Anda di halaman 1dari 8

No.

Dokumen 0019/SOP-HRFI/03/2014

Tanggal efektif 7 Juli 2014


STANDARD OPERATION PROCEDURE
No. Revisi 04
TIDAK MASUK BEKERJA
1. DASAR PEMIKIRAN
1.1.Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan
Undang- undang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79.
1.2.Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti) dapat dijalankan secara fisik. Karyawan tidak dibenarkan
meminta kompensasi ganti rugi dalam bentuk uang ataupun sejenisnya bagi cuti yang karena
alasan apapun tidak diambil.
1.3.Selain daripada cuti karyawan dapat pula diberikan ijin meninggalkan pekerjaannya.
1.4.Namun demikian, perlu dikeluarkan suatu ketentuan tentang pelaksanaan cuti dan pengaturan
ijin meninggalkan pekerjaan tersebut supaya kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu.

2. TUJUAN
2.1.Memberikan aturan-aturan yang jelas mengenai tata cara pelaksanaan cuti bagi semua
karyawan. 2.2.Memberikan aturan-aturan yang jelas mengenai ijin tidak masuk bekerja.
2.3.Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian tentang cuti karyawan dan ijin tidak masuk
bekerja.

3. DEFINISI
3.1. CUTI
3.1.1. Hak Cuti diberikan kepada :
3.1.1.1. Karyawan yang telah ditetapkan menjadi karyawan tetap. Karyawan tsb berhak
memperoleh cuti dimulai dibulan berikutnya yang hak cuti tiap bulannya sebanyak 1
(satu) hari , apabila tidak diambil maka dapat diakumulasikan sampai dengan akhir
tahun berjalan. Contoh, apabila penetapkan menjadi karyawan tetap pada bulan
April, maka perhitungan cuti dimulai pada masa kerja bulan April tersebut, dan hak
cuti baru dapat digunakan pada 1 Mei tahun berjalan tersebut
3.1.1.2. Karyawan dengan status kontrak / bekerja untuk jangka waktu tertentu, akan
mendapatkan hak cuti setelah bekerja selama 3 bulan berturut-turut. Karyawan
tersebut berhak memperoleh cuti dimulai di bulan berikutnya yang hak cuti tiap
bulannya sebanyak 1 (satu) hari, apabila tidak diambil maka dapat diakumulasikan
sampai dengan akhir tahun berjalan. Contoh, apabila karyawan diterima bekerja
pada bulan Januari, maka perhitungan cuti dimulai pada masa kerja bulan April, dan
hak cuti baru dapat digunakan pada 1 Mei tahun berjalan tersebut
3.1.2. Cuti pribadi hanya berlaku selama tahun berjalan dimulai pada bulan Januari dan
berakhir pada bulan Desember. Untuk periode Desember hak cuti muncul di awal Januari
di tahun berikutnya. Hak cuti karyawan dalam satu tahun adalah maksimal12 hari kerja
dengan mendapat upah, cuti tersebut termasuk cuti bersama.

1
No. Dokumen 0019/SOP-HRFI/03/2014

Tanggal efektif 7 Juli 2014


STANDARD OPERATION PROCEDURE
No. Revisi 04
TIDAK MASUK BEKERJA
3.1.3. Cuti tahunan dianggap gugur apabila cuti tidak diambil pada satu tahun berjalan
tersebut berakhir, dan cuti yang dianggap gugur tidak dapat diuangkan.
3.1.4. Pada kondisi tertentu, cuti yang tidak diambil dalam masa 1 (satu) tahun berjalan
tersebut dapat dialihkan ke tahun berikutnya dengan syarat diajukan selambat-lambatnya
tanggal 15 Desember pada tahun berjalan dan telah mendapatkan persetujuan dari Atasan.
Pengalihan hari cuti tersebut dapat digunakan sebelum 1 Maret pada tahun berikutnya.
3.1.5. Karyawan yang hak cutinya telah disetujui dan telah mengacu pada tata cara
pengajuan cuti, maka pekerja yang sedang mengambil cuti, berhak atas gaji pokok,
tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.

3.2. SAKIT
3.2.1. Sakit adalah kondisi di mana karyawan merasa tidak dapat bekerja dan disertai surat
keterangan dokter keluarga.
3.2.2. Dokter keluarga adalah dokter yang tertera pada kartu asuransi kesehatan karyawan,
atau dokter yang disetujui oleh pihak asuransi sebagai dokter keluarga saat sakit di luar
kota.
3.2.3. Untuk kondisi sakit, karyawan wajib memberitahukan kepada Atasan bahwa tidak
dapat masuk bekerja dikarenakan kondisi sakit.
3.2.4. Dalam keadaan sakit dengan penjelasan 3.2.2 dan 3.2.3, maka karyawan berhak atas
gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.

3.3. CUTI DI LUAR TANGGUNGAN


3.3.1. Cuti di luar tanggungan adalah suatu keadaaan di mana karyawan tidak dapat hadir
untuk bekerja untuk alasan apapun dengan cara memberitahukan kepada Atasan
selambat-lambatnya sebelum kegiatan bekerja di mulai pada hari yang sama. Tanpa
pemberitahuan maka disebut mangkir.
3.3.2. Karyawan yang menjalankan Cuti di luar tanggungan, maka karyawan tidak berhak
atas gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap sebanyak hari tidak masuknya.
3.3.3. Karyawan yang tidak masuk bekerja dan bukan karena mangkir, diperbolehkan untuk
mengganti jam kerja di hari lain dengan syarat persetujuan atasan dan harus
diberitahukan ke HRD. Setelah pergantian waktu kerja dilaksanakan, maka ijin tidak
masuk dan sanksi pada 3.3.2 akan dihapuskan, sehingga masuk ke dalam perhitungan
jam kerja dan berhak atas gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.

2
No. Dokumen 0019/SOP-HRFI/03/2014

Tanggal efektif 7 Juli 2014


STANDARD OPERATION PROCEDURE
No. Revisi 04
TIDAK MASUK BEKERJA
3.4. MANGKIR
3.4.1. Mangkir adalah kondisi di mana karyawan tidak hadir untuk bekerja dengan tidak
memberitahukan kepada Atasan.
3.4.2. Mangkir merupakan pelanggaran. Maka apabila terjadi kondisi ini, maka akan diberi
peringatan seperti yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan pada pasal 16,
pelanggaran A no.4 (tidak hadir untuk bekerja tanpa pemberitahuan atau ijin yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan). Peringatan ini akan terus meningkat sampai pada
keputusan PHK jika terjadi pengulangan yang sama, tanpa ada itikad baik untuk
memperbaiki.
3.4.3. Pada kondisi mangkir maka karyawan tidak berhak atas gaji beserta seluruh
tunjangannya sebanyak hari mangkirnya.
3.4.4. Pada kondisi di mana karyawan mangkir sebanyak 5 hari kerja berturut-turut maka
karyawan secara otomatis dianggap mengundurkan diri.

3.5. CUTI SELAIN CUTI TAHUNAN, JENIS-JENIS CUTI SELAIN CUTI TAHUNAN
3.5.1. Pekerja yang dinyatakan hamil 8 (delapan) minggu oleh dokter/bidan, wajib melaporkan
kepada Pimpinan Perusahaan/ Kepala Bagian. Apabila hal tsb dilanggar maka
perusahaan tidak bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi kepada ybs selama di
lokasi kerja.
3.5.2. Bagi pekerja yang akan melahirkan berhak atas cuti hamil selama 1 ½ (satu setengah)
bulan sebelum dan 1 ½ (satu setengah) bulan sesudah melahirkan dengan memdapat
upah penuh.
3.5.3. Bagi pekerja yang mengalami gugur kandungan setelah berusia 13 (tiga belas) minggu
lebih, diberi cuti istirahat selama 1 ½ (satu setengah) bulan berdasarkan surat keterangan
dari dokter.
3.5.4. Pekerja yang menikah diberikan ijin tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari
3.5.5. Istri melahirkan atau keguguran kandungan diberikan ijin tidak masuk kerja selama 2
(dua) hari
3.5.6. Suami/ isteri, orang tua/ mertua atau anak atau menantu meninggal dunia diberikan
ijin tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari.
3.5.7. Membaptis atau menyunatkan anak diberi ijin tidak masuk 2 (dua) hari.
3.5.8. Menikahkan anaknya diberi ijin tidak masuk bekerja 2 (dua) hari.
3.5.9. Bagi perkerja yang beragama Islam, maka pekerja diberikan kesempatan satu kali naik
haji selama bekerja di Perusahaan.

4. TATA CARA PENGAJUAN


4.1. CUTI
3
No. Dokumen 0019/SOP-HRFI/03/2014

Tanggal efektif 7 Juli 2014


STANDARD OPERATION PROCEDURE
No. Revisi 04
TIDAK MASUK BEKERJA
4.1.1. Karyawan wajib mengisi formulir dan melengkapi dengan approval Atasan selambat-
lambatnya 2 minggu sebelum kegiatan dilaksanakan.

4
No. Dokumen 0019/SOP-HRFI/03/2014

Tanggal efektif 7 Juli 2014


STANDARD OPERATION PROCEDURE
No. Revisi 04
TIDAK MASUK BEKERJA
4.1.2. Ijin cuti dapat dilakukan melalui Sistem Informasi Karyawan.
4.1.3. Atasan berhak menolak/menunda cuti tersebut disertai dengan alasan-alasan yang
logis. Maka Karyawan wajib memastikan approval dari atasan, tanpa approval maka
karyawan dianggap ijin tidak masuk.

4.2. SAKIT
4.2.1. Karyawan wajib memberikan informasi kepada atasan dan wajib diberitahukan ke HRD
pada hari yang sama.
4.2.2. Surat Dokter dari dokter keluarga dapat dikirimkan melalui email, fax atau diberikan
secara langsung.
4.2.3. Surat dokter wajib diserahkan ke HRD selambat-lambatnya pada saat karyawan masuk
untuk bekerja. Di luar dari ketentuan tersebut maka dianggap ijin tidak masuk.

4.3. CUTI DI LUAR TANGGUNAN


4.3.1. Karyawan wajib memberitahukan Atasan selambat-lambatnya sebelum kegiatan
bekerja di mulai pada hari yang sama. Atasan wajib memberitahukan ke HRD selambat-
lambatnya pada hari yang sama.
4.3.2. HRD akan mencatat sebagai ijin tidak masuk.

4.4. CUTI SELAIN CUTI TAHUNAN


4.4.1. Administrasi Permohonan cuti harus selesai diajukan oleh yang bersangkutan paling
lambat 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan meninggalkan pekerjaan tersebut kecuali
kondisi meninggal dunia , melahirkan atau sakit.
4.4.2. Bagi pekerja yang akan menggunakan cuti hamil,
4.4.2.1. Pekerja yang dinyatakan hamil 8 (delapan) minggu oleh dokter/ bidan, wajib
melaporkan kepada Atasan dan HRD.
4.4.2.2. Apabila lebih dari penjelasan 5.2.2.1, maka perusahaan tidak bertanggung jawab
atas hal-hal yang terjadi kepada karyawan selama di lokasi kerja.
4.4.2.3. Bagi pekerja yang akan menggunakan cuti hamil tersebut, harus mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada Atasan dan HRD 2 (dua) minggu sebelum hak
cuti diambil, dengan disertai surat keterangan dokter (HPL).
4.4.3. Bagi pelaksanaan ibadah haji, pengajuan ijin diajukan 6 bulan sebelum kegiatan
dilaksanakan dan telah dikoordinasikan dengan tim serta mendapatkan persetujuan dari
atasan dan HRD.

5
No. Dokumen 0019/SOP-HRFI/03/2014

Tanggal efektif 7 Juli 2014


STANDARD OPERATION PROCEDURE
No. Revisi 04
TIDAK MASUK BEKERJA

5. TABEL PENJELASAN
CUTI DI LUAR
Details CUTI SAKIT (dokel) TANGGUNAN MANGKIR
Gaji pokok dan tunjangan
tetap v v x x
Tunjangan tidak tetap v v x x
Surat Peringatan x x x v
Pemotongan Cuti v x x x
Pemberitahuan atasan v v v x
Persetujuan atasan v x x x

v = ya
x=
tidak
6. PENJELASAN TAMBAHAN UNTUK TAHAPAN CUTI

5
No. Dokumen 0019/SOP-HRFI/03/2014

Tanggal efektif 7 Juli 2014


STANDARD OPERATION PROCEDURE
No. Revisi 04
TIDAK MASUK BEKERJA

Note :
Revisi 01 : Penjelasan Point 3.4
Revisi 02 : Tambahan Point 8. Revisi 5.5 dan 5.7
Revisi 03 : Beberapa perubahan redaksional dan penjelasan keseluruhan.
Revisi 04 : Perbaikan dan penjelasan tambahan untuk aturan sakit

Disusun Oleh Disetujui Oleh

Dina Christiana Ferry


Hariady HRM Direktur

6
No. Dokumen 0019/SOP-HRFI/03/2014

Tanggal efektif 7 Juli 2014


STANDARD OPERATION PROCEDURE
No. Revisi 04
TIDAK MASUK BEKERJA

FORM PENGAJUAN CUTI

Nama :
NI :
K :
DI
V
Cuti pada : … days, on ……… 2014
Alasan : *Vacation
Telpon no :
Pengganti :

Salatiga, ............. 201..

Requested by, Approval by, Replaced by, Acknowledge by,

(ttd / Nama Jelas) (ttd / Nama Jelas) (ttd / Nama Jelas) HRD

Anda mungkin juga menyukai