Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II

Disusun Oleh Kelompok 1

Bayu Tri Harryana (130317454)

Chatrine Caroline (130317455)

Devi Ayu Anggraeni (130317456)

Suci Dewi Utami (130317472)

PRODI NERS AKADEMIK

INSTITUT MEDIKA Drg SUHERMAN

Jln Raya Industri Pasir Gombong, Jababeka Cikarang – Bekasi

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harga diri rendah merupakan salah satu komponen konsep diri.
Harga diri merupakan perasaaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri
tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, kegagalan,
namun tetap merasa penting dan berharga (Stuart, 2007).
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus gangguan harga diri sulit
menerima diri sendiri dan menjalin hubungan personal dengan orang lain.
Apabila situasi ini tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
terjadinya harga diri rendah yang sangat kronis.
Atas dasar tersebut, kami mengganggap dengan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan harga diri rendah dapat
tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam
pelaksanaan TAK, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien
yang sudah mampu membuka diri pada realitas sehingga saat kegiatan
TAK berlangsung, klien dapat bekerjasama dengan baik.

B. Landasan Teori
1. Definisi Harga Diri Rendah
Menurut CMHN (2006), harga diri rendah adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai
dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan
menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga diri rendah
kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/
perasaan tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah yang
berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan
jiwa. Berdasarkan pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa:
harga diri rendah dikarenakan penilaian internal maupun penilaian
eksternal yang negatif. Penilaian internal merupakan penilaian dari
individu itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan
penilaian dari luar diri individu (seperti orang tua, teman saudara
dan lingkungan) yang sangat mempengaruhi penilaian individu
terhadap dirinya.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative yang
dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan
(Townsend, 1998) Penyebab lain dari masalah harga diri rendah
diperkirakan juga sebagai akibat dari masa lalu yang kurang
menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan hasil dari
overview dinyatakan bahwa pecandu napza biasanya memiliki
konsep diri yang negative dan harga diri rendah. Perkembangan
emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif
agresif dan cenderung depresi.
Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri
bisa dalam bentuk terapi kognitif. Terapi ini bertujuan untuk
merubah pikiran negative yang dialami oleh klien dengan harga
diri rendah kronis kea rah berfikir yang positif. Pada keluarga
terapi yang diperlukan dapat berupa triangle terapy yang bertujuan
untuk membantu keluarga dalam mengungkapkan perasaan
mengenai permasalahan yang dialami oleh anggota keluarga
sehingga diharapakan keluarga dapat mempertahankan situasi yang
mendukung pada pengembalian fungsi hidup klien. Pada
masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
masalah harga diri rendah kronis yang merupakan salah satu
bagian dari masalah gangguan jiwa dimasyarakat (Shives, 1998).
2. Definisi TAK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi presepsi adalah
terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait
dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalan
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi dan alternatif penyelesaian masalah (Townsend, 1998).
3. Penyebab
Menurut Townsend, 1998 : Stuart, 2007).
a. Kurang umpan balik positif
b. Tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan
c. Retardasi perkembangan ego
d. Menceritakan umpan balik negatif, mengakibatkan
berkurangnya harga diri.
e. Faktor pribadi atau situasi disfungsi sistem keluarga atau
tidak ada dukungan sosisal
4. Karakteristik dan Perilaku yang Ditampilkan
a. Kesulitan menerima penguatan positif
b. Tidak berpartisipasi dalam terapi :
1) Menyatakan penyangkalan diri
2) Evaluasi diri sebagai tidak mampu mengatasi
kejadian-kejadian.
3) Ragu-ragu mencoba situasi baru atau hal baru
karena takut gagal.
4) Proyeksi kesalahan atau tanggung jawab untuk
permasalahan.
5) Merasiaonalkan kegagalan personal.
6) Sangat sensitif terhadap sikap meremehkan atau
kritikan.
7) Waham kebesaran.
c. Kurang kontak mata
d. Manipulasi seorang staf terhadap staf yang lain sebagai
usaha untuk mencapai hak-haknya yang khusus.
e. Ketidakmampuan membentuk hubungan personal yang
dekat dan akrab.
f. Merendahkan orang lain sebagai usaha untuk meningkatkan
perasaan dirinya sendiri.

C. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok


1. Tujuan Umum
a. Klien mampu mengenali gangguan harga diri yang dialami.
b. Klien mampu meningkatkan harga diri agar rentang respon
konsep diri juga meningkat.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien mampu mengidentifikasi pengalaman berulang dalam
pikiran klien.
c. Klien mampu mengidentifikasi hal0hal positif di dalam
dirinya.

D. Karakteristik Klien
1. Nama : Ica
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23 tahun
Alamat : Jakarta
Hobi : Mencuci Piring, Menyanyi
Riwayat HDR : 1 bulan sebelum di bawa ke Rumah Sakit
Jiwa pasien mengalami pemerkosaan setelah pulang kerja di kantor
pada malam hari, sehingga pasien menjadi pendiam, merasa malu,
dan merasa dirinya sudah tidak berharga lagi.
2. Nama : Fadilah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 tahun
Alamat : Depok
Hobi : Memasak, Membersihkan rumah
Riwayat HDR : 2 minggu sebelm dibawa ke RSJ pasien
bercerai dengan suaminya. Karena, menurut suaminya pekerjaan
rumah yang dilakukan pasien sangat tidak bagus, sehingga pasien
merasa tidak lagi berguna bagi keluarganya.
3. Nama : Nur
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Alamat : Cikarang
Hobi : Menyanyi
Riwayat HDR : Sebelum masuk RSJ pasien mengalami
pembulian di tempat les menyanyi, menurut teman-temannya suara
pasien sangat jelek, sehingga pasien tidak ingin bernyanyi lagi, dan
merasa tidak percaya diri lagi.
4. Nama : Nopita
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : 20 tahun
Hobi : Menyapu, Menggambar
Riwayat HDR : 2 minggu sebelum masuk RJS pasien
mengalami pelecehan seksual di angkutan umum sepulang kuliah,
dan pasien merasa dirinya tidak berharga lagi.
5. Nama : Jaya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : 22 tahun
Hobi : Bermain sepak bola
Riwayat HDR : Sebelum masuk RSJ pasien mengalami
putus cinta, sehingga pasien mengurung diri dikamar, malu, dan
merasa tidak ada perempuan yang mau dengannya lagi.

E. Pengorganisasian Terapi Aktifitas kelompok


1. Terapis
a. Leader : Bayu Tri Harryana
b. Fasilitator : Chatrine Carolline
Devi Ayu Anggraeni
c. Observer : Suci Dewi Utami
2. Seleksi Klien
Kegiatan terapi kelompok ini diikuti oleh :
a. Klien yang tenang dan kooperatif
b. Klien yang tidak mengalami proses fikir
c. Klien yang mempunyai emosi yang terkontrol
d. Klien yang tidak mengalami gangguan kesehatn fisik.
3. Nama klien yang Mengikuti TAK
a. Melisa Ayu Lestari (Ica)
b. Nurfadilah (Fadilah)
c. Nur (Nur Asiah)
d. Maya Novita (Nopita)
e. Marjaya (Jaya)
4. Waktu
Terapi Aktifitas Kelompok akan dilaksanakan pada :
 Hari/Tanggal : Rabu, 04 Desember 2019
 Waktu : 08.00-08.30
 Tempat : Ruang Seruni RSJ Tarakan
5. Setting Tempat

P
P
F P
F
P P

Keterangan :

: Leader
: Pasien

: Fasilitator

F. Tugas Terapis
1 Pemimpin kelompok (leader)
Tugas pemimpin kelompok adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik
d. Sebagai “role model”.
e. Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.
2 Pembantu pemimpin kelompok (co-leader)
Tugasnya adalah membantu pemimpin dalam mengorganisir anggota
kelompok.
3 Fasilitator
Tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Membantu pemimpin memfasilitasi anggota untuk berperan
aktif dan memotivasi anggota
b. Memfokuskan kegiatan
c. Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
4 Observer
Tugas observer antara lain sebagai berikut :
a. Mengobservasi semua respons pasien
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku pasien
c. Memberikan umpan balik pada kelompok.
II. RENCANA PELAKSANAAN TAK STIMULASI PERSEPSI : HARGA
DIRI RENDAH

1. Sesi 1: Identifikasi positif pada diri


a. Tujuan :
1) Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak
menyenangkan
2) Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.
b. Setting :
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang.
c. Alat :
1) Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2) Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti
TAK
d. Metode :
1) Diskusi
2) Permainan
e. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien
dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai
papan nama)
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien
(beri papan nama)
b) Evaluasi/Vasilidasi Menanyakan perasaan klien saat
ini
c) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
bercakap-cakap tentang hal positif diri sendiri
 Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada
terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
3) Tahap kerja
a) Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan
nama panggilan serta memakai papan nama
b) Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien
c) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman
yang tidak menyenangkan
d) Terapis memberi pujian atas peran serta klien
e) Terapis membagikan kertas yang kedua
f) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif
tentang diri sendiri: kemampuan yang dimiliki,
kegiatan yang biasa dilakukan dirumah dan dirumah
sakit
g) Terapis meminta klien membacakan hal positif yang
sudah ditulis secara bergiliran sampai semua klien
mendapatkan giliran h. Terapis memberi pujian
pada setiap peran serta klien
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
b) Tindak lanjut Terapis meminta klien menulis hal
positif lain yang belum tertulis
c) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu
melatih hal positif diri yang dapat diterapkan
dirumah sakit dan dirumah
 Menyepakati waktu dan tempat

5) Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi :

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,


khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
harga diri rendah sesi kemampuan klien yang diharapkan
adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan
dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki. Formulir
evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1

Stimulasi persepsi : Harga diri rendah

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri
sendiri

No Nama klien Menulis pengalaman yang tidak Menulis hal positif


. menyenangkan diri sendiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Petunjuk :

 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
 Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman
yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda jika
klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi
persepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang
tidak menyenangkan, mengalami kesulitan menyebutkan hal positif diri. Anjurkan
klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan reinforcement
(pujian).

2. Sesi 2 : Melatih Hal Positif pada Diri


a. Tujuan :
1) Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat
digunakan
2) Klien dapat memilih hal positif diri yang akan dilatih
atau dilakukan
3) Klien dapat memperagakan hal positif diri yang telah di
pilih
4) Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan /
hal positif diri yang telah dialatih / diperagakan.
b. Setting :
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3) Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat :
1) Spidol dan papan tulis
2) Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih /
diperagakan
3) Kertas daftar kemampuan positif pada sesi 1
4) Jadwal kegiatan sehari-hari dan pulpen
d. Metode :
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran
e. Langkah Kegiatan :
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah
mengikuti sesi 1
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis memakai papan nama
b) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah aada tammbahan hal positif
kien
c) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
melatih atau memperagakan hal positif pada
klien
 Terapis menjelaskan aturan main berikut :
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada
terapis
o Lama kegiatan 45 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan sampai
selesai.
3) Tahap Kerja
a) Terapis meminta semua klien membaca ulang daftar
kemampuan positif pada sesi 1 dan memilih satu
untuk dilatih
b) Terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan
ditulis di whiteboard.
c) Terapis meminta semua klien untuk memilih satu
dari daftar di whiteboard. Kegiatan yang paling
banyak dipilih di ambil untuk dilatih.
d) Terapis melatih/meminta klien memperagakan cara
pelaksaaan kegiatan/kemampuan yang dipilih
dengan cara berikut :
 Terapis memperagakan
 Klien memperagakan ulang (semua klien
mendapat giliran)
 Berikan pujian sesuai dengan keberhasilan klien.
e) Kegiatan a sampai dengan d, dapat diulang untuk
kemampuan/kegiatan yang berbeda.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK (terutama perasannya setelah
memperagakan hal positif diri dan mendapatkan
apresiasi dari orang lain)
 Terapis memberikan pujian kepada kelompok
b) Tindak lanjut
Terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang
telah dilatih pada jadwal kegiatan sehari-hari.
c) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal
positif lain
 Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek
positi selesai dilatih.

5) Evaluasi dan Dokumentasi


a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi harga diri
rendah sesi 2, kemampuan klien yang diharapkan
adalah memiliki 1 hal positif yang akan ilatih dan
memperagakannya. Formulir evaluasi sebagai
berikut :

Sesi 2

Stimulasi persepsi : Harga Diri Rendah

Kemampuan melatih kegiatan positif

N Nama Klien Membaca daftar Memilih satu hal Memperagakan


o hal positif positif yang akan kegiatan positif
dilatih
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Petunjuk :
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
 Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang daftar
hal positif dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan
memperagakan kegiatan positif tresebut. Beri tanda (v) jika klien mampu
dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi
persepsi: harga diri rendah. Klien telah melatih merapikan tempat tidur. Anjurkan
dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.

Anda mungkin juga menyukai