Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI-TEORI HUBUNGAN ANTARPRIBADI

Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi Antarpribadi

DOSEN PEMBIMBING :

Prof. Dr. Sugiyo, M.Si

DISUSUN OLEH :

1. Adillah Nibros G.P ( 1301419007 )


2. Agri Aprilia F.H ( 1301419064 )
3. Ghozali Faisal Ahmad ( 1301419034 )
4. Yuliana Kholishotul U ( 1301419085 )

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Tahun 2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang pengetahuan


teori-teori hubungan antarpribadi. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
membantu wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahawa masih banyak kekurangan dalam menyusun


makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini dan untuk terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Semarang, 28 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Pengertian Komunikasi Antarpribadi......................................................................5
B. Teori-Teori Dalam Hubungan Antarpribadi...........................................................6
1. Teori Pertukaran Sosial............................................................................................6

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari hari manusia membutuhkan berinteraksi
dengan manusia lainnya dengan tujuan untuk menyampaikan maksud dan
tujuan mereka. Tentunya dibutuhkan keterampilan komunikasi dalam
penyampaian tujuan tersebut, terutama bagi para konselor. Keterampilan
komunikasi dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan kliennya.
Selain keterampilan komunikasi, keterampilan dalam membangun
hubungan antar pribadi juga dibutuhkan bagi para konselor khususnya. Ini
bertujuan agar klien merasa nyaman dan mau menyampaikan apa yang ada
dibenak mereka. Komunikasi merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan
manusia untuk saling tukar menukar informasi. Karena tanpa komunikasi,
interaksi antar manusia baik yang dilakukan secara perorangan, kelompok,
atau organisasi tidak akan terjadi.
Setiap individu memiliki cara berpikir yang berbeda dalam menyikapi
suatu persoalan, hal ini tentunya dipengaruhi oleh kepribadiannya
masingmasing. Selain itu juga cara seseorang berkomunikasi dapat
mempengaruhi bagaimana seorang individu dalam menghadapi persoalannya.
Tujuan kita terutama sebagai konselor belajar tentang komunikasi dan
hubungan antar pribadi salah satunya ialah menghindari kesalah pahaman
dalam penyelesaian. Dalam berkomunikasi tentunya terdapat teori teori yang
membahas mengenai hubungan komunikasi antar pribadi. Oleh karena itu,
kami tertarik untuk membahas materi mengenai teori teori hubungan
komunikasi antarpribadi

1.2 Rumusan Masalah

4
1. Apa pengertian komunikasi antarpribadi?
2. Apa saja teori teori hubungan komunikasi antarpribadi?
3. Bagaimana kegunaan teori-teori hubungan komunikasi antarpribadi
dengan bimbingan dan konseling?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi antarpribadi.
2. Untuk mengetahui teori teori hubungan komunikasi antarpribadi.
3. Untuk mengetahui kegunaan teori-teori hubungan antarpribadi dalam
bimbingan dan konseling

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Antarpribadi


Dikutip dari buku komunikasi Intrapersonal Dan Interpersonal karya
Agus M. Harjana (2003: 85) komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap
muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan
pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi
secara langsung pula.

5
Dikutip dari modul komunikasi antarpribadi dalam kehidupan manusia
karya Dr. Yosal Iriantara, kita bisa membuat definisi komunikasi antarpribadi
dengan memahami dua kata yang membentuk istilah ini, yakni komunikasi
dan antarpribadi. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pertukaran pesan
antar komunikator dan komunikan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
antarpribadi dapat diartikan sebagai berhubungan dengan atau melibatkan
relasi personal atau sosial yang mengembangkan sistem-sistem ekspektasi
bersama, pola-pola keterkaitan emosional dan cara-cara penyesuaian sosial.
Bila dipadukan kedua kata tersebut, maka dapat diartikan sebagai proses
pertukaran pesan antara komunikator dan komunikan untuk mengembangkan
sistem ekspektasi bersama pola-pola keterkaitan secara emosional dan cara-
cara penyesuaian sosial.
Roloff menyebut komunikasi antarpribadi sebagai produksi,transmisi,
dan interpretasi symbol-simbol oleh mitra-mitra yang berelasi.sedangkan
Baskin dan Arnoff menyebut komunikasi antarpribadi sebagai pertukaran
pesan di antara pribadi-pribadi yang bertujuan membangun kesamaan makna.

B. Teori-Teori Dalam Hubungan Antarpribadi


1. Teori Pertukaran Sosial
Dalam buku Komunikasi Antarpribadi karya Sugiyo (2017:
85), teori ini dikembangkan oleh psikolog sosial seperti (Blau, 1964:
Burges & Houston, 1979: Kelley & Thilbout, 1978) yang intinya
menyatakan bahwa dalam menganalisis hubungan sosial berdasarkan
keuntungan dan kerugian yang diterima oleh masing-masing orang
yang berhubungan. Menurut teori ini, bahwa seseorang akan memilih
teman yang dapat memberikan ganjaran atau keuntungan yang
sebesar-besarnya.

6
Selain mendapat ganjaran dalam berhubungan dengan orang
lain, mungkin kita juga akan mendapatkan kerugian. Dikutip dari buku
Komunikasi Antarpribadi karya Sugiyo (2017: 85) hubungan yang
dikatakan memberi kerugian apabila bentuk hubungan tersebut dapat
mendatangkan seperti: memakan waktu, tenaga terlampau banyak,
menimbulkan pertentangan
Dalam buku Komunikasi Antarpribadi karya Sugiyo (2017: 85)
menurut teori pertukaran sosial dikenal istilah hasil yaitu ganjaran
dikurangi kerugian. Bila seseorang merasa dalam suatu hubungan
antarpribadi tidak memperoleh hasil yang positif, maka ia akan
mencari hubungan lain yang dapat memberikan hasi positif. Misalnya,
seseorang mendapat teman kuliah yang pelit dan bodoh maka dapat
dipastikan seseorang tersebut akan memperoleh kerugian, dan bila ini
yang terjadi maka hubungan antarpribadi orang tersebut akan mudah
berpaling ke teman yang lain yang lebih menjanjikan keuntungan.

2. Teori Membuka Diri


Dalam buku Komunikasi Antarpribadi karya Sugiyo (2017: 86)
menurut teori ini bahwa pengetahuan tentang diri akan meningkatkan
komunikasi dan pada saat yang sama komunikasi dengan orang lain
akan meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka
diri, kita akan mendekati kenyataan dan bila demikian maka kita
cenderung lebih terbuka pada orang lain yang pada giliranya akan
menerima informasi-informasi dan pengalaman-pengalaman serta
gagasan-gagasan baru dari siapa pun juga. Prinsip dasar teori ini
bahwa setiap orang dapat mengetahui dan tidak mengetahui tentang
dirinya dan orang lain dan secara mendasar digambarkan dalam bentuk
jendela johari ( Johari Window).

7
Dikutip dari herususilofia.lecture.ub.ac.id berikut gambar dari
jendela johari:

TAHU TTG DIRI TIDAK TAHU TTG DIRI

Diketahui Orang Lain Daerah terbuka Daerah buta


(open area) (blind area)
A B

Daerah tersembunyi Daerah yang tidak disadari


Tidak diketahui orang (hidden area) (Unknown area)
lain C D

Berdasarkan gambar di atas maka dapat dierikan penjelasan sebagai


berikut:

a. Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh
orang lain seperti nama, jabatan, pangkat, dll.
b. Blind area menggambarkan semua hal tentang diri kita yang
diketahui oleh orang lain tetapi tidak oleh kita sendiri. Contoh :
kebiasaan mengusap hidung ketika ceramah, orang yang rendah
diri jual tampang untuk meyakinkan pada orang lain bahwa
dirinya hebat dan ada kecenderungan untuk merendahkan
kemampuan orang lain.
c. Hidden area menggambarkan semua yang kita ketahui tentang
diri sendiri maupun orang lain, akan tetapi kita rahasiakan.
Daerah ini disebut daerah proibadi. Pada daerah ini berisi hal-hal

8
yang terkait dengan dirinya seperti: gejolak hati, kejengkelan,
latar belakang keluarga, masalah rumah tangga, dan perasaan-
perasaan lain yang sengaja ditutup-tutupi oleh yang bersangkutan
agar tetap kelihatan baik.
d. Unknown area menggambarkan suatu kebenaran keberadaan
suatu fakta yang tak diketahui oleh diri kita maupun orang lain.
Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain
anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan
perasaan “cinta”.
2.1 Self Disclosure
Dalam buku Komunikasi Antarpribadi karya Sugiyo (2017:88)
Self disclosure merupakan tipe komunikasi dimana informasi tentang
diri yang normalnya disimpan, dirahasiakan tetapi justru disampaikan
pada orang lain.
a. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Self Disclosure
1. Keterbukaan orang lain.
2. Ukuran audiens
3. Topik
4. Valensi
5. Gender
6. Lawan bicara
b. Manfaat Self Disclosure
1. Informasi tentang diri sendiri.
2. Kemampuan untuk mengatasi masalah.
3. Komunikasi efektif.
4. Hubungan penuh makna.
5. Kesehatan mental.
c. Bahaya Self Disclosure
1. Tidak professional.

9
2. Tidak punya teman.
3. Menghancurkan hubungan yang telah terjalin dengan baik.
4. Komunikasi yang tidak dapat diubah.
d. Petunjuk Self Disclosure
1. Pertimbangkan motivasinya.
2. Pertimbangkan waktu dan tempatnya
3. Pertimbangkan kesempatan yang ada dan jujur dalam
merespon,
4. Pertimbangkan kejelasan secara langsung.
5. Pertimbangkan keterbukaan dengan pihak lain.
6. Pertimbangkan kemungkinan beban-beban self disclosure.
e. Petunjuk Untuk Merespon Pada Self Disclosure
1. Berlatih kemampuan mendengar yang efektif dan aktif.
2. Memberi dukungan.
3. Menghargai orang yang sudah terbuka.
4. Memelihara perilaku yang terbuka.
5. Ketika seseorang terbuka pada kita hal ini, karena dia berharap
kita tahu apa yang dirasakan dan dipikirkannya.
6. Jangan manfaatkan keterbukaan orang lain untuk melawannya.

2.2 meningkatkan self awareness


Dalam buku komunikasi antarpribadi karya sugiyo (2017:94)
menurut devito ada beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran diri
yaitu:
a. bertanya pada diri sendiri.
b. Mendengarkan orang lain.
c. Aktif mencari informasi dalam diri kita.
d. Melihat diri kita dari perspektif yang berbeda.
e. Lebih terbuka atau membuka diri.

10
3. Teori analisis transaksional
3.1 Status Ego
Dalam buku komunikasi antar pribadi karya sugiyo (2017:95)
konsep dasar teori analisis transaksional ini adalah konsep psikologi
fredian yang mengemukakan bahwa terdapat tiga sumber dalam diri
kepribadian manusia yang menggerakan dan mendinamiskan perilaku
individu yaitu id, ego, dan super ego.
Menurut teori ini, bahwa pada diri manusia terdapat tiga ststus
ego yaitu kanak-kanak, dewasa, dan orang tua. Selanjutnya, eric berne
mengatakan bahwa meskipun kita tidak dapat mengamati ketiga
keadaan ego itu secara langsung, tetapi kita dapat mengamati perilaku
dan dari perilaku itu dapat disimpulkan keadaan ego yang timbul pada
saat itu.
Status ego orang tua merupakan hasil dari pola pengasuhan dan
pengalaman yang diperoleh dari orang tua, kakak,guru ekolah, dan
figur-figur dan otoritas lainnya selama proses komunikasi. Status ego
ini, mencakup dua jenis yaitu : status ego orang tua Pembina dan
status ego orang tua pengkritik/bawel.
Status ego orang dewasa akan tampak dalam perilaku yang
serba rasional, logis, beralasan dan tidak emosional.
Status ego kanak-kanak dikaitkan dengan perilaku-perilaku
yang timbul pada saat seseorang memberikan tanggapan secara
emosional, lucu dan apa adannya. Dalam status ego anak-anak yang
bersifat bahagia maka perilakunya cenderung positif dan bukan
destruktif baik terhadap orang lain atau pada lingkungan secara luas.
3.2 Kepribadian yang Sehat
Dalam buku Komunikasi Antarpribadi karya Sugiyo (2017: 97)
eseorang dikatakan mempunyai pribadi yang sehat apabila dalam

11
penampilannya menunjukkan keadaan ego yang mencakup tiga status
ego orang tua yang Pembina, status ego orang dewasa, dan status ego
kanak-kanak yang bahagia. Keseimbangan antara ketiga status ego
tersebut walaupun dikatakan yang paling sehat tetapi masih sering
menunjukan ketidaklancaran dalam perpindahan dari status ego yang
satu ke status ego yang lain.
3.3 Analisis Transaksional

Dalam buku Komunikasi Antarpribadi karya Sugiyo (2017: 99)


analisis transaksional mencoba untuk menjelaskan mengapa orang-
orang berperilaku dalam pola-pola tertentu, pola perilaku yang tampak
berulang sepanjang hidup mereka. Ada tiga jenis transaksi yaitu :

a. transaksi terbuka (komplementer) yaitu transaksi dimana stimulus


yang diberikan mendapat tanggapan yang sesuai dengan apa yang
diinginkan. Transaksi ini sering disebut dengan transaksi sejajar.
b. Transaksi silang, dalam transaksi respon yang diberikan tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
c. Transaksi tersembunyi (ulterior) adalah transaksi dimana
seseorang mengirimkan satu pesan tetapi m,engirimkan pesan lain
secara rahasia.

4. Teori atribusi
Dikutip dari buku komunikasi antar pribadi karya sugiyo
(2017:102) Pembahasan atribusi sudah dikemukakan pada bagian yang
membicarakan pengaruh atribusi terhadap persepsi individu yang pada
prinsipnya dapat dinyatakan secara singkat sebagai berikut : menurut
heyder jika kita melihat perilaku orang lain maka kita harus melihat
apa yang sebenarnya atau apa yang menyebabkan seseorang berprilaku
seperti itu.

12
Menurut Kelley perilaku manusia disebabkan oleh faktor internal
dan eksternal atau keduanya secara bersamaan. Dalam kaitan ini
Kelley menggunakan tiga determinan untuk menentukan apakah
atribusi itu internal, eksternal atau internal eksternal yaitu
a. Konsensus yaitu bagaimana seseorang beraksi bila dibandingkan
dengan orang-orang lain terhadap stimulus tertentu.
b. Konsistensi yaitu bagaimana seseorang bereaksi terhadap stimulus
yang sama dalam situasi atau keadaan yang berbeda.
c. Kekhasan yaitu bagaimana seseorang bereaksi terhadap stimulus
atau situasi yang berbeda-beda.
Dalam buku Komunikasi Antarpribadi karya Sugiyo (2017: 103)
teori atribusi juga dapat digunakan untuk menganalisis keberhasilan
dan kegagalan seseorang. Dalam atribusi tidak selamnya memberikan
keberhasilan menginterpretasi perilaku seseorang. Hal ini karena
dalam atrubusi sering terjadi kesalahan atau bias. Dalam
kompasnia.com ada beberapa bias dalam atribusi yaitu sebagai berikut:
a. Actor-Observer Difference. 1). The Fundamental Attrubution
Error, pemberian atribusi secara berlebihan kepada
pembawaan, serta terlalu meremehkan situasi ini dinamakan
sebagai kekeliruan atribusi fundamental, 2). Distorsi Aktor
pengamat, kecenderungan para pengamat menilai berlebihan
penyebab disposional, sedangkan para aktor menilai
berlebihan penyebab situasional.
b. Self- Serving Bias, menggambarkan atribusi yang mengagung-
agungkan ego atau mempertahankan penilaian terhadap diri
sendiri.
c. Defensive Attrubution, yaitu kecenderungan untuk
menyalahkan korban karena ketidakberuntungan mereka pada
lingkungan.

13
d. Bias Egosentrisme, kecenderungan seseorang untuk menilai
orang lain dengan menggunakan diri seniri sebagai referensi,
alias beranggapan orang lain juga melakukan hal yang sama.

5. Teori Penetrasi Sosial


Dikutip dari jurnal Memahami Pengembangan Hubungan
Antarpribadi Melalui Teori Penetrasi Sosial karya Tine Agustin
Wulandari (Vol. 11 No.1 Hal. 104-105) Altman & Taylor menyusun
SPT berdasarkan teori komunikasi lainnya yang dinamakan Teori
Pertukaran Sosial dari Thibaut & Kelley yang menyatakan bahwa
proses pertukaran sosial melibatkan pertukaran sumber daya antara
individu-individu dalam sebuah hubungan.
Jadi, ide pertukaran sosial adaah bahwa manusia membuat
keputusan berdasarkan prinsip biaya (cost), dan imbalan (reward).
Dengan kata lain, jka untuk mencapai atau meraih sesuatu
membutuhkan biaya besar maka orang akan berpikir dua kali sebelum
melakukannya. Sedangkan jika hasil yang akan diperoleh dari sesuatu
yang akan diraih itu memberikan imbalan yang besar maka orang akan
melakukannya walaupun biayanya juga besar. Setiap keputusan adalah
keseimbangan anatara biaya dan imbalan.
Dalam teori penetrasi sosial, jika sebuah hubungan
menyediakan lebih banyak penghargaan daripada pengorbanan, maka
individu cenderung bertahan dalam hubungan mereka. Sebaliknya, jika
seorang individu percaya bahwa terdapat lebih banyak pengorbanan
ketika menjalani sebuah hubungan, maka disolusi sebuah hubungan
sangat mungkin terjadi.
5.1 Tahapan Proses Penetrasi Sosial
Dikutip dari jurnal Memahami Pengembangan Hubungan
Antarpribadi Melalui Teori Penetrasi Sosial karya Tine Agustin

14
Wulandari (Vol. 11 No.1 Hal. 106-107) tahapan-tahapan dari proses
penetrasi adalah sebagai berikut:
1. Tahap rientasi
2. Tahap pertukaran penjajakan afektif
3. Pertukaran Afektif
4. Pertukaran Stabil

6. Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation)


Dikutip dari jurnal Teori Interpersonal yang diunggah Hanum
Ilmi (2012: 2) teori FIRO merupakan salah satu teori yang
menjelaskan tentang kebutuhan antarpribadi, yang dikemukakan oleh
Wiliam Schultz pada tahun 1958. Dalam teorinya, Schultz membahas
dan menjelaskan secara keseluruhan dan mendalam tentang konsep-
konsep dasar dari hubungan antarpribadi. Konsep Schultz, seperti
diakuinya, banyak didasari oleh pemikiran-pemikiran aliran
Psikoanalisis, khususnya dasar-dasar teori yang dikemukakan
SigmundFreud.
Dikutip dari jurnal Teori Interpersonal yang diunggah Hanum
Ilmi (2012: 2) asumsi dasar teori FIRO adalah manusia dalam
hidupnya membutuhkan manusia lain (manusia sebagai makhluk
sosial). Kadang-kadang seseorang membutuhkan orang lain, meskipun
ia sendiri mengerti dan mengetahui bagaimana cara melakukannya
sendiri untuk dirinya sendiri. Berdasarkan asumsi tersebut, Schultz
mengemukakan suatu postulat yang disebut the postulat of
interpersonal needs. Postulat ini menjelaskan bahwa setiap manusia
memiliki tiga kebutuhan antarpribadi yang disebut dengan
inklusi,control,dan afeksi.

7. Teori Pandangan Proses

15
Dikutip dari file.upi.edu yang berjudul Komunikasi dan
Interaksi Kelurga yang diunggah oleh Sunarsih, teori pandangan
proses dari Duck dan Sants adalah kualitas dan keaslian hubungan
antar pribadi dapat diramalkan melalui pengetahuan dan keadaan
pribadi komunikan. Dengan mengetahui pribadi komunikan dan
perkembangan hubungan antarpribadi yang dia lakukan, maka kita
dapat mengetahui apakah hubungan antarpribadi, maka makin besar
peluang hubungan itu diteruskan.

C. Kegunaan Teori-Teori Hubungan Komunikasi Antarpribadi dengan


Bimbingan Dan Konseling.
Dalam proses bimbingan dan konseling teori sangatlah penting. Teori
digunakan untuk mempermudah dalam memahami suatu permasalahan
dan pemecahannya. Teori diibaratkan seperti kacamata yang dapat dipakai
sesuai situasi dan kondisi. Misalnya ketika kita akan membaca maka kita
gunakan kacamata baca, ketika kita akan berenang maka kita gunakan
kacamata renang. Sama halnya dengan teori-teori hubungan komunikasi
antarpribadi yang dipakai untuk mempermudah proses komunikasi dalam
proses bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan klien.

16
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dikutip dari buku komunikasi Intrapersonal Dan Interpersonal karya Agus
M. Harjana (2003: 85) komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka
antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan
secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
langsung pula. Tentunya dalam berkomunikasi terdapat teori-teori yang
digunakan seperti teori pertukaran sosial, teori membuka diri, teori analisis
transaksional, teori atribusi, teori FIRO, dan teori pandangan proses. Teori-

17
teori tersebut dalam bimbingan dan konseling digunakan untuk
mempermudah proses komunikasi antara konselor dan klien.

DAFTAR PUSTAKA

- Sugiyo. 2017. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang: UNNES PRES


- Harjana, Agus M. 2003. Komunikasi Intrapersonal Dan Interpersonal.
Yogyakarta: Kansius.
- Kompasnia.com. Atribusi. 2014 [diakses pada tangaal 26 Oktober 2019]
- Wulandari, Tine Agustin. Memahami Pengembangan Hubungan
Antarpribadi Melalui Teori Penetrasi Sosial. Vol 11 No.1. Halaman 104-107.
- Ilmi, Hanum. 2012. Teori Interpersonal.

18
- Sunarsih. file.upi.edu. Komunikasi dan Interaksi Kelurga. [diakses pada
tanggal 29 Oktober 2019]
- Irintiara, Yosal. Komunikasi Antarpribadi dalam kehidupan Manusia diambil
dari repository.ac.id [diakses pada tanggal 29 Oktober 2019]
- herususilofia.lecture.ub.ac.id

19

Anda mungkin juga menyukai