DISUSUN OLEH :
JULIANA
GHINA PUTRI
SHAFIRA C
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari dosen
pengampu : Danarti Hariani, SP.,MM, dengan mata kuliah Manajemen Operasional II. Selain itu,
makalah ini dibuat agar kiranya dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran lebih lanjut mengenai
“Supply Chain Management” pada perusahaan PT. Sarimelati Kencana atau yang sudah dikenal
dengan nama Pizza Hut.
Makalah ini disusun berdasarkan kepentingan-kepentingan dan pembahasan pokok terkait
dengan bagaimana sejarah profil dari Pizza Hut, Rantai pasokan yang telah bekerjasama dengan pizza
hut sehingga mempunyai cita rasa yang berbeda dari produk lainnya. Namun tidak lepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa, maupun
segi lainnya. Oleh karena itu, kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada makalah kami, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami tentang sejarah, rantai
pasokan management, dan bagaimana pizza hut mempertahankan eksistensinya di Indonesia, dan serta
sebagai salah satu informasi/ penambahan wawasan dalam memulai usaha dari usaha kecil hingga bisa
mempunyai supplier yang banyak seperti Pizza Hut ini. Maka dari itu, pembaca diharapkan mampu
menerapkan pemahamannya tentang makalah ini dalam kehidupan berwirausaha sehari-hari.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..….…….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….....….. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….……………….. 1
Latar Belakang …………………………………………….………………....... 1
Rumusan Masalah …………………………………………….……………….. 2
Tujuan …………………………………………….……………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………….…………………………….
Profil Perusahaan PT. Sarimelati Kencana ……………………………...………
Kegiatan Usaha ...........……………………………………….……………..
Ikhtisar Segmen Bisnis…………………..………………….……………….
Ulasan Keuangan …………………………...……………………………….
Laporan Posisi Keuangan …………………………...……………………….
Jumlah Liabilitas …………………………...…………………………..……
Total Ekuitas …………………………………………..................................
Laporan Laba Rugi ………………………………………………………....
Pendapatan Penjualan Bersih ……………………………………………….
Beban Pokok Penjualan ……………………………………………….........
Laba Tahun Berjalan ………………………………………………………..
Laporan Arus Kas …………………………………………………………..
Kemampuan Membayar Hutang dan Kolektibilitas Piutang Usaha Solvabilitas
Kolektibilitas ………………………………………………………………..
Belanja Barang Modal ………………………………………………………
Struktur Modal ………………………………………………………………
Komitmen yang Signifikan pada 2018 ………………………………………
Ulasan Bisnis ………………………………………………………………...
Meningkatkan Posisi Pasar dengan Menambah Jumlah Gerai ………………
Mempertahankan Brand Awareness …………………………………………
Meningkatkan Kapasitas Fasilitas Produksi………………………………….
Rantai Pemasok PT. Sarimelati Kencana Tbk ………………………….………..
Pabrik-pabrik produksi ………………………….…………………………..
Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik ………………………….….
Struktur Tata Kelola Perusahaan ………………………….…………………….
Rapat Umum Pemegang Saham ………………………….……………………..
Tanggung Jawab Sosial ………………………….………………………………
BAB III PENUTUP …………………………………………….…………………………. iii
Saran …………………………………………….……………………………..… iii
Kesimpulan …………………………………………….……………………..….. iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain sistem penjualan, informasi yang baik dan handal juga perlu diperoleh dari
sistem pembelian atau pengeluaran yang merupakan serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
pengolahan data yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran atas barang dan jasa
yang dibeli. Dalam sistem pembelian barang terkait dengan transaksi pemesanan barang,
penerimaan, pencatatan utang dan pelunasan utang atas pembelian barang dagangan (Krismiaji
2010:347).
Dalam sistem pengendalian pembelian pada usaha dagang terkait dengan pembelian
persediaan yang dibeli oleh perusahaan oleh bagian pembelian atas dasar permintaan dari pihak
gudang yang melakukan pengecekan atas persediaan barang dagang tersebut sehingga
diketahui berapa banyak persediaan yang harus dipesan kepada pihak pemasok. Selain
pemesanan persediaan barang juga hal yang berkaitan dengan penerimaan barang yang
dipesan, dicatat pada buku hutang serta melakukan penyimpanan persediaan barang tersebut di
Gudang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profile perusahaan PT. Sarimelati Kencana TBK?
2. Bagaimana Rantai Pasok pada Pizza Hut ?
3. Apa saja yang menjadi bagian dalam usahanya?
4. Bagaimana cara memproduksi makanannya?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Profile Perusahaan
Profil PT. Sarimelati Kencana TBK.
Perusahaan didirikan pada tanggal 16 Desember 1987 berdasarkan Akta Pendirian no.
132 tanggal 16 Desember 1987, dibuat di hadapan Lieke Lianadevi Tukgali, S.H., Notaris di
Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C2-
4573.HT.01.01-TH.88 tanggal 25 Mei 1988, dan telah terdaftar dalam buku register Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat berdasarkan No. 1. 1979/1988 tanggal 1 September 1988, dan telah
diterbitkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal 20 Desember 1988,
Tambahan No. 1388.
Pizza Hut adalah restoran rantai internasional dan waralaba dari Amerika Serikat, yang
didirikan pada tahun 1958 oleh Dan Carney dan Frank Carney. Pizza Hut terkenal dengan
menu Italia-Amerika, termasuk pizza dan pasta, dan menu lainnya. Pizza Hut memiliki lebih
dari 16.000 outlet di lebih dari 100 negara.
Sebagai pemegang waralaba di Indonesia, Perusahaan memiliki hak untuk
mengembangkan dan mengoperasikan restoran Pizza Hut di seluruh Indonesia berdasarkan
perjanjian waralaba internasional dengan Pizza Hut Restaurants Asia Ltd. Saat ini, dengan
pengecualian outlet di bandara, Perusahaan adalah master franchisee Pizza Hut di Indonesia.
Perusahaan telah berhasil menerima penghargaan Franchisee Asia Tahun Ini dari YUM! Pizza
Hut Asia untuk tahun 2007, 2008, 2009, 2011, 2012, 2013 dan 2017.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987 dan melibatkan bisnis dalam industri jasa
makanan konsumen, khususnya pizza dan pasta di Indonesia melalui waralaba yang dimiliki
oleh Perusahaan. Setelah mengembangkan merek Pizza Hut di Indonesia selama dua dekade,
Perusahaan diakuisisi oleh Sriboga Group pada tahun 2004, dan sejak akuisisi,
pertumbuhan gerai Perusahaan meningkat pesat. Perusahaan telah didukung oleh Sriboga
Group dengan berbagai dukungan dan bimbingan dari SRR atau perusahaan lain di grup
Sriboga.
Berdasarkan Laporan Euromonitor, pada tahun 2016 Perusahaan adalah rantai pizza
terbesar dan, dengan pangsa pasar 86,6%, dengan PHR memegang pangsa pasar 97,0% dan
PHD memegang pangsa pasar 64,6%. Per tanggal 31 Desember 2017, Perusahaan
mengoperasikan 237 outlet PHR dan 156 outlet PHD yang berlokasi di 28 provinsi di
Indonesia. Selain itu pada Februari 2018, Perusahaan memiliki 397 gerai PHR dan PHD
gabungan. Restoran dan gerai Perusahaan menawarkan berbagai pizza berkualitas tinggi dan
menu pelengkap bagi para pelanggannya.
Perusahaan menawarkan menu inovatif dan luas yang melayani konsumen Indonesia,
menargetkan remaja dan keluarga kelas menengah. Perusahaan ini terkenal dengan pizza pan
aslinya dan menu gigitan keju yang ikonik. Perusahaan sebagai mengembangkan dua konsep
yang berbeda, yaitu outlet PHR dan PHD. Perusahaan menawarkan layanan makan malam,
layanan pengiriman, dan penjualan online dengan jaringan yang luas. Perusahaan percaya
bahwa konsep dan saluran penjualan saat ini akan memberikan fleksibilitas untuk pertumbuhan
yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Perusahaan terus menciptakan inovasi dalam pemilihan
menu dengan mengadaptasi menu sesuai dengan selera masyarakat Indonesia, dan untuk
meningkatkan layanan kepada pelanggan.
Perusahaan mengakui pentingnya memiliki Sertifikat Halal untuk perusahaan jasa
makanan di negara mayoritas Muslim. Pada tahun 1997, Perusahaan memperoleh sertifikat
halal dari MUI. Hingga kini, Perusahaan terus mempertahankan sertifikasi halal dengan
komitmen untuk terus menyediakan produk halal untuk memberikan kenyamanan, keamanan
dan kepuasan kepada konsumen.
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2016, dan 2017,
Perusahaan melaporkan penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 2.493.741, Rp 2.695.314
dan Rp 3.026.007. Selama periode yang sama, Perusahaan berhasil melaporkan laba bersih
masing-masing sebesar Rp 61.377, Rp 130.428 dan Rp 141.324.
1) Kegiatan Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 yang tercantum dalam Anggaran Dasar yang menetapkan
maksud dan tujuannya untuk terlibat dalam restoran, katering, pergudangan, perdagangan
besar, industri produksi makanan dan pengolahan makanan (termasuk roti dan kue), Perseroan
terlibat dalam kegiatan bisnis sebagai berikut :
Restoran
Hal ini mengacu pada bisnis layanan makanan yang meliputi penjualan, serta penyajian
makanan dan minuman kepada publik di tempat usahanya yang dapat berlokasi di gedung
semi permanen maupun permanen baik yang
dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan peralatan atau sarana untuk proses persiapan dan
penyimpanan.
Katering
Perseroan menyediakan makanan berdasarkan perjanjian dengan pelanggan di lokasi
yang telah ditentukan sebelumnya untuk acara tertentu seperti perhelatan, pesta, seminar, rapat,
dan acara-acara serupa. Biasanya hal ini termasuk makanan siap saji yang dikirim ke kantor
atau tempat pesta, seminar, rapat, dan lainnya, serta bisa termasuk pramusaji yang diperlukan
untuk melayani peserta seminar dan rapat atau tamu pesta.
Pergudangan
Pergudangan mengacu pada kegiatan menyimpan barang, termasuk bahan makanan,
sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir untuk tujuan komersial.
Perdagangan Besar
Layanan perdagangan besar makanan dan minuman dari Perseroan mencakup bahan-
bahan dan barang-barang lainnya yang terkait dengan bisnis restorannya.
Produksi Makanan dan Pengolahan Makanan.
Aktivitas bisnis ini mencakup:
Makanan siap saji yang berupa makanan olahan, dibumbui, dimasak dan diawetkan
atau makanan beku yang dikemas dan diberi label untuk dijual seperti lasagna
daging sapi, cannelloni, pizza beku, daging, ikan, unggas, sayuran, hidangan rebus
kalengan, makanan dalam wadah kedap udara dan hidangan siap saji lainnya;
Pengawetan dan pengolahan daging dan unggas melalui pengalengan, pengasapan,
pengasinan, pembekuan, manisan dan lainnya yang merupakan bagian dari produksi
berbagai sosis dan produk sejenis lainnya; serta
Roti, termasuk makanan dan kue beku, termasuk produksi adonan, puff pastries,
croissants, dan produk-produk serupa lainnya.
3) Ulasan Keuangan
Saat Indonesia tumbuh stabil di kisaran moderat, sektor jasa makanan menunjukkan
tanda-tanda investasi yang menggembirakan dengan memanfaatkan besarnya pasar konsumen
dan berubahnya gaya hidup di Indonesia. Terlepas dari fundamental makroekonomi dan
permintaan domestik yang stabil di Indonesia, fluktuasi mata uang sehubungan dengan kinerja
Rupiah Indonesia terhadap Dolar AS kemungkinan dapat menimbulkan kendala keuangan,
terutama karena impor beberapa bahan baku dilakukan dengan menggunakan valuta asing. Hal
ini mendorong Perseroan untuk melakukan lindung nilai sebagian kebutuhan Dolar AS dalam
meminimalkan potensi dampak negatif.
4) Laporan Posisi Keuangan
Dengan penambahan gerai baru sebagai bagian dari strategi ekspansi berkelanjutan,
Jumlah Aset Perseroan meningkat sebesar 35,89% menjadi Rp2.030,19 miliar pada tahun 2018
dari Rp1.494,01 miliar pada tahun sebelumnya. Perseroan mewujudkan peningkatan 58,56%
dalam Total Aset Lancar sebesar Rp817,05 miliar terutama karena kas di bank yang diperoleh
dari dana IPO sementara Total Aset Tidak Lancar meningkat menjadi Rp1.213,14 miliar.
5) Jumlah Liabilitas
Perseroan turun 27,28% menjadi Rp817,61 miliar dari Rp1.124,31 miliar pada tahun
sebelumnya, terutama karena pembayaran kembali pinjaman bank jangka pendek. Pada 2018,
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek turun menjadi Rp484,76 miliar dari Rp609,11 miliar pada
tahun sebelumnya. Demikian juga, Jumlah Liabilitas Jangka Panjang turun menjadi Rp332,85
miliar dari Rp515,20 miliar.
6) Total Ekuitas
Setelah keberhasilan IPO pada kuartal kedua tahun lalu, Total Ekuitas Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2018 membukukan Rp1.212,58 miliar, meningkat 227,99% dari tahun
sebelumnya, yakni sebesar Rp369,70 miliar.
13) Kolektibilitas
Untuk kemampuan penagihan Piutang Dagang, Perseroan mencatat jumlah hari dari
perputaran piutang usaha 1,25 hari pada 2018, suatu kemajuan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya sebesar 1,47 hari.
N
Penghasil Heinz ABC
Dressing* Indonesia
A. Pabrik-pabrik produksi :
Pabrik Pasta Penghasil Sirup*
Lasallefood
Pulogadung, Jakarta Indonesia
Pabrik Sosis
Bandung, Jawa Barat Penghasil
Agri WangiTeh
Pabrik Adonan Roti Instan Serbuk
Indonesia untuk
Produk disajikan pada Lemon
Unilever Indonesia
Pulogadung, Jakarta
Bandung, Jawa Barat Konsumen
Indolakto Susu dan
Penghasil
Dough Ball Commissaries Es Krim*
Semarang, Jawa Tengah
Surabaya, Jawa Timur
Denpasar, Bali Penghasil
Sarana Karya
Makassar, Sulawesi Selatan Minuman
Utama untuk
Medan, Sumatra Utara Berkafein*
Nestle Indonesia
Palembang, Sumatra Selatan
Penghasil Aqua*
Tirta Investama
Pekanbaru, Riau
Penghasil
Multi Sari Madu
Idaman
B. Aliran Arus Fisik / Material
Aliran ini akan bergerak mengalir mulai dari hulu (sisi upstream) hingga ke hilir (sisi
downstream). Salah satu contoh bentuk aliran barang adalah aliran bahan baku yang dikirim
dari supplier kepada pabrik pengolahan. Selanjutnya, setelah melalui proses produksi, barang
akan dikirim kepada para distributor yang diteruskan dengan pengiriman barang kepada para
pengecer dan terakhir barang akan bergerak dari tangan pengecer kepada konsumen akhir.
Aliran barang dapat digambarkan sebagai berikut :
Penghasil Noodle -
Indofood Sukses Makmur
Sebagian orang menyangka bahwa Pizza Hut adalah restoran waralaba internasional yang
berasal dari Italia. Sebab makanan Pizza memang berasal dari negara ini. Namun faktanya, Pizza Hut
ternyata berasal dari Amerika, Kansas tepatnya.
Pizza Hut adalah sebuah restorant berantai dan waralaba franchise makanan internasional yang
berpusat di Addison, Texas, USA. Perusahaan ini didirikan tahun 1958 oleh dua mahasiswa, Dan dan
Frank Carney dengan meminjam $600 dari ibu mereka untuk membuka toko pizza kecil di kampung
halaman mereka di Wichita, Kansas. Kemudian dibeli oleh PepsiCo, Inc. pada 1977. Pizza Hut
sekarang ini merupakan restoran pizza terbesar di dunia, dengan hampir 34.000 restoran, kios
pengantaran-ambil ke luar di lebih dari 100 negara.
Pizza Hut hadir di Indonesia untuk pertama kalinya pada tahun 1984, dan merupakan restoran
pizza pertama di Indonesia. Saat ini, Pizza Hut mudah ditemui di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Pemegang hak waralaba tunggal di Indonesia ialah PT Sari Melati Kencana.
Kali ini, kita akan membahas mengenai SWOT dari Pizza Hut. SWOT adalah akronim untuk
kekuatan (Strenghts), dan kelemahan (Weakness) dari internal perusahaan, serta peluang
(Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Adapun SWOT dari
Pizza Hut sendiri adalah sebagai berikut :
Strenghts
1. Merk Pizza Hut dikenal luas oleh masyarakat Indonesia
2. Memiliki rasa yang khas serta varian yang cukup banyak
3. Mempunyai outlet yang lebih banyak daripada merk lain
4. Memiliki sistem informasi yang baik, sehingga konsumen dapat mengorder secara online
Weakness
1. Inovasi dalam mengatasi pesaing masih sangat kurang
2. Ekspansi dalam memenuhi keinginan pasar yang lambat
Opportunities
1. Mengeluarkan jenis produk baru yang lebih berkualitas dan dapat bersaing dengan produk
lainnya
2. Memperluas saluran distribusi
3. Meningkatnya gaya hidup beberapa konsumen akan makanan
Threats
1. Adanya kompetitor yang memiliki produk yang sama
2. Kenaikan biaya produksi(bahan baku)
3. Banyak konsumen yang mulai bosan
4. Persepsi konsumen yang berubah dari fast food ke healthy food
1. Transparansi
Perseroan menerapkan transparansi dalam proses pengambilan keputusan dan pada
pengungkapan informasi material terkait kinerja keuangan dan proses pembuatan kebijakan.
Dengan mengikuti prinsip transparansi, Perseroan memberikan informasi yang benar, akurat,
dan tepat waktu, serta menghindari benturan kepentingan antar pihak terkait.
2. Akuntabilitas
Fungsi, tanggung jawab, struktur, dan sistem yang didefinisikan dengan jelas dalam
setiap departemen, divisi dan gerai, ditambah kepatuhan terhadap nilai-nilai perusahaan,
memenuhi prinsip akuntabilitas. Seluruh karyawan Perseroan, yang sepenuhnya menyadari
peran dan tugas masing-masing, sungguh-sungguh mempraktikkan akuntabilitas dalam segala
keputusan dan tindakan mereka.
3. Tanggung Jawab
Perseroan mengakui tanggung jawabnya dalam mematuhi prinsip-prinsip perusahaan
yang sehat serta mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku, termasuk pembayaran
pajak, hubungan industri, kesehatan dan keselamatan kerja, pelestarian lingkungan dan
kesejahteraan sosial. Dewan Komisaris dan Direksi mengawasi pelaksanaan operasi bisnis
sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ada.
4. Kemandirian
Objektivitas dan profesionalisme menjadi faktor utama dalam proses pengambilan
keputusan tanpa pengaruh yang bertentangan dengan hukum dan aturan yang berlaku, prinsip-
prinsip perusahaan serta tujuan dan sasaran Perseroan. Dewan Komisaris bersama-sama
dengan jajaran Direksi menghindari benturan kepentingan dalam pencapaian manajemen dan
operasi yang efektif dan efisien di seluruh gerai dan pabrik. Keadilan Prinsip GCG ini
memastikan prosedur yang adil dan tidak memihak pada seluruh proses bisnis dan hubungan
dengan setiap pemangku kepentingan dan pemegang saham. Keadilan memperhitungkan
kesetaraan, kepentingan bersama, dan kebaikan yang lebih besar untuk keseluruhan
perusahaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam materi Supply Chain Manajemen ini, di PT. Sarimelati Kencana Tbk mempunyai
banyak supplier yang memproduksikan fastfood di Pizza Hut. Jika, tidak adanya supply chain maka
salah satu produksi akan terhambat begitupula dengan penjualan akan berkurang yang berdampak
kepada omset penjualan. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan keper!ayaanpelanggan, setiap
perusahaan perlu menjaga citra positif produk dan perusahaan di mata pelanggan atau masyarakat
umumnya. Untuk meningkatkan citra perusahaan, wirausahawan perlu menyiapkan Supplier yang
mampu menangani keinginan dan kebutuhan pelanggan. Supplie.r yang diharapkan dapat melayani
keinginan dan kebutuhan pelanggan sesuai zaman yang selalu berganti mode.
Saran
PT. Sarimelati Kencana harus mempertahankan eksistensi dalam segi bahan baku yang selalu
berubah naik-turun harganya. Dan mengikuti teknologi yang berkembang setiap zamannya agar dalam
melakukan pendistribusian tidak terkendala dan mempertahankan segala aspek cita rasa, pelayanan
yang baik, dan dapat menjaga kepercayaan konsumen dengan memberikan produk-produk yang baik
dan sesuai syarat BPOM atau layak dimakan.
iii