Anda di halaman 1dari 7

Kulit Tebal (Kulit Telapak Kaki)

No. Jenis
Foto Hasil Literatur Keterangan
Organ
1 Kulit
Telapak
Kaki

Gambar 1. Preparat Jaringan


Kulit Telapak Kaki
Perbesaran : 40 x
Pewarnaan : HE

Gambar 2.
Atas: Epidermis
Bawah: Dermis

Gambar 2. Histologi Kulit


Telapak Kaki

Gambar 3.
Dari atas ke
bawah:
 Stratum
Korneum
 Stratum
Lusidum
 Stratum
Granulosum
Gambar 3. Lapisan Epidermis
 Stratum
Kulit Telapak Kaki
Spinosum
 Stratum
Basal

Gambar 4.
Lapisan Papila
Dermis

Gambar 4. Lapisan Dermis


Kulit Telapak Kaki

Pembahasan

Proses pembuatan preparat histologi kulit kaki diawali dengan proses


isolasi jaringan kemudian dilakukan proses fiksasi. Fiksasi dilakukan dengan
merendam kulit kaki ke dalam larutan NBF (Normal Buffer Formalin) 10 %
selama 48 jam. Sebelum dilakukan fiksasi, jaringan kulit direntangkan dengan
menggunakan pinset atau tusuk gigi. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
jaringan tidak mengkerut ketika dilakukan impregnasi. Proses fiksasi ini bertujuan
untuk menghambat proses pembusukan, pengerasan jaringan, pemadatan koloid,
dan diferensiasi optik (Kusumawardani dkk., 2013).
Tahap selanjutnya adalah dehidrasi. Kulit kaki direndam kedalam larutan
alkohol secara berturut-turut yaitu larutan Alkohol 80 % : NBA ( 3 : 1 ), Alkohol
90 % : NBA ( 1 : 1 ), Alkohol 100 % : NBA ( 1 : 3 ), dan NBA. Perendaman
tersebut masing-masing larutan dilakukan selama 1 jam. Setelah tahap dehidrasi,
kemudian dilakukan cleraing dengan tujuan utnuk membersihkan Alkohol dalam
jaringan dengan menggunakan reagen xilen. Kulit telapak kaki direndam dalam
larutan NBA : Xilen (3:1), NBA : Xilen (1:1), NBA : Xilen (1:3), dan Xilen.
Perendaman tersebut masing-masing larutan dilakukan selama 15 menit.
Selanjutnya kulit telapak kaki diimpregnasi dengan direndam dalam campuran
xilen : parafin (3:1), xilen : parafin (1:1), xilen : parafin (1:3), parafin I, dan
parafin II. Perendaman tersebut masing-masing dilakukan selama 15 menit.
Impregnasi dilakukan dengan tujuan prenetrasi parafin agar masuk ke dalam
jaringan kulit telapak kaki sebelum dibuat blok parafin. Pembuatan blok parafin
kemudian dilakukan. Sebelum dilakukan blok parafin, dibuat blok kertas
berukuran ukuran 2 x 2 x 2 cm. Jaringan kulit telapak kaki ditempatkan dalam
blok kertas tersebut, kemudian blok diisi dengan parafin cair dan didinginkan.
Untuk mendapatkan sayatan jaringan kulit telapak kaki, blok parafin kemuadian
disayat dengan ketebalan 5 um menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan
mikrotom ini membentuk pita tipis yang kemudian ditempelkan diatas kaca
preparat yang telah diberi albumin. Sediaan kemudian diwarnai dengan metode
pewarnaan Haematoksilin-Eosin (Kusumawardani dkk., 2013).

Gambar 1. Hasil Preparat Jaringan Kulit Telapak Kaki

Perbesaran : 40 x. Pewarnaan : HE
Hasil pemeriksaan preparat sayatan melintang histologi kulit telapak kaki
tikus Rattus novergicus terlihat lapisan epidermis dan lapisan dermis kulit telapak
kaki (Gambar 2).

(a) (b)

Gambar 2. Histologi Kulit Telapak Kaki (a) Hasil dan (b) Literatur

Lapisan epidermis kulit telapak kaki terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan
yang terlihat yaitu stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum basal (Gambar 3). Sedangkan lapisan dermis
terdiri dari lapisan papila dermis (Gambar 4)

Secara mikroskopis kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu epidermis, dermis dan
lemak subkutan. Epidermis terdiri atas 5 lapisan sel penghasil keratin (keratinosit)
yaitu (Junqueira, 2007):

a. Stratum Basal (Stratum Germinativum)

Lapisan ini terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris basofilik yang
terletak di atas lamina basalis pada perbatasan epidermis-dermis.

b. Stratum Spinosum.

Lapisan ini terdiri atas sel-sel kuboid, atau agak gepeng dengan inti
ditengah dan sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filamen.
c. Stratum Granulosum.

Lapisan ini terdiri atas 3−5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul basofilik kasar,

d. Stratum Lusidum.

Lapisan ini tampak lebih jelas pada kulit tebal, lapisan ini bersifat
translusens dan terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat
gepeng.

e. Stratum korneum.

Lapisan ini terdiri atas 15−20 lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi skleroprotein filamentosa birefringen, yakni keratin.

(a) (b)

Gambar 3. Lapisan Epidermis Kulit Telapak Kaki (a) Hasil dan (b) Literatur

Dermis terdiri atas 2 lapisan dengan batas yang tidak nyata, stratum
papilare di sebelah luar dan stratum retikular yang lebih dalam (Junqueira, 2007).

a. Stratum Papilar.

Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar, fibroblas dan sel jaringan ikat
lainnya terdapat di stratum ini seperti sel mast dan makrofag. Dari lapisan ini,
serabut lapisan kolagen khusus menyelip ke dalam lamina basalis dan meluas ke
dalam dermis. Serabut kolagen tersebut mengikat dermis pada epidermis dan
disebut serabut penambat.

b. Stratum Retikular.

Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen
tipe I), dan oleh karena itu memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit sel
daripada stratum papilar.

(a) (b)

Gambar 4. Lapisan Dermis Kulit Telapak Kaki (a) Hasil dan (b) Literatur

DAFTAR PUSTAKA

Kusumawardani, A., K. Sarwendah, L. Rahmad, N.U. Millah, N. Herliyani, B.


Sutrisno, H. Wuryastuty, B. Sutrisno, H. Wuryastuty, R. Wasito. 2013.
Jurnal Sain Veterrnier. Sitotoksik Asap Rokok pada Kornea Tikus Wistar
yang diberi Ekstrak Kunyi (Curcuma domestica Val). No. 31 (1).

Junqueira, LC. 2007. Persiapan Jarongan untuk Pemeriksaan Mikroskopik.


Histology Dasar: Teks dan Atlas. Edisi 10. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai