Anda di halaman 1dari 10

i

a. ahan-bahan pencemar yang tidak dikehendaki. Sebagai flux biasanya dipakai


karbonat-karbonat kalium dan natrium, borax, gelas atau oksida timah.Fluks
dicampurkan pada porselen dalam pembuatannya pada temperatur yang rendah. Fluks
yang dicampurkan pada porselen terdiri dari sodium karbonat, kalsium karbonat, natrium
karbonat dan boraks. Bahan – bahan ini merupakan low fusing material yang berguna
untuk memperendah temperatur penyatuan.

Komposisi porselen berdasarkan jenisnya

Sodium Kalsium Natrium


Porselen Kaolin Feldspar Silika Boraks
karbonat karbonat karbonat

% % % % % % %

High
fusing 4 81 15 - - - -
porselen

Medium
fusing 6 61 19 - 1 5 2
porselen

Low fusing
- 60 12 8 11 1 -
porselen

Sifat Porselen
a.Sifat Mekanis

Sifat mekanis berhubungan dengan kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan
yang diberikan pada saat digunakan maupun dalam proses pembuatannya.Sifat ini bergantung
pada komposisi dan mikrostruktur.Berikut ini akan dibahas beberapa sifat mekanis keramik
gigi yaitu strength,shrinkage dan hardness.

 Strength
Strength ialah stress maksimum yang dapat dikeluarkan benda pada saat benda itu
patah atau rusak total.Keramik gigi memiliki nilai compressive strength yang tinggi (280MN/
m 2) namun tensil strength nya rendah yaitu 70MN/m2

gigi merupakan sifat yang berhubungan dengan sifat-sifat material yang ada di dalam
keramik tersebut.

 Thermal Ekspansi
Merupakan kemampuan suatu bahan untuk ekspansi atau memuai bila dipanaskan dan
akan menyusut bila didinginkan.Koefisiensi ekspansi thermal keramik gigi adalah rendah
yaitu 7x10−6 /C.Resistensi keramik dapat ditingkatkan dengan menggunakan system
perbedaan thermal ekspansi.Sistem ini memiliki prinsip sebagai berikut,pertama harus
dilakukan penekanan kembali terhadap keramik gigi yang mengalami pemuaian dalam
volumenya pada saat dipanaskan.Kedua,keramik gigi harus ditingkatkan ekspansinya selama
pemanasan dan harus lebih dikontraksikan pada saat didinginkan.
 Warna
Pada dasarnya,warna bubuk keramik gigi sebelum pencampuran adalah kuning hingga
oranye.Oleh karena warna gigi asli sangat bervariasi,maka warna keramik gigi dimodifikasi
dengan penambahan zat warna seperti biru,kuning,merah muda,oranye,coklat dan abu-
abu.Keramik gigi diberi zat warna dengan penambahan oksida untuk menghasilkan tingkatan
warna sesuai kebutuhan .

c.Sifat Biologis

 Biokompatibilitas
Diartikan sebagai kemampuan suatu bahan dapat bertahan terhadap korosi,perubahan
selama pemakaian serta tidak menimbulkan reaksi penolakan terhadap jaringan tubuh.

1.1Klasifikasi Porselen
 BERDASARKAN TEMPERATURE PEMANASAN
 Low fusing porcelain 871°C – 1066°C
Digunakan untuk pembuatan mahkota dan jembatan.
 Medium fusing porcelain 1093°C – 1260°C
Digunakan untuk elemen gigi tiruan.
 High fusing porcelain 1288°C – 1371°C
Digunakan untuk elemen gigi tiruan.
 Ultra low fusing porcelain à < 850°C
Digunakan untuk logam campur titanium serta untuk pembuatan mahkota dan
jembatan.

 BERDASARKAN METODE PEMROSESAN


 Sintering : pemanasan partikel dan struktur memadat
 Pengecoran
 Mesin : menggunakan CAD CAM dengan 2 kali kunjungan (scan 3D)

 BERDASARKAN STRUKTUR PENDUKUNG


 Reinforced ceramic core systems, misalnya:
Inti alumina dan zirconia yang berwarna putih dan kuat, sehingga sekarang banyak
digunakan.
Inti keramik menggunakan inflitrasi kaca kekuatan tinggi yang sangat cocok untuk
mahkota posterior dan anterior.
 Resin bonded ceramics
Menggunakan teknik adesif
Kombinasi dari adesi dengan enamel, dentin, dan keramik meningkatkan
karakteristik kekuatan dari keramik, sehingga menghasilkan restorasi dengan
integritas mekanis yang sangat baik.
 Metal-ceramics
digunakan untuk mahkota tunggal dan jembatan unit selama lebih dari 30 tahun

 BERDASARKAN BAHAN DASAR YANG DIGUNAKAN (MC CLEEN)


 Feldspathic porcelain
Feldspathic porcelain terutama terbual dari campuran feldspar dan penambahan
sedikit quartz. Selama proses pembuatan bahan-bahan dasar dicampurkan dengan
baik. Kemudian ditambahkan alkali metal carbonates sebagai flux, lalu seluruh
campuran adonan dipanaskan dengan suhu 1200oC didalam wadah tempat melebur
logam. Pada pembakaran dengan suhu tersebut, akan menghasilkan bentuk leucite
dan glass phase dengan struktur yang amorphous. Jenis ini memiliki ekspansi
strength 5,5 - 7,5 x 10-6/oC dan mempunyai flexure strength 65-75 Mpa.

 Aluminous porcelain
Partnggikel alimina pada porselen jenis ini memiliki keunggulan tersendiri sehingga
dia dijadikan bahan utama. Diantaranya memiliki strength yang lebih tinggi dari
pada gelas dan lebih efektif dalam mencegah keretaka pada bahan keramik. Alumina
memiliki modulus elasticity yang tinggi (350 GPa) dan flexure strength (138 MPa)

 Glass Infiltrated Alumina Core Ceramic (In Ceram)


Merupakan modifikasi dimana inti porselem alumina yang sedikit disintering
diinfiltrasi dengan kaca pada temperatus 1100 oC selama 4jam. Hal tersebut
bertujuan untuk menghilangkan porositas dan memperkuat inti slip-cast. In ceram
memiliki kelebihan, yaitu mahkotanya mempunyai bentuk dan adaptasi margin yang
baik diluar fungsi estetikanya yang baik serta kekuatan yang paling baik dari semua
restorasi keramik. Kekurangannya yaitu in cerambridge masih lemah jika
dibandingkan dengan PFM serta dalam proses mmanipulasinya diperlukan alat
khusus. Jenis ini diindikasika untuk mahkota anterior tunggal dan posterior,
jembatan anterior tiga unit dan untuk pasien yang alergi terhadap logam.

Inti porselen alumina disintering diinfiltrasi dg kaca pd suhu 1100 oC selama 4 jam.
In-Ceram ini mempunyai 3 jenis inti keramik yaitu:

Glass Infiltrated Alumina Core Ceramic (In-Ceram Alumina).

Glass Infiltrated Spinel Core Ceramic (In-Ceram Spinel).

komposisi kekuatan Indikasi

kelenturan
(Mpa)

In-Ceram MgO- 350 inlay,onlay,veneer,crown anterior.


Spinel Al2O3

In-Ceram Al2O3 500 crown anterior/posterior dan jembatan anterior


alumina

In-Ceram Al2O3- 700 crown dan jembatan posterior


Zirconia ZrO2

Glass Infiltrated Zirconia Core Ceramic (In-Ceram Zirconia ).

 Gelas keramik
Unsur dominan dari jenis ini adala silika sekitar 57-80 %. Cara pembuatannya
dengan teknik casting, setelah gigi dipreparasi dilakukan pencetakan untuk
pembuatan die. Setelah itu,dapat dilakukan pembuatan desain malam pada die.
Kemudian pola malam ini ditanam pada bonded investment. Kemudian pola malam
dilebur dengan suhu 950oC. Setelah itu gelas keramik yang telah melebur pada
temperatur 1350oC dimasukkan kedalam mould. Pada saat ini gelas masih berupa
transparan dengan translusen yang sangat besar. Untuk menguranginya,gelas
dipanaskan kembali dengan suhu 1075oC. Kemudian warna disesuaikan dengan
permukaannya dan dipanaskan kembali. Gelas diindikasikan untuk mahkota, inlay,
dan onlay.
 Metal bonding porselen.
Porselen yang digunakan dengan kombinasi logam mempunyai kandungan K2O
sebesar 11%-15%, dan suhu pembakarannya antara 7000C – 12000C. Meningkatkan
jumlah kandungan K2O akan menghasilkan perubahan muai panas pada porselen
yang dibutuhkan untuk berlekatan dengan logam
 BERDASARKAN KEGUNAAN

· Porselen Inti: biasanya utk m’buat mahkota jaket → utk lapisan paling dalam. ini
merupakan bahan dasar untuk jaket crown, harus memiliki sifat-sifat mekanis yang baik.

· Porselen Dentin: lebih translusen. untuk dentin atau body, lebih translusent dari yang di
atas, ini sangat menentukan bentuk dan warna restorasi.

· Porselen email: translusen maks. , membentuk bagian luar mahkota, dan paling
translusent

 BERDASARKAN METODE PEMBAKARAN

·Air Wire : Tekanan atmosfir dan masih ada udara

· Vakum Wire : Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan

 MACAM KERAMIK

 Earthenware → sebag.besar kaolin dan quartz, feldspar min.

 Stoneware → kaolin, quartz, dan feldspar seimbang.

 Domestik porselen → sebag.besar kaolin dan feldspar, quartz sedikit.

 Dental Porselen→ tdd. Feldspar dan quartz , sedikit/tdk mengandung kaolin

1.2Fungsi Porselen

1. Keramik logam
2. Inlay

Porcelain inlay biasanya dipakai pada gigi anterior karena restorasi untuk gigi
anterior harus mempertimbangkan estetis. Bila kavitas sudah cukup besar,
porcelain inlay yang digunakan sebaiknya yang mengandung silikat semen karena
dapat melindungi kontour dari mahkota gigi alami dan sedikit kemungkinan
untuk pecah atau retak dibawah tekanan serta tidak larut dalam saliva. Porcelain
inlay biasanya dipakai pada gigi anterior untuk restorasi bagian sudut dan incisal
edge serta untuk kavitas interproksimal. Inlay digunakan untuk merestorasi labial
dan bukal gingival juga sebagai jendela untuk inlay emas dan mahkota emas.
Kadang-kadang juga penting untuk alasan estetis jika pemakaiannya di
permukaan oklusal. Pada restorasi umum kavitas untuk porcelain inlay sangat
penting untuk membuang semua karies dentin dan mengisi beberapa undercut
pada kavitas dengan semen. Semua kavitas sebaiknya mempunyai kedalaman
yang cukup untuk mendapatkan re

ditiru pada porselen ketimbang hanya diaplikasikan pada permukaan.


Secara luas dianggap bahwa glazing dari porselen feldspathic dapat
menghilangkan semua kekurangan pada permukaan. Bagaimanapun juga, metode
optimal untuk menghasilkan permukaan yang paling halus dalam waktu singkat
masih belum ada. Secara logika dianggap bahwa pemolesan yang halus dari
permukaan kasar yang dilanjutkan dengan prosedur glazing menghasilkan
permukaan yang lebih halus daripada hanya dilakukan pemolesan saja,
sandblasting diikuti glazing, atau pengasahan denagn batu intan diikuti dengan
glazing.
 Pendinginan. Pendinginan yang tepat dari restorasi porselen dari temperature
pembakaran ke temperature kamar merupakan subyek yang mengundang banyak
kontroversi. Fraktur katastropik dari kaca yang berkaitan dengan perubahan
temperature yang mendadak merupakan pengalaman yang biasa ditemui sebagian
besar klinisi sehingga mereka sangat berhati-hati dalam memajankan porselen
gigi terhadap pendinginan cepat sesudah pembakaran

1.3Kekurangan dan Kelebihan Porselen


Kelebihan
 Dibandingkan dengan akrilik maka porselen lebih kuat dan lebih keras pada
ketebalan tertentu.
 Mempunyai permukaan yang mengkilap dan halus (glaze) sehingga plak dan
debris tidak mudah menempel.
 Lebih tahan terhadap abrasi/ pengikisan
 Warna porselen stabil selama pemakaian
 Porselen tidak memberikan reaksi jaringan, sehingga aman untuk digunakan.
 Mempunyai nilai estetika yang tinggi karena porselen dapat dibentuk dan
diberi warna sesuai dengan warna yang mendekati gigi asli.
 Tidak terpengaruh pada cairan rongga mulut termasuk bahan-bahan kimia
yang terkandung dalam makanan dan minuman.
 Tidak mengadsorbsi air.
 Stabil terhadap pengaruh ekspansi dan kontraksi.
 Mempunyai difusi yang rendah pada perubahan temperature.
 Bahan isolator yang sangat baik.
 Biocompatible terhadap jaringan rongga mulut.

Kekurangan
 Mempunyai sifat yang brittle (kerapuhan tinggi)
 Porselen sukar diasah sehingga terkadang menyulitkan dalam pembuatan dan
pembentukan yang tepat.
 Apabila pembuatan porselen terlalu tipis, misalkan untuk inlay, maka rentan
untuk pecah.
 Kesulitan dalam memadu-padankan antara warna dan teksture porselen
dengan gigi pasien karena bahan porselen sangat berbeda dengan enamel
dentin.
 Restorasi porselen dikonstruksi diluar mulut dan baru disemenkan dalam
posisi yang tepat di rongga mulut, sehingga pembuatan agak sulit karena harus
rapi dan teliti dimana terbebas dari adanya overhanging dan undercuts.
 Pada beberapa kondisi, adanya kavitas antara gigi anterior yang ditambal
dengan porselen membutuhkan pembuangan beberapa bagian/ struktur gigi
tersebut.
 Apabila pembuatan kurang rapi akan mengakibatkan kerugian pada gigi
antagonisnya karena porselen dapat mengabrasi gigi antagonis tersebut.
BAB III
KESIMPULAN

Porselen merupakan bahan keramik yang berasal dari campuran kaolin quatz dan
ferdspar yang digunakan untuk gigi yang sudah rusk dan tidak bisa ditambal lagi . Ada bahan
lain yang digunakan untuk campuran porselen yaitu pigmen dan flux .Porselen mempunyai
sifat mekanis , biologis , dan kimia diamana mempunyai kekurangan dan kelebihan dari
setiap sifatnya .

Klasifikasi poselen dibagi menjadi 7 klasifikasi berdasarkan temperature pemanasan,


metode pemrosesan, struktur pendukung, bahan dasar yang digunakan (mc cleen), kegunaan,
metode pembakaran, dan macam keramik . Fungsi dari porselen sendiri adalah Keramik
logam, Inlay, Onlay, Mahkota Jembatan anterior , Gigi Tiruan, Veneer, dan Mengembalikan
fungsi gigi yang tidak bisa ditambal (restorasi plastis) .
Tahap manipulasi porselen ada 4 ,yaitu pemadatan (kondensasi) , pembakaran (firing)
, pewarnaan (glazing) , dan pendinginan (cooling) . Pada setiap tahap harus dikerjakan secara
hati-hati agar mendapat kan hasl yang baik . Porselen initidak dikenankan oleh pasien yang
mengalami bruxism sebab akan menghambat fungsi porselen itu sendiri namun sangat
dianjurkan kepada pasien yang mengalami karies yang sudah parah dan tidak bisa ditambal
lagi .
Kekurangan dari porselen ini Mempunyai sifat yang brittle (kerapuhan tinggi) namun
kelebihannya dibandingkan dengan akrilik maka porselen lebih kuat dan lebih keras pada
ketebalan tertentu serta warna porselen nya yang stabil selama pemakaian . Maka dari itu
dalam masa modern saat ini sangat disarankan menggunakan gigi tiruan porselen yang
mempunyai banyak kelebihan dalam perawatan gigi .
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J; alih bahasa, Johan Arief Budiman. 2003. Philips : Buku Ajar Ilmu
Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta: EGC

Adenan, Aprilia. 2011. SELEKSI KASUS - KASUS VENEER PORSELEN;


http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/seleksi_kasus_veneer_porselen.pdf

Angkawidjaja, Jonan. Restorasi Mahkota dan Jembatan Cekat dengan Bahan Keramik
(all porcelain Crown & Bridge). www.edentistry.org

(Philips RW.Skinner’s of Dental Material.9th ed.Philadelphia:W.B.Saunders


Company,1991:505-23

Manapallil JJ.Basic Dental Material.Calcuta:Jaypee Brothers Med Public,2002:331-49

Craig RM,Powers JM.Dental Materials Propertis and Manipulation.11th ed.St Louis:The C.V
Mosby Co,2001:552-71

Craig RG, Powers JM, Wataha JC. Dental Materials: Properties amd Manipulation. Ed.7.
St.Louis: Mosby Inc., 2000

Annusavice KJ.Phillips’ Science of Dental Material.11th ed.Florida Sanundors Co,2002:655-


715

Craigh, Robert G. 1997. Restorative Dental Materials. 10th edition. St. Louis Missouri:
Mosby-Year Book, Inc

World Dentistry.Ceramic:Elementary Principles of Fracture and Reinforment.World


Dentistry,Inc.2002:1-5

Ford,T.R.Pitt.Restorasi Gigi.Jakarta:EGC.1993

R,Tarigan.1989.Tambalan Inlay Edisi Revisi.Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas


Sumatra Utara

Grossman Ll. Handbook of dental practice. 3rd ed. Philadelphia:JB Lippincott

Anda mungkin juga menyukai