Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makalah ini dibuat khusus untuk menyempurnakan pembelajaran pada


mata kuliah Islam dan Budaya Mandailing di semester II. Dengan adanya
makalah ini mahasiswa diharap dapat mengetahui lebih mendalam tentang
Bagas Godang dan Sopo Godang.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah dan makna struktur bagas godang dan sopo
godang?
b. Apa fungsi bagas godang dan sopo godang?
c. Bagaimana perkembangan bagas godang dan sopo godang saat ini?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


a. Untuk mengetahui sejarah dan makna struktur bagas godang sopo
godang
b. Untuk mengetahui fungsi bagas godang dan sopo godang
c. Untuk mengetahui perkembangan bagas godang dan sopo godang saat
ini

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Struktur Bagas Godang dan Sopo Godang

Kelangsungan pelestarian kebudayaan tradisional terbentuk karena adanya


keinginan masyarakat etnis untuk mendirikan rumah tinggal berbasis etnis dalam
bentuk dan cara yang lebih baru. Bangunan tradisional adalah bangunan yang
diwujudkan berdasarkan nilai-nilai budaya,maka perlu diupayakan pemahaman
dalam pengembangan nilai-nilai budaya dalam wujud fisiknya. Tujuannya agar
tidak terjadi pembangunan yang liar dan merisaukan prospek masa depan
arsitektur tradisional.

Struktur dan tampilan bangunan tradisional di Mandailing pada umumnya


memiliki rumah panggung. Keaslian bangunan rumah tradisional terletak pada
penerapan struktur dan material yang digunakan pada bangunan secara
menyeluruh.

Struktur Bagas Godang dan Sopo Godang meliputi;

a. Pondasi

Secara keseluruhan bentuk dan sistem pondasi rumah tradisional di


Mandailing, baik rumah raja dan rakyat, adalah susunan tiang-tiang kayu
berbentuk segi delapan yang diletakkan diatas batu kali yang pipih tanpa ada
ikatan atau sambungan layaknya rumah-rumah panggung yang banyak dibuat
pada saat ini.

b. Tiang

Bentuk tiang pada rumah raja dan rumah rakyat berbeda. Pada rumah raja
tiang berbentuk segi delapan yang melambangkan wilayah kekuasaan raja
diseluruh penjuru mata angin (yaitu delapan arah). Sedangkan pada rumah rakyat
bentuknya adalah segi empat. Tidak ada pola tertentu yang melatarbelakanginya.

2
c. Balok Lantai

Sistem struktur untuk balok lantai pada rumah-rumah tradisional di


Mandailing menggunakan material kayu yang didirikan dengan sistem struktur
pasak (knock down). Kontruksi ini dibuat dengan cara melubangi tiang bagian
atas, yang merupakan pertemuan tiang dan balok lantai. Balok lantai dimasukkan
pada tiang yang telah dilubangi tersebut. Balok terdiri dari balok induk melintang
dan memanjang, serta balok anak yang mendukung lantai bangunan. Sambungan
atau ikatan antar balok dan tiang hanya mengandalkan gabian-bagian yang dicoak
tersebut, tanpa menggunakan paku ataupun baut.

d. Dinding

Dinding rumah tradisional umumnyaterbuat dari bilah-bilah papan.


Sambungan antara papan menggunakan sistem lidah yang dipakukan ketiang
tambahan. Dinding dipasang secara horizontal pada sekeliling bangunan dan
begitu juga dengan pembatas antar ruang. Sedangkan pembatas ruang pada
serambi depan dan belakang berupa pagar yang terbuat dari besi profil yang
bermotif dan kayu profil.

e. Pintu dan Jendela

Pintu dan jendela rumah tradisional Mandailing berbentuk panel. Pada


sebagian rumah raja dibagian atas terdapat ventilasi tambahan motif sisir dan
sebagian rumah, termasuk rumah rakyat,tidak memiliki ventilasi tambahan.
Sambungan antar panel pintu masih menggunakan bambu sebagai sambungan.
Perkuatan pintu pada dinding sebagian besar sudah menggunakan sistem yang
konvensionalyaitu menggunakan engsel. Jika dilihatdari bentunya, pintu rumah
raja terbuat dari panel-panel yang lebih baik dan terampil dari pada pintu panel
pada rumah rakyat.

f. Tangga

Bentuk tangga pada rumah tradisional, terutama rumah raja, di Mandailing


ditandai dari material yang digunakan yaitu kayu dengan jumlah anak tangga 9
(sembilan) buah.anak tangga berjumlah sembilan memiliki makna sakral dan

3
magis, yaitu mewakili sembilan tokoh adat yang berwenang dalam adat dan
mewakili tiap huta dari delapan arah mata angin, dimana bagas godang sebagai
pusatnya.

g. Atap

Bentu garis bubungan atap tradisional di Mandailing terdiri dari 3 (tiga) jenis,
yaitu bentuk melengkung atau disebut atap silingkung dolok pancucuran, atap
saroyole, dan atap sarocino. Atap melengkung dan datar memiliki gable segitiga
pada bagian depan diidentifikasikan sebagai atap rumah raja.atap rumah raja
memiliki tutup ari (bidang segitiga pada atap) pada tiap sisi, yaitu 4 (empat) buah
tutup ari yang dilengkapi dengan ornamen dan ditambah satu buah pada bagian
atap tangga. Dan bidang tutup ari dibagi atas sembilan bagian yang diberi hiasan
dan memiliki makna sendiri.

B. Fungsi Bagas Godang dan Sopo Godang

Salah satu bangunan adat Mandailing yang khasdenganjenis rumah


panggungadalah bagas godang. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat tinggal
atau kediaman raja panusunan maupun raja pamusuk sebagai pemimpin huta.
Biasanya bagas godang raja panusunan lebih besar dari raja pamusuk. Selain
sebagai kadiaman raja, bagas godang juga berfungsi sebagai tempat
penyelenggaraan upacara adat, dan juga berfungsi sebagai tempat perlindungan
bagi anggota masyarakatnya yang dijamin keamanannya oleh raja.

Sopo Godang adalah sebuah bangunan yang berbentuk empat persegi panjang.
Bangunan ini menyerupai bentuk bagas godang tetapi dalam ukuran yang lebih
kecil, terbuka dan tidak memiliki dinding. Sopo godang pada intinya adalah balai
pertemuan dan memiliki fungsi yang lebih luas.dalam bangunan ini dapat biasa
dilakukan aktivitas atau digunakan sebagai tempat musyawarah adat., balai sidang
keadilan, tempat mempergelarkan kesenian, tempat belajar adat, hukum, seni,
kerajinan tangan, serta ilmu pengetahuan lainnya.

4
Halaman Bagas Godang dinamakan Alaman Bolak Silangse Utang (Halaman
Luas Pelunas Hutang). Siapa saja yang mencari perlindungan dari segala yang
membahayakannya bisa mendapat keselamatan dalam halaman ini. Menurut adat
Mandailing, pada saat orang yang sedang dalam bahaya memasuki halaman ini, ia
dilindungi Raja dan tidal boleh diganggu-gugat.

C. Perkembang Bagas Godang dan Sopo Godang Saat Ini

Sampai saat ini Bagas Godang dan Sopo Godang masih ada dan terawat.
Contohnya, Bagas Godang dan Sopo Godang yang ada di daerah Pidoli Lombang.

Gambar diatas menunjukkan gambar terbaru Bagas Godang dan Sopo Godang.

Informasi dari warga sekitar, Bagas Godang dihuni oleh satu keluarga warga
setempat. Dan Sopo Godang saat ini digunakan sebagai tempat warga mengaji
setiap hari Jum’at. Serta Gordang Sambilan yang ada disamping Bagas Godang
biasa digunakan pada Acara-Acara tertentu, seperti acara Maulid Nabi dan
sebagainya.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Bagas Godang dan Sopo Godang adalah
Bangunan Adat Mandailing yang masihada sampai sekarang. Keberadaannya juga
terawat dan dihuni oleh satu keluarga.sopo Godang juga masih dipergunakan
sampai sekarang, walaupun fungsinya tidak sebanyak dulu lagi. Diantara struktur
Bangunan Adat Mandailing adalah pondasi, tiang, balok lantai, dinding, pintu dan
jendela, tangga, dan atap. Dahulu fungsi Bagas Godang adalah sebagai kediaman
raja dan Sopo Godang sebagai tempat Bermusyawarah.

6
KRITIK DAN SARAN

7
DAFTAR PUSTAKA

Bagas Godang dan Sopo Godang. Dikutip dari https://anthonynh.blogspot.com.


Pada tanggal 19 Maret 2020
Putri Lynna A. Luthan, Irma Novrianty Nasution, dan Kemala Jeumpa. 2014.
Struktur Bangunan Tradisional Mandailing. Jurnal Saintika. 14(2): 141-149.
Rekonstruksi Fungsi Bagas Godang dan Sopo Godang. Dikutip dari
https://docplayer.info. Pada tanggal 18 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai