Anda di halaman 1dari 10

PENULISAN EJAAN YANG TIDAK SESUAI PUEBI PADA

PORTAL BERITA CNN.COM


Ane Lindah Wati, Anggiani Tetra Putri, Fika Tria Fauziyah, Imannia Husna Salma,
Rida Nul Karimah, Syavira Awalia Rahma

fikatria03@gmail.com, imanniahusna123@gmail.com, ridanul@yahoo.com,


syaviraawalia29@gmail.com

PROGRAM STUDI D-3 GIZI POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


TAHUN PELAJARAN 2019-2020

Abstrak

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan
(huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek
pertama, aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan
penyusunan abjad, kedua aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan
morfemis, dan ketiga aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
PUEBI merupakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang menggantikan ejaan
sebelumnya yaitu EYD. Di samping itu, surat kabar daring dikenal juga sebagai media
informasi (berita) berbasis internet. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
apakah penulisan ejaan pada surat kabar daring CNN.com sudah sesuai dengan PUEBI.
Diharapkan adanya penelitian ini penulis bisa lebih teliti dan benar dalam menuliskan surat
kabar daring. Penelitian ini menggunakan teori penulisan ejaan yang benar (PUEBI). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dari hasil analisis dapat
diketahui bahwa terdapat ketidaktepatan penulisan ejaan di dalam berita CNN.com.
Kata kunci : berita daring, PUEBI, rubrik

PENDAHULUAN

Menurut Purbo (dalam Prihatna, 2005) Internet pada dasarnya adalah suatu media
yang dipakai untuk mengefesiensikan proses komunikasi yang disambungkan lewat berbagai
aplikasi semacam Web, VoIP, E-mail.Yasha, (2018) menyatakan Penggunaan internet
mulanya diciptakan oleh Departemen Pertahanan Amerika, dengan cara membentuk jaringan
bernama ARPANET pada tahun 1969. ARPANET ini terus dikembangkan sehingga pada
tahun 1982 internet mulai digunakan oleh penduduk Amerika. Internet mulai masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1994, dan terus berkembang hingga sekarang.
Gerry, (2019), menyatakan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mengalami
peningkatan yang sangat tinggi. Terhitung pada tahun 2013, peningkatannya sebesar 29% dan
meningkat menjadi 56% pada akhir tahun 2017. Selain itu, populasi pengguna internet di
Indonesia pun terus meningkat, yaitu sebesar 79% pada tahun 2017. Fakta lainnya adalah
adanya peningkatan dari pengguna internet melalui ponsel yaitu dari 37% di tahun 2013
menjadi 86% di tahun 2017. Dari seluruh pengguna internet di dunia, 85% menggunakan
Facebook dan Twitter sebagai sumber berita online mereka di pagi hari.

Menurut Heru, (2017), perkembangan berita daring dimulai sejak penemuan browser
pada tahun 1992. Internet yang dirasa bisa menyebarkan informasi lebih cepat akhirnya
digunakan sebagai media jurnalisme. Situs jurnalisme pertama diluncurkan di University of
Florida pada tahun 1993. Perkembangan tersebut juga sampai di Indonesia, sehingga di tahun
1994 muncul Republika.co.id sebagai media online pertama di Indonesia. Kemudian,
menyusul pada tahun 1996 muncul tempointeraktif.com yang sekarang berubah menjadi
Tempo.co. Dan tidak lama setelah itu, diluncurkan pula Bisnis Indonesia pada tanggal 2
September 1997, dan Kompas Online (kompas.com). Dilanjutkan dengan berkembangnya
portal berita online lainnya seperti Detikcom, Kompas, Liputan 6, OkeZone, CNN.com dan
Tribun News.

Penggunaan media social menjadi jalur penyebaran setiap artikel yang sudah mereka
tulis di situs masing-masing. Penulisan berita saat ini sangatlah beragam. Para jurnalis
berlomba – lomba dalam menyajikan berita dengan menggunakan kata atau kalimat yang
menarik pembaca. Namun, hal tersebut juga dibarengi dengan tulisan yang dinilai tidak baik
demi mendatangkan keuntungan. Banyak artikel yang terkadang tidak sesuai dengan prosedur
penyajian berita. Tidak jarang ada yang menuliskan judul yang cukup kontroversial demi
menarik perhatian pembaca. Hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan isi yang disajikan.

Selain penulisan judul berita, ada pula hal yang lain yang perlu diperhatikan dengan
baik. Salah satunya adalah pengguna ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sering kali
para penyaji berita mengabaikan hal tersebut, padahal hal ini sangat penting. Jika penyaji
berita melakukan kesalahan dalam penggunaan ejaan, bisa saja kalimat yang disajikan tidak
sesuai dengan yang ditangkap oleh pembaca. Sehingga sering kali ada kesalah-pahaman.

Dalam menyajikan suatu berita, para jurnalis tidak boleh menggunakan kata – kata
yang rancu, supaya para pembaca bisa menelaah dengan baik. Dan sebagai warga negara
yang baik sudah sepatutnya kita memperhatikan penulisan ejaan yang ada pada Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Beberapa kesalahan penulisan para jurnalis yang
telah kami teliti dari salah satu portal berita, yakni CNN.com antara lain :

Dalam judul artikel “Harga Emas Antam Berkilau ke Level Rp762 Ribu per Gram”

Pada judul tersebut terdapat kesalahan dalam penulisannya, yaitu pada kata ‘Antam’ yang
seharusnya dicetak miring karena kata ‘Antam’ merupakan singkatan dari PT Aneka
Tambang Tbk.

Selain itu, kami mengamati salah satu artikel dalam rubrik hiburan yang berjudul “Bius
Pesona ‘Pangeran Pop’ Shawn Mendes di Jakarta”
Dalam artikel tersebut ada beberapa kesalahan diantaranya pada kalimat “Perlakuan Mendes
terhadap fan tak jauh berbeda...” penggunaan kata ‘fan’ tidak tepat karena kata tersebut tidak
ada didalam PUEBIseharusnya penulis mengganti kata tersebut dengan kata ‘fans’ namun
ditulis dengan huruf miring.

Penulisan kerya tulis ini bertujuan untuk mengetahui penulisan berita yang baik dan
benar sesuai dengan PUEBI, sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan penulisan
seperti yang telah disebutkan diatas. Pada kesempatan kali ini kami akan menganalisis
kesalahan penulisan ejaan yang terjadi dalam rubrik pada portal berita CNN.com. Terdapat 6
rubrik yang menjadi bahan analisis kami, diantaranya rubrik ekonomi, olahraga, teknologi,
hiburan, gaya hidup, dan politik. Dari masing-masing rubrik tersebut kami menganalisis satu
artikel dan kami menemukan beberapa kesalahan penulisan ejaan yang tidak sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Kajian Teori

Penggunaan Huruf Kapital


Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat ; digunakan sebagai
huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan ; digunakan pada awal kalimat dalam
petikan langsung, digunakan sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan ; digunakan sebagai huruf pertama
unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang ; digunakan sebagai huruf
pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat ; digunakan sebagai huruf
pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa ; digunakan sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya ; digunakan sebagai huruf pertama unsur
nama peristiwa sejarah ; digunakan sebagai huruf pertama nama geografi ; digunakan sebagai
huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama
negara, lembaga, badan, organisasi, atau do-kumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk ; digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak
pada posisi awal ; digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan ; digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti
bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan.

Penggunaan Huruf miring


Huruf miring digunakan, antara lain untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan (termasuk dalam daftar pustaka) ; menegaskan
atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat ; untuk
menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.

Penulisan Unsur Serapan


Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par
l’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan
dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan
pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan
diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Penggunaan Singkatan atau Akronim


Penggunaan singkatan atau akronim, antara lain untuk Singkatan nama orang, gelar,
sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu ;
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik ; Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
diikuti dengan tanda titik dan tidak menggunakan huruf kapital ; Singkatan yang terdiri atas
dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik ;
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik ; Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik ; Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital ; Akronim bukan nama
diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan
huruf kecil

Penggunaan Tanda Petik dan Tanda Petik Tunggal


Tanda petik (“...”) digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain ; mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,
artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat ; mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Sedangkan tanda petik tunggal (‘...’)
digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain ; mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan deskriptif. Peneliti mengambil data
degan screenshot(huruf miring) pada layar artikel. Pengambilan data dalam penelitian ini
memiliki benerapa tahapan diantaranya : 1) memilih portal berita yang akan dianalisis, 2)
memilih rubrik yang akan diteliti, 3) memilih salah satu judul artikel dalam rubrik tersebut, 4)
membaca dan meneliti dengan seksama, 5) menuliskan kesalahan atau hal yang tidak sesuai
dengan PUEBI, mencari refrensi untuk pembenaran kesalahan tersebut.
HASIL dan PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan pada beberapa artikel dari rubrik portal
berita CNN Indonesia diketahui terdapat kesalahan pada penulisan artikel, baik kesalahan
penggunaan huruf kapital, penggunaan huruf miring, penulisan unsure serapan, penggunaan
singkatan atau akronim, maupun penggunaan tanda petik dan tanda petik tunggal. Contoh
kesalahan dan pembahasannya sebagai berikut.

Penggunaan Huruf Kapital

(1) Kesalahan penulisan huruf kapital dapat ditemukan dalam artikel yang berjudul “
Liverpool KebobolanTiga Gol,Van Dijk Diejek Fan MU”. Kesalahan dalam artikel tersebut
terdapat pada kalimat “Pemain asal Korea Selatan itu lalu mengayunkan kaki kirinya seperti
akan menendang. Dengan sigap Van Dijk bereaksi untuk menahan sepakan Hwang.”
Penulisan nama ‘Van’ seharusnya tidak diawali dengan huruf kapital karena huruf
kapital tidak digunakan untuk menuliskan kata yang bermakna ‘anak dari’ seperti bin, binti,
dan van.
Sehingga pembetulan kalimat tersebut adalah “Pemain asal Korea Selatan itu lalu
mengayunkan kaki kirinya seperti akan menendang. Dengan sigap van Dijk bereaksi untuk
menahan sepakan Hwang.”
(2) Kesalahan selanjutnya terdapat pada artikel yang berjudul “Analisis Proyeksi
Program Biodiesel Jokowi Kerek Harga CPO” dan terdapat dalam kalimat “Pada program
mandatori biodiesel, Jokowi mewajibkan ada campuran minyak sawit sebanyak 20 persen ke
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar alias B20 pada tahun ini. Lalu, berlanjut menjadi 30
persen alias B30 pada tahun depan. ”
Kata ‘solar’ tidak berada di awal kalimat, sehingga seharusnya kata ‘solar’ ditulis
menggunakan huruf kecil.
Sehingga pembetulan kalimat tersebut adalah “Pada program mandatori biodiesel,
Jokowi mewajibkan ada campuran minyak sawit sebanyak 20 persen ke Bahan Bakar Minyak
(BBM) jenis solar alias B20 pada tahun ini. Lalu, berlanjut menjadi 30 persen alias B30 pada
tahun depan. ”
(3) Berikutnya, kesalahan terdapat dalam rubrik yang berjudul “Perang Dagang
Kembali Memanas, Rupiah Lemas ke Rp14.040”. Kesalahan terdapat pada kalimat
“Sementara itu, Penguatan terjadi kepada yuan China 0,17 persen, yen Jepang 0,08, persen,
baht Thailand 0,03 persen dan dolar Hong Kong terpantau menguat sebesar 0,03 persen
terhadap dolar AS.”
Kata ‘penguatan’ tidak berada pada awal kalimat dan tidak pula merupakan nama
kota, sehingga kata ‘penguatan’ dapat ditulis dengan huruf kecil.
Perbaikan kalimat tersebut adalah “Sementara itu, penguatan terjadi kepada yuan
China 0,17 persen, yen Jepang 0,08, persen, baht Thailand 0,03 persen dan dolar Hong Kong
terpantau menguat sebesar 0,03 persen terhadap dolar AS.”
Penggunaan Huruf Miring
(4) Kesalahan pengunann huruf miring terdapat pada judul artikel “Headset
Sennheiser HD 4.5 BTNC Bukan untuk Pecinta Bass”.
Dari judul tersebut sudah dapat diketahui bahwa terdapat kesalahan dalam
penulisannya, yaitu pada kata ‘Headset Sennheiser’ yang seharusnya menggunakan huruf
bercetak miring karena kata tersebut merupakan kata dalam bahasa asing dan menunjukkan
merk suatu benda.
Sehingga penulisan kalimat yang benar adalah “Headset Sennheiser HD 4.5 BTNC
Bukan untuk Pecinta Bass”.
(5) Selanjutnya terdapat kesalahan dalam artikel berjudul “Bius Pesona ‘Pangeran
Pop’ Shawn Mendes di Jakarta”. Kesalahan artikel tersebut terdapat dalam kalimat “Rasanya,
Mendes mengambil pelajaran ini saat menjalani tur konser bersama Taylor Swift, sebagai
aksi pembuka 1989 World Tour. Perlakuan Mendes terhadap fan tak jauh berbeda dengan
yang Swift lakukan”.
Penggunaan kata ‘fan’ tidak tepat karena kata tersebut tidak ada didalam PUEBI
seharusnya penulis mengganti kata tersebut dengan kata ‘fans’ namun ditulis dengan huruf
miring.
Penulisan kalimat tersebut yang tepat adalah “Rasanya, Mendes mengambil pelajaran
ini saat menjalani tur konser bersama Taylor Swift, sebagai aksi pembuka 1989 World Tour.
Perlakuan Mendes terhadap fans tak jauh berbeda dengan yang Swift lakukan”

(6) Kesalahan selanjutnya terdapat pada artikel berjudul “Pemakaian Maskara yang
Keliru Rentan Timbulkan Iritasi”. Kesalahan dalam artikel tersebut terdapat dalam kalimat
“…Maskara yang menjadi produk make up andalan banyak orang…”.
Kata ‘make up’ seharusnya ditulis dengan huruf bercetak miring karena kata tersebut
merupakan kata dari bahasa inggris.
Pembetulan kalimat tersebut adalah “…Maskara yang menjadi produk make up
andalan banyak orang…”
Penulisan Unsur Serapan
(7) Kesalahan penulisan unsur serapan terdapat dalam artikel berjudul "PM Trudeau
Berkuasa Lagi, China Desak Bebaskan Bos Huawei".
Dalam judul artikel tersebut, terdapat kesalahan dalam menulis kata serapan dalam
bahasa asing. Kata China adalah bentuk tulisan dalam bahasa Inggris, sedangkan dalam
bahasa Indonesia kata tersebut harusnya ditulis tanpa huruf 'h' sehingga menjadi Cina.
Sehingga pembenaran kalimat tersebut adalah "PM Trudeau Berkuasa Lagi, Cina
Desak Bebaskan Bos Huawei".
(8) Berikutnya terdapat kesalahan pada artikel berjudul "Enzo, Taruna Keturunan
Perancis Lulus Akmil".
Dalam tulisan tersebut, terdapat kesalahan penulisan. Kata Perancis seharusnya jika
ditulis dalam bahasa Indonesia menjadi Prancis.
Penulisan kalimat yang benar adalah "Enzo, Taruna Keturunan Prancis Lulus Akmil".
(9) Selanjutnya adalah kesalahan pada artikel berjudul "Penurunan Berat Badan di
Usia Tua Tingkatkan Risiko Kematian". Kesalahan artikel terdapat dalam kalimat “Studi dari
Tongji Medical College di Wuhan, China menganalisis, 36 ribu orang berusia 40 tahun ke
atas berdasarkan data dari National Health and Nutrition Examination Survey, Amerika
Serikat”.
Pada kalimat tersebut terdapat banyak kesalahan, ‘Tongji Medical College’
seharusnya ditulis dengan cetak miring karena merupakan bahasa asing. Kata ‘China’ dalam
bahasa Indonesia seharusnya ditulis Cina. Serta ‘National Health and Nutrition Examination
Survey’ seharusnya ditulis dengan cetak miring karena merupakan bahasa asing.

Penulisan kalimat tersebut yang benar adalah “Studi dari Tongji Medical College di Wuhan,
Cina menganalisis, 36 ribu orang berusia 40 tahun ke atas berdasarkan data dari National
Health and Nutrition Examination Survey, Amerika Serikat”.

Penggunaan Singkatan atau Akronim


(10) Kesalahan penggunaan singkatan terdapat pada artikel yang berjudul “Harga
Emas Antam Berkilau ke Level Rp762 Ribu per Gram”.
Dari judul tersebut sudah dapat diketahui bahwa terdapat kesalahan dalam
penulisannya, yaitu pada kata ‘Antam’ yang seharusnya dicetak miring karena kata ‘Antam’
merupakan singkatan dari PT Aneka Tambang Tbk.
Pembetulan judul artikel tersebut adalah “Harga Emas Antam Berkilau ke Level
Rp762 Ribu per Gram”
(11) Selanjutnya terdapat kesalahan dalam kalimat “Sementara itu, harga emas di
perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di
posisi US$1.512,5 per troy ons atau menguat 0,57 persen. Begitu pula dengan harga emas di
perdagangan spot naik 0,07 persen ke US$1.506,57 per troy ons pada pagi ini”.
Penulisan kata ‘COMEX’ seharusnya diberi tanda kurung, karena ‘COMEX’
merupakan singkatan dari Comodity Exchange. Yang juga seharusnya ditulis dengan cetak
miring.
Sehinggga kalimat tersebut dapat ditulis “Sementara itu, harga emas di perdagangan
internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange (COMEX) berada di posisi
US$1.512,5 per troy ons atau menguat 0,57 persen. Begitu pula dengan harga emas di
perdagangan spot naik 0,07 persen ke US$1.506,57 per troy ons pada pagi ini”.
(12) Berikutnya adalah kesalahan pada artikel berjudul “PBNU Dukung Sertifikasi
Halal di Tangan Kemenag”. Kesalahan terdapat pada kalimat “Iya (mendukung)," kata Ketua
Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, ditemui di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Kamis (17/10)
malam”.
Penulisan Pada nama KH Said Aqil Siroj. ‘KH’ Itu sendiri merupakan singkatan dari
Kiai Haji. Seharusnya singkatan tersebut diberi titik menjadi ‘K.H’.

Sehingga pembetulan kalimat tersebut adalah “Iya (mendukung)," kata Ketua Umum
PBNU K.H Said Aqil Siroj, ditemui di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Kamis (17/10)
malam”.

Penggunaan Tanda Petik dan Tanda Petik Tunggal


(13) Kesalahan penggunaan tanda petik terdapat pada artikel berjudul “Pemakaian
Maskara yang Keliru Rentan Timbulkan Iritasi”. Kesalahan terdapat dalam kalimat “James
Chelnis, MD, ahli bedah plastik okuliofasial dan asisten profesor klinis di New York Eye and
Ear Infirmary of Mount Sinai, mengatakan, kelopak mata terdiri dari tiga kelenjar, yaitu air,
lendir, dan minyak. Di antara tiga kelenjar, minyak ditemukan memiliki peran yang paling
penting”.
Setelah kata ‘mengatakan’ seharusnya diberi tanda petik karena menunjukkan
ungkapan pendapat dari James Chelnis yang merupakan kalimat langsung.
Perbaikan kalimat tersebut adalah “James Chelnis, MD, ahli bedah plastik okuliofasial
dan asisten profesor klinis di New York Eye and Ear Infirmary of Mount Sinai, mengatakan,
“kelopak mata terdiri dari tiga kelenjar, yaitu air, lendir, dan minyak. Di antara tiga kelenjar,
minyak ditemukan memiliki peran yang paling penting”.
(14) Kelasalahan berikutnya terdapat pada artikel yang berjudul “Polisi Tambah Satu
Tersangka Terkait Kasus Bom Ikan Dosen IPB”.
Dari judul tersebut sudah dapat diketahui bahwa terdapat kesalahan dalam
penulisannya, yaitu pada kata ‘Bom Ikan’ yang seharusnya diapit oleh tanda petik tunggal,
karena kata tersebut merupakan kata yang bermakna lain.
Pembetulan judul artikel tersebut adalah “Polisi Tambah Satu Tersangka Terkait
Kasus ‘Bom Ikan’ Dosen IPB”
(15) Kesalahan selanjutnya terdapat dalam kalimat “Polisi menetapkan MN sebagai
salah satu tersangka yang diduga menginisiasi pertemuan dalam kasus kepemilikan bom
ikan yang melibatkan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Abdul Basith (AB) beberapa
waktu lalu. Bom itu rencananya akan diledakkan di sejumlah titik saat demonstrasi bertajuk
Aksi Mujahid 212 di Jakarta, 28 September lalu”.
Sama halnya dengan judul artikel, kata ‘bom ikan’ seharusnya diapit dengan tanda
petik tunggal, karena kata tersebut merupakan kata yang bermakna lain.
Sehingga pembetulan kalimat tersebut adalah “Polisi menetapkan MN sebagai salah
satu tersangka yang diduga menginisiasi pertemuan dalam kasus kepemilikan ‘bom
ikan’ yang melibatkan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Abdul Basith (AB) beberapa
waktu lalu. Bom itu rencananya akan diledakkan di sejumlah titik saat demonstrasi bertajuk
Aksi Mujahid 212 di Jakarta, 28 September lalu”.
Simpulan

Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan penggunaan ejaan bahasa Indonesia pada karya
ilmiah meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Secara rinci
dapat disimpulakan data sebagai berikut.

(1) Kesalahan penggunaan huruf kapital banyak ditemukan pada penulisan nama,
penulisan awalan kata benda, dan pada penulisan kata serapan.
(2) Kesalahan penggunaan huruf miring banyak terdapat pada penulisan kata bahasa
asing. Penulisan kata atau ungkapan dalam bahasa asing hanya ditulis seperti
penulisan bahasa Indonesia.
(3) Kesalahan penulisan unsur serapan banyak terjadi pada penulisan nama suatu negara
kedalam bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan PUEBI.
(4) Kesalahan penggunaan singkatan atau akronim terjadi pada penulisan singkatan nama
perusahaan dan penulisan singkatan gelar.
(5) Kesalahan penulisan tanda petik dan tana petik tunggal banyak terdapat pada
penulisan makna lain yang tidak diapit tanda petik tunggal dan penulisan
ungkapan/pendapat yang tidak diapit tanda petik.

Penelitian ini juga masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu hendaknya peneliti
lainnya dapat melakukan penelitian-penelitian lain dengan menggunakan objek kajian yang
berbeda.

Daftar Pustaka

Prihatna, Henky (2005). Kiat Praktis Menjadi Web Master Profesional. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Di akses pada 1 November 2019

Yasha. September. 2018. Pengertian Internet, Sejarah dan Perkembangannya


https://www.dewaweb.com/blog/pengertian-internet/
Di akses pada 1 November 2019

Alamsyah ,Gerry Ardian. April. 2018. 4 Manfaat Memantau dan Menganalisis Portal Berita
Online
http://blog.nolimit.id/2018/04/05/4-manfaat-memantau-dan-menganalisis-portal-berita-
online/
Di akses pada 8 November 2019
Maharani, Nesya Putri. September. 2017. Sejarah Portal Berita Online di Indonesia.
https://www.kompasiana.com/nessyapm/59c9436c4fc4aa6a397e6582/sejarah-portal-berita-
online?page=all
Di akses pada 5 November 2019

Tera, Ling. 2017. Kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah
mahasiswa KNB tahun akademik 2013/2014 di UNY.
https://journal.uny.ac.id/index.php/ljtp/article/view/13631/pdf
Di akses pada 8 November 2019

Lanin,Ivan.November.2015.Pemakaian Tanda Baca Tanda Petik Tunggal.


https://puebi.readthedocs.io/en/latest/tanda-baca/tanda-petik-tunggal/
Di akses pada 8 November 2019

Dentmasoci. 2019. Cara Membuat karya Ilmiah yang Baik Beserta Contohnya.
https://dentmasoci.com/karya-ilmiah/
Di akses pada November 2019

Portal Berita Online. 2019. https://www.cnnindonesia.com/


Di akses pada Oktober 2019

Godam64. 2017. Arti Singkatan K.H. / Kepanjangan Dari K.H. - Kamus Akronim Bahasa
Indonesia.
http://www.organisasi.org/1970/01/arti-singkatan-kh-kepanjangan-dari-kh-kamus-akronim-
bahasa-indonesia.html#.XcyppjIxXIU
Di akses pada 14 November 2019

Anda mungkin juga menyukai