KAIDAH KE 1
م م م ة م ةم م إعذاَ َتعحترعك م
ع
صعوعن َعوعباَ ع
صلههه َ ع ت َاَلصعواَهو َعواَلصعياَهء َبعتصععد َفعتصتعحة َهمتصلعة َفصي َعكلعمتعتصيمهعماَ َأهبصدلععتاَ َآلففاَ َمثصهل َ ع
صاَعن َأع ص ع
أع ص
َ .صلههه َبعتيععع
Apabilah ada Wawu atau Yya’ berharakat, jatuh sesudah harakat Fathah
dalam satu kalimah, maka Wawu atau Ya’ tsb harus diganti dengan Alif seperti
contoh صاَنن
نasalnya صنونن
ن, dan نباَنعasalnya بنيننع.
Praktek I’lal :
صاَنن نikut pada wazan فننعنل. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan
نasalnya صنونن
sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi صاَنن ن.
نباَ نasalnya بنيننعikut pada wazan فننعنل. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan
ع
sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi ع نباَ ن.
َ نغنزاasalnya نغنزنوikut pada wazan فننعنل. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan
sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi َغزا.
نرنمىىasalnya نرنمنيikut pada wazan فننعنل. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan
sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi نرنمني. (*Alif pada lafazh نرنمىى
dinamakan Alif Layyinah).
Perhatian:
1. Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila harkah
keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubah. Contoh عهواَاَلصعقصوعم
عد ع.
2. Apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka
diklarifikasikan sbb:
Jika Wawu atau Ya’ tsb bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-
I’lal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih. Contoh: ق نخنوىرنن ن,طووىينل ن,بننياَنن.
Jika Wawu dan Ya’ tsb berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku
Kaidah I’lal ini. Contoh ينىخنشىوننasalnya ينىخنشييىونن. Namun disyaratkan huruf yg
mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tsb bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid,
maka yang demikian juga tidak boleh di-I’lal. Contoh: َ نغنزنوا,ي ِ نعلنوو ي,َنرنمنيا.
KAIDAH KE 2
ننجحمو,َصإحجيةحاَ نمقإلنجت نحجرنكتممهنماَ إلنى نماَ قنجبلننها ت اَجلنواَمو نواَجلنياَمء نعجيةناَ ممتننحررنكةة إمجن أنججنو ف
ف نونكاَنن نماَ قنجبلنمهنماَ ن
ساَإكةناَ ن إإنذاَ نوقننع إ
م
صلهم ينجبيإمع ن ج
ينبإجيمع أ ج,صلهم ينقموممم ن م
ينقجومم أ ج.
Apabila wau atau ya’ berharokat berada pada ‘ain fi’il Bina’ Ajwaf dan huruf
sebelumnya terdiri dari huruf Shahih yang mati/sukun, maka harakat wawu
atau ya’ tsb harus dipindah pada huruf sebelumnya. Contoh: ينقمجوممasalnya ينجقمومم
dan ينبإجيمعasalnya ينجبيإمع.
Praktek I’lal:
ينقمجومم
ينقيىويمasalnya ينىقيويمikut pada wazan ينىفيعيل. harkah wawu dipindah pada huruf sebelumnya,
karena wawu-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk
menolak beratnya mengucapkannya, maka menjadi ينقيىويم
ينبإجيمع
ينبوىييعasalnya ينىبيويعikut pada wazan ينىفوعيلharkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya,
karena Ya’-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk
menolak beratnya mengucapkannya, maka menjadi ينبوىييع
Perhatian:
KAIDAH KE 3
Apabila ada wawu atau ya’ jatuh sesudah alif zaidah, maka harus diganti
hamzah, dengan syarat wau atau ya’ tersebut berada pada ‘Ain Fi’il kalimah
bentuk Isim Fail, atau berada pada akhir kalimah bentuk masdar. Contoh: صاَئإرن
ن
asalnya صاَإورن
نdan ساَئإرر
نasalnya ساَيإرر ن
نdan لإقاَرءasalnya ي ن
لإقاَ ر
Praktek I’lal:
صاَئإرن
ن
صاَئونن نikut pada wazan نفاَوعنل. wawu diganti Hamzah, karena jatuh
نasalnya صاَوونن
sesudah Alif Zaidah dan berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi صاَئونن ن
ساَئإرر
ن
نساَئونرasalnya نساَيونرikut pada wazan نفاَوعنل. Ya’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah
Alif Zaidah dan berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi نساَئونر
نع ن
طاَرء
نع نasalnya طاَنو
طاَنء نع نikut pada wazan فننعاَنلwawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah
Alif Zaidah dan berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi طاَنء نع ن.
لإنقاَرء
لونقاَنءasalnya ي
لونقاَ نikut pada wazan فونعاَنلYa’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif
Zaidah dan berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi لونقاَنء.
KAIDAH KE 4
Apabila wau dan ya’ berkumpul dalam satu kalimah dan salah satunya
didahului dengan sukun, maka wau diganti ya’. Kemudian ya’ yang pertama di-
idgham-kan pada ya’ yang kedua. Contoh lafadz ت نمير رasalnya adalah ت
نمجيإو رdan
نمجرإمييasalanya adalah ي وم ر
ج
ن مج ر م
Praktek I’lal:
ت
نمير ر
نمجرإميي
نمىريمىو نmengikuti wazan نمىفيعىونل. wau diganti ya’ karena berkumpul dalam
نمىروميِيasalnya ي
satu kalimah dan salah satunya didahului dengan sukun, maka menjadi ي نمىريمىي ن.
Kemudian ya’ yang pertama di-idghamkan pada ya’ yang kedua karena satu jenis,
maka menjadi نمىروميِي
KAIDAH KE 5
Apabila Wau atau Ya’ menempati ujung akhir kalimah, dan ber-harakah
dhammah, maka disukunkan. Contoh: َ ينجغمزجواasalnya ينجغمزموdan ينجرإمجيasalnya ينجرإممي
Praktek I’lal:
ينجغمزجو
ينجرإمجي
Perhatian:
نغاَفز
نغاَززasalnya نغاَوزنوmengikuti wazan نفاَوعنل. Wau diganti Ya’, karena jatuh sesudah
harakah kasrah, maka menjadi ي نغاَوز ن, kemudan Ya’ disukunkan karena beratnya
harkah dhammah atas Ya’ maka menjadi ي نغاَزز ى, kemudian Ya’ dibuang untuk menolak
bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, maka menjadi نغاَزز
ساَفر
ن
نساَور نmengikuti wazan نفاَوعنل. Ya’ disukunkan karena beratnya harakah
نساَزرasalnya ي
dhammah atas Ya’ maka menjadi ي نساَزر ى, kemudian Ya’ dibuang untuk menolak
bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, maka menjadi نساَزر
اَننواَ ف
ق
KAIDEAH KE 6
Apabila wau menempati ujung akhir kalimah empat huruf atau lebih, dan
sebelum wau tidak ada huruf yang didhammahkan, maka wau tsb diganti ya’.
Contoh: يمنزركجيasalnya يمنزركموdan يمنعاَإطجيasalnya يمنعاَإطمو.
Praktek I’lal:
يمنزركجي
يينزيكىيasalnya يينزيكيوmengikuti wazan ييفنيعيلwau diganti ya’, karena berada pada akhir
kalimah empat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka
menjadi يينزيكىي
يمنعاَإطجي
يينعاَوطىيasalnya يينعاَوطيوmengikuti wazan يينفاَوعيلwau diganti ya’, karena berada pada akhir
kalimah empat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka
menjadi يينعاَوطىي
Perhatian:
نمجع ة
طى
KAIDAH KE 7
Praktek I’lal:
ينإعمد
ينوعيدasalnya ينىووعيدmengikuti wazan ينفنوعيل. wau dibuang karena ada diantara fathah dan
kasrah nyata dan sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka menjadi ينوعيد
ضمع
ين ن
ضيع ينىو وmengikuti wazan ينفنوعيل. wau dibuang karena ada diantara fathah dan
ين نasalnya ضيع
kasrah nyata dan sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka menjadi ضيع ين و. Kemudian
Dhad-nya difathahkan untuk meringankan huruf ithbaq juga huruf Halaq yaitu ‘Ain,
maka menjadi ضيع ين ن
Perhatian:
Huruf Mudhara’ah : أ – ن – ي – ت
Huruf Halaq : أ – ح – خ – ع – غ – هـ
Huruf Ithbaq : ص – ض – ط – ظ
KAIDAH KE 8
Bilmana ada Wau jatuh setelah harkah Kasrah dalam Kalimah Isim atau
Kalimah Fi’il, maka Wau tersebut harus diganti Ya’. Contoh: يمنزركجيasalnya يمنزركمو
dan نغاَفزasalnya نغاَإزرو
Praktek I’lal:
يمنزركجي
يينزيكىيasalnya يينزيكيوikut wazan ييفنيعيل, wau diganti Ya’ karena jatuh sesudah harkah
kasrah, maka menjadi يينزيكىي
نغاَإز
KAIDAH KE 9
صجن أن ج
صلمهم ساَإكفن آنخنر محإذفننتاَ بنجعند اَنجن نمقإلنجت نحجرنكتممهنماَ اَإنلى نماَ قنجبلنمهنماَ ننجحمو م إنذاَ لنقإين إ
ت اَجلنواَمو نواَجلنياَمء اَل ي
ساَإكنننتاَإن بنحجر ف
ف ن
صلمهم اَإ ج
سيإجر ن
سجر أ ج
صموجن نو إ م
أ ج.
Bilamana ada Wau atau Ya’ sukun, bertemu dengan husuf sukun lainnya, maka
Wau tau Ya’ tersebut dibuang, ini setelah memindahkan harakah keduanya
(Wau atau Ya’) kepada huruf sebelumnya (lihat kaidah I’lal ke 2). Contoh: صجن
م
أم جdan سجر
asalnya صموجن إasalnya سيإجر
اَإ ج
Praktek I’lal:
صجن
م
سجر
إ
KAIDAH KE 10
Bilamana ada dua huruf sejenis atau hampir sama makhrajnya berkumpul
dalam satu kalimah, maka huruf yang pertama harus di-idghamkan pada huruf
yang kedua,–ini setelah menjadikan huruf yang hampir sama makhrajnya
serupa dengan huruf yg kedua (lihat kaidah i’lal ke 18 insyaallah)–, karena
beratnya pengulangan/memilah-milahnya. contoh نميدasalnya نمندندdan ممردasalnya
اَمجممدجد, dan صنل
اَتي نasalnya صنل
اَإجوتن ن.
Praktek I’lal:
نميد
نمددasalnya نمندندikut pada wazan فننعنل, huruf dal yang pertama disukunkan untuk
melaksanakan syarat Idgham, maka menjadi نمىدند, kemudian huruf Dal yang pertama
di-idgamkan pada huruf Dal yang kedua, maka menjadi نمدد
ممسد/مميد/ممرد
يمدد/يمدد/ يميدasalnya اَيىميدىدmengikuti wazan اَيىفيعىل, harkah Dal yang pertama dipindah pada
huruf sebelumnya untuk melaksanakan syarat Idgham, maka menjadi اَييمىدىد, bertemu
dua huruf mati/sukun yaitu kedua Dal, maka Dal yang kedua diberi harkah untuk
menolak bertemunya dua mati/sukun, baik diberi harkah kasrah karena kaidah;
“apabilah ada huruf mati mau diberi harkah, berilah harkah kasrah”. atau diberi
harkah fathah karena ia paling ringannya harkah. atau diberi harkah dhammah,
karena mengikuti harkah ‘Ain fi’il pada fi’il mudhari’nya, maka menjadi اَييمىديد/اَييمىدند/اَييمىدود,
kemudian Dal yang pertama di-idgham-kan pada Dal yg kedua maka menjadi اَييمند/اَييميد
اَييمدد/ّ, kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena sudah tidak dibutuhkan lagi,
maka menjadi يمدد/يمدد/يميد.
اَتي ن
صنل
KAIDAH KE 11
Bilamana terdapat dua huruf Hamzah berkumpul sejajar dalam satu kalimah,
yang nomor dua sukun, maka huruf hamzah ini harus diganti dengan huruf
yang sesuai dengan harakah Hamzah yang pertama. contoh آمنasalnya أأمنdan
أوملasalnya أؤمل.
Praktek I’lal:
آنمنن
أمجوممجل
اَإجيإدجم
مخجذ
يخىذasalnya أيىأيخذmengikuti wazan ;أيىفيعىلberkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan
yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti wau, karena ia sukun dan
sebelumnya ber-harkah dhammah. maka menjadi أيىويخذkemudian wau-nya dibuang
untuk meringankan ucapan, maka menjadai أييخذselanjutnya hamzah-nya dibuang
karena sudah tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi يخىذ
Perhatian :
Wau pada lafazh أيىويخذdibuang untuk meringankan ucapan, sedangkan pada lafazh أيىويمل
cukup tanpa membuang wau, karena menjaga dari keserupaan dengan fi’il amar-nya
lafazh نماَنل – ينيمىويل – يمىل.
KAIDAH KE 12
Wau atau ya’ yang sukun, keduanya tidak boleh diganti Alif, kecuali jika
sukunnya tidak asli –dengan sebab pergantian harkat keduanya pada huruf
أننجاَ نasalnya ب
sebelumnya– (lihat kaidah ilal ke 2). Contoh: ب أنججنو نdan أننباَننasalnya
أنجبيننن.
Praktek I’lal:
أننجاَ ن
ب
أننباَنن
KAIDAH KE 13
ضيمةم نك ج
سنرةة بنجعند تنجبإدجيإل اَجلنواَإو نياَةء ننجحمو ت اَل ي صإل أمجبإدلنجت نياَةء فنقملإبن إ
سفم ممتننمركفن إفي جاَلن ج طجرةفاَ بنجعند ن
ضيم فإجي اَ ج إإنذاَ نوقننع إ
ت اَجلنواَمو ن
َصلمهم تننعسدةوا ن م
صلمهم تننعاَطةواَ نو تننعردةياَ أ ج ن
تننعاَإطةياَ أ ج.
Bilamana ada wau berada di akhir kalimah jatuh sesudah harkah dhammah
didalam asal kalimah Isim yang Mutamakkin (bisa menerima tanwin), maka
wau tsb diganti ya’, kemudian setelah itu harkah dhammah diganti kasrah.
Contoh: َ تننعاَإطةياasalnya َ تننعاَطمةواdan َ تننعردةياasalnya َتننعسدةوا.
Praktek I’lal:
َتننعاَإطةيا
َتننعردةيا
َ تننعيدطياasalnya َ تننعددطواmengikuti wazan تننفاَيعلطwau diganti ya’ karena berada di akhir
kalimah Isim Mutamakkin dan sebelumnya ada harkah dhammah, maka menjadi َتننعددطيا
kemudian huruf Dal’nya dikasrahkan untuk memantaskan Ya’. Maka menjadi َتننعيدطيا.
KAIDAH KE 14
سرر أن ج
صلمهم ممجي إ
سرر صلمهم يمجي إ
سمر نو ممجو إ ضممجوةماَ أمجبإدلنجت نواَةواَ ننجحمو يمجو إ
سمر أن ج ساَإكننةة نونكاَنن نماَ قنجبلننهاَ نم ج إإنذاَ نكاَنن إ
ت اَجلنياَمء ن
Bilamana terdapat Ya’ sukun dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan
maka ya’ tersebut harus diganti wau. contoh: سمر
يمجو إasalnya سمر
يمجي إdan سرر
ممجو إasalnya
سرر
ممجي إ
Praktek I’lal:
سمر
يمجو إ
ييىووسيرasalnya ييىيوسيرmengikuti wazan ييىفوعيلya’ yang nomor dua diganti wau karena ia
sukun dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan, maka menjadi ييىووسير.
سرر
ممجو إ
KAIDAH KE 15
صموجورن صجورن أن ج
صلمهم نم ج سجيبننوجيإه ننجحمو نم م سنم اَجلنمجفمعجوإل إنذاَ نكاَ ننن إمجن ممجعتنرل اَجلنعجيإن نونج ن
ب نحجذ م
ف نواَفو اَجلنمجفمعجوإل إمجنهم إعجنند إ إإين اَ ج
سيمجورر سجيرر أن ج
صلمهم نم ج نو نم إ
Sesungguhnya Isim Maf’ul bilamana ia terbuat dari Fi’il Mu’tal ‘Ain (Bina’
Ajwaf) maka wajib membuang wau maf’ulnya menurut Imam Syibawaihi
(menurut Imam lain yg dibuang adalah Ain Fi’ilnya). contoh: صجورن
نم م
asalnya صموجورن م
ن ج dan ر ي س
ن إجر م asalnya ر وي س
ن جمج رم
Praktek I’lal:
صجورن
نم م
سجيرر
نم إ
Bilamana Fa’ Fi’il kalimah wazan اَإجفتننعنلberupa huruf Shad, atau Dhad, atau
Tha’, atau Zha’ (huruf Ithbaq), maka huruf Ta’ yg jatuh sesudah huruf Ithbaq
tersebut harus diganti Tha’, demi mudahnya mengucapkannya. Digantinya Ta’
dengan Tha’ karena dekatnya makhraj keduanya. contoh: طلننح ص ن
اَإ جasalnya صتنلننح
اَإ ج
dan ب ن
ضطنر ن ضتننر ن
اَإ جasalnya ب اَإ ج
Praktek I’lal:
صطنلننح
اَإ ج
صطنلننح اَو ىmengikuti wazan اَوىفتننعنلTa’ diganti Tha’ karena demi mudahnya
اَو ىasalnya صتنلننح
mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj
keduanya, maka menjadi طلننح ص ن
اَو ى.
ب ض ن
طنر ن اَإ ج
ب ض ن
طنر ن اَو ىasalnya ب اَو ىmengikuti wazan اَوىفتننعنلTa’ diganti Tha’ karena demi mudahnya
ضتننر ن
mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj
keduanya, maka menjadi ب ض ن
طنر ن اَو ى.
اَإطينرند
اَإظينهنر
KAIDAH KE 17
Bilamana Fa’ Fi’il wazan berupa huruf Dal, atau Dzal, atau Zay, maka huruf
Ta’ (Ta’ zaidah wazan ) اَإجفتننعنلyang jatuh sesudah huruf-huruf tersebut harus
diganti Dal, demi mudahnya mengucapkannya. Digantinya Ta’ dengan Dal’
karena dekatnya makhraj keduanya.
contoh: اَإيدنرأنasalnya اَإجدتننرأنdan اَإيذنكنرasalnya اَإجذتننكنرdan اَإجزندنجنرasalnya اَإجزتننجنر.
Praktek I’lal:
اَإيدنرأن
اَإيذنكنر
اَإجزندنجنر
KAIDAH KE 18
ف اَلليجيإن اَل ي
ساَإك إن لإنماَ بنجيننمهنماَ إمجن ممنقاَنربنإة ق بإنحجر إ سإراَلنسجط إإإنذاَ نكاَنن نفاَمء اَإجفتننعنل نواَةواَ أجو نياَةء أجو نثاَةء قملإبنجت نفاَمؤهم نتاَةء لإمع ج
صلمهم ن
سنر أ ج صنل نو اَإتي نصلمهم اَإجوتن ن ن
صنل أ ج سة ننجحمو اَإتي ن ر ف اَلليجيإن نمججمهجونرةر نواَليتاَمء نمجهممجو ن ف إلنين نحجر ن ص إ ج نوممنناَنفاَإة اَجلنو ج اَجلنمجخنر إ
سييإة ننجحمو اَإثينغنر وم ه
ن جمج إم ج
ل َا في َما ه د َحا ر ت لإ
م إ إ ن ن ة ن إ إن إ ء ن
َثا لع ن ت ج
ف َا ء ن
َتا ب ج
ل م ق م
ز و جي
ة نم ج ء ن
َثا ت
ج ن ن ن
َكا ن
ج وإ ر ن ن ج
سنر نو اَإت ن ج م إ ن م إ ن ن
(ة م هم ) .ر غ ت ث َا هم لصن أ ر ن
غ ي اَإجوتن ن
ج
صلمهم اَإثتننغنرأ ج.ن
Bilamana Fa’ Fi’il wazan اَإجفتننعنلberupa huruf wau, atau Ya’, atau Tsa’, maka
huruf Fa’ Fi’ilnya tersebut harus diganti Ta’ karena sukarnya mengucapkah
huruf “Layn” ( )لنجينsukun dengan huruf yang diantara keduanya termasuk
berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf “layin” ( – و
)يbersifat Jahr sedangkan huruf Ta’ bersifat Hams.
Contoh: صنل اَإتي نasalnya صنل اَإجوتن نdan اَإتينغنرasalnya اَإجثتننغنر. (penting)
اَإتي نasalnya سنر
اَإجوتن نdan سنر
dan apabila Fa’ Fi’il-nya tsb berupa huruf Tsa’, boleh mengganti Ta’nya wazan
اَإجفتننعنلdengan Tsa’, karena keduanya sama-sama bersifat Hams. contoh: اَإثينغنر
asalnya اَإجثتننغنر.
Praktek I’lal:
اَإتي ن
صنل
اَإتي ن
سنر
اَإتينغنر
اَإتينخنذ
اَوتدنخنذasalnya اَوىئتننخنذmengikuti wazan اَوىفتننعنلhuruf Hamzah yang kedua diganti Ya’ karena
ia sukun dan sebelumnya ada huruf berharkah kasrah, maka menjadi اَوىيتننخنذkemudian
huruf Ya’ diganti Ta’ (tanpa mengikuti kias*) maka menjadi اَوتدنخنذ.
* Pergantian Ya’ dengan Ta’ tidak mengikuti Qias yakni termasuk dari perihal Syadz.
KAIDAH KE 19
طاَةء أنجو ن
ظاَةء ضاَةداَ أنجو ن
صاَةداَ أنجو ن شجيةناَ أنجو ن سجيةناَ أنجو إإنذاَ نكاَنن نفاَمء تنفنيعنل نوتننفاَنعنل نتاَةء أنجو نثاَةء أجو نداَلة أجو نذاَلن أنجو نزاَةياَ أجو إ
ت جاَلمجونلى إفي اَليثاَنإييإة بنجعند نججعإل أنيوإل اَجلممتننقاَإربنجيإن إمجثنل اَليثاَنإجي ج ثميم أمجدإغنم إ ينمججومز قنجل م
ب نتاَئإإهنماَ بإنماَ يمنقاَإربمهم إفي اَجلنمجخنر إ
صلمهم تننثاَقننل نواَإيدثنري ث ن ي
س نواَإثاَقنل أ ج صلهم تنتنير نم سأ ج ث ساَإكإن ننجحمو اَإتينر إ ج
صإل لإيمجمإكنن اَإلجبتإنداَمء إباَل ي ج
ب نهجمنزإة اَلنو جسإة نمنع اَججتإلن إ لإجلممنجاَنن ن
قصيد ن ق نو اَإ ي شقي نق أصله تن ن شق ي ن
سيمنع نواَإ يصلمهم تن ن سيمنع أث ج صلمهم تننزيجنر نواَإ ي صلمهم تننذيكنر نواَإيزيجنر أث ج صلمهم تنندثينر واَإيذيكنر أث جأث ج
ن
صلهم تنطاَنهنر م ث ي ن
صلهم تنظيهنر نواَإطاَنهنر أ ج م ث ي
ضيرنع نواَإظيهنر أ ج صلهم تن ن م ث
ضيرنع أ ج ق نواَإ ي صيد ن م
صلهم تن ن ث
أ ج.
Bilamana Fa’ Fi’il wazan تنفنيعنلdan تننفاَنعنلberupa huruf , ض، ص, ش, س، ز، ذ، د، ث،ت
ظ,ط، maka boleh Ta’ dari kedua wazan tersebut diganti dengan huruf yang
mendekati dalam Makhrajnya, kemudian huruf yang pertama di-idghamkan
pada huruf yang kedua, demikian ini setelah huruf yang pertama dari kedua
huruf yang berdekatan makhrajnya tersebut, dijadikan serupa dengan huruf
yang kedua. berikut memasang Hamzah Washal agar memungkinkan
permulaan dengan huruf mati. contoh: س اَإتينر إasalnya س تنتنير نdan اَإيثاَقننلasalnya تننثاَقننل
ي ي ي ن
dan اَإيدثنرasalnya تنندثنرdan ذيكنرasalnya تنذيكنرdan اَإيزيجنرasalnya تننزيجنرdan سيمنع اَإ يasalnya
سيمنع شق ي ن
تن نdan ق شق ي ن
اَإ يasalnya ق تن نdan ق
صيد ن
اَإ يasalnya ق تن نdan ضيرنع
صيد ن اَإ يasalnya ضيرنع تن نdan
ي ن ي
اَإظيهنرasalnya تنظيهنرdan اَإطاَنهنرasalnya تنطاَنهنر.ن
Praktek I’lal :
اَإتينر ن
س
اَإيثاَقننل
Perhatian :
I’lal dalam Kaidah ke 19 ini cuma bersifat Jaiz atau boleh, bukan suatu ketentuan
musti. Sebagai pengalaman bagi kita, karena ini jarang ditemukan. dan yang banyak
digunakan adalah berupa bentuk asalnya.
ALHAMDULIILAH TAMAT.