Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri rendah merupakan salah satu komponen konsep diri.
Harga diri merupakan perasaaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri
tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, kegagalan,
namun tetap merasa penting dan berharga (Stuart, 2007).
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus gangguan harga diri sulit
menerima diri sendiri dan menjalin hubungan personal dengan orang lain.
Apabila situasi ini tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
terjadinya harga diri rendah yang sangat kronis.
Atas dasar tersebut, kami mengganggap dengan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan harga diri rendah dapat
tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam
pelaksanaan TAK, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien
yang sudah mampu membuka diri pada realitas sehingga saat kegiatan
TAK berlangsung, klien dapat bekerjasama dengan baik.
B. Landasan Teori
1. Definisi Harga Diri Rendah
Menurut CMHN (2006), harga diri rendah adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai
dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan
menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga diri rendah
kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/
perasaan tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah yang
berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan
jiwa. Berdasarkan pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa:
harga diri rendah dikarenakan penilaian internal maupun penilaian
eksternal yang negatif. Penilaian internal merupakan penilaian dari
individu itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan
penilaian dari luar diri individu (seperti orang tua, teman saudara
dan lingkungan) yang sangat mempengaruhi penilaian individu
terhadap dirinya.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative yang
dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan
(Townsend, 1998) Penyebab lain dari masalah harga diri rendah
diperkirakan juga sebagai akibat dari masa lalu yang kurang
menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan hasil dari
overview dinyatakan bahwa pecandu napza biasanya memiliki
konsep diri yang negative dan harga diri rendah. Perkembangan
emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif
agresif dan cenderung depresi.
Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri
bisa dalam bentuk terapi kognitif. Terapi ini bertujuan untuk
merubah pikiran negative yang dialami oleh klien dengan harga
diri rendah kronis kea rah berfikir yang positif. Pada keluarga
terapi yang diperlukan dapat berupa triangle terapy yang bertujuan
untuk membantu keluarga dalam mengungkapkan perasaan
mengenai permasalahan yang dialami oleh anggota keluarga
sehingga diharapakan keluarga dapat mempertahankan situasi yang
mendukung pada pengembalian fungsi hidup klien. Pada
masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
masalah harga diri rendah kronis yang merupakan salah satu
bagian dari masalah gangguan jiwa dimasyarakat (Shives, 1998).
2. Definisi TAK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi presepsi adalah
terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait
dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalan
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi dan alternatif penyelesaian masalah (Townsend, 1998).
3. Penyebab
Menurut Townsend, 1998 : Stuart, 2007).
a. Kurang umpan balik positif
b. Tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan
c. Retardasi perkembangan ego
d. Menceritakan umpan balik negatif, mengakibatkan
berkurangnya harga diri.
e. Faktor pribadi atau situasi disfungsi sistem keluarga atau
tidak ada dukungan sosisal
4. Karakteristik dan Perilaku yang Ditampilkan
a. Kesulitan menerima penguatan positif
b. Tidak berpartisipasi dalam terapi :
1) Menyatakan penyangkalan diri
2) Evaluasi diri sebagai tidak mampu mengatasi
kejadian-kejadian.
3) Ragu-ragu mencoba situasi baru atau hal baru
karena takut gagal.
4) Proyeksi kesalahan atau tanggung jawab untuk
permasalahan.
5) Merasiaonalkan kegagalan personal.
6) Sangat sensitif terhadap sikap meremehkan atau
kritikan.
7) Waham kebesaran.
c. Kurang kontak mata
d. Manipulasi seorang staf terhadap staf yang lain sebagai
usaha untuk mencapai hak-haknya yang khusus.
e. Ketidakmampuan membentuk hubungan personal yang
dekat dan akrab.
f. Merendahkan orang lain sebagai usaha untuk meningkatkan
perasaan dirinya sendiri.
D. Karakteristik Klien
1. Nama : Ica
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23 tahun
Alamat : Jakarta
Hobi : Mencuci Piring, Menyanyi
Riwayat HDR : 1 bulan sebelum di bawa ke Rumah Sakit
Jiwa pasien mengalami pemerkosaan setelah pulang kerja di kantor
pada malam hari, sehingga pasien menjadi pendiam, merasa malu,
dan merasa dirinya sudah tidak berharga lagi.
2. Nama : Fadilah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 tahun
Alamat : Depok
Hobi : Memasak, Membersihkan rumah
Riwayat HDR : 2 minggu sebelm dibawa ke RSJ pasien
bercerai dengan suaminya. Karena, menurut suaminya pekerjaan
rumah yang dilakukan pasien sangat tidak bagus, sehingga pasien
merasa tidak lagi berguna bagi keluarganya.
3. Nama : Nur
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Alamat : Cikarang
Hobi : Menyanyi
Riwayat HDR : Sebelum masuk RSJ pasien mengalami
pembulian di tempat les menyanyi, menurut teman-temannya suara
pasien sangat jelek, sehingga pasien tidak ingin bernyanyi lagi, dan
merasa tidak percaya diri lagi.
4. Nama : Nopita
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : 20 tahun
Hobi : Menyapu, Menggambar
Riwayat HDR : 2 minggu sebelum masuk RJS pasien
mengalami pelecehan seksual di angkutan umum sepulang kuliah,
dan pasien merasa dirinya tidak berharga lagi.
5. Nama : Jaya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : 22 tahun
Hobi : Bermain sepak bola
Riwayat HDR : Sebelum masuk RSJ pasien mengalami
putus cinta, sehingga pasien mengurung diri dikamar, malu, dan
merasa tidak ada perempuan yang mau dengannya lagi.
P
P
F P
F
P P
Keterangan :
: Leader
: Pasien
: Fasilitator
F. Tugas Terapis
1 Pemimpin kelompok (leader)
Tugas pemimpin kelompok adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik
d. Sebagai “role model”.
e. Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.
2 Pembantu pemimpin kelompok (co-leader)
Tugasnya adalah membantu pemimpin dalam mengorganisir anggota
kelompok.
3 Fasilitator
Tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Membantu pemimpin memfasilitasi anggota untuk berperan
aktif dan memotivasi anggota
b. Memfokuskan kegiatan
c. Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
4 Observer
Tugas observer antara lain sebagai berikut :
a. Mengobservasi semua respons pasien
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku pasien
c. Memberikan umpan balik pada kelompok.
II. RENCANA PELAKSANAAN TAK STIMULASI PERSEPSI : HARGA
DIRI RENDAH
Sesi 1
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri
sendiri
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman
yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda jika
klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu
Dokumentasi
Sesi 2
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang daftar
hal positif dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan
memperagakan kegiatan positif tresebut. Beri tanda (v) jika klien mampu
dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi