Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

teori bahwa rasa gatal dan nyeri adalah 4.2. Sensitisasi sentral Fenomena ini tidak memerlukan aktivitas nosi-
sensasi yang terpisah yang disalurkan melalui Ada banyak persamaan mekanisme sensitisasi septor primer yang terus berjalan sehingga
Hubungan Rasa Gatal dan Nyeri jaras yang berbeda sentral pada nyeri dan rasa gatal.5,7,8 Aktivitas dapat berlangsung lebih lama. Hiperalgesia
nosiseptor kimia pada penderita gatal kronis dapat menetap berjam-jam setelah trauma.5,7,8,10
Putu Ayu Elvina 2. Teori Intensitas menimbulkan sensitisasi sentral sehingga me-
Dokter umum di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia Teori ini mengatakan bahwa perbedaan in- ningkatkan sensitivitas terhadap rasa gatal. Gambar 1 menjelaskan bahwa pada keadaan
tensitas stimulus berperan penting pada akti- normal serat saraf C dan Aδ menghambat rasa
vasi serabut saraf. Intensitas stimulus yang Terdapat dua tipe peningkatan sensitivitas ter- gatal. Sensitisasi yang terus menerus pada
ABSTRAK
rendah akan mengaktivasi serabut saraf rasa hadap rasa gatal, yang pertama adalah aloknesis pruriseptor dapat mengubah interaksi (garis
Fenomena rasa gatal (pruritus) dan nyeri yang nampaknya merupakan dua hal berbeda, ternyata memiliki banyak persamaan. Keduanya
gatal, sedangkan peningkatan intensitas sti- yang analog dengan alodinia terhadap rang- putus-putus), sehingga rangsangan nyeri yang
merupakan pengalaman sensorik tidak menyenangkan yang bila berlangsung kronis dapat menyebabkan depresi dan menurunkan
mulus akan mengaktivasi serabut saraf nyeri. sang nyeri. Alodinia artinya rabaan atau te- dihantarkan oleh serat saraf C dan Aδ diper-
kualitas hidup penderitanya. Perbedaan utama antara nyeri dan rasa gatal terletak pada respon penderitanya; respon terhadap nyeri
kanan ringan yang dalam keadaan normal sepsi sebagai rasa gatal (hiperknesis punktat).
berupa reflek menarik diri sedangkan respon terhadap rasa gatal adalah reflek menggaruk.
Kelemahan teori ini adalah perangsangan tidak menimbulkan rasa nyeri oleh penderita
dengan stimulus noksius (termal dan mekanik) dirasakan nyeri, sedangkan aloknesis adalah 5. Interaksi antara rasa gatal dan nyeri
Garukan dapat menghambat rasa gatal, bahkan sekalipun dilakukan di tempat yang jauh dari asal rasa gatal. Terdapat bukti klinis bahwa
pada dosis ambang rangsang tidak menimbul- rabaan atau tekanan ringan yang dalam ke- 5.1. Mediator dan reseptor yang berperan
selain oleh garukan, rasa gatal juga dapat dimodulasi oleh rangsang menyakitkan (noksius). Dengan kata lain, rasa nyeri dapat mengu-
kan rasa gatal. Pemeriksaan mikroneurografi adaan normal tidak menimbulkan rasa gatal dalam proses rasa gatal dan nyeri
rangi rasa gatal. Penghambatan terhadap rasa gatal ini diduga melalui mekanisme modulasi yang mengalihkan perhatian penderita dari juga tidak dapat membuktikan kebenaran teori oleh penderita dirasakan gatal. Aloknesis Reseptor yang berperan pada induksi rasa
rasa gatalnya. ini. Pengobatan yang menghambat nyeri tidak sering dijumpai, bahkan pada penderita der- gatal antara lain reseptor histamin dan protei-
dapat menghambat rasa gatal melainkan malah matitis atopik aloknesis merupakan gejala nase activated receptor 2, sedangkan media-
Dengan memahami lebih mendalam hubungan antara rasa gatal dan nyeri, diharapkan dapat membantu klinisi dalam memberi terapi sebaliknya, menyebabkan rasa gatal. utama.5,7,8,10 tor untuk rasa gatal antara lain adalah hista-
yang efektif dan rasional untuk mengatasi rasa gatal, terutama yang bersifat kronis. min, triptase, endotelin dan interleukin (IL-2,
3. Teori Selektivitas Aloknesis dapat menerangkan keluhan rasa IL-4,IL-6 dan IL-31).8 Pada proses penghan-
Kata kunci: gatal, pruritus, nyeri, garukan, noksius Teori ini menyatakan bahwa terdapat suatu gatal yang berhubungan dengan berkeringat, taran nyeri, mediator dan reseptor yang ber-
kelompok nosiseptor aferen yang secara selek- perubahan suhu mendadak, serta memakai peran antara lain asetilkolin, reseptor muskar-
tif memberikan respon terhadap stimulus pruri- dan melepas pakaian. Seperti halnya alodinia, inik M 1-5 dan ATP atau adenosin.8
PENDAHULUAN Bila berlangsung kronis, rasa gatal dan nyeri Meskipun demikian terdapat perbedaan pola togenik. Kelompok nosiseptor ini memiliki hu- fenomena ini memerlukan aktivitas sel saraf
Selama bertahun-tahun rasa gatal (pruritus) dapat menyebabkan depresi dan menurunkan aktivasi antara rasa gatal dan nyeri. Pada rasa bungan sentral yang berbeda dan mengaktif- yang terus berlangsung (ongoing activity). Meskipun demikian sebagian besar mediator
dianggap sebagai varian lemah dari nyeri.1 kualitas hidup penderitanya.3,7,8 gatal tidak terdeteksi aktivasi pada korteks soma- kan sel saraf sentral yang berbeda pula. Teori dan reseptor menginduksi keduanya, baik nyeri
Pengalaman sehari-hari mengajarkan bahwa tosensoris sekunder dan aktivasi pada korteks ini didukung oleh penemuan yang mendapat- Tipe kedua adalah hiperknesis punktat yang maupun rasa gatal, misalnya substansi P dan
rasa gatal dapat dikurangi dengan rangsang Di samping persamaan tersebut, terdapat somatosensoris primer minimal, sedangkan pada kan bahwa stimulus mekanik, termal dan kimia analog dengan hiperalgesia. Pada hiperalgesia, reseptor-reseptornya (reseptor neurokinin 1-3).
menyakitkan (noksius), sehingga penderita interaksi kompleks antara rasa gatal dan nyeri nyeri kedua bagian otak tersebut teraktivasi noksius dengan memakai bradikinin lebih nyata suatu rangsang nyeri berupa tusukan ringan Mekanisme serupa diperkirakan juga terjadi
gatal kronis mempunyai cara yang kreatif yang belum sepenuhnya diketahui. Perbedaan secara bermakna.3,7 Diduga aktivasi rasa gatal menginduksi rasa gatal daripada nyeri pada (pinprick) dipersepsi sebagai nyeri yang lebih pada neuropeptide yang lain seperti VIP
untuk mengurangi rasa gatalnya dengan utama antara nyeri dan rasa gatal terletak pada pada korteks somatosensoris primer dan se- penderita gatal kronis. hebat di sekitar daerah inflamasi, sedangkan (Vasoactive Intestinal Peptide), neuropeptide
menggaruk atau mandi memakai pancuran respon tingkah laku penderitanya; respon ter- kunder sangat lemah, tetapi aktivasi pada hiperknesis punctat merupakan peningkatan Y atau neurotensin, proton (pH rendah), panas
air panas atau air yang sangat dingin.2,3 hadap nyeri berupa reflek menarik diri sedang- area motorik relatif lebih kuat. Jadi perbedaan 4.Sensitisasi sensitivitas pada rasa gatal dimana suatu rang- atau capsaicin, dan reseptor yang berhubungan
kan respon terhadap rasa gatal adalah refleks antara nyeri dan rasa gatal tidak disebabkan Rasa gatal kronis memiliki banyak persamaan sang berupa tusukan ringan yang menginduksi dengan TRPV1.1,7,8 Kelompok mediator dan
Pada tahun 1960, Melzack dan Wall memper- menggaruk.7 oleh perbedaan pusatnya di otak, tetapi lebih dengan nyeri kronis, keduanya diduga melalui rasa gatal dipersepsi sebagai rasa gatal yang reseptor yang berperan dalam proses rasa
kenalkan teori gate control yang sangat ter- dikarenakan perbedaan pola aktivasi.1,7,8 mekanisme perifer dan sentral.1,3,5-8 Mediator lebih hebat di daerah sekitar lesi kulit. gatal dan nyeri dapat dilihat pada tabel 1.
kenal : rangsangan nyeri dapat menghambat Respons otak terhadap rasa gatal dan nyeri. inflamasi klasik, antara lain prostaglandin, bra-
rasa gatal.4 Penelitian menunjukkan bahwa Penelitian yang mempelajari respon otak ter- MEKANISME RASA GATAL dikinin, leukotrien, serotonin, pH yang rendah
penghambatan rasa gatal bisa dilakukan dengan hadap stimulasi histamin pada orang sehat Sampai saat ini neurofisiologi rasa gatal masih dan substansi P, dapat mensensitisasi nosisep-
rangsang noksius, baik termal, mekanis, kimia, memakai PET (Positron Emission Tomography) belum jelas. Terdapat 3 teori yang diajukan tor secara kimiawi. Mediator inflamasi tersebut
maupun elektrik. Sebaliknya, analgesik dapat dan MRI fungsional mendapatkan adanya ko- untuk menerangkan mekanisme rasa gatal, menurunkan ambang rangsang reseptor ter-
mengurangi penghambatan ini sehingga mem- aktivasi korteks cinguli anterior, korteks insula, yaitu :7 hadap mediator lain seperti histamin dan cap-
perberat rasa gatal.5 Teori ini memicu peneli- korteks premotor dan area motoris motorik saicin, sebagai akibatnya terjadi induksi baik
tian lebih lanjut tentang rasa gatal yang telah tambahan, lobus parietal inferior, korteks so- 1. Teori Spesifisitas pada nyeri maupun rasa gatal.7,8
lama menjadi bayang-bayang nyeri. Pada tahun matosensorik primer dan serebelum.1,7,8,9 Teori ini menyatakan bahwa terdapat suatu
1997, ditemukan adanya sel saraf manusia kelompok sel saraf sensoris yang hanya mem- 4.1. Sensitisasi perifer
selektif, yang dapat menerangkan sensasi rasa Adanya koaktivasi pada area motoris mendu- berikan respon terhadap stimuli pruritogenik. Pada penderita gatal kronis, dermatitis atopik
gatal yang diinduksi oleh histamin.6 kung penelitian klinis bahwa rasa gatal ber- Teori ini didukung oleh bukti-bukti adanya dan dermatitis kontak terdapat peningkatan
hubungan erat dengan keinginan untuk meng- serabut saraf C spesifik untuk rasa gatal yang mediator neurotropin 4 (NT-4) serta ekspresi
Fenomena rasa gatal dan nyeri memiliki banyak garuk.1,7 Aktivasi dari berbagai area di otak men- menghantarkan rangsang rasa gatal dari perifer serum nerve growth factor (NGF).5,7,8 NGF
persamaan. Keduanya merupakan pengalaman dukung teori bahwa tidak ada suatu pusat ke sentral dan terdapatnya sel saraf yang sen- dan NT-4 juga dapat mensensitasi nosiseptor.
sensorik yang tidak menyenangkan, bersifat rasa gatal tertentu pada otak dan menunjuk- sitif terhadap histamin pada traktus spinotala- Peningkatan mediator tersebut menunjukkan
multidimensial yang terdiri dari komponen kan sensasi rasa gatal bersifat multidimensial. mikus. Eksperimen pada awal 1980 mendapat- bahwa pada tingkat perifer terjadi mekanisme
sensorik diskriminatif, kognitif, evaluatif dan Nyeri juga menunjukkan pola aktivasi otak kan bahwa peningkatan intensitas rasa gatal sensitisasi yang sama antara nyeri dan rasa
motivasi. Mekanisme terjadinya juga serupa, yang mirip dengan rasa gatal, melibatkan ber- menginduksi rasa gatal yang lebih hebat tetapi gatal sehingga sampai sekarang belum dapat
yaitu melalui sensitisasi perifer dan sentral. bagai regio otak yang sama.1.7 tidak menyebabkan nyeri.1 Hal ini memperkuat dibedakan antara nosiseptor dan pruriseptor.5,7 Gambar 1. Skema sensitisasi sentral5

C DK 1 8 5 / Vo l. 38 no. 4/M ei -Juni 2011 263 264 C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / Me i- J u n i 2 0 1 1


TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

teori bahwa rasa gatal dan nyeri adalah 4.2. Sensitisasi sentral Fenomena ini tidak memerlukan aktivitas nosi-
sensasi yang terpisah yang disalurkan melalui Ada banyak persamaan mekanisme sensitisasi septor primer yang terus berjalan sehingga
Hubungan Rasa Gatal dan Nyeri jaras yang berbeda sentral pada nyeri dan rasa gatal.5,7,8 Aktivitas dapat berlangsung lebih lama. Hiperalgesia
nosiseptor kimia pada penderita gatal kronis dapat menetap berjam-jam setelah trauma.5,7,8,10
Putu Ayu Elvina 2. Teori Intensitas menimbulkan sensitisasi sentral sehingga me-
Dokter umum di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia Teori ini mengatakan bahwa perbedaan in- ningkatkan sensitivitas terhadap rasa gatal. Gambar 1 menjelaskan bahwa pada keadaan
tensitas stimulus berperan penting pada akti- normal serat saraf C dan Aδ menghambat rasa
vasi serabut saraf. Intensitas stimulus yang Terdapat dua tipe peningkatan sensitivitas ter- gatal. Sensitisasi yang terus menerus pada
ABSTRAK
rendah akan mengaktivasi serabut saraf rasa hadap rasa gatal, yang pertama adalah aloknesis pruriseptor dapat mengubah interaksi (garis
Fenomena rasa gatal (pruritus) dan nyeri yang nampaknya merupakan dua hal berbeda, ternyata memiliki banyak persamaan. Keduanya
gatal, sedangkan peningkatan intensitas sti- yang analog dengan alodinia terhadap rang- putus-putus), sehingga rangsangan nyeri yang
merupakan pengalaman sensorik tidak menyenangkan yang bila berlangsung kronis dapat menyebabkan depresi dan menurunkan
mulus akan mengaktivasi serabut saraf nyeri. sang nyeri. Alodinia artinya rabaan atau te- dihantarkan oleh serat saraf C dan Aδ diper-
kualitas hidup penderitanya. Perbedaan utama antara nyeri dan rasa gatal terletak pada respon penderitanya; respon terhadap nyeri
kanan ringan yang dalam keadaan normal sepsi sebagai rasa gatal (hiperknesis punktat).
berupa reflek menarik diri sedangkan respon terhadap rasa gatal adalah reflek menggaruk.
Kelemahan teori ini adalah perangsangan tidak menimbulkan rasa nyeri oleh penderita
dengan stimulus noksius (termal dan mekanik) dirasakan nyeri, sedangkan aloknesis adalah 5. Interaksi antara rasa gatal dan nyeri
Garukan dapat menghambat rasa gatal, bahkan sekalipun dilakukan di tempat yang jauh dari asal rasa gatal. Terdapat bukti klinis bahwa
pada dosis ambang rangsang tidak menimbul- rabaan atau tekanan ringan yang dalam ke- 5.1. Mediator dan reseptor yang berperan
selain oleh garukan, rasa gatal juga dapat dimodulasi oleh rangsang menyakitkan (noksius). Dengan kata lain, rasa nyeri dapat mengu-
kan rasa gatal. Pemeriksaan mikroneurografi adaan normal tidak menimbulkan rasa gatal dalam proses rasa gatal dan nyeri
rangi rasa gatal. Penghambatan terhadap rasa gatal ini diduga melalui mekanisme modulasi yang mengalihkan perhatian penderita dari juga tidak dapat membuktikan kebenaran teori oleh penderita dirasakan gatal. Aloknesis Reseptor yang berperan pada induksi rasa
rasa gatalnya. ini. Pengobatan yang menghambat nyeri tidak sering dijumpai, bahkan pada penderita der- gatal antara lain reseptor histamin dan protei-
dapat menghambat rasa gatal melainkan malah matitis atopik aloknesis merupakan gejala nase activated receptor 2, sedangkan media-
Dengan memahami lebih mendalam hubungan antara rasa gatal dan nyeri, diharapkan dapat membantu klinisi dalam memberi terapi sebaliknya, menyebabkan rasa gatal. utama.5,7,8,10 tor untuk rasa gatal antara lain adalah hista-
yang efektif dan rasional untuk mengatasi rasa gatal, terutama yang bersifat kronis. min, triptase, endotelin dan interleukin (IL-2,
3. Teori Selektivitas Aloknesis dapat menerangkan keluhan rasa IL-4,IL-6 dan IL-31).8 Pada proses penghan-
Kata kunci: gatal, pruritus, nyeri, garukan, noksius Teori ini menyatakan bahwa terdapat suatu gatal yang berhubungan dengan berkeringat, taran nyeri, mediator dan reseptor yang ber-
kelompok nosiseptor aferen yang secara selek- perubahan suhu mendadak, serta memakai peran antara lain asetilkolin, reseptor muskar-
tif memberikan respon terhadap stimulus pruri- dan melepas pakaian. Seperti halnya alodinia, inik M 1-5 dan ATP atau adenosin.8
PENDAHULUAN Bila berlangsung kronis, rasa gatal dan nyeri Meskipun demikian terdapat perbedaan pola togenik. Kelompok nosiseptor ini memiliki hu- fenomena ini memerlukan aktivitas sel saraf
Selama bertahun-tahun rasa gatal (pruritus) dapat menyebabkan depresi dan menurunkan aktivasi antara rasa gatal dan nyeri. Pada rasa bungan sentral yang berbeda dan mengaktif- yang terus berlangsung (ongoing activity). Meskipun demikian sebagian besar mediator
dianggap sebagai varian lemah dari nyeri.1 kualitas hidup penderitanya.3,7,8 gatal tidak terdeteksi aktivasi pada korteks soma- kan sel saraf sentral yang berbeda pula. Teori dan reseptor menginduksi keduanya, baik nyeri
Pengalaman sehari-hari mengajarkan bahwa tosensoris sekunder dan aktivasi pada korteks ini didukung oleh penemuan yang mendapat- Tipe kedua adalah hiperknesis punktat yang maupun rasa gatal, misalnya substansi P dan
rasa gatal dapat dikurangi dengan rangsang Di samping persamaan tersebut, terdapat somatosensoris primer minimal, sedangkan pada kan bahwa stimulus mekanik, termal dan kimia analog dengan hiperalgesia. Pada hiperalgesia, reseptor-reseptornya (reseptor neurokinin 1-3).
menyakitkan (noksius), sehingga penderita interaksi kompleks antara rasa gatal dan nyeri nyeri kedua bagian otak tersebut teraktivasi noksius dengan memakai bradikinin lebih nyata suatu rangsang nyeri berupa tusukan ringan Mekanisme serupa diperkirakan juga terjadi
gatal kronis mempunyai cara yang kreatif yang belum sepenuhnya diketahui. Perbedaan secara bermakna.3,7 Diduga aktivasi rasa gatal menginduksi rasa gatal daripada nyeri pada (pinprick) dipersepsi sebagai nyeri yang lebih pada neuropeptide yang lain seperti VIP
untuk mengurangi rasa gatalnya dengan utama antara nyeri dan rasa gatal terletak pada pada korteks somatosensoris primer dan se- penderita gatal kronis. hebat di sekitar daerah inflamasi, sedangkan (Vasoactive Intestinal Peptide), neuropeptide
menggaruk atau mandi memakai pancuran respon tingkah laku penderitanya; respon ter- kunder sangat lemah, tetapi aktivasi pada hiperknesis punctat merupakan peningkatan Y atau neurotensin, proton (pH rendah), panas
air panas atau air yang sangat dingin.2,3 hadap nyeri berupa reflek menarik diri sedang- area motorik relatif lebih kuat. Jadi perbedaan 4.Sensitisasi sensitivitas pada rasa gatal dimana suatu rang- atau capsaicin, dan reseptor yang berhubungan
kan respon terhadap rasa gatal adalah refleks antara nyeri dan rasa gatal tidak disebabkan Rasa gatal kronis memiliki banyak persamaan sang berupa tusukan ringan yang menginduksi dengan TRPV1.1,7,8 Kelompok mediator dan
Pada tahun 1960, Melzack dan Wall memper- menggaruk.7 oleh perbedaan pusatnya di otak, tetapi lebih dengan nyeri kronis, keduanya diduga melalui rasa gatal dipersepsi sebagai rasa gatal yang reseptor yang berperan dalam proses rasa
kenalkan teori gate control yang sangat ter- dikarenakan perbedaan pola aktivasi.1,7,8 mekanisme perifer dan sentral.1,3,5-8 Mediator lebih hebat di daerah sekitar lesi kulit. gatal dan nyeri dapat dilihat pada tabel 1.
kenal : rangsangan nyeri dapat menghambat Respons otak terhadap rasa gatal dan nyeri. inflamasi klasik, antara lain prostaglandin, bra-
rasa gatal.4 Penelitian menunjukkan bahwa Penelitian yang mempelajari respon otak ter- MEKANISME RASA GATAL dikinin, leukotrien, serotonin, pH yang rendah
penghambatan rasa gatal bisa dilakukan dengan hadap stimulasi histamin pada orang sehat Sampai saat ini neurofisiologi rasa gatal masih dan substansi P, dapat mensensitisasi nosisep-
rangsang noksius, baik termal, mekanis, kimia, memakai PET (Positron Emission Tomography) belum jelas. Terdapat 3 teori yang diajukan tor secara kimiawi. Mediator inflamasi tersebut
maupun elektrik. Sebaliknya, analgesik dapat dan MRI fungsional mendapatkan adanya ko- untuk menerangkan mekanisme rasa gatal, menurunkan ambang rangsang reseptor ter-
mengurangi penghambatan ini sehingga mem- aktivasi korteks cinguli anterior, korteks insula, yaitu :7 hadap mediator lain seperti histamin dan cap-
perberat rasa gatal.5 Teori ini memicu peneli- korteks premotor dan area motoris motorik saicin, sebagai akibatnya terjadi induksi baik
tian lebih lanjut tentang rasa gatal yang telah tambahan, lobus parietal inferior, korteks so- 1. Teori Spesifisitas pada nyeri maupun rasa gatal.7,8
lama menjadi bayang-bayang nyeri. Pada tahun matosensorik primer dan serebelum.1,7,8,9 Teori ini menyatakan bahwa terdapat suatu
1997, ditemukan adanya sel saraf manusia kelompok sel saraf sensoris yang hanya mem- 4.1. Sensitisasi perifer
selektif, yang dapat menerangkan sensasi rasa Adanya koaktivasi pada area motoris mendu- berikan respon terhadap stimuli pruritogenik. Pada penderita gatal kronis, dermatitis atopik
gatal yang diinduksi oleh histamin.6 kung penelitian klinis bahwa rasa gatal ber- Teori ini didukung oleh bukti-bukti adanya dan dermatitis kontak terdapat peningkatan
hubungan erat dengan keinginan untuk meng- serabut saraf C spesifik untuk rasa gatal yang mediator neurotropin 4 (NT-4) serta ekspresi
Fenomena rasa gatal dan nyeri memiliki banyak garuk.1,7 Aktivasi dari berbagai area di otak men- menghantarkan rangsang rasa gatal dari perifer serum nerve growth factor (NGF).5,7,8 NGF
persamaan. Keduanya merupakan pengalaman dukung teori bahwa tidak ada suatu pusat ke sentral dan terdapatnya sel saraf yang sen- dan NT-4 juga dapat mensensitasi nosiseptor.
sensorik yang tidak menyenangkan, bersifat rasa gatal tertentu pada otak dan menunjuk- sitif terhadap histamin pada traktus spinotala- Peningkatan mediator tersebut menunjukkan
multidimensial yang terdiri dari komponen kan sensasi rasa gatal bersifat multidimensial. mikus. Eksperimen pada awal 1980 mendapat- bahwa pada tingkat perifer terjadi mekanisme
sensorik diskriminatif, kognitif, evaluatif dan Nyeri juga menunjukkan pola aktivasi otak kan bahwa peningkatan intensitas rasa gatal sensitisasi yang sama antara nyeri dan rasa
motivasi. Mekanisme terjadinya juga serupa, yang mirip dengan rasa gatal, melibatkan ber- menginduksi rasa gatal yang lebih hebat tetapi gatal sehingga sampai sekarang belum dapat
yaitu melalui sensitisasi perifer dan sentral. bagai regio otak yang sama.1.7 tidak menyebabkan nyeri.1 Hal ini memperkuat dibedakan antara nosiseptor dan pruriseptor.5,7 Gambar 1. Skema sensitisasi sentral5

C DK 1 8 5 / Vo l. 38 no. 4/M ei -Juni 2011 263 264 C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / Me i- J u n i 2 0 1 1


TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1. Mediator, reseptor dan potensinya8 Pada binatang percobaan, pemberian anta- Tabel 2. Karakteristik klinis gatal dan nyeri kronis8
gonis reseptor µ-opioid seperti naloxone dapat
Mediator Reseptor di kulit Gatal Nyeri mengurangi rasa gatal tetapi disertai dengan Gatal Nyeri
induksi nyeri.5,10 Sebaliknya pemberian anta-
Histamin Reseptor H1, H2, H4 (?) Induksi gatal melalui stimulasi reseptor Induksi nyeri pada konsentrasi yang tinggi gonis reseptor κ-opioid pada binatang mem- Persamaan dalam Sensasi kronis terjadi di seluruh kulit, timbulnya tanda terkait
perkembangannya sensitisasi, menurunnya kualitas hidup, depresi sekunder
perberat rasa gatal. Nalbuphine yang merupa-
Reseptor yang diaktifkan
Triptase proteinase 2
Induksi gatal melalui stimulasi reseptor Pada hewan percobaan kan agonis reseptor κ-opioid dapat mengu-
Tanda terkait sensitisasi aloknesis, hipeknesis alodinia, hiperalgesia
rangi rasa gatal yang diinduksi oleh reseptor
Endotelin Reseptor endotelin A Induksi gatal melalui stimulasi reseptor Induksi nyeri melalui stimulasi reseptor μ-opioid. Konsep baru terapi rasa gatal kronis Antihistamin, antagonis µ-opioid OAINS, agonis µ-opioid
dengan memakai agonis reseptor κ-opioid Perbedaan prinsip terapi (seperti naltrexone), agonis κ-opioid (seperti morfin)
Interleukin Reseptor pada serabut saraf: Gatal tertunda/delayed ( sekunder?) Sensitisasi sudah terbukti berhasil baik.5,7,10
(IL-2, IL-4, IL-6) IL-2R, IL-6R
Capsaicin, kanabinoid, gabapentin, pregabalin, anestesi lokal,
Reseptor neurokinin Induksi gatal melalui degranulasi sel Inflamasi neurogenik, 6. Aspek klinis interaksi rasa gatal dan nyeri Persamaan prinsip terapi
Substansi P antidepresan, kompres dingin lokal
(NKR 1-3) mast, histamin, dan pelepasan triptase sensitisasi sentral Karakteristik klinis gatal dan nyeri kronis dapat
dilihat pada tabel 2. Rangsang noksius dan
Capsaicin, panas, Transient reseptor potensial Induksi gatal seperti terbakar melalui Induksi nyeri terbakar melalui
garukan berulang telah terbukti menghambat Ringkasan Sebaliknya pada penderita nyeri neuropatik,
pH yang rendah (TRP); TRPV1 stimulasi reseptor stimulasi reseptor
rasa gatal akibat histamin pada orang sehat. Terdapat banyak persamaan mekanisme antara rangsangan media- tor gatal akan menyebab-
Bradikinin Reseptor bradikinin (B1, B2) Sensitisasi serabut saraf terhadap Sensitisasi/aktivasi serabutsaraf Namun apabila terjadi sensitisasi sentral, dapat rasa gatal dan nyeri, keduanya melalui pola sen- kan rasa nyeri seperti terbakar, bukannya rasa
rangsang kimiawi lain timbul hiperknesis punktat dimana rangsang sitisasi perifer dan sentral. Pada keadaan normal gatal seperti yang terjadi pada orang sehat.
Sensitisasi serabut saraf, potensiasi noksius dipersepsi sebagai gatal.6-8,10 Pada pen- terjadi interaksi antagonis antara rasa gatal dan
Prostaglandin Reseptor prostaglandin
terhadap gatal yang diinduksi histamin
Sensitisasi serabut saraf
derita gatal kronis, rangsang noksius seperti nyeri: rasa nyeri dapat mengurangi rasa gatal. Terapi anti inflamasi untuk menurunkan sen-
stimulasi listrik, panas dan asetilkolin pada sitisasi perifer dapat mengurangi rasa gatal
Nerve Growth Factor Reseptor TRK-A Sensitisasi serabut saraf Sensitisasi perifer dan sentral daerah dekat lesi kulit yang biasanya menim- Pada keadaan patologis, misalnya pada pen- maupun nyeri. Sedangkan terapi dengan gaba-
bulkan nyeri pada orang normal dipersepsi derita gatal kronis dimana telah terjadi sensiti- pentin atau pregabalin diharapkan dapat meng-
Reseptor μ, δ Inhibisi nyeri melalui reseptor sentral
Peptida opioid Inhibisi gatal
dan perifer sebagai rasa gatal pada penderita tersebut.13 sasi baik perifer maupun sentral, rangsang nyeri hambat sensitisasi sentral pada penderita gatal
pada daerah dekat lesi kulit yang biasanya neuropatik. Konsep baru terapi gatal kronis
Kanabinoid Reseptor kanabinoid Supresi gatal yang diinduksi histamin Efek analgesik perifer dan sentral Rangsang noksius yang pada orang sehat menimbulkan nyeri pada orang normal dapat dengan memakai agonis reseptor κ-opioid sudah
dapat menghambat gatal malahan menim- dipersepsi sebagai rasa gatal. terbukti berhasil baik.
Mediator dan reseptor rasa gatal maupun nyeri akan terjadi inhibisi sentral yang bekerja me- jelaskan modulasi nyeri oleh rangsang panas bulkan rasa gatal pada penderita tersebut. Hal
yang bekerja di perifer dan/atau sentral dapat lawan efek rasa gatal tersebut.5 Penelitian akhir- noksius.3 Inhibisi diduga melalui modulasi ini dapat menerangkan mengapa garukan
dipakai sebagai target terapi anti nosiseptif.8 akhir ini mendapatkan bahwa rangsang panas sentral yang mengalihkan perhatian penderita malahan memperberat rasa gatal dan menim- DAFTAR PUSTAKA
Pada susunan saraf pusat, reseptor μ-opioid noksius dan garukan menghasilkan inhibisi yang dari rasa gatalnya. Studi MRI fungsional dan bulkan lingkaran setan pada penderita gatal 1. Wallengren J. Neuroanatomy and neurophysiology of itch. Dermatol Ther. 2005;18(4):292-303
kronis.6,7 Fenomena ini diduga disebabkan 2. Yosipovitch G, Fast K, Bernhardz J. Noxious Heat and Scratching Decrease Histamine-Induced Itch and Skin Blood
menghambat nyeri tetapi menginduksi rasa gatal, lebih kuat dibandingkan dengan rangsang PET menunjukkan adanya peningkatan eks-
Flow. J Invest Dermatol 2005;125:1268 -72
sedangkan reseptor κ-opioid dapat menghilang- dingin noksius.2 tensif aktivasi bagian otak yang penting pada oleh penurunan aktivasi perifer dan peningka-
3. Yosipovitch G, Duque, MI. Fast, K. Scratching and noxious heat stimuli inhibit itch in humans: a psychophysical study.
kan rasa gatal. Reseptor cannabinoid pada kulit pemusatan perhatian seperti area prefrontal.3 tan persepsi rasa gatal akibat penurunan British J Dermatol. 2007;156:629-34
dapat menghambat depolarisasi dan pelepasan Garukan berulang pada tempat yang jauh ambang persepsi rasa gatal. Pada penderita 4. Melzack R, Wall PD. Pain mechanisms: a new theory. Science 1965;150:971-9
neuropeptid sehingga menekan rasa gatal dan dari lokasi rasa gatal dan rangsang panas 5.3. Peran opioid terhadap rasa gatal dan gatal kronis terjadi gangguan pada proses 5. Schmelz M. Itch and pain. Dermatol Ther. 2005;18(4):304-7
nyeri.8,10,11 noksius menghambat aliran darah kulit yang nyeri penghambatan rasa gatal oleh nyeri.10 6. Schmelz M, Schmidt R, Bickel A, Handwerker HO, Torebjork HE. Specific C-receptors for itch in human skin. J Neurosci
1997;17:8003-8.
diinduksi histamin. Sedangkan pendinginan Rangsang noksius dapat mengurangi rasa
7. Yosipovitch G, Ishhiuji Y. Neurophysiology of Itch. In: Granstein RD (eds). Neuroimmunology of the skin. Springer-
5.2. Modulasi rasa gatal oleh rangsangan pada kulit tidak berpengaruh signifikan pada gatal, dan sebaliknya analgesik yang meng- Sebaliknya pada penderita nyeri neuropatik Verlag, Berlin-Heidelberg 2009; pp 179-85
noksius dan non-noksius aliran darah kulit dan pemanasan meningkat- hambat nyeri akan menyebabkan rasa gatal seperti Herpes Zoster, jika dirangsang me- 8. Ständer S, Schmelz M. Chronic itch and pain-similarities and differences. Eur J Pain. 2006;10(5):473-8.
Pengalaman sehari-hari mengajarkan kita bahwa kan aliran darah kulit yang diinduksi histamin. bertambah.5 Peran opioid terhadap rasa gatal makai iontoforesis histamin akan menyebab- 9. Drzezga A, Darsow U, Treede RD, Siebner H, Frisch M, Munz F, et al. Central activation by histamine-induced itch:
rasa gatal dapat dikurangi dengan rangsangan Jadi mekanisme perifer saja tidak dapat men- dan nyeri dapat dilihat pada gambar 2. kan rasa nyeri seperti terbakar, bukannya rasa analogies to pain processing: a correlational analysis of O-15 H2O positron emission tomography studies. Pain
noksius berupa garukan. Terdapat bukti-bukti gatal seperti yang terjadi pada orang sehat.6 2001;92:295-305.
10. Ikoma A, Rukwied R, Ständer S, Steinhoff M, Miyachi Y, Schmelz M. Neurophysiology of pruritus: interaction of itch
bahwa rasa gatal dapat dimodulasi oleh rang-
and pain. Arch Dermatol. 2003;139(11):1475-8
sang noksius : rangsang termal, mekanik dan Terdapat bermacam-macam mediator yang 11. Stander S, Steinhoff M, Schmelz M, Weisshaar E, Metze D, Luger T. Neurophysiology of pruritus. Cutaneous elicitation
listrik dapat menghambat rasa gatal yang di- berpotensi sebagai algogenik pada kulit yang of itch. Arch Dermatol 2003;139:1463-70.
induksi oleh histamin.12 Rangsang termal telah meradang. Mediator-mediator tersebut dapat 12. Bickford RGL. Experiments relating to itch sensation, its peripheral mechanism and central pathways. Clin Sci 1938;3:
terbukti menghambat nyeri pada manusia dan memprovokasi gatal pada penderita yang 377-86
binatang, inhibisi ini diduga melalui sensitisasi telah tersensitisasi.8 Hal ini menyebabkan pen- 13. Vogelgsang M, Heyer G, Hornstein OP. Acetylcholine induces different cutaneous sensations in atopic and non-atopic
subjects. Acta Dermatol Venereol 1995;75:434-6
perifer dan sentral. dekatan terapi dengan target hanya pada
satu mediator pruritus pada penderita gatal
Pendinginan mempunyai efek penghambatan kronis menjadi kurang rasional. Terapi yang
perifer; aktivasi nosiseptor oleh histamin dapat tepat berdasarkan mekanismenya adalah
dikurangi dengan pendinginan, sebaliknya pe- kombinasi obat-obatan yang bekerja secara
manasan pada kulit akan merangsang eksa- sentral menghambat sensitisasi dan obat
serbasi rasa gatal. Meskipun demikian, begitu topikal yang menghambat inflamasi pada
rangsang panas berubah menjadi noksius maka Gambar 2. Peran opioid terhadap rasa gatal dan nyeri5 penderita gatal neuropatik.

C DK 1 8 5 / Vo l. 38 no. 4/M ei -Juni 2011 265 266 C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / Me i- J u n i 2 0 1 1


TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1. Mediator, reseptor dan potensinya8 Pada binatang percobaan, pemberian anta- Tabel 2. Karakteristik klinis gatal dan nyeri kronis8
gonis reseptor µ-opioid seperti naloxone dapat
Mediator Reseptor di kulit Gatal Nyeri mengurangi rasa gatal tetapi disertai dengan Gatal Nyeri
induksi nyeri.5,10 Sebaliknya pemberian anta-
Histamin Reseptor H1, H2, H4 (?) Induksi gatal melalui stimulasi reseptor Induksi nyeri pada konsentrasi yang tinggi gonis reseptor κ-opioid pada binatang mem- Persamaan dalam Sensasi kronis terjadi di seluruh kulit, timbulnya tanda terkait
perkembangannya sensitisasi, menurunnya kualitas hidup, depresi sekunder
perberat rasa gatal. Nalbuphine yang merupa-
Reseptor yang diaktifkan
Triptase proteinase 2
Induksi gatal melalui stimulasi reseptor Pada hewan percobaan kan agonis reseptor κ-opioid dapat mengu-
Tanda terkait sensitisasi aloknesis, hipeknesis alodinia, hiperalgesia
rangi rasa gatal yang diinduksi oleh reseptor
Endotelin Reseptor endotelin A Induksi gatal melalui stimulasi reseptor Induksi nyeri melalui stimulasi reseptor μ-opioid. Konsep baru terapi rasa gatal kronis Antihistamin, antagonis µ-opioid OAINS, agonis µ-opioid
dengan memakai agonis reseptor κ-opioid Perbedaan prinsip terapi (seperti naltrexone), agonis κ-opioid (seperti morfin)
Interleukin Reseptor pada serabut saraf: Gatal tertunda/delayed ( sekunder?) Sensitisasi sudah terbukti berhasil baik.5,7,10
(IL-2, IL-4, IL-6) IL-2R, IL-6R
Capsaicin, kanabinoid, gabapentin, pregabalin, anestesi lokal,
Reseptor neurokinin Induksi gatal melalui degranulasi sel Inflamasi neurogenik, 6. Aspek klinis interaksi rasa gatal dan nyeri Persamaan prinsip terapi
Substansi P antidepresan, kompres dingin lokal
(NKR 1-3) mast, histamin, dan pelepasan triptase sensitisasi sentral Karakteristik klinis gatal dan nyeri kronis dapat
dilihat pada tabel 2. Rangsang noksius dan
Capsaicin, panas, Transient reseptor potensial Induksi gatal seperti terbakar melalui Induksi nyeri terbakar melalui
garukan berulang telah terbukti menghambat Ringkasan Sebaliknya pada penderita nyeri neuropatik,
pH yang rendah (TRP); TRPV1 stimulasi reseptor stimulasi reseptor
rasa gatal akibat histamin pada orang sehat. Terdapat banyak persamaan mekanisme antara rangsangan media- tor gatal akan menyebab-
Bradikinin Reseptor bradikinin (B1, B2) Sensitisasi serabut saraf terhadap Sensitisasi/aktivasi serabutsaraf Namun apabila terjadi sensitisasi sentral, dapat rasa gatal dan nyeri, keduanya melalui pola sen- kan rasa nyeri seperti terbakar, bukannya rasa
rangsang kimiawi lain timbul hiperknesis punktat dimana rangsang sitisasi perifer dan sentral. Pada keadaan normal gatal seperti yang terjadi pada orang sehat.
Sensitisasi serabut saraf, potensiasi noksius dipersepsi sebagai gatal.6-8,10 Pada pen- terjadi interaksi antagonis antara rasa gatal dan
Prostaglandin Reseptor prostaglandin
terhadap gatal yang diinduksi histamin
Sensitisasi serabut saraf
derita gatal kronis, rangsang noksius seperti nyeri: rasa nyeri dapat mengurangi rasa gatal. Terapi anti inflamasi untuk menurunkan sen-
stimulasi listrik, panas dan asetilkolin pada sitisasi perifer dapat mengurangi rasa gatal
Nerve Growth Factor Reseptor TRK-A Sensitisasi serabut saraf Sensitisasi perifer dan sentral daerah dekat lesi kulit yang biasanya menim- Pada keadaan patologis, misalnya pada pen- maupun nyeri. Sedangkan terapi dengan gaba-
bulkan nyeri pada orang normal dipersepsi derita gatal kronis dimana telah terjadi sensiti- pentin atau pregabalin diharapkan dapat meng-
Reseptor μ, δ Inhibisi nyeri melalui reseptor sentral
Peptida opioid Inhibisi gatal
dan perifer sebagai rasa gatal pada penderita tersebut.13 sasi baik perifer maupun sentral, rangsang nyeri hambat sensitisasi sentral pada penderita gatal
pada daerah dekat lesi kulit yang biasanya neuropatik. Konsep baru terapi gatal kronis
Kanabinoid Reseptor kanabinoid Supresi gatal yang diinduksi histamin Efek analgesik perifer dan sentral Rangsang noksius yang pada orang sehat menimbulkan nyeri pada orang normal dapat dengan memakai agonis reseptor κ-opioid sudah
dapat menghambat gatal malahan menim- dipersepsi sebagai rasa gatal. terbukti berhasil baik.
Mediator dan reseptor rasa gatal maupun nyeri akan terjadi inhibisi sentral yang bekerja me- jelaskan modulasi nyeri oleh rangsang panas bulkan rasa gatal pada penderita tersebut. Hal
yang bekerja di perifer dan/atau sentral dapat lawan efek rasa gatal tersebut.5 Penelitian akhir- noksius.3 Inhibisi diduga melalui modulasi ini dapat menerangkan mengapa garukan
dipakai sebagai target terapi anti nosiseptif.8 akhir ini mendapatkan bahwa rangsang panas sentral yang mengalihkan perhatian penderita malahan memperberat rasa gatal dan menim- DAFTAR PUSTAKA
Pada susunan saraf pusat, reseptor μ-opioid noksius dan garukan menghasilkan inhibisi yang dari rasa gatalnya. Studi MRI fungsional dan bulkan lingkaran setan pada penderita gatal 1. Wallengren J. Neuroanatomy and neurophysiology of itch. Dermatol Ther. 2005;18(4):292-303
kronis.6,7 Fenomena ini diduga disebabkan 2. Yosipovitch G, Fast K, Bernhardz J. Noxious Heat and Scratching Decrease Histamine-Induced Itch and Skin Blood
menghambat nyeri tetapi menginduksi rasa gatal, lebih kuat dibandingkan dengan rangsang PET menunjukkan adanya peningkatan eks-
Flow. J Invest Dermatol 2005;125:1268 -72
sedangkan reseptor κ-opioid dapat menghilang- dingin noksius.2 tensif aktivasi bagian otak yang penting pada oleh penurunan aktivasi perifer dan peningka-
3. Yosipovitch G, Duque, MI. Fast, K. Scratching and noxious heat stimuli inhibit itch in humans: a psychophysical study.
kan rasa gatal. Reseptor cannabinoid pada kulit pemusatan perhatian seperti area prefrontal.3 tan persepsi rasa gatal akibat penurunan British J Dermatol. 2007;156:629-34
dapat menghambat depolarisasi dan pelepasan Garukan berulang pada tempat yang jauh ambang persepsi rasa gatal. Pada penderita 4. Melzack R, Wall PD. Pain mechanisms: a new theory. Science 1965;150:971-9
neuropeptid sehingga menekan rasa gatal dan dari lokasi rasa gatal dan rangsang panas 5.3. Peran opioid terhadap rasa gatal dan gatal kronis terjadi gangguan pada proses 5. Schmelz M. Itch and pain. Dermatol Ther. 2005;18(4):304-7
nyeri.8,10,11 noksius menghambat aliran darah kulit yang nyeri penghambatan rasa gatal oleh nyeri.10 6. Schmelz M, Schmidt R, Bickel A, Handwerker HO, Torebjork HE. Specific C-receptors for itch in human skin. J Neurosci
1997;17:8003-8.
diinduksi histamin. Sedangkan pendinginan Rangsang noksius dapat mengurangi rasa
7. Yosipovitch G, Ishhiuji Y. Neurophysiology of Itch. In: Granstein RD (eds). Neuroimmunology of the skin. Springer-
5.2. Modulasi rasa gatal oleh rangsangan pada kulit tidak berpengaruh signifikan pada gatal, dan sebaliknya analgesik yang meng- Sebaliknya pada penderita nyeri neuropatik Verlag, Berlin-Heidelberg 2009; pp 179-85
noksius dan non-noksius aliran darah kulit dan pemanasan meningkat- hambat nyeri akan menyebabkan rasa gatal seperti Herpes Zoster, jika dirangsang me- 8. Ständer S, Schmelz M. Chronic itch and pain-similarities and differences. Eur J Pain. 2006;10(5):473-8.
Pengalaman sehari-hari mengajarkan kita bahwa kan aliran darah kulit yang diinduksi histamin. bertambah.5 Peran opioid terhadap rasa gatal makai iontoforesis histamin akan menyebab- 9. Drzezga A, Darsow U, Treede RD, Siebner H, Frisch M, Munz F, et al. Central activation by histamine-induced itch:
rasa gatal dapat dikurangi dengan rangsangan Jadi mekanisme perifer saja tidak dapat men- dan nyeri dapat dilihat pada gambar 2. kan rasa nyeri seperti terbakar, bukannya rasa analogies to pain processing: a correlational analysis of O-15 H2O positron emission tomography studies. Pain
noksius berupa garukan. Terdapat bukti-bukti gatal seperti yang terjadi pada orang sehat.6 2001;92:295-305.
10. Ikoma A, Rukwied R, Ständer S, Steinhoff M, Miyachi Y, Schmelz M. Neurophysiology of pruritus: interaction of itch
bahwa rasa gatal dapat dimodulasi oleh rang-
and pain. Arch Dermatol. 2003;139(11):1475-8
sang noksius : rangsang termal, mekanik dan Terdapat bermacam-macam mediator yang 11. Stander S, Steinhoff M, Schmelz M, Weisshaar E, Metze D, Luger T. Neurophysiology of pruritus. Cutaneous elicitation
listrik dapat menghambat rasa gatal yang di- berpotensi sebagai algogenik pada kulit yang of itch. Arch Dermatol 2003;139:1463-70.
induksi oleh histamin.12 Rangsang termal telah meradang. Mediator-mediator tersebut dapat 12. Bickford RGL. Experiments relating to itch sensation, its peripheral mechanism and central pathways. Clin Sci 1938;3:
terbukti menghambat nyeri pada manusia dan memprovokasi gatal pada penderita yang 377-86
binatang, inhibisi ini diduga melalui sensitisasi telah tersensitisasi.8 Hal ini menyebabkan pen- 13. Vogelgsang M, Heyer G, Hornstein OP. Acetylcholine induces different cutaneous sensations in atopic and non-atopic
subjects. Acta Dermatol Venereol 1995;75:434-6
perifer dan sentral. dekatan terapi dengan target hanya pada
satu mediator pruritus pada penderita gatal
Pendinginan mempunyai efek penghambatan kronis menjadi kurang rasional. Terapi yang
perifer; aktivasi nosiseptor oleh histamin dapat tepat berdasarkan mekanismenya adalah
dikurangi dengan pendinginan, sebaliknya pe- kombinasi obat-obatan yang bekerja secara
manasan pada kulit akan merangsang eksa- sentral menghambat sensitisasi dan obat
serbasi rasa gatal. Meskipun demikian, begitu topikal yang menghambat inflamasi pada
rangsang panas berubah menjadi noksius maka Gambar 2. Peran opioid terhadap rasa gatal dan nyeri5 penderita gatal neuropatik.

C DK 1 8 5 / Vo l. 38 no. 4/M ei -Juni 2011 265 266 C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / Me i- J u n i 2 0 1 1

Anda mungkin juga menyukai