Anda di halaman 1dari 3

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di

daerah anus yang berasal dari plexus hemoroidalis. Plexus hemoroidalis berfungsi
sebagai katup di dalam saluran anus untuk mencegah ketidak mampuan
mengontrol flatus dan cairan. hemoroid memiliki istilah ambeien atau wasir dalam
istilah di masyarakat umum. Keluhan penyakit ini antara lain buang air besar sakit
dan sulit, anus terasa panas, serta adanya benjolan di anus, serta perdarahan
melalui anus (Kumala, Indra 2016).
Hemoroid merupakan penyakit yang cukup banyak ditemukan dalam
praktik sehari-hari, namun sudah dalam keadaan lanjut. Hemoroid merupakan
jaringan normal pada setiap orang. Namun, hemoroid dapat menimbulkan gejala
dan ketidaknyamanan karena banyak faktor (Riwanto, 2010).
Hemoroid dibagi menjadi dua tipe, yaitu interna dan eksterna. Hemoroid
interna berasal dari lapisan submukosa vaskular yang terletak di atas linea dentate,
sedangkan hemoroid eksterna meliputi dilatasi pleksus vaskular yang terletak di
bawah linea dentate. Hemoroid campuran merupakan keadaan hemoroid interna
dan eksterna yang terjadi secara bersamaan (Nivatvongs, 2007).

Beberapa faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain adalah keturunan,


kurangnya makan makanan yang berserat, kurang minum air, proses mengedan
yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih menggunakan jamban duduk &
terlalu lama duduk di jamban), adanya tekanan intraabdomen yang meningkat
karena kehamilan, usia tua, konstipasi kronik, kurang olahraga dan pergerakan
minimal (Simadibrata, 2009).
Menurut data dari badan kesehatan dunia (WHO) angka kejadian
hemoroid terjadi di seluruh negara, dengan presentasi 54% mengalami gangguan
hemoroid.Di Indonesia, prevalensi hemoroid juga tergolong cukup tinggi.
Berdasarkan data dari kementrian kesehatan yang diperoleh dari rumahsakit di 33
provinsi terdapat rata-rata 355 kasus hemoroid, baik hemoroid eksternal maupun
hemoroid internal. Di Indonesia sendiri penderita hemoroid terus bertambah.
(Kumala, Indra 2016).
Menurut data Depkes tahun 2008, prevalensi hemoroid di Indonesia adalah
5,7 persen, namun hanya 1,5 persen saja yang terdiagnosis. Jika data riset
kesehatan dasar pada tahun 2007 menyebutkan ada 12,5 juta jiwa penduduk
Indonesia mengalami hemoroid, maka secara epidemiologi diperkirakan pada
tahun 2030 prevalensi di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Kumala, Indra
2016).
Di samping itu, hemoroid memang bukanlah penyakit yang mematikan.
Gejalanya dapat hilang timbul, dan pada sebagian besar kasus gejala hemoroid
sudah lenyap dalam beberapa hari saja. Menurut anatomi atau letaknya, hemoroid
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
Batas antara interna dan eksterna adalah suatu garis pada anus yang disebut linea
dentata atau pectinate line. Linea dentata adalah garis pertemuan antara
permukaan usus besar di sisi dalam dan permukaan kulit di sisi luar. Jika benjolan
berasal dari atas linea dentata, maka hemoroidnya termasuk hemoroid interna.
Sebaliknya jika benjolan berasal dari bawah linea dentata, hemoroidnya termasuk
hemoroid eksterna (Ansoni, Putra, 2011).
Gejala hemoroid sangat mirip dengan gejala karsinoma kolorektal. Oleh
karena itu pasien yang datang dengan keluhan hemoroid harus mendapat
pemeriksaan yang adekuat untuk menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma
kolorektal. Selain itu pemeriksaan yang adekuat juga diperlukan untuk
menegakkan diagnosis dan klasifikasi serta derajat hemoroid sehingga
penanganan yang tepat dapat diberikan. Pengobatan hemoroid dapat dilakukan
dengan tiga modalitas utama, yaitu modifikasi gaya hidup, obat-obatan
(farmakologis), tindakan (nonfarmakologis) (Ansoni, Putra, 2011).

Dapus
Kumala, Indra. 2016. Hubungan Lama Duduk Dan Lama Bekerja
Dengan Kejadian Hemoroid Pada Supir Bus Akap Di
Terminalinduk Rajabasa
Bandar Lampung Tahun 2016. Lampung: Universitas
Malahayati
Ansoni, Putra. 2011. Hemoroid. Bengkulu: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri
Mandiri Sakti
Nivatvongs, Santhat. 2007. Hemorrhoids Principle and Practice of Surgery for
the Colon, Rectum, and Anus. Informa Healthcare USA: New York
Simadibrata. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II ed V. Jakarta: Interna
Publishing

Anda mungkin juga menyukai