Anda di halaman 1dari 3

Nama : Juan Hemat Jire Simamora

NIM : 16.3164

Mata Kuliah : Agama dan Masyarakat

Dosen Pengampuh : Pdt. Dr. Sanggam ML Siahaan, M.Th

PANDANGAN ALKITAB TENTANG KEKERASAN

1. Defenisi Kekerasan

Kekerasan menurut KBBI adalah perbuatan sseseorang atau sekelompok orang yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan keruskaan fisik atau barang
oraang lain, kekerasan juga dapat berarti paksaan. Kekerasan adalah pemaksaan atau force
yang dilancarkan dengan maksud merusak pihak lain.kekerasan dapat dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu: kekerasan Fisik, kekerasan seksual, kekerasan Psikis,dll. Isu tentang
kekerasan oleh beberapa pihak selalu dipergunakan sebagai satu instrumen untuk
menjatuhkan pihak lain. Kekerasan hanyalah bentuk pendawaan seseorang terhadap yang
lain. Kekerasan hanyalah bentuk pendakwaan sesorang terhadap yang lain. Kekerasan
menjadi objek kejahatan yang dituduhkan kepada orang lain, di sampinhg juga menjadi upaya
mempertahankan kebenaran pribadi.1

1.1 Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah kekerasan yang melibatkan kontak langsung yang dapat dilihat
langsung dengan kasat mata dan dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan intimidasi,
cedera, atau penderitaan fisik lain atau kerusakan tubuh dengan menggunakan tangan, kaki,
atau benda lain. Contoh kekerasan fisik seperti: memukul, membunuh, melempar, menampar,
menyeret, mencengkram dll.2 Di dalam Alkitab banyak ayat – ayat yang menunjukkan
adanya tindakan kekerasan Fisik: Kain membunuh Habel (Kejadian 4 :8),Yesus disalibkan
(Matius 27:32-44, Markus 15:21-32, Lukas 23:26;23-33-43, Yohanes 19:17-24), Stefanus
dibunuh (Kis 8:1).

1
Hassan Hanafi, Agama, Kekerasan, dan Islam Kontemporer ()
2
Sunarto, Televisi, Kekerasan, Dan Perempuan (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2009)187
1.2 Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual adalah kekerasan yang terjadi kerena perilaku pendekatan –


pendekatan yang terkait dengan seks yang diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan
seks, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataaupun fisik merujuk pada seks. Kekerasan
seksual atau yang sering disebut dengan pelecehan seksual dapat menimbulan rasa malu yang
sangat menyiksa dalam diri. Orang yang telah dilecehkan secara seksual pada masa
lampaunya dapat menyebabkan rasa takut dan trauma yang mendalam.3 Di dalam Alkitab
juga terjadi kasus – kasus kekerasan Seksual seperti: Lot dan kedua Puterinya (Kejadian 19:
30 – 34), Amnom dan Tamar (2 Samuel 13:14).

1.3 Kekerasan Psikis

Kekerasan Psikis adalah kekerasan yang dilakukan lewat bahasa tubuh. Seperti
memarahi, membentak, mengejek, mengolok – olok, menghina, mendiskriminsi, mengancam,
memaksa, merendahkan, dan hal – hal yang berbau dengan menjatuhkan mental dan
psikologi seseorang. 4 Kekerasan Psikis dalam Akitab terjadi dalam kisah penderitaan Yesus
dimana Yesus diolok – olok (Matius 27:27-31), dihina dan diludahi (Lukas 18:32) Yusuf di
fitnah oleh isteri Potifar (Keajadian 39:17).

2. Pandangan Alkitab terhadap Kekerasan

Meskipun dalam Alkitab kekerasan demikian menonjol, kebanyakan teolog hanya


mencurahkan sedikit perhatian pada relasi antara penyataan dengan kekerasan. Rene Girard
mengatakan bahwa akar – akar semua agama, terkecuali Yudaisme dan Kekristenan, adalah
pengaturan kekerasan ke dalam langkah – langkah yang dapat dikendalikan. Menurut Girard,
semua agama lain meneggakkan tatanan sosial dengan cara menyalurkan kekerasan kepada
korbamn – korban pengganti atau kambing Hitam. Mereka membenarkan dan mensakralkan
kekerasan atas nama Allah atau dewa – dewa. Hanya penyataan Alkitabiahlah yang berpihak
kepada korban dan menyingkap mekanisme kekerasan sehingga dapat diatasi. Kekerasan itu
sendiri bersifat mimetis (peniruan), membuat manusia makin seperti yang lain dan
menimbulkan kekerasan yang lebih besar. Dan cara yang paling efektif untuk mencegah
kekerasan adalah dengan menyalurkan ketegangan keolompok pada individu – individu
tertentu. 5

3
Dan B. Allender, Hati Yang Luka, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001)27
4
Sunarto, Televisi, Kekerasan, Dan Perempuan, 187
5
Leo D. Lefebure,Penyataan Allah, Agama, Dan Kekerasan (Jakarta: Gunung Mulia, 2006)25-28
Berhadapan dengan sistem yang didominasi kekerasan, dalam diri dan hidup hidup
Yesus. Allah sendiri telah amsuk dalam Siklus kekerasa itu untuk mematahkan dan
menawarkan jalan keluar. Pemerintahan Allah bukanlah seperti pemerintahan manusia yang
didominasi oleh kekerasan dan itulah alasannya kalau Yesus menghadapi kematian- Nya
tanpa perlawanan., dalam kematian-Nya Yesus masuk ke dalam siklus kekerasan itu dan
melumpuhkan kuasanya. Yesus tidak melarikan diri dari kekerasan sebab melarikan diri
berarti membiarkan kekerasan itu terus berlangsung. Yesus tidak membalas kekerasan
dengan kekerasan sebab membalas kekerasan dengan kekerasan akan menibmbulkan
kekerasan yang lebih besar dan menjadikan-Nya sama dengan penguasa yang dilawan-Nya.

Menghadapi kekerasan dengan kasih menjadi model bagi para pengikut Yesus. Umat
Kristen telah menderita penganiayaan, bahkan kemartiran tanpa membalas sehingga
meruntuhkan sistem kekuasaan Romawi yang penuh dengan kekerasan dan membawa orang
– orang Roma yang terdidik menerima sistem kekerasan itu. Hal serupa telah terjadi dengan
Saulus. Dalam surat – suratnya, nyata bahwa Paulus telah meninggalkan jalan kekerasan,
lenyap bersama masa lalunya dan menempuh jalan pengosongan diri dan kasih.6

3. Refleksi

Kasus kekerasan bukanlah menjadi kasus yang tabu. Kekerasan sangat sering terjadi
dimana – mana dan kapan saja, tidak terlepas juga di dalam Alkitab. Dan melalui tulisan saya
ini sebagai refleksi pribadi saya terhadap tindakan kekerasan jika dilihat dari sudut pandang
Alkitab, Alkitab menolak untuk melakukan tindak kekerasan dan cara untuk melawan
kekerasan adalah dengan kasih. Dimana Rasul Paulus berkata dalam Roma 12 : 21 “
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”.
Dan dalam Matius 5:44 berkata “ Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu”.

6
Surip Stanislaus, OFM Cap, Mematahkan Siklus Kekerasan, (Yogyakarta: Kanisius, 2007)69 - 72

Anda mungkin juga menyukai