan berupa saluran baru. Organisasi trombus ditandai
dengan pembentukan sel – sel fibroblas, sedangkan rekanalisasi ditandai dengan
pembentukan kapiler – kapiler baru.
Mekanisme teradinya trombus diawalai dengan adanya vasodilatasi pembuluh darah yang
vena. Diantara darah yang tertimbun, ada yang sudah membeku dan mebentuk trombus yang
menempel pada dinding pembuluh. Pada dinding tempat menempelnya trombus, biasanya sel
endotel sudah rusak. Trombus yang baru akan terbentuk dan berwarna merah, merupakan
campuran fibrin dan trombosit yang lisis dan mengalami koagulasi. Jika sudah, maka trombus
trombus itu jika sudah tua akan mengalami organisasi dan rekanalisasi
r. bagaimana terjadinya kelainan tersebut dan apa dampak kelainan tersebut terhadap
organ?
Kelainan yang terlihat pada gambar adalah hemoragi peteki yang terjadi pada apikardium
jantung, kelainan tersebut bisa terjadi karena adanya hipoksia yang mendadak, atau bisa juga
disebabkan oleh kurangnya jumlah trombosit dalam sirkulasi darah (trombositopenia).
Kelainan perdarahan pada organ jantung ini akan mengganggu pengisian jantung pada saat
diastol sehingga menimbulkan tamponade jantung yang dapat mengakibatkan kematian
s. apa kelainan yang tampak? Apa beda ekimosis, petekhie, dan purpura?
Kelainan yang tampak pada gambar adalah ekimosis. Ekimosis adalah perdarahan dibawah
kulit berhubungan dengan permeabilitas vaskular venakutan atau kapiler dermis. Ekimosis
merupakan perdarahan yang dapat terlihat di permukaan kulit, berbercak-bercak yang lebih
besar dibandingkan dengan peteki. Ekimosis terjadi akibat darah yang ‘kabur’ menuju
jaringan sehingga menimbulkan luka memar. Jika daerah yang terkena ekimosis tersebut
mulai membesar makan bisa disebut dengan hematoma.
Petekie adalah pendarahan kecil di membran mukosa. Petekie berbentuk datar, berupa bintik
bintik kecil, tidak terdapat spot merah atau ungu karena perdarahan terjadi di dalam kulit atau
membran mukosa, petekie terdapat di area badan yang menggantung, seperti lengan atau
bagian lain akibat penggunaan baju yang terlalu ketat, petekhie ini sering terjadi pada bayi
yang baru lahir akibat adanya trauma saat proses kelahiran.
Purpura adalah suatu kelainan dimana petekhie membesar dan membentuk sebuah bidang,
lesi purpura biasanya akan menyebabkan rasa gatal, demam, mungkin juga bisa meriang.
Rasa kurang enak badan akan sering terjadi dikarenakan akibat dari efusi pada persendian
dan daerah perut, bermanifestasi pada rasa nyeri pada persendian dan perut. Purpura terlihat
dari warna pada kulit atau selaput lendir berubah karena ada suatu perdarahan dari pembuluh
darah kecil.
Perhatikan gambar berikut!
t. apa penyebab terjadinya kelainan klien pada gambar tersebut? Apa kaitannya
dengan darah yang ter-deoksigenasi?
Kelainan klien yang tampak pada gambar adalah klien menderita hematoma. Hematoma
adalah pendarahan yang tidak membeku dan menonjol yang diindikasikan sebagai suatu
tumor pada suatu jaringan. Penyebab terjadinya hematoma yang paling sering dijumpai
adalah trauma eksternal seperti cedera yang disertai memar. Hilangnya integritas dinding
pembuluh darah memungkinkan darah untuk keluar. Selain itu, dinding pembuluh darah
dapat pecah sebagai suatu penyakit serta trauma. Perubahan warna pada memar disebabkan
oleh darah yang terkumpul dalam ruang interstisial jaringan yang terkena trauma.
Pada gambar, terdapat hematoma kecil yang ada di jari kuku kaki yang diakibatkan oleh
trauma. Mekanisme terjadinya hematoma yaitu ketika adanya trauma eksternal sehingga
darah akan terkumpul di interstisial. Eritrosit yang ada di degradasi dan difagosit oleh
makrofag. Hemoglobin yang berwarna biru-merah kemudian diubah secara enzimatik
menjadi bilirubin (berwarna hijau-biru). Suplai darah akan menurun, sehingga darah yang
terdeoksigenasi (tidak mengandung oksigen) akan menumpuk sehingga menghasilkan warna
kebiruan pada area yang terdapat hematoma
Daftar Pustaka
Rubin, E., & Reisner, H. M. (2014). Essentials of rubin’s pathology 6th ed. Philadelphia:
Lippincott Wiliams & Wilkins
Robbins & Stanley, L. (2013). Robbins basic pathology 9th ed. New York: Elsevier Inc.
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2015). Robbins and cotran pathologic basis of
disease 9th ed. Philadelphia: Elsevier
Mohan, Harsh. (2010). Textbook of Pathology 6th ed. Chandigarh : Jaypee Brothers Medical
Publishers
Rubin, E. & David, S. (2015). Rubin’sPathology Clinicopathologic Foundations of Medicine
7th ed. Philadelphia : Wolters Kluwer Health
Pringgoutomo, S., Himawan, S., & Tjarta, A. (2002). Buku ajar patologi I (umum) (1st ed., p.
360). Jakarta: Sagung Seto.
Sarafino, Edward P. 2006. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions, 5th Edition.
New Jersey: Jhon Wiley & Sons, Inc.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Ed.2. Jakarta: EGC.
Tambayong Jan. (2000).Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC