Dosen Pengampu:
Dr. Karunia Puji Hastuti, M.Pd.
Ahmad Munaya Rahman, M.Pd.
Faisal Arif Setiawan, M.Pd.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan -Nya tentunya kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia -Nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Geografi, dengan judul
makalah “Model Mind Mapping Dalam Pembelajaran Geografi” dengan dosen pengampu Ibu
Dr. Karunia Puji Hastuti, M.Pd., Bapak Ahmad Munaya Rahman, M.Pd., dan Bapak Faisal Arif
Rahman, M.Pd.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini.
Apabila ada terdapat kesalahan dari penulis mohon dimaafkan yang sebesar-besarya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan referensinya
dalam membuat makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
1.1. Latar Belakang................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II TINJAUN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1. Pengertian, Prinsip, dan Ciri Mind Mapping...................................................................3
2.2. Langkah-langkah Pembuatan Mind Mapping..................................................................5
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping.....................................................................7
2.4. Mind Mapping Dalam Pembelajaran Geografi................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................12
3.2. Saran..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan prinsip serta ciri mind mapping
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan mind mapping
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mind mapping
4. Untuk mengetahui mind mapping dalam Pembelajaran Geografi
2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita
menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak
awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada
mengunakan tekhnik pencatatan tradisional.
3
Konsep ini dikategorikan ke dalam teknik kreatif, karena pembuatan mind mapping ini
membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah
membuat mind mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind
mapping, dia akan semakin kreatif. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan
ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind mapping sangat efektif bila
digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang siswa miliki dan membuat asosiasi di antara
ide tersebut. Catatan yang siswa buat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan,
dengan topik utama ditengah dan sub topik dan perincian menjadi cabang-cabangnya, tekhnik ini
dikenal juga dengan nama Radian Thinking (Imanuddin & Otomo, 2012)
Dengan membuat sendiri peta pikiran siswa “melihat” bidang studi itu lebih jelas, dan
mempelajari bidang studi itu lebih bermakna. Para siswa cenderung lebih mudah belajar dengan
catatannya sendiri yang menggunakan bentuk huruf yang mereka miliki dan ditambah dengan
pemberian warna yang berbeda disetiap catatan mereka. Dibandingkan dengan membaca buku
teks mereka merasa kesulitan ketika persiapan akan menghadapi ujian.
Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa
menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian
kiri dan kanan. Metode ini mempermudah memasukan informasi kedalam otak dan untuk
kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind mapping merupakan teknik yang paling
baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang
berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal
sehingga membuka potensi otak. (Imanuddin & Otomo, 2012) Dengan metode mind
mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%
4
Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang
mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi
kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak
maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik
secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya
memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan
karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana
menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan
mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan
suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind
mapping (Ayu, 2016).
Rose dan Malcolm menambahkan strategi visual ini mempunyai beberapa ciri,
diantaranya sebagai berikut :
1. Mengingat melalui penglihatan, mengingat kata-kata dengan melihat tetapi perlu waktu
yang lebih lama untuk mengingat susunan atau urutan abjad jika tidak disebutkan awalnya.
2. Jika memberi atau menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta/gambar.
3. Aktifitas reatif : menulis, menggambar, melukis merancang.
4. Mempunyai ingatan visual yang bagus, dimana ketika kita ingat saat meninggalkan
sesuatu dalam beberapa hari yang lalu (Tenriawaru, 2014).
Menurut Buzan, teknik pembuatan catatan dan pengelompokan pikiran yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan seluruh otak yang harus menyertakan tidak hanya kata-kata, angka,
rangkaian dan juga garis-garis tetapi juga dengan warna, gambar-gambar, dimensi, simbol-
simbol itulah peta pikiran atau mind map(Tenriawaru, 2014)..
5
Perlu diketahui Mind Map terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu:
1) Topik Sentral, pokok atau fokus pikiran/isu uyang hendak dikembangkan, dan
diletakkan sebagai “pohon”.
2) Topik Utama, level pikiran lapis kedua sebagai bagian dari Topik Sentral dan diletakkan
sebagai “cabang” yang melingkari “pohon”.
3) Sub Topik, level pikiran lapis ketiga sebagai bagian dari cabang dan diletakkan
sebagai “ranting” (dan level pikiran lapis berikutnya)
Hal-hal yang harus dipersiapkan ketika akan membuat atau menggunakan metode mind
mapping adalah :
1) Kertas kosong tak bergaris.
2) Pena atau spidol berwarna-warni.
3) Otak dan imajinasi.
4) Buku sumber sebagai salah satu sumber bagi siswa.
Sebelum membuat mind map, maka harus menemukan desain yang cocok untuk
masing-masing teks yang spesifik. Setelah membaca teks maka akan mengetahui desain yang
sesuai untuk mind map yang akan dibuat. Secara sederhana sebuah teks dapat dikategorikan ke
dalam tiga kelompok:
1. Komparasi (perbandingan)
Sebuah teks dikategorikan komparasi apabila teks tersebut terdapat perbandingan antara
A dan B, antara yang baik dan yang jelek dan sebagainya.
2. Kronologi atau rangkaian peristiwa
Teks tersebut mempunyai sebuah awal dan akhir yang jelas, misalnya biografi, sejarah,
proses dan sebagainya. Desain ini biasanya sesuai dengan arah jarum jam.
3. Presentasi (paparan)
Apabila cerita tanpa permulaan atau akhir yang jelas, apabila kata-kata dipaparkan tanpa
urutan yang khusus, maka bisa didesain sesuai dengan keinginan.
Pada saat membaca maka telah memperoleh kata-kata penting yang telah diberi tanda,
tahap ini adalah tahap menulis kata-kata penting pada mind map. Setelah menulis kata utama
maka dihubungkan dengan garis hubung pada kata-kata yang menjadi cabang dari kata-kata
utama.
6
membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak
menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari
masing-masing garis.
4. Gunakan warna.
5. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis
b) Meningkatkan pemahaman
Ketika membaca suatu tulisan atau laporan tekhnik, Peta Pkiran akan meningkatkan pemahaman
dan memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.
c) Menyenangkan
Imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas dan hal itu menjadikan pembuatan dan peninjauan
ulang catatan lebih menyenangkan.
7
b. Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah. Informasi tersebut telah dikelompokkan
sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk hubungannya dengan subjek yang sama
atau berbeda.
c. Mengatasi informasi yang membludak karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan
rupa. Secara mental hal ini juga membuat seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam
memahami sebuah persoalan.
2) Mind Map mampu meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi, mengingat,
berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan
persoalan. Hal ini dicapai karena Mind Map mengajarkan untuk melihat persoalan secara
keseluruhan dan melihat hubungannya satu sama lain. Ini yang paling sulit dilakukan dalam
catatan konvensional. Tidak hanya itu, dengan catatan ini maka manajemen belajar pun
menjadi lebih mudah. Informasi baru dapat ditambahkan, dihubungkan, dan diasosiasikan
kapan saja dengan informasi yang sudah ada sebelumnya.
3) Mind Map dapat merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunakan garis lengkung,
warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus menjadi karya seni yang indah.
Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya. Mind Map akan merangsang
kemampuan membandingkan informasi yang ada baik berupa fakta, ide termasuk data
statistik.
4) Mind Map membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat.
Selain itu, catatan ini mampu membuka pemahaman yang baik dan sisi kreatif dengan
merangsang munculnya ide-ide dan insight baru, bahkan pada saat membuat catatan itu
sendiri. Mind Map dapat pula menjelaskan sebuah tujuan, rencana, ide, maupun pemikiran
secara jelas dan terstruktur.
5) Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda atau
mengingat detail secara mudah.
6) Melihat hubungan antara gagasan dan konsep.
7) Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
8) Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
9) Bekerjasama dengan otak siswa, bukan bertentangan dengannya.
10) Menyingkirkan “format outline” yang membosankan, selamanya
11) Dapat mengoptimalakan otak kanan dan otak kiri, karena mind map bekerja dnegan gambar,
warna dan kata-kata sederhana.
12) Dapat menghemat catatan, karena dengan mind map bisa meringkas satu bab materi dalam
setengah lembar kertas
13) Pembelajaran terkesan lebih efektif, dan efisisien, karena pada dasarnya cara kerja mind
map sama dengan cara kerja dasar otak, yaitu tidak tersusun sistematis, namun lebih pada
bercabang-cabang seperti pohon.
14) Pola ini dapat mempermudah proses recall pada setiap apa yang pernah dipelajari.
15) Dapat meningkatkan daya kreatifitas siswa dan guru, karena siswa/guru akan terangsang
untuk mebuat gambar-gambar atau warna-warna pada mind map agar terlihat lebih menarik.
8
16) Mempertajam daya analisa dan logika siswa, karena siswa tidak lagi dituntut untuk mencatat
buku sampai habis kemudian menghapalnya. Namun lebih kepada pemahaman dan
kreatifitas untuk dapat menghungkan topic umum dengan sub-sub topic bahasan.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran mind mapping:
1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat
2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar
3) Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan
9
7. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Hal ini dikarenakan kata kunci tunggal akan
memberikan mind map lebih kuat dan fleksibel.
8. Gunakan gambar di seluruh mind map, karena setiap gambar seperti gambar sentral bermakna
seribu kata (Buzan, 2008)
Pada pembelajaran geografi dengan media mind map siswa dapat mengembangkan
kemampuan belajar mandiri, Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila
proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya
sendiri. Setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses
pembelajaran yang cocok adalah yang menggali siswa untuk selalu kreatif dan berkembang dan
salah satunya adalah dengan mind map.
Berikut mind map materi pelajaran geografi kelas 1 SMA:
Bab. I Hakikat Geografi
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu tekhnik pembuatan catatan-catatan yang
dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan perencanaan. Mind
mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,
simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Mind
mapping ini didasarkan pada detail-detail dan suatu peta pikiran yang mudah diingat karena
mengikuti pola pemikiran otak.
Mind Map terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu: Topik sentral: pokok atau fokus
pikiran/isu uyang hendak dikembangkan, dan diletakkan sebagai “pohon”, topik utama: level
pikiran lapis kedua sebagai bagian dari Topik Sentral dan diletakkan sebagai “cabang” yang
melingkari “pohon”.dan sub topik: level pikiran lapis ketiga sebagai bagian dari cabang dan
diletakkan sebagai “ranting” (dan level pikiran lapis berikutnya).
Mind Map mampu meningkatkan kapasitas pemahaman dengan cara: Melihat gambaran
besar suatu persoalan,Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah dan Mengatasi informasi
yang membludak karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan rupa. Sedangkan
kekurangannya yaitu Hanya siswa yang aktif yang terlibat, Tidak sepenuhnya murid yang belajar
dan Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.
konsep pembelajaran dalam geografi yaitu siswa dibimbing oleh guru, siswa membaca
seluruh isi materi geografi dan memahaminya secara keseluruhan. Siswa aktif menemukan dan
memilih kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya. Setelah itu siswa mulai membuat atau menyusun kata kunci tersebut menjadi suatu
struktur mind map yang paling mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
3.2. Saran
Pada pembelajaran model mind mapping nih seharusnya bisa lebih membuka pikiran
siswa dengan cara berpikir tetapi dalam pembelajaran pembeljaran ini hanya menyentuh atau
membuat beberapa siswa saja yang mengerti dikarenakan pembelajaran ini merangsang siswa
untuk menjelaskan. Jadi sebaiknya pembelajaran mind mapping digunakan pada kelas yang
sisiwa-nya sedikit sekitar 20 orang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, D. (2016). Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan
Prestasi Belajar Ips. Kajian Pendidikan Widya Accarya, (2085), 118–131.
Buzan, T. (2008). Mind Map Untuk Meningkatkan Kreativitas. (E. Suryaputra., Ed.). Jakarta:
Gramedia.
Imanuddin, M. C., & Otomo, U. H. N. (2012). Efektifitas Metode Mind Mapping Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas Viii, 9(1), 62–75.
https://doi.org/10.26555/humanitas.v9i1.350
Sinaga, L. R. (2012). PERBANDINGAN LEARNING JOURNAL DENGAN MIND MAP
TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X. Encyclopedia of the
Sciences of Learning, (1), 1925–1925. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1428-6_4678
Tenriawaru, E. P. (2014). Implementasi Mind Mapping Dalam Kegiatan Pembelajaran Dan
Pengaruhnya Terhadap Pendidikan Karakter1. Prosiding Seminar Nasional, 01(1), 85–91.
13