DISUSUN OLEH:
M. GEMA PRABASKARA
X MIPA 3
SMA NEGERI 20 KOTA BATAM
Puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hiday ahnya,
makalah yang berjudul “Senam lantai” ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi mata pelajaran PENJASORKES (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan).
Pada pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih, khususnya kepada Bapak
Mardiawan selaku guru mata pelajaran PENJASORKES yang telah membibing kami, orang tua kami
yang membantu baik dalam bentuk moril maupun materil, dan konstribusi dari temanteman yang dapat
bekerja sama dalam proses pembuatan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan masyarakat, khususnya kepada para pembaca tentang olahraga bola voli.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca untuk mencari referensi. Kritik dan
saran sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan di tugas-tugas berikutnya.
A. Latar Belakang
Senam lantai (Floor Exercise) adalah salah satu jenis cabang olahraga yang digemari saat
ini, senam lantai merupakan salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai dengan istilahnya,
maka gerakan-gerakan senam dilakukan di atas lantai yang beralaskan matras atau permadani.
Senam lantai sering juga di sebut dengan senam bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan
tidak membawa alat atau menggunakan alat. Senam lantai menggunakan area yang berukuran 12
X 12 m dan dapat ditambahkan matras sekeliling area selebar 1 meter untuk menjaga
keamanan pesenam yang baru melakukan latihan atau rangkaian gerakan. Unsur-unsur
gerakannya terdiri mengguling, melompat berputar di udara, menumpu dengan dua tangan atau
kaki untuk mempertahankan sikap seimbang pada waktu melompat ke depan atau ke belakang.
Bentuk gerakannya merupakan gerakan dasar senam perkakas, bentuk latihannya pada putera
maupun puteri pada dasarnya adalah sama, hanya untuk puteri dimasukkan unsur-unsur gerakan
balet.
Senam lantai mulai berkembang diindonesia pada awal tahun 1963, dimana pada saat itu
bertepatan dengan pelaksanaan pesta olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang mana
setiap artistik merupakan salahsatu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu
dibentuk suatuorganisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya. Organisasi
ini dibentukpada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam Indonesia),atas
prakarsa dari tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani danmempunyai keahlian pada
cabang olahraga senam. Promotornya dapatdiketengahkan tokoh-tokoh dari daerah seperti :
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Sumatera Utara. Wadah inilah kemudian telah
membina danmenghasilkan atlet-atlet senam yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan
untukpertama kalinya pula pesenam-pesenam Indonesia menghadapi pertandinganInternasional.
Kegiatan selanjutnya adalah mengikut sertakan tim senam dalamrangka Konferensi Asia Afrika I
dan dalam Ganefo Asia, dimana untukmempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil pelatih-
pelatih senam dari RRC,maka dengan demikian Indonesia mengalami kemajuan dalam prestasi
olahragasenam. Tetapi sangat disayangkan bahwa harapan yang mulai tumbuh harus
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Senam Lantai
Senam lantai ( floor exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai
dengandengan istilah Lantai,maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas yang
beralasanmatras atau permadani atau sering juga disebut dengan istilah latihan
bebas,sebab padawaktu melakukan gerakan atau latihannya. Pesenam tidak boleh
menggunakan alat atausuatu benda. Senam lantai menggunakan area yang
berukuran 12 x 12 meter, dan area 1meter untuk menjaga keamanan pesenam yang
baru melakukan latihan atau rangkaian g e r a k a n . U n s u r
unsur gerakannya terdiri mengguling, melompat berputar di udara,
menumpu dengan dua tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap
s e i m b a n g p a d a waktu melompat ke depan atau ke belakang. Bentuk gerakannya merupaka
gerakan dasar senam perkakas, bentuk latihannya pada putera maupun puteri pada dasarnya
adalah sama,hanya untuk puteri dimasukkan unsur-unsur gerakan balet.
BAB III
PEMBAHASAN
Olahraga senam masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya tentara Jepang, dibuktikan
dengan dikenalkannya senam Talso di kalangan tentara PETA. Pada tahun 1963, senam mulai
dipertandingkan di pesta olahraga GANEFO (Games of The New Amarging Force)dan induk
organisasi senam di Indonesia adalah Persani (Persatuan Senam Seluruh Indonesia.
Guling depan adalah guling yang dilakukan ke depan. Adapun langkah-langkah untuk
melakukan guling ke depan :
a. Berdiri tegak, kedua tangan lurus di samping badan.
b. Angkat kedua tangan ke depan, bungkukkan badan, letakkan kedua telapak tangan di atas
matras.
c. Siku ke samping, masukkan kepala di antara dua tangan.
d. Sentuhkan bahu ke matras.
e. Bergulinglah ke depan.
f. Lipat kedua lutut, tarik dagu dan lutut ke dada dengan posisi tangan merangkul lutut.
g. Sikap akhir guling depan adalah jongkok kemudian berdiri tegak.
gambar roll depan
2. Kayang
Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaan terbalik dengan
meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan kayang yaitu dengan
menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada
pinggang.Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan kelentukan bahu, bukan
kelentukan pinggang.
Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut :
Secara prinsip teknik gerakan loncat harimau tidak jauh berbeda dengan teknik gerakan roll ke
depan.Loncat harimau adalah sikap loncatan membusur dengan kedua tangan lurus ke depan
pada saat melayang dan diteruskan dengan gerakan mengguling ke depan dan sikap akhir
jongkok.
a. Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke depan.
b. Bungkukkan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahu lengan keras, pandangan
sedikit ke depan, pantat didorong setinggi-tingginya, tungkai depan bengkok sedang tungkai
belakang lurus.
c. Ayunkan tungkai belakang ke atas, kencangkan otot perut.
d. Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis dengan badan dan lengan, pandangan
diantara tumpuan tangan, badan dijulurkan ke atas.
e. keseimbangan.
5. Meroda
Gerak memutar tubuh dari sikap menyamping dengan tumpuan gerakan pada kedua kaki dan
tangan.Latihan meroda dapat dilakukan secara bertahap yaitu dari melakukan satu kali gerakan
meroda,apabila sudah merasakan baik dapat di tingkatkan menjadi beberapa kali gerakan :
a. Mula-mula berdiri tegak menyamping, kedua kaki dibuka sedikit lebar, kedua tangan lurus
ke atas serong ke samping (menyerupai huruf V) dan pandangan ke depan
b. Kemudian jatuhkan badan ke samping kiri, letakkan telapak tangan ke samping kiri,
kemudian kaki kanan terangkat lurus ke atas. Disusul dengan meletakkan telapak tangan di
samping tangan kiri.
c. Saat kaki kanan diayunkan, maka kaki kiri ditolak pada lantai, sehingga kedua kaki terbuka
dan serong ke samping.
d. Kemuidan letakkan kaki kanan ke samping tangan kanan, tangan kiri terangkat disusul
dengan meletakkan kaki kiri di samping kaki kanan.
e. Badan terangkat, kedua lengan lurus ke atas ke posisi semula.
Lompatan dengan panggul ditekuk atau menyudut yaitu lompatan dengan membuat sikap
kangkang tanpa meluruskan badan terlebih dahulu.
Teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Setelah awalan dan take off. angkat panggul tinggi-tinggi
b. Pada saat tangan menyentuh peti atau kuda lompat, panggul ditekuk, tangan dibuka (gerakan
ke samping).
c. Tolakan tangan kuat dengan mengangkat dada dan kepala ke arah atas.
d. Setelah kaki melewati peti lompat, luruskan badan dan rapatkan tungkai sebelum mendarat.
e. Mendaratkan kedua kaki dengan rapat, lutut agak ditekuk.
a. Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kepala dan ditopang oleh
kedua tangan.
b. Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi dan tangan
membentuk segitiga sama sisi.
c. Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk menjaga agar badan tidak
mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung membusur.
d. Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas.
a. Penempatan kedua tangan dan kepala tidak membentuk titik-titik segitiga sama sisi.
b. Kekakuan pada leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha.
c. Otot-otot leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha kurang kuat.
d. Akibat dari poin b dan c diatas menyebabkan kurangnya koordinasi dan keseimbangan.
e. Alas dasar/lantai tempat kepala bertumpu terlalu keras sehingga menimbulkan rasa sakit.
f. Terlalu cepat/kuat pada saat menolak.
g. Sikap tangan yang salah, yaitu jari tangan tidak menghadap kedepan.