Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH


(HOME PHARMACY CARE)

Disusun Oleh:
Elsa Yeki Manosa

APOTEK KIMIA FARMA NO. 10


BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas


rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Pelayanan
Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care) ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW. Penulisan laporan ini
berhasil diselesaikan dan ditujukan sebagai salah satu bentuk dari pemenuhan
tugas khusus Praktik Kerja Profesi Apoteker di Kimia Farma No 10.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya penulis mengalami beberapa
hambatan, tantangan serta kesulitan, namun karena binaan dan dukungan dari
semua pihak, akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi.
Pada kesempatan ini, terimakasih diucapkan kepada pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung yang mendukung dalam penyelesaian laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat beberapa kekurangan. Saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki laporan ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Bandung, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4
2.1 Pengertian Home Pharmacy Care.....................................................4
2.2 Tujuan dan Manfaat..........................................................................4
2.3 Prinsip-Prinsip Pelayanan Kefarmasian di Rumah...........................5
2.4 Pelayanan yang Dapat Diberikan Apoteker......................................6
2.5 Prosedur Tetap Pelayanan Kefarmasian di Rumah...........................7
BAB III PELAKSANAAN.............................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................8
3.2 Objek Home Pharmacy Care............................................................8
3.3 Metode Pengkajian............................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................9
4.1 Informasi Pasien................................................................................9
4.2 Riwayat Penyakit Keluarga...............................................................9
4.3 Riwayat Alergi..................................................................................9
4.4 Life Style Pasien................................................................................10
4.5 Data Laboratorium Pasien.................................................................10
4.6 Pengobatan Saat Ini...........................................................................12
4.7 Uraian Mengenai Obat-Obat yang Diterima Pasien..........................12
4.8 Drug Related Problem (DRP)..........................................................18
4.9 Dokumentasi Pelayanan Kefarmasian Dirumah...............................19

ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................19
5.1 Kesimpulan........................................................................................19
5.2 Saran..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................24
LAMPIRAN....................................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
dan merupakan wujud pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian berdasarkan Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Saat ini paradigma pelayanan
kefarmasian telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug
oriented) menjadi pelayanan yang berorientasi pada pasien (patient oriented) yang
mengacu pada azas Pharmaceutical care. Kegiatan yang semula hanya berfokus
pada pengelolaan obat sebagai komoditi bertambah menjadi pelayanan yang
komprehensif berbasis pasien dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Konsekuensi dari perubahan paradigma tersebut maka apoteker dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar mampu berkomunikasi
dengan tenaga kesehatan lain secara aktif, berinteraksi langsung dengan pasien di
samping menerapkan keilmuannya di bidang farmasi. Apoteker di sarana
pelayanan kesehatan mempunyai tanggung jawab dalam memberikan informasi
yang tepat tentang terapi obat kepada pasien. Apoteker berkewajiban menjamin
bahwa pasien mengerti dan memahami serta patuh dalam penggunaan obat
sehingga diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan terapi khususnya
kelompok pasien lanjut usia dan pasien dengan penyakit kronis. (Dirjen Binfar,
2008)
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan bagi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan demi kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat meliputi pelayanan Rumah Sakit (RS),
Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat), dokter, dan pelayanan kefarmasian.
Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang digunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian (Permenkes, 2016).

1
Salah satu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
tersebut adalah melalui pelayanan kefarmasian di rumah yaitu pelayanan kepada
pasien yang dilakukan di rumah khususnya untuk kelompok pasien lanjut usia,
pasien yang menggunakan obat dalam jangka waktu lama seperti penggunaan
obat-obat kardiovaskuler, diabetes, TB, asma dan obat-obat untuk penyakit kronis
lainnya. Pelayanan kefarmasian di rumah oleh apoteker diharapkan dapat
memberikan pendidikan dan pemahaman tentang pengobatan dan memastikan
bahwa pasien yang telah berada di rumah dapat menggunakan obat dengan benar.
Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat yang tepat akan
mempengaruhi perilaku kesehatan dalam menggunakan obat tersebut. Oleh karena
itu, sangat penting memberikan pengetahuan tentang penggunaan obat kepada
pasien meliputi ketepatan dalam penggunaan golongan, dosis, frekuensi
pemakaian, waktu pemakaian dan terapi kombinasi obat. Dengan adanya
pemahaman tentang penggunaan obat melalui home pharmacy care yang
ditetapkan oleh farmasis, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pasien
sehingga dapat mengubah perilaku kesehatan penderita menjadi patuh dalam
menggunakan obat.

1.2 Tujuan
1. Tercapainya keberhasilan terapi obat pasien hipertensi dan
hiperlipidemia
2. Terlaksanakannya pendampingan pasien oleh mahasiswa sebagai calon
apoteker untuk mendukung efektifitas, keamanan dan kesinambungan
pengobatan.
3. Terwujudnya komitmen, keterlibatan dan kemandirian pasien dan
keluarga dalam penggunaan obat yang tepat.
4. Terwujudnya kerjasama profesi kesehatan, pasien dan keluarga.

2
1.3 Manfaat
Manfaat home pharmacy care bagi pasien
1. Terjaminnya keamanan, efektifitas dan keterjangkauan biaya
pengobatan.
2. Meningkatkan pemahaman dalam pengelolaan dan penggunaan obat
dan/atau alat kesehatan.
3. Terhindarnya reaksi obat yang tidak diinginkan.
4. Terselesaikannya masalah penggunaan obat dan/atau alat kesehatan
dalam situasi tertentu.
Manfaat home pharmacy care bagi calon Apoteker
1. Pengembangan kompetensi calon apoteker dalam pelayanan
kefarmasian di rumah.
2. Pengakuan profesi farmasi oleh masyarakat kesehatan, masyarakat
umum dan pemerintah.
3. Terwujudnya kerjasama antar profesi kesehatan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Home Pharmacy Care


Pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care) oleh apoteker
adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di
rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya. Pelayanan kefarmasian di
rumah terutama untuk pasien yang tidak atau belum dapat menggunakan obat dan
atau alat kesehatan secara mandiri, yaitu pasien yang memiliki kemungkinan
mendapatkan risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas, lanjut usia,
lingkungan sosial, karateristik obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas
penggunaan obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan
tentang bagaimana menggunakan obat dan atau alat kesehatan agar tercapai efek
yang terbaik (Dirjen Binfar, 2008).

2.2 Tujuan dan Manfaat


2.2.1 Tujuan
A. Tujuan Umum
Tercapainya keberhasilan terapi obat.
B. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya pendampingan pasien oleh apoteker untuk
mendukung efektifitas, keamanan dan kesinambungan
pengobatan.
2. Terwujudnya komitmen, keterlibatan dan kemandirian pasien dan
keluarga dalam penggunaan obat dan atau alat kesehatan yang
tepat.
3. Terwujudnya kerjasama profesi kesehatan, pasien dan keluarga

4
2.2.2 Manfaat
A. Bagi Pasien
1. Terjaminnya keamanan, efektifitas dan keterjangkauan biaya
pengobatan.
2. Meningkatkan pemahaman dalam pengelolaan dan penggunaan
obat dan/atau alat kesehatan.
3. Terhindarnya reaksi obat yang tidak diinginkan.
4. Terselesaikannya masalah penggunaan obat dan/atau alat
kesehatan dalam situasi tertentu
B. Bagi Apoteker
1. Pengembangan kompetensi apoteker dalam pelayanan kefarmasian
di rumah.
2. Pengakuan profesi farmasi oleh masyarakat kesehatan, masyarakat
umum dan pemerintah.
3. Terwujudnya kerjasama antar profesi kesehatan (Dirjen Binfar,
2008).

2.3 Prinsip-Prinsip Pelayanan Kefarmasian di Rumah


1. Pengelolaan pelayanan kefarmasian di rumah dilaksanakan oleh
apoteker yang kompeten.
2. Mengaplikasikan peran sebagai pengambil keputusan profesional dalam
pelayanan kefarmasian sesuai kewenangan.
3. Memberikan pelayanan kefarmasian di rumah dalam rangka
meningkatkan kesembuhan dan kesehatan serta pencegahan komplikasi.
4. Menjunjung tinggi kerahasiaan dan persetujuan pasien (confidential and
inform consent).
5. Memberikan rekomendasi dalam rangka keberhasilan pengobatan.
6. Melakukan telaah (review) atas penatalaksanaan pengobatan .
7. Menyusun rencana pelayanan kefarmasian berdasarkan pada diagnosa
dan informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan dan pasien/keluarga.

5
8. Membuat catatan penggunaan obat pasien (Patient Medication Record)
secara sistematis dan kontiniu, akurat dan komprehensif.
9. Melakukan monitoring penggunaan obat pasien secara terus menerus.
10. Bertanggung jawab kepada pasien dan keluarganya terhadap pelayanan
yang bermutu melalui pendidikan, konseling dan koordinasi dengan
tenaga kesehatan lain.
11. Memelihara hubungan diantara anggota tim kesehatan untuk menjamin
agar kegiatan yang dilakukan anggota tim saling mendukung dan tidak
tumpang tindih 12. Berpartisipasi dalam aktivitas penelitian untuk
mengembangkan pengetahuan pelayanan kefarmasian di rumah (Dirjen
Binfar, 2008).

2.4 Pelayanan yang Dapat Diberikan Apoteker


Kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah tidak dapat diberikan pada semua
pasien mengingat waktu pelayanan yang cukup lama dan berkesinambungan. Oleh
karena itu diperlukan seleksi pasien dengan menentukan prioritas pasien yang
dianggap perlu mendapatkan pelayanan kefarmasian di rumah. Pasien yang perlu
mendapat pelayanan kefarmasian di rumah antara lain :
1. Pasien yang menderita penyakit kronis dan memerlukan perhatian khusus
tentang penggunaan obat, interaksi obat dan efek samping obat.
2. Pasien dengan terapi jangka panjang misal pasien TB, HIV/AIDS, DM dan
lain-lain.
3. Pasien dengan risiko adalah pasien dengan usia 65 tahun atau lebih dengan
salah satu kriteria atau lebih regimen obat sebagai berikut:
a. Pasien minum obat 6 macam atau lebih setiap hari.
b. Pasien minum obat 12 dosis atau lebih setiap hari.
c. Pasien minum salah satu dari 20 macam obat yang telah diidentifikasi
tidak sesuai untuk pasien geriatri.
d. Pasien dengan 6 macam diagnosa atau lebih (Dirjen Binfar, 2008).

6
Jenis pelayanan kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh apoteker,
meliputi:
1. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan
pengobatan.
2. Identifikasi kepatuhan pasien.
3. Pendampingan pengelolaan obat dan/ atau alat kesehatan di rumah,
misalnya cara pemakaian obat asma, penyimpanan insulin.
4. Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum.
5. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat
berdasarkan catatan pengobatan pasien.
6. Dokumentasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah (Permenkes,
2016).

2.5 Prosedur Tetap Pelayanan Kefarmasian di Rumah


1. Melakukan penilaian awal terhadap pasien untuk mengindentifikasi adanya
masalah kefarmasian yang perlu ditindaklanjuti dengan pelayanan
kefarmasian di rumah.
2. Menjelaskan permasalahan kefarmasian kepada pasien dan manfaat
pelayanan kefarmasian di rumah bagi pasien.
3. Menawarkan pelayanan kefarmasian di rumah kepada pasien.
4. Menyiapkan lembar persetujuan dan meminta pasien untuk memberikan
tanda tangan, apabila pasien menyetujui pelayanan tersebut.
5. Mengkomunikasikan layanan tersebut pada tenaga kesehatan lain yang
terkait, apabila diperlukan. Pelayanan kefarmasian di rumah juga dapat
berasal dari rujukan dokter kepada apoteker apotek yang dipilih oleh pasien.
6. Membuat rencana pelayanan kefarmasian di rumah dan menyampaikan
kepada pasien dengan mendiskusikan waktu dan jadwal yang cocok dengan
pasien dan keluarganya. Rencana ini diberikan dan didiskusikan dengan
dokter yang mengobati (bila rujukan).

7
7. Melakukan pelayanan sesuai dengan jadwal dan rencana yang telah
disepakati. Mengkoordinasikan pelayanan kefarmasian kepada dokter (bila
rujukan).
8. Mendokumentasikan semua tindakan profesi tersebut pada Catatan
Penggunaan Obat Pasien (Dirjen Binfar, 2008).

BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
dilaksanakan pada tanggal 23 April 2019 di rumah pasien yang terletak di Jl.
Mekar Wangi Sederhana No 25 Kec Anggacarang RT 001 RW 005, Bandung.

3.2 Objek Home Pharmacy Care


Objek dalam pelaksanaan home pharmacy care ini adalah Bapak Hidayat
Djamal berusia 70 tahun yang menderita hipertensi, hiperlipidemia dan nyeri
sendi akibat kecelakaan.

3.3 Metode Pengkajian


Memantau kepatuhan pasien dalam meminum obat serta menilai
keberhasilan terapi obat yang ditunjukkan dengan nilai pengukuran tekanan darah.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Informasi Pasien


1. Nama Tn. Hidayat Djamal
2. Jenis Kelamin Pria
3. Umur 70 tahun
4. No. Telepon (022) 5233244
5 Alamat Jl. Mekar Wangi Sederhana No 25
Kec Anggacarang RT 001 RW 005,
Bandung
6. Hasil diagnosa - Hipertensi
- Hiperlipidemia
- Nyeri sendi akibat kecelakaan

4.2 Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga (Ayah, Ibu,.......) Riwayat Penyakit
Ayah, ibu -

4.3 Riwayat Alergi


Alergi Gejala, Efek yang terjadi, Reaksi
Antibiotik -
Obat lain -
Makanan -
Cuaca (dingin,.............) -
Debu (lainnya,.............) -

9
4.4 Life Style Pasien
Life Style Keterangan
Kebiasaan makan (makanan Tidak ada alergi makanan apapun,
berlemak, fast food, minuman suka mengkonsumsi makanan
bersoda, dll) berlemak seperti daging-dagingan
dan makanan.
Kebiasaan Merokok Tidak merokok
Pola Kebersihan Pasien Bersih
Olahraga Bergerak hanya naik-turun tangga
dan bersih-bersih rumah

4.5 Data Laboratorium Pasien


Jenis Hasil Nilai Satuan Interpretasi
Pemeriksaan Rujukan
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 15,5 12,6 – 17,4 g/dL Normal
Eritrosit 5,02 3,8-5,8 106/µL Normal
Hematokrit 45,5 37-51 % Normal
MCV 90,6 81-103 fL Normal
MHC 30,9 27,0-34,0 pg Normal
MCHC 34,1 31,0-37,0 % Normal
RDW 12,6 11,5-14,5 % Normal
Leukosit 8.750 4.400- /µL Normal
11.300
Hitung Jenis
Eosinofil 7 2-4 % Normal
Basofil 0 0-1 % Normal
Netrofil Batang 0 3-5 % Rendah
Netrofil Segmen 63 50-70 % Normal
Limfosit 21 25-40 % Rendah
Monosit 9 2-8 % Tinggi
Trombosit 226.000 150.000- /µL Normal
450.000
Laju Endap 18 0-20 mm/ja Normal
Darah m
Profil Lemak
Kolesterol 140 <200 mg/dL Normal
Trigliserida 93 <150 mg/dL Normal
HDL Kolesterol 26 <40 mg/dL Normal

10
LDL Kolesterol 101 <100 mg/dL Normal (Batas
atas)
Ratio LDL/HDL 3,9 <3 : resiko mg/dL Moderat
rendah
3-5:moderat
>5:resiko
tinggi
Fungsi Ginjal
Asam Urat 6,4 3,5-7,2 mg/dL Normal
Gula Darah
Glukosa Darah 103 <100 mg/dL Normal (Batas
Puasa atas)
Glukosa darah 2 171 <140 mg/dL Tinggi
JPP
Tekanan Darah 150/90 140/80 mmHg Tinggi

Dari hasil laboratorium Tn Hidayat Djamal, ditemukan bahwa pasien memiliki


hematologi lengkap dengan hasil normal kecuali netrofil batang dan limfosit
rendah sedangkan monosit tinggi. Sel netrofil, limfosit dan monosit merupakan sel
darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan jika terjadinya infeksi dalam tubuh.
Sel darah putih yang tinggi mengindikasikan adanya gangguan kesehatan dalam
tubuh seperti adanya infeksi sedangkan jika sel darah putih rendah salah satu
penyebabnya kekurangan darah atau efek samping dari obat seperti anemia
aplastic yang mengakibatkan terganggunya produksi sel-sel darah.
Hasil profil lemak normal dikarenakan terkontrol oleh obat sedangkan hasil gula
darah cukup tinggi dan hasil tekanan darah tinggi diakibatkan kurang rutinnya
minum obat. Hasil gula darah yang cukup tinggi dapat diinformasikan ke dokter
untuk memulai obat antidiabetes oral.

4.6 Pengobatan Saat Ini

Pasien Tn Hidayat Djamal mendapatkan resep dari dokter berupa obat-obatan


untuk mengontrol tekanan darah, nyeri, multivitamin yaitu sebagai berikut:

11
R/ Cholvastin No. XV
S 1 dd 1
R/ Santesar No. XV
S 1 dd
R/ Celebrex 200 mg No. XV
S 1 dd 1
R/ Osteokom No. XXX
S 1 dd 1
R/ CDR No. XXX
S 1 dd 1

4.7 Uraian Mengenai Obat-Obat Yang Diterima Pasien


No Nama Obat Uraian Keterangan
.
1. Cholvastin Komposisi Lovastatin 20 mg
Indikasi Anti hiperlipidemia termasuk
golongan statin untuk menurunkan
kadar kolesterol total, LDL,
trigliserida dan meningkatkan
HDL
Dosis Dosis initial 20 mg sekali sehari
saat makan malam
Dosis maintenance 10-80 mg
sekali sehari atau dalam 1 atau 2
dosis terpisah maksimal
80mg/hari. Untuk peningkatan
dosis dilakukan setelah 4 minggu
atau lebih
Interaksi Obat meningkatkan risiko terjadinya
myopathy (kerusakan serabut
otot)/rhabdomyolysis
(kelumpuhan otot) jika digunakan

12
bersama dengan amiodaron,
colchicine, ranozaline, danazol,
diltiazem, dan verapamil
meningkatkan efek antikoagulan
dari warfarin
Efek samping otot nyeri, melembut atau
melemas tanpa sebab, demam,
lelah, urin berwarna gelap, mual
ringan, sakit perut atau gangguan
pencernaan, sembelit, insomnia
Kontraindikasi Penggunaan bersama dengan
inhibitor CYP3A4 yang kuat
seperti bocoprevir, klaritomisin,
eritromisin, inhibitor protease
HIV, itrakonazol, ketokonazol,
nefazodone, telapevor,
telitrhromisin, voriconazol),
hipersensitivitas lovastatin,
penyakit hati, hamil dan ibu
menyusui, immune-mediated
necrotizing myopathy
Perhatian penyalahgunaan alkohol, diabetes
yang tak terkontrol, hipotiroid,
penyakit hati, kelainan elektrolit,
penyakit ginjal parah, kelainan
metabolism dan endokrin, infeksi
parah, hiperkolesteromia
2. Santesar Komposisi Losartan Pottasium 50 mg
Indikasi Anti hipertensi berfungsi
menurunkan tekanan darah
termasuk golongan Angiotensin II
Receptor Blocker (ARB)
Dosis Dosis initial 50 mg sekali sehari,

13
dosis dapat ditingkatkan maksimal
100 mg/hari, sekali sehari atau
dibagi menjadi dua jadwal
konsumsi
Interaksi Obat mengurangi kadar obat dalam
darah jika digunakan bersama
fluconazole dan rifampisin
meningkatkan kadar obat lithium
dan risiko keracunan
meningkatkan risiko gagal ginjal,
jika digunakan bersama obat
antiinflamasi nonsteroid
meningkatkan risiko hipotensi,
hiperkalemia, dan gangguan
fungsi ginjal, jika digunakan
bersama aliskiren pada penderita
diabetes
Efek samping hipoglikemia, anemia, infeksi
salura kemih, nyeri dada, diare,
tubuh terasa lemah, batuk,
hipotensi, pusing, sakit maag,
mual
Kontraindikasi hipersensitifitas losartan
potassium
pengguna aliskiran pada pasien
diabetes
Perhatian pasien penderita angioderma ,
gagal jantung bawaan, pasien
diabetes menggunakan aliskiren,
ketidakseimbangan elektrolit,
penyakit ginjal, penyakit hati
3. Celebrex Komposisi Celecoxib 200 mg
Indikasi anti nyeri pada persedian termasuk

14
200 golongan antiinflamasi nonsteroid
(OAINS) selective COX-2
inhibitor
Dosis 200 mg per hari, yang dapat dibagi
ke dalam 1-2 jadwal konsumsi,
dosis bisa dinaikkan hingga 200
mg, 2 kali sehari jika diperlukan
Interaksi Obat menggunakan celecoxib bersama
dengan obat lain dapat
meningkatkan kadar lithium dalam
darah, dapat menurunkan efek
antihipertensi dan diuretic, dan
meingkatkan efek obat warfarin
Efek Samping sakit kepala, pusing, tekanan darah
tinggi, sakit maag, mual, muntah,
diare, demam, ruam kulit, edema
perifer
Kontraindikasi pasien penyakit asma, urtikaria,
alergi NSAID, hipersensitivitas
celecoxib, dan hipersensitivitas
sulfonamide
Perhatian hati hati penggunaan pada
penderita anemia, gagal jantung,
edema, serangan jantung,
hipertensi, penyakit ginjal, tukak
lambung, operasi jantung,
penyakit hati
4. Osteokom Komposisi glucosamine hydrochloride
500mg, chondroitin sulphate 400
mg, methyl sulfonylmethanane
200 mg, selenium 15 mcg, zinc 5
mg, manganese 50 mcg,
magnesium glycerophosphate 10

15
mg, vitamin C 50 mg
Indikasi suplemen tulang ini mengatasi rasa
nyeri akibat rematik osteoarthritis,
memacu pembentukan rawan
sendi dan prosukdi cairan sendi
serta menghambat enzim
proteolitik yang merusak rawan
sendi.
Dosis satu kaplet satu kali sehari
Interaksi Obat tidak digunakan bersama dengan
obat kumarin dan heparin
Efek Samping mual, muntah, diare, dyspepsia,
detak jantung lebih cepat, sakit
kepala, mengantuk
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap
glukosamin, kondroitin,
metilsulfonolmetan, dan
komponen lain yang terdapat di
suplemen ini
Perhatian hati-hati penggunaan suplemen ini
pada pasien yang memiliki kondisi
seperti penyakit hati kronis,
penyakit ginjal kronis, diabetes
mellitus
penggunaan suplemen ini
menyebabkan kantuk sebaiknya
tidak mengoperasikan mesin
setelah mengkonsumsi suplemen
ini
5. CDR Komposisi Vitamin C 1000mg, Vitamin D
300 IU, Vitamin B6 15 mg,
Kalsium yang sudah dibentuk
menjadi kalsium karbonat 635 mg

16
Indikasi suplemen ini menjaga kesehatan
tulang dan gigi
Dosis satu tablet satu hari
Interaksi Obat mengurangi efek obat bifosfonat,
antibiotik tetrasiklin, quinolone
serta levotiroksin
Efek Samping -
Kontraindikasi -
Perhatian hati-hati penggunaan pada pasien
penyakit ginjal kronik

4.8 Drug Related Problem (DRP)


Analisis Masing-Masing
DRP Obat Keterangan
1 2 3 4 5
Indikasi tidak - - - - - Pada hasil lab
terobati sebelumnya gula darah
memiliki hasil tinggi,
dikonsultasikan ke dokter
apakah diperlukan obat
antidiabetes oral
Obat tanpa - - - - - tidak terdapat obat tanpa
indikasi indikasi
Pemilihan obat - - - - - tidak terdapat pemilihan
tidak tepat obat yg tidak tepat
Dosis - - - - - tidak terdapat obat
subterapetik dibawah dosis seharusnya
Overdosis - - - - - tidak terdapat obat
overdosis
Gagal - - - - - -
mendapatkan
terapi
Interaksi obat -   - - interaksi losartan dengan
celecoxib, dimana
celecoxib menurunkan

17
efek losartan dalam
menurunkan tekanan
darah
Efek samping - - - - - efek samping masing-
merugikan masing obat tercantum
ditabel atas*
Catt: 1=Cholvastin, 2=Santesar, 3=Celebrex, 4=Osteokom, 5=CDR

4.9 Dokumentasi Pelayanan Kefarmasian Di Rumah


DOKUMENTASI PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH
(HOME PHARMACY CARE)

Nama : Tn Hidayat Djamal


Jenis Kelamin : Pria
Umur : 70 tahun
No Telepon : (022) 5233244
Alamat : Jl. Mekar Wangi Sederhana No 25 Kec Anggacarang RT
001 RW 005, Bandung
No Tanggal Pelayanan Apoteker
. Kunjungan
1. 23 April 2019 Pertanyaan Jawaban
Kepatuhan Pasien menyatakan bahwa
pasien meminum meminum obat hipertensi
obat hanya sekali dalam 2 hari atas
arahan dokter dan jarang
meminum obat kolesterol
(cholvastin) sehingga dilihat
masih banyak obat yang
tersisa di kotak obat
obat nyeri hanya digunakan
jika terjadi nyeri sendi
suplemen tulang rutin

18
diminum setiap hari
Keluhan efek hanya mengantuk setelah
samping yang minum suplemen tulang,
dirasakan selain itu tidak merasakan
efek samping lainnya
Sejarah sebelum hipertensi karena faktor umur
terkena penyakit dan keturunan
hiperlipidemia karena pola
makan tidak baik semasa
muda, makan makanan yang
berlemak seperti daging dan
makanan asin
nyeri sendi terjadi karena
pernah jatuh dari pohon dan
kecelakaan hingga 2 kali
sehingga berfek sering sakit
pinggang dan persendian
Konsultasi setiap bulan ke dokter dan
penyakit ke mendapatkan resep kemudian
dokter resep ditebus di Apotek Kimia
Farma 10
Cek setiap tahun medical check up
Laboratorium (terakhir akhir tahun 2018)
terakhir
Penyimpanan penyimpanan obat di kamar
obat diletakan dalam etiket biru

Makanan yang tidak ada alergi makanan


biasa dimakan sehingga semua makanan bisa
dimakan, sering memakan
makanan yang digoreng dan
berlemak (sangat suka
daging), namun diimbangi

19
dengan sayuran
Olahraga tidak pernah olahraga, hanya
naik turun tangga dan beres-
beres rumah
Mengukur Hasil tekanan darah 150/90
tekanan darah

Saran dari 1. Memastikan pasien rutin minum obat


mahasiswa hipertensi karena yang dilihat obat masih
PKPA ke banyak tersisa di kotak obat yang menandakan
pasien pasien kurang patuh minum obat ditandai
dengan hasil cek tekanan darah 150/90. Obat
santesar sebagai penurun tekanan darah
dikonsumsi sekali sehari untuk menjaga
tekanan darah. Jika tekanan darah tidak stabil
akan merugikan pasien karena respon tubuh
akan menjadi lemas, sakit kepala hebat, nyeri
di daerah dada dan hipertensi merupakan
penyebab utama stroke.
2. Memastikan pasien juga rutin meminum obat
kolesterol mengingat pasien memiliki tubuh
yang besar (BB=80kg) terjadi penumpukan
lemak di tubuh, untuk menjaga kolesterol dan
lemak jahat pada batas normal diperlukan obat
penurun kolesterol totoal, HDL, TG yakni
cholvastin. Cholvastin dikonsumsi sebaiknya
malam hari setelah makan satu tablet dalam
satu hari. Jika kadar kolesterol tinggi akan
mengakibatkan penumpukan lemak di
pembuluh darah yang juga menjadi penyebab
stroke.

20
3. Penggunaan celecoxib sebaiknya jika terasa
nyeri saja karena celecoxib sendiri memiliki
interaksi obat dengan losartan, dimana
celecoxib mengurangi efek losartan dalam
penurunan tekanan darah. Jika ingin
mengkonsumsi kedua obat tersebut
dikonsumsi dengan jarak waktu yg cukup
lama seperti celecoxib dikonsumsi setelah
makan pagi sedangkan losartan dikonsumsi
siang atau malam hari setelah makan.
4. Untuk suplemen tulang seperti osteokom dan
CDR sebaiknya digunakan secara bergantian,
karena di dalam osteokom dan CDR sama-
sama memiliki vitamin C. Dari kandungan
suplemen lebih kompleks dari osteokom
sehingga konsumsi osteokom sesuai resep dan
CDR sekali dalam dua hari.
5. Jika terdapat efek samping yang merugikan
karena mengkonsumsi obat, pasien dapat
berkonsultasi ke dokter dan dokter akan
memberi alternatif obat lain yang akan
digunakan.
6. Menyarankan cek gula darah kembali untuk
memastikan tidak diperlukan obat diabetes
oral karena pada hasil lab sebelumnya gula
darah sewaktu tinggi
7. Pasien disarankan mengurangi makanan-
makanan yang tidak sehat dan memulai pola
makan sehat seperti mengurangi makanan
berminyak, berlemak, manis-manis, dan
makanan asin. Perbanyak makan sayur-

21
sayuran dan buah-buahan.
8. Pasien disarankan untuk melakukan olahraga
rutin seperti perenggangan badan di pagi ahri
ketika bangun tidur dan akan tidur, berjalan-
jalan sekitar kompleks, dan senam jantung
sehat.

Bandung, 22 April 2019


Apoteker Pendamping

M. Fariz Permana, S. Farm., Apt

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

22
1.1 Kesimpulan
Pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang dilakukan
terhadap salah satu pasien dengan penyakit hipertensi dan hiperlipidemia yang
menerima obat dari Apotek Kimia Farma No. 10 Bandung dapat disimpulkan
bahwa pasien memiliki kepatuhan yang kurang baik terhadap konsumsi obat yang
diberikan yang didukung dengan data hasil pengukuran tekanan darah pasien
tersebut yaitu 150/90 mmHg.

1.2 Saran
Pasien disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan yang berlemak dan
digoreng dan menjaga pola makan serta diiringi oleh olahraga rutin untuk tetap
menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah agar tetap normal. Pasien juga
disarankan tetap mengkonsumsi obat-obatan yang diterima secara rutin sesuai
pemakaiannya untuk menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah tetap normal.

DAFTAR PUSTAKA

Direktoral Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2008. Pedoman


Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

23
Republik Indonesia, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta.

Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan. Jakarta.

https://www.mims.com (diakes pada tanggal 29 April 2019 pada pukul 23.15


WIB).

https://www.drugs.com (diakes pada tanggal 30 April 2019 pada pukul 01.45


WIB).

https://www.micromedex.com (diakes pada tanggal 30 April 2019 pada pukul


03.45 WIB).

Lampiran 2. Dokumentasi Pelayanan Home Pharmacy Care

24
25

Anda mungkin juga menyukai