Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW

PEMBELAJARAN KARATE

DI SUSUN OLEH:

Nama : MAULANA MUHAMMAD IQBAL

Nim : 6161111042

Kelas : PJKR VII REG B 2016

Dosen Pembimbing : Drs.Chairul Azmi, M.Pd

Mey Yulia Nengsih Kurniati, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas CBR ini . Dengan adanya CBR ini, di harapkan
dapat berguna sebagai sumber informasi serta pengembangan pengetahuan .
Demikianlah CBR ini disusun, saya sadar bahwa CBR ini jauh dari sempurna dan
mungkin masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah dilain waktu.
Terima kasih.

Medan, Oktober 2019

Maulana Muhammad Iqbal


NIM. 6161111042

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………....…………..…......…………..…………. i


DAFTAR ISI …………...………………...…………......……..……………….... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…....…………...…………………...……..…………........ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................... 1
1.3 Manfaat …....…………...…………………………...…………................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identitas buku .............................................................................................
2.2 Ringkasan buku utama................................................................................
2.3 Ringkasan buku kedua ....................................................................
2.4 Kelebihan dan kekurangan buku utama .....................................................
2.5 Kelebihan dan kekurangan buku pembanding ...........................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………….....…………....……...............….........................
3.2 Saran………………………….......…………….……………….....….…..
Ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan
suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan
tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh
pengaruh luar. Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi,
akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti
Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu
bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat
diandalkan.

Menurut Nakayama, karate adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang. Seni beladiri ini
pertama kali disebut Tote yang berarti seperti tangan China. Waktu Karate masuk ke Jepang,
nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi – tingginya, sehingga seinsei Gichin Funakoshi
mengubah Kanji Okinawa. Karate terdiri dari dua kanji. Kanji pertama adalah Kara dan berarti
kosong. Kanji yang kedua, te, berarti tangan. Dua kanji bersama artinya kosong.

1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak di capai melalui menulis buku laporan ini adalah untuk mengetahui
perbandingan kedua buku bela diri tersebut

1.4 Manfaat
Laporan buku ini di harapkan mampu memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara teoritis di harapkan laporan buku ini bisa menambah pengetahuan tentang
kedua bahan ajar tersebut .Secara praktis di harapkan laporan buku ini menambah pengetahuan,
wawasan dalam menerapkan di lahan praktek.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas buku
A. Identitas buku utama

Judul buku : Latihan beladiri praktis

Penulis :  Joan M. Nelson

Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada

Percetakan : Rajawali Sport

Ketebalan : 191 halaman

Tahun terbit : 1997

ISBN : 979-421-640-2
B. Identitas buku kedua
Judul buku                 : PENCAK SILAT
Pengarang                  : Erwin Setyo Kriswanto S.Pd M.Kes. AIFO
Penerbit                     : PUSTAKABARUPRESS
Tahun terbit               : 2015
Kota Terbit                : Yogyakarta
ISBN : 978-602-72076-9-1
Tebal Buku                : 98 halaman

2.2 Ringkasan buku utama


BAB I : Asal mula beladiri

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti
Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu
bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat
diandalkan Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan
penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan
Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol,
serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.

Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kini IPSI
tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia. Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak
Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat
itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura,
dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri
Persilat.

BAB II : Unsur – unsur pencak silat


Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur pencak silat, yakni sebagai berikut:

1. Olahraga
2. Kesenian
3. Bela diri
4. Pendidikan mental kerohanian
5. Persaudaraan menuju persatuan

BAB III : Tujuan pencak silat

 Sebagai tempat bagi generasi yang memiliki hobi olahraga khususnya beladiri untuk
menyalurkan bakat dan minatnya.
 Membentuk masyarakat “Berjiwa Sehat, Berpikir Cerdas, Berprestasi”.
 Membentuk dan mendidik kader-kader bangsa agar memiliki sikap ksatria, berani
membela kebenaran dan keadilan, disiplin yang tinggi serta tanggung jawab lahir dan
batin.
 Mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati
langsung hakikat dan manfaat olahraga Pencak Silat sebagai kebutuhan hidup.
 Mendidik generasi mudah agar tidak terjerumus pergaulan bebas, pengguna obat
terlarang.

BAB III : Teknik pencak silat

Sikap Kuda-Kuda

 Kuda-kuda depan yaitu dari posisi berdiri kuda-kuda salah satu kaki ditarik ke depan
dengan lutut tetap ditekuk, sedangkan kaki lainnya di belakang dan berat badan bertumpu
di kaki depan.
 Kuda-kuda belakang yaitu dari posisi berdiri kuda-kuda salah satu kaki berada di depan,
sedangkan kaki lainnya berada di belakang dan berat badan bertumpu di kaki belakang.
 Kuda-kuda tengah yaitu sikap kedua kaki melebar sejajar dengan bahu dan berat badan
ditopang secara merata oleh kedua kaki, dapat juga dilakukan dengan posisi serong.
 Kuda-kuda samping yaitu kuda-kuda dengan posisi kedua kaki melebar sejajar dengan
tubuh dan berat badan bertumpu di salah satu kaki yang menekuk ke kiri dan ke kanan.
 Kuda-kuda silang depan dan silang belakang yaitu dari posisi sikap berdiri kuda-kuda
tarik salah satu kaki secara serong ke depan kanan atau kiri, atau ke arah belakang kanan
atau kiri.

Sikap Pasang

 Pandangan Lurus Ke Depan

Kaki dibuka agak lebar, salah satu kaki depan, dan kedua lutut ditekuk. Hal tersebut
ditujukan untuk mendapatkan posisi tubuh yang stabil dan kuat.

 Berat Badan Terletak Pada Kaki Belakang

Posisi kedua tangan melakukan sikap pasang di depan dada.

Sikap Tangkisan

 Tangkisan Atas

Salah satu tangan membentuk tinju, posisi tangan berada di depan antara ubun-ubun dan
kening, dengan tujuan memberi tangkisan yang dilakukan dari bawah ke atas untuk
melindungi kepala dari serangan lawan.

 Tangkisan Belah Tengah

Tangkisan belah tengah dilaukan dengan kedua lengan dan mengarahkan ke luar.

 Tangkisan Luar

Tangkisan luar dilakukan dengan membuang ke arah luar.

 Tangkisan Bawah
Tangkisan ini dilakukan dengan membuang arah ke luar.

Tendangan dalam Pendak Silat

 Tendangan Sabit

Tedangan sabit dilakukan dalam lintasan setengah lingkaran. Bagian yang dikenakan
merupakan bagian punggung telapak kaki atau pangkal jari telapak kaki dengan sasaran
seluruh bagian tubuh.

 Tendangan Lurus

Tendangan lurus merupakan tendangan yang menggunakan ujung kaki dengan tungkai
lurus.Tendangan ini mengarah ke depan pada sasaran dengan meluruskan tungkai sampai
ujung kaki. Bagian kaki yang kena saat menendang adalah pangkal bagian dalam jari-jari
kaki. Posisi badan menghadap ke sasaran.

 Tendangan T

Tendangan T hampir sama dengan tendangan lurus, merupakan menggunakan sebelah


kaki dan tungkai. Lintasannya lurus ke depan dan perkenaannya pada tumit, telapak kaki,
dan sisi luar telapak kaki. Tendangan ini biasanya digunakan untuk serangan samping
dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
2.3 Ringkasan buku kedua
Ikatan Pencak Silat Indonesia (disingkat IPSI) adalah induk organisasi resmi
pencak silat di Indonesia di bawah naungan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia).
Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri yang berasal dari bangsa Melayu, termasuk
Indonesia. Jumlah perguruan pencak silat sangat banyak, berdasarkan catatan PB IPSI
sampai dengan tahun 1993 telah mencapai 840 perguruan pencak silat di Indonesia. Induk
organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). IPSI
didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, Jawa Tengah. Upaya untuk mempersatukan
pencak silat sebetulnya sudah dimulai pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1922 di
Segalaherang, Subang, Jawa Barat, didirikan Perhimpunan Pencak Silat Indonesia untuk
menggabungkan aliran pencak Jawa Barat yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara.
Pada masa pendudukan Jepang, Presiden Soekarno pernah menjadi pelindungnya. Upaya
serupa juga diadakan di Yogyakarta. Pada tahun 1943, beberapa pendekar pencak silat, yaitu
R Brotosoetarjo dari Budaya Indonesia Mataram, Mohamad Djoemali dari Taman Siswa,
RM Harimurti dari Krisnamurti, Abdullah dari Pencak Kesehatan, R Soekirman dari Rukun
Kasarasaning Badan, Alip Purwowarso dari Setia Hati Organisasi, Suwarno dari Setia Hati
Terate, R Mangkupujono dari Persatuan Hati dan RM Sunardi Suryodiprojo dari Reti Ati,
mendirikan organisasi yang bernama Gapema (Gabungan Pencak Mataram) untuk bersama-
sama menggalang pencak silat yang tumbuh di Kesultanan Yogyakarta. Gapema ini
merupakan sebuah batalyon yang seluruh anggotanya adalah pesilat dan turut berjuang dalam
perang kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan didirikannya organisasi ini diharapkan
bahwa pencak silat dapat digerakkan dan disebarluaskan sampai ke berbagai pelosok di tanah
air sebagai suatu ekspresi kebudayaan nasional. Masyarakat juga mengharapkan bahwa
pencak silat distandarisasi agar dapat diajarkan sebagai pendidikan jasmani di sekolah-
sekolah dan dapat dipertandingkan dalam even-even olahraga nasional.

Pada tanggal 21-23 Desember 1950 di Yogyakarta diadakan Kongres IPSI II yang
memutuskan untuk mengukuhkan organisasi dan menyusun Pengurus Besar IPSI di mana Mr
Wongsonegoro diangkat sebagai Ketua Umum, Sri Paduka Paku Alam sebagai Wakil Ketua
Umum dan Rachmad sebagai Penulis I. Gapensi dan Perpi ikut bergabung dengan IPSI.
Tokoh-tokoh Gapensi dan Perpi menduduki jabatan penting dalam keorganisasian IPSI. RM
Soebandiman Dirdjoatmodjo kemudian diangkat sebagai Kepala Seksi Pencak di Inspeksi
Pendidikan Jasmani yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Jawa Timur. Pada tahun 1952 dibentuk Lembaga Pencak Silat di bawah
Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.

2.4 Kelebihan dan kekurangan buku

A. Buku utama

 Kelebihan buku
a. Salah satu kelebihan buku pertama ini ialah dilengkapi dengan ientitas buku yang
lengkap, sehingga pembaca mudah mencari identitas untuk sebagai refrensi
pembuatan makalah atau proposal.
b. Cover sampul yang menarik, membuat minat untuk membacanya
c. Pembahasannya focus pada pembelajaran pencak silat
 Kekurangan buku
a. Kelemahan dalam buku ini ialah bias kita lihat dari pembahasannya, tidak
mencantumkan atau memaparkan tentang variasi pembelajaran, apabila
dicantumkan variasi pembelajaran akan membantu guru untuk mencapai proses
belajar mengajar yang berhasil tentang materi pencak silat tersebut.

B. Buku pembanding

Kelemahan Buku
Pada penjelasan isi yang ada pada buku tersebut masik banyak kalimat-kalimat yang salah dalam
hal pengetikan huruf, letak tanda titik/koma, serta ada di temukan tanda titik yang berlebihan.
Gambar yang ada pada isi buku kurang jelas akan hasil pada gambar sehingga sulit untuk
mencoba meniru apa yang ada pada buku tersebut.

Kelebihan Buku
Ada juga kelebihan pada isi buku ini yaitu, penjelasan nya yang secara singkat namun isi nya
sudah sangat lengkap dan tepat. Menjelaskan tentang sejarah awalnya pencak silat sampai
sejarah perkembanganikatan pencak silat. Memberi contoh-contoh gerakan pencak silat, dan
menjelaskan apa-apa saja peraturan yang ada pada pertandingan pencak silat tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa kedua buku itu
membahas mengenai pembelajaran bela diri, yang mana bela diri merupakan Seni bela diri
merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang untuk
mempertahankan/membela diri. Seni bela diri telah lama ada dan berkembang dari masa ke
masa. Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan tugas CBR yang telah
dicantumkan

Anda mungkin juga menyukai