PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh yang sehat dan bugar merupakan hal yang sangat diimpikan oleh
setiap orang bahkan banyak orang yang sampai rela mengeluarkan biaya yang
cukup besar demi memperoleh kesehatan tubuh. Kesehatan tubuh sangat penting
karena dengan tubuh yang sehat kita dapat menjalani kehidupan. Namun, tidak
semua orang memiliki tubuh yang sehat, banyak di antara mereka yang mengidap
penyakit baik penyakit ringan maupun penyakit yang cukup parah terutama bagi
orang dewasa sampai lanjut usia bahkan anak-anak pun juga sudah banyak yang
terjangkit penyakit.
dikalangan masyarakat yaitu Diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus atau yang
juga dikenal sebagai penyakit kencing manis, adalah penyakit kronik yang
insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang telah dihasilkan oleh pankreas secara efektif, atau gabungan dari kedua hal
tersebut. Pada penderita Diabetes mellitus yang tidak terkontrol, akan terjadi
serius pada sistem tubuh kita, terutama pada saraf dan pembuluh darah. Oleh
1
karena itu, sangat penting untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah pasien
Penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus) sudah dikenal sejak tahun 1552
SM di Mesir. Pada saat itu, di Mesir dikenal suatu penyakit yang ditandai dengan
kencing yang sering dan dalam jumlah yang banyak (Poliurial), serta penurunan
berat badan yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Kemudian pada tahun 400 SM,
produksi insulin, dimana Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar
yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan
urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada
pada tahun 2020 akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun
dengan asumsi prevalensi Diabetes Mellitus 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien
Dari Jumlah tersebut baru 50% penderita yang sadar mengidap dan sekitar
30% diantaranya melakukan pengobatan rutin. Faktor lingkungan dan gaya hidup
yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, berlemak, kurang aktivitas dan stress
2
berperan sangat besar sebagai pemicu Diabetes Mellitus. Selain itu Diabetes
Mellitus juga bisa muncul karena adanya faktor keturunan (Soegondo dkk, 2007).
obesitas. Selain pola makan yang tidak seimbang, aktifitas fisik juga merupakan
faktor risiko dalam memicu terjadinya Diabetes mellitus (Awad dkk, 2011).
Desember 2015 terdapat kurang lebih 40 kasus Diabetes. Dari data diperoleh
bahwa penyakit Diabetes lebih banyak diderita oleh perempuan dibanding laki-
laki.
Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rita
didapatkan pada kelompok usia 60-70 tahun dan lansia wanita memiliki
prevalensi lebih tinggi dari lansia pria. Rata-rata skor domain kondisi lingkungan
lebih tinggi bermakna pada lansia yang tidak menderita DM dan rata-rata skor
kesehatan fisik lebih tinggi bermakna pada lansia yang menderita obesitas.
Semakin besar indeks massa tubuh maka skor domain kesehatan fisik akan
3
Penyakit Diabetes dapat diatasi atau diobati dengan beberapa cara yaitu
dengan melakukan diet atau pengaturan pola makan, latihan fisik secara teratur
dengan tujuan untuk tetap mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran
dalam penelitian oleh Ayik Miranti (2010), menyatakan umur, olahraga, waktu
bahwa ada hubungan gaya hidup dengan kejadian Diabetes mellitus. Gaya hidup
yang dimaksud disini adalah gaya hidup sehat seperti pengaturan pola makan
(diet) dan aktivitas fisik. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang
dalam menjalani diet Diabetes (pengaturan pola makan) dapat menjadi sebuah
pelajaran yang berarti sehingga keberhasilan pelaksanaan diet dapat lebih optimal
hubungan antara gaya hidup dan diet pada penderita Diabetes mellitus tipe-2 di
B. Rumusan Masalah
ini adalah :
4
1. Bagaimana hubungan gaya hidup dengan penderita Diabetes mellitus tipe 2
3. Bagaimana hubungan antara gaya hidup dan diet pada penderita Diabetes
C. Tujuan Penelitian
3. Untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dan diet pada penderita
4. Manfaat Penelitian
yaitu:
5
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan
3. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang
sama
6
BAB II
A. Tinjauan Umum
Gaya hidup merupakan ciri sebuah negara modern, atau yang biasa disebut
tindakan sendiri atau orang lain. Gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang
membedakan antara satu orang dengan orang yang lain. Dalam interaksi sehari-
hari kita bisa menerapkan suatu gagasan tentang gaya hidup tanpa perlu
apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa-apa
yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya
(Setiadi, 2003).
lingkungannya.
Engel, Blackwel, dan Miniard (1995), mengartikan gaya hidup sebagai pola
dimana manusia hidup dan menghabiskan waktu dan uang. Gaya hidup
7
merefleksikan aktivitas, minat, dan pendapat seseorang. Selanjutnya, Chaney
membedakan antara satu orang dengan orang lain. Gaya hidup membantu
memahami apa yang orang lakukan, mengapa mereka melakukannya, dan apakah
yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain. Sementara itu,
faktor pembentuk gaya hidup menurut teori Bordieu (dalam Piliang, 2006)
dicerminkan dalam sebuah rangkaian atau lingkup proses sosial yang lebih
panjang atau luas, yang melibatkan modal, kondisi objektif, habitus, disposisi,
Secara umum dapat diartikan bahwa suatu gaya hidup dikenali dengan
pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri
sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen
Kualitas hidup dan kesehatan akan terjaga seiring dengan konsistensi kita
dalam menjalankan gaya hidup sehat selaras dengan lingkungan. Wawasan baru
tentang gaya hidup sehat alami bahwa sejatinya manusia memiliki potensi untuk
hidup sehat selaras alam. Namun untuk ini, hal pertama yang perlu dilakukan
adalah menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dipikirkan, apa yang dimakan, dan
dapat hidup sehat, perlu dilakukan pengaturan ulang mengenai gaya hidup,
misalnya dengan makan makanan yang betul-betul dibutuhkan oleh tubuh, banyak
8
bergerak, dan berpikir positif. Gaya hidup seperti ini akan menjamin kualitas
Agar tetap sehat , sejak dini seseorang perlu membiasakan gaya hidup sehat.
Gaya hidup sehat dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi
seimbang, melakukan aktivitas fisik/olahraga secara benar dan teratur dan tidak
merokok. Hal ini tidak semudah yang dibayangkan. Gaya hidup sehat ini
semestinya sudah dilakukan sejak masih muda sehingga ketika memasuki masa
lansia seseorang dapat menjalani hidupnya dengan bahagia terhindar dari banyak
masalah kesehatan. Demikian halnya dengan gaya hidup yang salah dapat
memengaruhi kesehatan antara lain kurang minum air putih, kurang gerak,
Perubahan gaya hidup seperti konsumsi makanan cepat saji, pola makan yang
tidak baik, kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang
serba praktis merupakan salah satu pemicu untuk timbulnya penyakit berbahaya
seperti Diabetes mellitus, tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung dan
pola hidup yang sehat dapat mencegah terjadinya komplikasi penyakit khususnya
pada penderita Diabetes mellitus tipe 2. Salah satu contoh pola hidup sehat bagi
penderita Diabetes mellitus tipe 2 yaitu melalui diet atau pengaturan pola makan
9
2. Tinjauan Umum tentang Diet
Pengertian diet adalah pengaturan pola makan, baik porsi, ukuran maupun
kandungan gizinya. Kata diet berasal dari bahasa Yunani artinya cara hidup. Di
Indonesia kata diet lebih sering ditujukan untuk menyebut suatu upaya
menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu, sedangkan definisi
diet dalam nutrisi adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau
organisme tertentu. Diet yang baik adalah diet yang menekankan pada perubahan
dalam jenis makanan, jumlah dan seberapa sering seseorang makan dan ditambah
Diet menurut Hartono (2000), adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan
dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan serta status nutrisi dan
semua makanan masuk dalam kategori diet. Dalam diet jenis dan banyaknya
menyeluruh dari seluruh tim (petugas kesehatan, keluarga dan penderita) (Putri
makan dengan rerata kadar gula darah acak. Hal ini dikarenakan pengaturan
makan dapat menstabilkan kadar glukosa darah dan lipid-lipid dalam batas normal
10
(Syahbudin, 2007). Hal ini harus diperhatikan oleh semua pihak karena semakin
bertambah usia seseorang maka akan terjadi penurunan fungsi organ tubuh yaitu
fungsi otak yang berhubungan dengan daya ingat. Sehingga dengan bertambahnya
Makanan akan menaikkan glukosa darah, satu sampai dua jam setelah
perencanaan makan yang meliputi jumlah, jenis dan jadwal, diharapkan dapat
mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas normal dan penderita
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), tujuan utama terapi Diabetes adalah
mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya
terapeutik pada setiap tipe Diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal
11
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan
praktis
Menurut Nurmazah (2013), tujuan dilakukan terapi diet antara lain sebagai
berikut :
gejalanya.
mikrovaskuler.
optimal.
12
Menurut E Beck (2011), ada tiga jenis terapi diet untuk penderita DM
antara lain :
Bagi orang yang melakukan diet rendah kalori harus menyadari perlunya
penurunan berat badan dan berat badan yang sudah turun tidak boleh
dibiarkan naik kembali. Bagi para pasien DM tipe 2 yang mempunyai berat
Tipe diet ini digunakan untuk pasien DM yang berusia lanjut dan tidak
prinsip yaitu 1) tidak memakan gula dan makanan yang mengandung gula, 2)
Gula (gula pasir, gula jawa, aren dan lain-lain) dan makanan yang
mengandung gula tidak boleh dimakan karena cepat dicerna dan diserap
sehingga dapat menimbulkan kenaikan gula darah yang cepat. Makanan bagi
13
tinggi. Diet yang berdasarkan sistem ini merupakan diet yang lebih rumit
untuk diikuti oleh soerang pasien DM, tetapi mempunyai kelebihan, diet ini
lebih bervariasi serta lebih fleksibel daripada diet bebas gula. Tujuan dari
tekanan darah).
terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan dalam melaksanakan diet. Menurut
Nurmazah (2013), beberapa syarat yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan diet
antara lain :
3 porsi besar yaitu makanan pagi (20%) siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3
c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu antara 20-25 % dari kebutuhan energi total.
d. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70 %
f. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
14
g. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi
natrium dalam bentuk gram dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
c. Menunjang pertumbuhan
protein 10-15%, dan lemak 20-25%, jumlah kandungan kolesterol kurang dari 300
mg/hari, berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh, kandungan serat sekitar 25
dengan rumus IMT = berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m)2. Klasifikasi IMT
sebagai berikut
a. 17,0-18,4 = kurus
b. 18,5-25,0 = normal
15
c. 25,1-27,0 = gemuk
Relative Body Weigh (BBR) atau berat badan relatif dengan rumus :
BBR = BB x 100 %
TB - 100
sehari pada penderita DM yang bekerja biasa menurut Darmono, (2007) adalah :
c. Gemuk : BB x 20 kalori
hidup, jam-jam makan yang biasa diikutinya dan latar belakang etnik serta
budayanya. Bagi pasien yang mendapatkan terapi intensif, penentuan jam makan
untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus. Makanan dibagi dalam tiga porsi
besar, yaitu makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi
16
b. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total. Protein
dapat diperoleh dari berbagai macam sereal (roti, sereal, nasi, pasta, tepung
terigu) atau yang berasal dari hewani (daging, ikan, telur, dan hasil
peternakan). Protein hewani relatif cenderung kaya akan lemak dan kalori serta
merencanakan makan.
c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam
bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10% dari
lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal.
(hewani) antara lain terdapat dalam daging berlemak, susu full cream, mentega,
dan lemak babi. Jenis makanan tersebut dapat menyebabkan masalah dalam
setiap orang.Lemak tak jenuh agak lebih baik dibandingkan lemak jenuh, yang
terdapat dalam dua bentuk, yakni lemak tak jenuh ganda, ditemukan dalam
minyak jagung, dan margarin bunga matahari, dan lemak tak jenuh tunggal,
antara lain ditemukan dalam minyak zaitun dan minyak lokal. Jenis lemak ini
dapat dipakai sebagai pengganti lemak jenuh maupun lemak tak jenuh.
d. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%.
Contohnya adalah roti, kentang, pasta, nasi, sereal, dan buah. Kandungan gula
makanan tersebut sangat rendah dan merupakan sumber energi yang baik.
17
e. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah
kebutuhan energi total. Contohnya adalah gula, permen dan coklat, bolu manis,
biskuit manis dan puding, minuman soda. Makanan tersebut harus dihindari
karena kadar gula akan masuk ke dalam aliran darah dengan cepat, sehingga
dapat menyebabkan kenaikan gula darah secara tiba-tiba. Untuk itu, dapat
f. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan
pemanis selain sukrosa. Ada dua jenis gula alternatif yaitu yang bergizii dan
yang tidak bergizi. Gula alternatiff adalah fruktosa, gula alkohol berupa
sorbitol, manitol dan silitol, sedangkan gula alternatif tak bergizi berupa
terbatas. Fruktosa dalam jumlah 20% dari kebutuhan energi total dapat
g. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
kebutuhan serat sehari. Maksud penambahan isi serat dalam makanan tidak
berarti makan nasi dan yang lainnya, melainkan harus mengkonsumsi 30 gram
serat setiap harinya. Sangat penting untuk membuat usus bekerja baik.
Beberapa jenis serat yang dapat larut dapat membantu mengontrol kadar darah
agar normal dan menjaga tingkat kolesterol darah agar turun. Makanan, seperti
18
buncis matang, bubur kacang hijau, bubur gandum, sereal gandum lainnya,
maupun kue gandum semuanya kaya akan serat dapat larut. Sedangkan sereal
berkadar serat tinggi, roti, sayuran dan buah-buahan tanpa kulit, pasta, tepung
terigu, dan beras merupakan makanan dengan serat yang tak dapat larut.
dikurangi. Terlalu banyak garam tidak bagi bagi siapa pun dan dapat
garam saat memasak dan jangan tambahkan sedikit pun saat makan. Berbagai
i. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan. Bila makan-
mineral.
19
Keterangan :
komplikasi.
c. Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, Diabetes remaja
jenis glukosa. Pada dasarnya penyakit ini terjadi karena kekurangan hormon
20
insulin. Hormon terssebut dihasilkan sel beta di dalam pulau langerhans dari
Menurut Price dan Wilson (2012), definisi dari Diabetes mellitus adalah
gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan
secara klinis, maka Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan
tubuh tidak dapat membuat atau menggunakan insulin dengan semestinya. Insulin
insulin, maka akan terjadi kelebihan insulin dalam darah dan hal ini akan
21
autoimmune atau kekebalan tubuh. Sejak obat-obatan psikosomatik ada, terdapat
saat kontrol yang kemudian ditemukan kadar glukosa yang tinggi pada diri
tanda-tanda DM yaitu:
b. Gula darah puasa > 126 mg/dl (puasa = tidak ada masukan makanan/kalori
c. Glukosa plasma dua jam > 200 mg/dl setelah beban glukosa 75 grm.
lebih berat jika semakin banyak faktor risiko yang menyertainya. Faktor risiko
diserang DM sebanyak enam kali lebih besar jika salah satu atau kedua orang
gula darah, yaitu hipoglikemia dan hiperglikemia. Hipoglikemia adalah kadar gula
dalam darah sangat rendah, dihasilkan ketika terdapat insulin yang terlalu banyak
sehingga menyebabkan penurunan gula darah. Reaksi ini biasanya terjadi tiba-tiba
kulit berubah menjadi pucat dan basah, orang tersebut merasa gelisah, mudah
Hiperglikemia adalah kadar gula darah yang sangat atau terlalu tinggi.
22
Orang tersebut akan merasa ngantuk dan kesulitan bernafas, ingin muntah, lidah
tingkat yang tinggi untuk terkena resiko penyakit jantung koroner. DM juga
menjadi penyebab utama kebutaan dan gagal ginjal pada orang dewasa. Selain itu,
rasa sakit dan sensasi-sensai lainya. Selain hal-hal di atas, DM juga akan
memperburuk fungsi tubuh yang lain misalnya gangguan makan dan sistem
memori karena sistem saraf yang rusak pada orang tua (Bustan, 2007).
kategori yaitu :
mellitus.
mellitus.
23
(IFG)
Puasa ≤ 100 & > 126 ≥ 5,6 & < 7,0
2 jam sesudah makan < 140 < 7,8
Impaired Glucose Tolerance
(IGT)
Puasa < 126 < 7,0
2 jam sesudah makan ≥ 140 & < 200 ≥ 7,8 & < 11,1
Diabetes Mellitus
Puasa ≥126 ≥ 7,0
2 jam sesudah makan >200 > 11,2
Diabetes tipe 1 dulu dikenal sebagai tipe juvenileonset dan tipe dependen
insulin, namun kedua tipe ini dapat muncul pada sembarang usia. Insiden
Diabetes tipe 1 sebanyak 30.000 kasus baru setiap tahunnya dan dapat diabagi
dalam dua subtipe yaitu : (1) autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan
kerusakan sel-sel beta; (2) idiopatik, tanpa bukti adanya autoimun dan kadang
tidak diketahui sumbernya. Subtipe ini lebih sering timbul pada etnik keturunan
Menurut Schlenker dan Long, 2007 gejala dari penyakit Diabetes tipe 1
(T1DM) yaitu rasa haus berlebih (polydipsia), kencing berlebih (polyuria), nafsu
makan meningkat (polyfagia), berat badan menurun dan lebih cepat capek.
Diabetes tipe 2 dulu dikenal sebagai tipe dewasa atau tipe onset maturitas
dan tipe nondependen insulin. Insidens Diabetes tipe 2 sebesar 650.000 kasus baru
setiap tahunnya. Obesitas sering kali dikaitkan dengan penyakit ini (Price dan
Wilson, 2012). Adapun gejala untuk Diabetes tipe 2 menurut Schlenker dan Long
(2007), yaitu biasa terdapat luka atau infeksi yang susah disembuhkan dan
24
Gejala lain yang dialami oleh penderita DM baik tipe 1 maupun tipe 2 yaitu
kelihatan sensitif. Hal tersebut merupakan dampak dari stres. Pada penderita DM
tipe 1 stres mungkin akan mengendap yang berdampak pada gen. Sebuah studi
melaporkan ada hubungan langsung antara stress dan kurangnya kontrol diri
Prevalensi DM tipe 2 pada bangsa kulit putih berkisar antara 3-6% dari
dengan demikian kita dapat membandingkan prevalensi di suatu negara atau suatu
kelompok etnik tertentu dengan kelompok etnik kulit putih pada umumnya.
etnik di beberapa negara yang mengalami perubahan gaya hidup yang sangat
berbeda dengan cara hidup sebelumnya karena memang mereka lebih makmur
(Suyono, 2012).
berkisar antara 1,4 dengan 1,6 %. Melihat tendensi kenaikan kekerapan Diabetes
secara global yang tadi dibicarakan terutama disebabkan oleh karena peningkatan
kemakmuran suatu populasi, maka dengan demikian dapat dimengerti bila suatu
saat atau lebih tepat lagi dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang
kekerapan DM di Indonesia akan meningkat dengan drastis. Hal ini sesuai dengan
25
peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap Diabetes sebanyak 12,4 juta
orang pada tahun 2025, naik 2 tingkat dibanding tahun 1995 (Suyono, 2012).
kesimpulan bahwa dalam jangka waktu 30 tahun penduduk Indonesia akan naik
sebesar 40% dengan peningkatan jumlah pasien Diabetes yang jauh lebih besar
badan.
lebih panjang
gestasional (GDM) adalah Diabetes yang timbul selama kehamilan meliputi 2-5%
daripada seluruh Diabetes. Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya
pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar. Faktor risiko terjadinya
GDM adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat keluarga, dan riwayat
26
Kategori penyakit Diabetes yang terakhir yaitu gangguan toleransi glukosa
(IGT). Dipandang dari sudut biokimia, pasien dengan IGT menunjukkan kadar
glukosa plasma puasa (≥110 dan <126 mg/100 ml). IGT tidak digolongkan
ditetapkan dengan nilai antara 110 (diatas batas normal) dan 126 mg/100 ml.
Diabetes dan komplikasi metabolik akibat IGT (Price dan Wilson, 2012).
untuk menjaga kadar gula dalam darah pada tingkat normal. Faktor yang
diperlukan adalah kontrol diri. Kontrol makanan serta olahraga dianggap sebagai
kebiasaan yang sangat sulit dilakukan secara teratur. Penderita DM juga harus
dapat memonitor sendiri kadar gula dalam darahnya secara pasti. Taylor (1995),
darahnya secara pasti, sehingga mereka dapat belajar untuk dapat membedakan
penderita DM, dukungan sosial mempunyai efek yang menguatkan dalam hal
dari depresi dan stress karena adanya hiburan dari orang lain. Selain dukungan sosial,
setiap penderita DM juga harus benar-benar mematuhi nasehat dan saran – saran dari
dokter dalam menjalani terapi medis karena jika tidak akan berakibat buruk pada
27
dalam menjalani terapi medis juga dapat menyebabkan komplikasi DM yang berat
(Taylor, 1995).
mencegah DM :
d. Menghindari Stres.
pendek. Tujuan jangka pendek adalah hilangnya berbagai keluhan atau gejala DM
sehingga pasien dapat menikmati kehidupan yang sehat dan nyaman. Tujuan
1995).
Kabupaten Wajo merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam ruang
Kabupaten Wajo (2014), luas wilayah dari Kecamatan Maniangpajo yaitu 175,96
km2 dengan 7,02 % terhadap luas kabupaten. Kecamatan Maniangpajo terdiri dari
28
Sogi dan Desa Minangatellue. Wilayah Kecamatan Maniangpajo berbatasan
dengan :
ini kejadian Diabetes mellitus khususnya Diabetes mellitus tipe 2 cukup tinggi.
bulan Januari sampai Desember 2015 terdapat kurang lebih 40 kasus. Selain itu, di
B. Kerangka Pikir
Melihat tendensi kenaikan kekerapan Diabetes secara global yang tadi dibicarakan
Salah satu cara untuk mengatasi penyakit Diabetes agar kadar gula darah
tetap dalam kisaran normal yaitu dengan melakukan terapi diet. Diet menurut
Hartono (2000), adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan dengan maksud
29
menyembuhkan penyakit. Jenis diet untuk penderita DM yaitu diet rendah kalori,
Kabupaten Wajo (2014), luas wilayah dari Kecamatan Maniangpajo yaitu 175,96
km2 dengan 7,02 % terhadap luas kabupaten. Berdasarkan data dari puskesmas, di
Penyebab Diabetes
Mellitus Tipe 2
Pengelolahan DM
30
C. Hipotesis
Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan kerangka pikir maka hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan antara gaya hidup dan diet pada penderita Diabetes
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup
Kabupaten Wajo.
B. Desain Penelitian
identifikasi variabel independen (gaya hidup dan diet) dengan variabel dependen
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu variabel independen
(gaya hidup dan diet) dan variabel dependen (penderita Diabetes mellitus tipe 2 ).
32
a. Gaya hidup penderita Diabetes yaitu perilaku pasien dalam menjalani
dilakukan.
kuesioner untuk diisi. Setelah pengisian kuesioner, data akan diolah dengan
Diabetes mellitus tipe 2 dari puskesmas setempat seperti nama, umur, jenis
1. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini adalah analisis data univariat dan
variabel yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan tabel dan narasi.
33
Sedangkan analisis data bivariat untuk melihat hubungan variabel independen
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel disertai
penjelasan.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes mellitus tipe
2. Sampel
yaitu penderita DM tipe 2. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek
ditentukan dengan cara tes gula darah sewaktu penelitian. Jumlah minimal sampel
34
4) Bersedia menjadi responden dalam penelitian
35
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta: EGC
Dahniar., Tasa H., & Junaidi. 2014. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Diabetes Mellitus di RSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, 4(6)
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Depok : Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat UI
Digiulio., Mary, J., Dona & Keogh, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 1.
Yogyakarta : Rapaha Publishing
Emille, Christoper dan Kholil, Ahmad. 2013. Gaya Hidup Organik, Sehat Tanpa
Mahal. Bandung : PT Mizan Pustaka
Engel, J.F., Blackwel, R.D., & Miniard, P.W. (1990). Consumer behavior (6th
ed). USA: Dryden Press
Frank B., Joann E., Meir J., Graham., Simin., Caren., dan Walter. 2001. Diet,
Lifestyle, And The Risk Of Type 2 Diabetes Mellitus In Women. New
England Journal Medicine, 345 (11)
36
Kotler, Philip. 2002. Manajemen. Jakarta : Prenhanlindo.
Piliang. (2006). Resitensi gaya hidup: Teori dan Realitas (A. Adlin, ed).
Yogyakarta: Jalasutra
Putri, Nurlaili Haida Kurnia dan Isfandiari, Muhammad Atoillah. 2013. Hubungan
Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2 dengan Rerata Kadar Gula Darah.
Jurnal Berkala Epidemologi, 1 (2) : 234-243
Schlenker, Eleanor dan Long, Sara. 2007. Essentials of Nutrition & Diet Therapy.
Kanada : Mosby Elsevier
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi. Jakarta Timur: Dian Rakyat
37
Suyono, Slamet . 2012. Diabetes Mellitus Di Indonesia. Jakarta: FKUI
Wijoyo P.M. 2011. Rahasia Penyembuhan Diabetes Secara Alami. Bogor : Bee
Media Agro.
38