Anda di halaman 1dari 17

Nama : ADEYATMAN

Kelas : 1B
NIM : 18.102

Ada apa dengan angka 7?

DALAM satu minggu ada 7 hari,tawaf mengelilingi kabah


sebanyak 7 kali,7 langit bertingkat tingkat, 7 keajaiban di dunia .

Pertama,allah menciptakan tujuh langit.hal ini dijelaskan pada surat fussilat ayat 12 yang
berbunyi,”lalu diciptakan-Nya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap langit dia
mewahyukan urusan masing-masing kemudian langit yang dekat (dengan bumi),kami hiasi
dengan bintang-bintang dan kami (ciptakan itu) untuk memelihara.demikianlah ketentuan allah
yang maha perkasa,maha mengetahui.”

Kedua,ada surat lain yang menyatakan langit dan bumi terdiri dari tujuh lapis.angka tujuh disini
di terangkan,”yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.tidak akan kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang pada ciptaan tuhan yang maha pengasih, maka lihatlah sekali lagi,adakah kamu
lihat sesuatu yang cacat?,” surat AL Mulk ayat 3.

Ketiga,diangkat dari kisah nabi yusuf yang terdapat dalam AL Quran yang menceritakan kisah
Nabi Yusuf yang menafsirkan tentang mimpi Raja Mesir yang berkaitan denagn angka 7.dari
kisah inilah terdapt dalam,AL Quran Surat Yusuf ayat 43-50.

Keempat,surat AL Fatihah yang sering kali dibaca ulang-ulang setiap waktu yang sering kali
dibaca ulang-ulang setiap waktu untuk mengawali semua kegiatan.pada waktu soalt juga surat
AL Fatihah sangat penting.Surat AL Fatihah terdiri 7ayat.

Kelima,angka 7 pada wahyu pertama AL Quran wahyu yang dapat rasulullah SAW pada surat
AL A laq terdiri dari 7unsur.iqra yang berarti bacalah.7 unsur tersebut adalh bi yang artinya
dengan,ismi artinya nam,robbi artinya tuhan, ka yang artinya mu, al lazi artinya yang,dan khalaq
bearti menciptakan
Keenam, kalimat Kun Fayakun adalah perkataan Allah yang diucapkan bila berkehendak
menciptakan sesuatu kejadian. Kalimat ini tertulis dalam Surat Al Baqarah ayat 117. Kun Fakun
terdiri dari 7 huruf arab yaitu kaf, nun, fa, ya, kaf, wau, dan nun.

Ketujuh, kalimat tauhid terdiri dari 7 kata dalam arab maupun Indonesia. Kalimat tauhid yang
dimaksud yaitu Lailahaillah Muhammadarrasullah.Yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah,
Muhammad Allah

.Kedelapan, dalam kehidupan sehari hari islam sering mengaitkan angka 7. Salah satunya Orang
meninggal tahlilan biasanya hari ke 7 atau 7 harian.Selain itu juga takbir solat id di rakaat
pertama berjumlah 7 kali.

Kesembilan, Jumlah hari dalam satu minggu adalah 7 hari.Yang terdiri dari Hari Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Kesepuluh, sangat terkenal sekali dengan 7 keajaiban dunia.Angka 7 secara langsung mewakili 7
tempat terindah di dunia.

11.  Kode internasional sambungan langsung ke Rusia dan Kazakstan adalah tujuh. Nomor
telepon di AS dan Kanada juga terdiri dari tujuh digit.

12.  Alat-alat digital menggunakan display yang terdiri dari tujuh segmen.

13.  Model OSI memiliki tujuh layer.

14.  Allah menurunkan malaikat untuk membunuh pasukan gajah 70000 malaikat

15.  Allah menghias manusia dengan tujuh anggota badan, yaitu dua tangan, dua kaki, dua lutut,
dan satu wajah. Kemudian Allah menghiasinya, dengan tujuh peribadatan, yaitu : dua tangan
dengan doa, dua kaki dengan berkhidmat, dua lutut dengan duduk, dan wajah (muka) dengan
sujud.

16.  7 lapis langit

17.  rakaat shalat 17

18.  Pintu surga dan neraka 7


19.  27 pahala shalat berjamaah

20.  7 lubang dalam tubuh kita

21.  Allah menghiasi Al-Qur’an (Kitab suci umat Islam) dengan Tujuh surat panjang, Yaitu Al-
Baqarah, Ali Imran, Al-Maaidah, An-Nissa', Al 'Araaf, Al An'aam dan Al-Anfaal atau At-
Taubah. Kemudian Allah menghiasinya pula dengan Tujuh ayat Ummul kitab (Al-
Fatihah/Pembuka kitab).Sebagaimana Firman Allah dalam Surat AL Hijr ayat 87, "Dan
Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al
Quran yang agung."

22.  Allah menghias umur manusia dengan tujuh tingkatan / tahapan. Pada masa baru lahir
dinamakan tahapan rodhi’ (Menyusu), kemudian tahap fa thim (disapih), tahapan Shobiyyi
(bayi), tahapan ghulam (masa kanak-kanak), kemudian tahapan syaab (pemuda/remaja),
kemudian tahapan kuhul (yakni menginjak usia antara 30-50 tahun), dan menginjak tahapan
Syaikh (masa tua).

23.  para ahli geologi menemukan bahwa bola bumi tersusun dari tujuh tingkatan.

24.   Seorang mukmin bertawaf di sekeliling Baitullah sebanyak tujuh putaran, melakukan sa’I
antara shafa dan marwa sebanyak tujuh kali juga, serta melempar jumrah dengan tujuh kali.

25.   Kata kiamat dalam Al-qur’an disebutkan sebanyak 70 kali. Kata jahannam disebutkan
dalam Al-Qur’an sebanyak 77 kali

26.   Jumlah dari pintu neraka ada 7 pintu, subhanallah, kalimat jahannam dalam AlQuran
jumlahnya ada 77 x, dan jumlah 77 ini adalah perkalian dari 7, yakni 7×11=77.

27.  Dalam Al-Qur’an terdapat tujuh surah yang diawali dengan kalimat tasbih

28.  Angka tujuh digunakan Allah dalam perumpamaan dalam sedekah.

29.  Terdapat tujuh ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan langit. (QS. Al-
A’raf: 54; QS Yunus: 3; QS Hud: 7; Al-Furqan: 59; As-Sajadah: 4; QS Qaf: 38; dan QS Al
HAdid: 4)
30.  Angka 7 adalah angka yang pertama sekali disebutkan didalam AlQuran, yaitu didalam Q.S
AlBaqarah 29= Tsummastawaa ilassamaai fasawwa hunna SAB’A samawaatin, wahuwa bikulla
syain ‘aliim.

31.  Angka 7 adalah angka yang paling banyak diulang dalam AlQuran setelah angka 1 (ahad)
tentunya., ini menunjukkan betapa pentingnya angka ini.

32.  Awal surah dalam AlQuran adalah surah Al Fatihah, dia adalah semulia-mulia surah dalam
AlQuran, itu sebabnya surah Al Fatihah dinamakan dengan sab’ul matsaani (silahkan dilihat
kembali penafsiran surah ini), sementara jumlah ayatnya ada 7 ayat.

33.  Jumlah bilangan huruf abjad dalam bahasa Arab yang diturunkan oleh Allah ta’ala dalam
AlQuran ada 28 huruf. Jumlah 28 ini adalah perkalian dari angka 7, yakni 7×4=28.

34.  Ketika Nabi saw menerangkan hal-hal yang merusak, beliau membatasinya pada 7 hal.
Beliau bersabda : “Jauhilah 7 hal yang merusak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

35.  Ketika menerangkan orang-orang yang akan dinaungi Allah SWT pada hari Kiamat, beliau
membatasinya pada 7 golongan.
“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah SWT dengan bayangan-Nya pada saat tiada naungan
kecuali dari bayangannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

36.  Ketika menerangkan kezaliman dan mengambil tanah orang lain tanpa alasan, beliau
menjadikan angka 7 sebagai simbol azab pada hari Kiamat.
Beliau bersabda, “Orang yang menzalimi orang lain walau hanya beberapa jengkal tanah, akan
dikalungkan azab dari 7 bumi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

37.  Nabi saw menerangkan bahwa Allah SWT memerintahkan kita bersujud dengan 7 organ
tubuh.
“Aku diperintah untuk bersujud dengan 7 tulang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

38.  Jika bejana dijilat anjing, maka disucikan dengan mencucinya 7 kali, salah satunya dengan
debu.

39.  Rosul juga berbicara tentang Jahanam pada hari Kiamat


“Pada hari itu Jahanam didatangkan dengan 70 ribu kendali.” (HR. Muslim)
Beliau memohon perlindungan dari azab Jahanam sebanyak 7 kali dengan doa,
“Ya Allah SWT, selamatkanlah aku dari neraka.” (HR. An-Nasa’i).

40.  Tentang sebab-sebab kesembuhan, Nabi saw memerintahkan kita untuk membaca doa
berikut 7 kali,
“Aku berlindung kepada Allah SWT dan kekuasaan-Nya dari keburukan apa yang kudapatkan
dan kutakutkan.” (HR. Muslim).

41.  Bahkan, ketika hadits Nabi saw berkaitan dengan makanan, kita juga mendapatkan
kehadiran angka 7.
“Barangsiapa makan 7 korma di pagi hari setiap hari, maka pada hari itu, dia tidak akan terkena
racun dan sihir.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

42.  Hadits Nabi saw tentang puasa di jalan Allah SWT menjelaskan pahala yang besar yang
disiapkan Allah SWT bagi pelakunya.
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah SWT, kecuali Allah SWT
menjauhkannya berkat puasa sehari itu dari neraka sejauh 70 musim gugur.”(HR. Al-Bukhari
dan Muslim).

43.  Ketika seorang sahabat meminta beliau menjelaskan rentang waktu untuk mengkatamkan
Al-Qur’an.
“Katamkan Al-Qur’an setiap 7 hari dan jangan lebih cepat dari itu.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)

44.  Nabi saw membaca istigfar 70 kali sehari. Beliau menerangkan kelipatan pahala dalam
sabdanya,
“Setiap perbuatan manusia menggandakan kebaikan dengan 10 kali lipat, sampai 700 kelipatan.”
(HR. Muslim).

45.   Ketika mengajarkan cara berlindung kepada Allah SWT untuk menghilangkan kegelisahan,
Nabi saw memerintahkan kita untuk mengulang-ulang pembacaan ayat berikut sebanyak 7 kali,
“Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Ia. Kepada-Nya aku berserah diri.Dia adalah
Tuhan Arasy yang agung.” (QS. At-Taubah [9]: 129)
Kenapa sarang lebah berbentuk heksagonal?

Kita tahu bahwa teori hexagonal berawal dari keagungan Allah SWT yang menciptakan lebah
untuk mendesain sarangnya berbentuk hexagonal.Arti hexagonal adalah bangun yang terbentuk
atas 6 sisi dan masing sisinya mempunyai sudut 60 derajat. Para ahli matematika yang mencari
jawaban pertanyaan itu mencapai kesimpulan menarik: “Heksagon adalah bentuk geometri
paling tepat untuk penggunaan maksimum suatu ruang.”
Lebah menghasilkan madu lebih banyak daripada yang dibutuhkannya dan menyimpannya di
sarang.Semua orang sangat mengenal struktur heksagonal sarang lebah.Pernahkah Anda
bertanya-tanya mengapa sarang lebah berbentuk heksagonal, bukan oktagonal atau
pentagonal? Sel berbentuk heksagonal membutuhkan jumlah lilin minimum, tetapi mampu
menyimpan madu dalam jumlah maksimum.Jadi, lebah menggunakan struktur sarang yang
paling tepat.
Metode yang digunakan untuk membangunnya pun sangat menakjubkan: lebah-lebah
memulainya dari dua atau tiga tempat berbeda dan menjalin sarang-nya secara serentak dengan
dua atau tiga deretan. Meskipun memulai dari tempat yang berbeda-beda, lebah yang jumlahnya
banyak ini membuat heksagon-heksagon identik, kemudian menjalinnya jadi satu dan bertemu di
tengah-tengah.Titik-titik sambungnya dipasang dengan begitu terampil sehingga tidak ada tanda-
tanda telah digabungkan.
Melihat kinerja luar biasa ini, kita harus benar-benar mengakui kehendak agung yang mengatur
makhluk-makhluk ini.Tetapi evolusionis menjelaskan prestasi ini dengan konsep “insting” dan
mencoba mengajukannya sebagai sifat sederhana pada lebah.Namun, jika ada insting yang ber-
peran mengendalikan semua lebah dan kalaupun semua lebah bekerja dengan harmonis walau
tanpa saling bertukar informasi, berarti ada suatu Kebijakan Agung yang mengatur seluruh
makhluk kecil ini.
Tegasnya, Allah, pencipta makhluk-makhluk kecil ini, “mengilhami” mereka dengan apa yang
harus mereka kerjakan. Fakta ini dinyatakan dalam Al Quran 14 abad yang lalu:
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-
pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16:68-69)

FAKTA PERTAMA
Sarang lebah berbentuk heksagonal atau segi enam yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
madu. Setelah melalui penelitian panjang, para ahli matematika menyimpulkan bentuk inilah
yang paling optimal sebagai tempat penyimpanan madu, dilihat dari segi efektivitas ruang yang
terbentuk dan bahan yang digunakan untuk membuatnya.

Bentuk heksagonal yang simetris, jika digabungkan akan menghasilkan kombinasi ruang guna
yang sempurna, yaitu tidak menghasilkan ruang-ruang sisa yang tak berguna, seperti jika ruang-
ruang yang berpenampang lingkaran atau segilima. Lebih jauh, bentuk ruang dengan penampang
segitiga atau segiempat bisa jadi juga menghasilkan kombinasi yang optimal. Walaupun
demikian, bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat bentuk-bentuk ini ternyata lebih banyak
daripada yang dibutuhkan untuk membuat bentuk ruang dengan penampang heksagonal. Ruang
penyimpanan berbentuk heksagonal, ternyata membutuhkan bahan baku lilin paling sedikit,
dengan daya tampung terbesar.

Lebah membangun sarangnya dengan menyusun dari sudut-sudut yang berbeda, biasanya dari
empat titik yang berbeda dan bertemu di tengah.Dalam tingkat kesalahannya sangat kecil bahkan
tanpa kesalahan sedikitpun.Sarang berbentuk segi enam merupakan bentuk yang terbaik karena
dalam hal ini lebah menyimpan madu dalam jumlah besar.

Penggunaan bahan baku lilin pun sedikit. Dalam rongga sarang yang dibuat lebah antara satu
dengan yang lainnya dibelakang selalu dibuat dengan kemiringan 13 derajat dengan posisi
miring keatas.Dengan maksud agar madu yang telah disimpan tidak tumpah dalam masa
penyimpanan.

Sarang yang dibangun lebah dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-
sama, dengan menggunakan sedikit bagian dari lilin lebah.

Sarang tersebut tersusun atas sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil
pada kedua permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini
dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah.Lebah menggunakan sel-sel ini untuk menyimpan
makanan dan memelihara lebah muda.

Selama jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya.
(Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa
mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematik
memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling sesuai untuk
memanfaatkan setiap bahagian unit secara maksimum”. Jika sel-sel sarang madu dibangun
dengan bentuk lain, akan terdapat bahagian yang tidak terpakai, sehingga lebih sedikit madu
yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.

Pada kedalaman yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu
yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam
memiliki keliling yang paling pendek.

Kesimpulannya: sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam
pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu
menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit.
Hewan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari atau
“diilhami” oleh Tuhan mereka..
FAKTA KEDUA
Yang juga menakjubkan dari sarang lebah, adalah keteraturan sudut yang sangat akurat.
Setiap rongga dibangun dengan kemiringan tiga belas derajat, dengan bagian yang lebih rendah
berada di dalam.Sudut-sudut ini selalu berulang dengan tingkat akurasi yang sempurna. Dengan
demikian, madu yang disimpan tidak akan mengalir ke luar.

Dari segi kekuatan, sarang lebah yang menggantung dan tampak rentan terhadap kerusakan ini,
sebenarnya memiliki kekuatan yang besar.Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan sarang itu untuk
menahan beban beratus-ratus lebah, sekaligus menampung madu di dalam setiap
rongganya.Dengan demikian, sistem perekatan yang digunakan untuk menggantung sarang di
tempat-tempat yang tinggi pun memiliki tingkat kekokohan yang tinggi.

Lebih jauh, kita dapat menemukan hal yang menakjubkan dari teknik lebah dalam bekerja sama
membangun sarangnya. Lebah-lebah itu memulai membangun sarang dari beberapa titik yang
berbeda.Mereka membentuk kelompok kerja yang bekerja dari tempat-tempat yang berbeda,
sampai akhirnya kantung-kantung heksagonal yang terbentuk bertemu di tengah-tengah, dengan
tingkat ketepatan yang sempurna.

Pada sarang lebah kita juga dapat menemui penerapan dari berbagai prinsip estetika atau
keindahan.Simetrisitas yang terdapat dalam pengaturan komposisi geometris pada sarang lebah
memberikan kesan keseimbangan yang sangat kuat secara keseluruhan.Penggunaan bentuk-
bentuk heksagonal yang berapit secara sempurna menghasilkan kesatuan desain yang diperoleh
melalui perulangan-perulangan yang teratur.Di balik bentuknya yang sederhana, kita dapat
melihat kerumitan yang terdapat dalam setiap detail pembuatannya, berupa presisi ukuran yang
sangat sempurna, keteraturan perletakan dan ketepatan pemilihan bentuk dan komposisi.
FAKTA KETIGA
Adalah Sistem kesehatan: Lebah menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada
pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan
yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan
bakteria.Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan
bakteria.Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang.Untuk itu, dua penjaga
selalu ditempatkan pada pintu sarang.Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau
sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah berusaha untuk mengusirnya dari sarang.

Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah
hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang
telah diilhamkan Tuhannya.

Lebah dengan komposisi, tabiat tingkah laku dan proses kelahirannya merupakan salah satu
bukti kebesaran Allah dalam lembaran alam yang boleh diselidiki dengan pengamatan teliti
melalui mata telanjang dan penemuan-penemuan ilmiah sepanjang sejarah. Namun segi
keajaiban ilmiah Al-Qur’an dalam bidang ilmu tentang lebah dan tempat tinggalnya adalah
bahawa nuansa ayat Al-Qur’an yang dibaca dan didengarkan telah membawa isyarat-isyarat dan
petuniuk-petunjuk yang dibuktikan oleh ilmu akhir-akhir ini melalui pengamatan-pengamatan
teliti dan penyingkapan-penyingkapan teoritis empiris (telah disebutkan sebelumnya) yang masih
saja menjadi tanda tanya di kalangan ilmuwan tentang serangga atau lebah dari hari ke hari.

Penelitian ini adalah sebuah usaha sederhana dari penulisnya untuk bersaham dalam bidang ini
dengan upaya kecil. Jika ada yang benar, maka itu adalah dari Allah dan bila ada yang salah
maka ia adalah dari penulis sendiri.

Berdasarkan itu, maka penelitian ini secara.khusus adalah usaha untuk menyingkapkan
keajaiban. ilmiah Al-Qur’an dalam ayat 68 surat an-Nahl dan bertujuan menghuraikan
petunjuk-petunjuk yang dibicarakan oleh kitab-kitab tafsir, hadits dan leksikon bahasa tentang
ayat ini. Penelitian ini juga menghuraikan hal-hal yang diungkapkan oleh percubaan-percubaan
dan penelitian-penelitian dalam bidang ini.Pengetahuan. tentang ini mendukung, menafsirkan
dan merinci keterangan ringkas yang diberikan oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang antara lain
menegaskan bahawa Al-Qur’an dengan seluruh ayatnya betul-betul berasal dari sisi Allah Yang
Maha Bijaksana, Maha Mengetahui yang diturunkan melalui malaikat Jibril terpercaya ke dalam
hati pemimpin dari orang-orang terdahulu dan belakangan melalui bahasa Arab yang jelas, sejak
lebih kurang seribu lima ratus tahun yang lalu.

Hal-hal yang disebutkan tentang lebah madu dalam penelitian ini sesungguhnya adalah hasil
pengalaman pergumulan yang lama sekali dengan berbagai kelompok lebah madu
dan.pengamatan terus-menerus terhadap ilham ilahi kepada makhluk yang diberi berkat ini serta
tingkah lakunya sebagai kelompok yang individu-individunya saling membantu, Ia juga
merupakan hasil rujukan kepada penelitian dan berbagai referensi dalam bidang ini.

Bahasa ini ditulis dengan kaedah yang memungkinkan pembaca menguasainya dengan baik serta
menghubungkan antara berbagai sisinya.Kerana.itu, maka dasar penulisan dijadikan sebagai
unsur-unsur yang merupakan kerangka umum permasalahan. Unsur-unsur itu adalah:

1.    Ayat-ayat an-Nahl ini serta posisinya dari sudut aqidah.

2.    Dunia lebah.

3.    Pemahaman kata dan dilalah (petunjuk; indikasi) wahyu.

4.    Hubungan manusia dengan. permasalahan. lebah dan permasalahan aqidah.

5.    Pemahaman kata an-Nahl serta indikator-indikatomya.

1. Ayat-Ayat tentang Lebah dan Posisinya dari segi Aqidah

Seperti diterangkan dalam tafsir Fi Zhilalil Qur ‘an, ayat surat an-Nahl diturunkan di Mekah iaitu
ayat yang membahas masalah aqidah dan topik-topik besamya berhubungan dengan masalah
keTuhanan, wahyu dan kebangkitan.Topik topik ini ditampilkan dalam konteks ayat-ayat al-
kauniyyah (tentang alam) sehingga memperjelas keagungan penciptaan, keagungan nikmat dan
keagungan ilmu serta pengamatan.Semua itu saling bertautan dalam keselarasan yang dapat
diamati di antara berbagai bentuk, sorotan, ungkapan ritma, kes dan topik. Secara keseluruhan ia
memiliki ritma yang tenang dan irama yang biasa, tetapi penuh dengan nuansa.

la menghimpun seluruh alam ini: langit dan bumi, matahari dan bulan, siang dan malam, gunung
dan laut, perbukitan dan sungai, naungan dan keteduhan, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan,
haiwan dan burung. la juga menghimpun antara dunia dan akhirat, rahsia dan keghaiban. Semua
itu adalah melatih otak, nurani dan diri manusia serta mengetuk manusia pada semua tingkatan
persepsi dan ilmunya dengan susunan bahasa yang tenang dan halus di mana tidak terdapat suara
berdengking, seperti ditemukan pada surat al-Anam dan ar-Ra’d misalnya. Tetapi dengan
ketenangannya menyentuh semua segi batin dan fizik dalam wujud manusia.la menuju kepada
otak yang sedar seperti juga menuju kepada perasaan yang intuitif. Ia sesungguhnya menggugah
mata supaya melihat, telinga supaya mendengar, perasaan supaya merasa, intuisi supaya
tersentuh dan otak supaya mengamati. Seorang insan berakal setelah itu tidak lagi memiliki sikap
selain menyerahkan diri dan beriman dengan penuh ketaatan.

Ayat-ayat surat an-Nahl ini membicarakan rahsia fakta ilmiah yang tidak disingkapkan kecuali
pada masa-masa terakhir ini saja. Di dalamnya mengandung bukti-bukti wahyu dari Allah
tentang keistimewaan-keistimewaan lebah bagi orang yang memahaminya dan ilmuwan yang
spesialis yang menghargainya sehingga ilmuwan pendebat yang fanatik, apalagi yang bukan
ilmuwan, tidak lagi mempunyai alasan untuk mendebat. Secara umum ini saja sudah cukup
kerana ia memantulkan segi keajaiban ilmiah Al-Qur’an dalam topik ini (iaitu topik “Lebah serta
tabiat dan tingkah lakunya”).

2. Dunia Lebah

Betul penyebutan lebah dalam sejumlah ayat Al-Qur’an dengan sebutan teliti yang merinci
tentang tabiat tingkah laku dan produksinya, kemudian penamaan sebuah surat dengan nama
an-Nahl (lebah) tidak hanya menunjukkan penghormatan terhadap lebah sekadar sebuah isyarat
dan bukti kemukjizatan belaka. Hal itu kerana beberapa pertimbangan. Pertama, keterdahuluan
Al-Qur’an dalam menyebutkan beberapa rincian tentang dunia lebah dan tempat tinggalnya,
sekalipun diketahui pada masa wahyu diturunkan, namun ia tidak difahami dengan pemahaman
mendalam seperti yang dilakukan oleh manusia kontemporer hari ini. Kedua, dunia lebah itu luas
yang penuh fakta ilmiah yang tabiat aslinya tidak mungkin disingkapkan sepanjang waktu dan ia
mampu sepanjang fasa sejarah sebagai bahan untuk meyakinkan kebenaran agama ini dan inilah
segi lain keajaiban ilmiah Al-Qur’an dalam bidang dunia lebah.

Betul dunia lebah itu luas dan besar. Dari segi kegiatan lebah maka semua individu lebah
mengetahui benar kewajibannya dan melaksanakannya dengan cara terpadu yang sangat baik
bersama individu-individu lain dalam kelompok. Alat-alat pengaturan dan pengontrolan itu
tertanam dalam fitrah yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pada diri lebah. Setiap
individu bekerja untuk kelompok kerana itu masyarakat lebah ini kelihatan seperti sekujur tubuh
bahkan sebuah umat atau bangsa.

“Tidak ada yang melata di bumi atau pun yang terbang dengan kedua sayapnya, kecuali ia adalah
umat (bangsa) seperti kamu….”(QS 6:38).

Maha suci Allah, Maha Pencipta berfirman pula:

“Maha suci Tuhan kami yang memberikan kurnia kepada segala sesuatu yang diciptakan-Nya,
kemudian menunjukinya.” (QS 20:50).

Ayat-ayat khusus tentang lebah tidak lain dari satu rentetan bukti keajaiban ilmiah yang dimulai
dengan firman-Nya:

“Tuhanmu mewahyukan kepada lebah …” (QS 16:68).

3. Pengertian dan Indikasi kata Wahyu

Banyak mufassir yang berpendapat bahawa yang dimaksud dengan wahyu pada ayat”Kami
mewahyukan kepada lebah” adalah ilham, petunjuk dan pengajaran. Asy-Syaikh Abu Ali
Al-Fadhal bin Al-Hasan dalam tafsimya menambahkan bahawa itu dikatakan, dijadikan dalam
gharizah (instink)nya yang tidak diketahui oleh yang lain. Wahyu dalam bahasa Arab
mempunyai beberapa segi antara lain bererti kenabian (ramalan), ilham, isyarat petunjuk dan
rahsia. Dalam pengertian kenabian adalah seperti pada firman-Nya:

“… dan la mengutus Rasul. lalu la mewahyukan (membuatkan) apa yang dikendakinya dengan
izin-Nya.” (QS 42:51)
la adalah dalam pengertian ilham pada firman-Nya:

“Tuhanmu mewahyukan (memberi ilham) kepada lebah…” (QS. 42:51)                   


(QS 16:68).

”Kami mewahyukan (memberi ilham) kepada ibu Musa … “(QS 28:7).

Dalam pengertian isyarat petunjuk dalam firman-Nya:

“Lalu la mewahyukan (memberi isyarat petunjuk) kepada mereka supaya mereka bertasbih.” (QS
19:11).

Mujahid mengatakan bahawa pengertian adalah “Memberi isyarat petunjuk kepada


mereka”.Adh-Dhahak mengatakan bahawa maksudnya adalah “dituliskan (ditetapkan) untuk
mereka.” Dalam pengertian rahsia:

“….Mewahyukan (merahsiakan) sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa kata
“(QS 6:112).

Asal kata wahyu dalam pemahaman orang Arab adalah bahawa seseorang menyampaikan
sesuatu kepada temannya secara sembunyi-sembunyi dan tertutup. Dikatakan auhalahu wa auha
ilaihi “diwahyukan untuknya atau diwahyukan kepadanya” adalah dengan pengertian bahawa
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengilhamkan kepada lebah supaya mengambil rumah, tempat
tinggal, sarang dan tempat kediaman di bukit-bukit, pohon-pohon dan lain-lain.

Kesimpulannya wahyu dipakaikan untuk para Nabi seperti dalam firmanNya:

“Allah tidak mungkin berkomunikasi dengan manusia kecuali melalui wahyu atau di balik tabir
atau mengutus seorang Rasul dengan izin-Nya kepada slapa yang dikehandaki-Nya” (QS 26:51).

Mari kita perhatikan kalimat auha (mewahyukan). Wahyu itu boleh bererti ilham untuk selain
Nabi dan Rasul seperti dalam firman-Nya:

“Kami mewahyukan (mengilhamkan) kepada lbu Musa…” (QS 28:7).

Barangkali juga bererti ilham kepada binatang seperti pada firman-Nya:


“Tuhanmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada Lebah…” (QS 16:68).

Barangkali pula wahyu itu bererti Perintah dan izin, khususnya bila kata itu, digunakan bersama
benda padat, seperti Firman Allah dalam surat al-Zalzalah ketika membicarakan tentang bumi:

“…bahawa Tuhanmu mewahyukan kepadanya.”

Maksudnya mengizinkan kepadanya dan memerintahkan. Jelaslah bahawa yang dimaksud


dengan wahyu dalam firman Allah:

“Tuhanmu mewahyukan kepada lebah…” (QS 16:68).

Bahawa Allah SWT memberi ilham dan petunjuk kepada kelompok lebah supaya membuat
rumah yang dapat melindungi mereka beserta anak-anak mereka di bukit-bukit dan di
pohon-pohon dan juga di tempat-tempat yang didiami manusia. Pengertian ilham Allah kepada
lebah adalah ia menetapkan dalam dirinya dan menciptakan dalam gharizah-nya supaya
melakukan perbuatan-perbuatan menakjubkan yang telah membingungkan otak manusia ini, di
mana sarang-sarang ini dibangun di bukit-bukit atau, pohon-pohon atau tempat-tempat yang
digunakan manusia sebagai tempat tinggal.

4. Hubungan Manusia dengan Masalah Lebah dan Masalah Aqidah

Menarik perhatian bahawa al-khithab (pesan) di sini dengan menggunakan dhamir al-mukhathab
(kata ganti orang kedua) “kamu” (kaf) iaitu rabbuka (Tuhanmu). Ayat suci tidak menggunakan
kalimat wa auhallahu ila an-nahl “Allah mewahyukan kepada lebah” atau wa auhaina ila an-nahl 
“Kami mewahyukan kepada lebah”. Namun ayat suci ini berbunyi: auha rabbuka ila an-nahl
“Tuhanmu mewahyukan kepada lebah” (QS 16:68).

Orang kedua.di sini adalah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang mewakili keperibadian
manusia yang demi ia dan kemanfaatannya Al-Qur’an telah diturunkan. Dalam hal ini ada
petunjuk besar bahawa terdapat hubungan antara manusia yang dituju pada pesan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan hal-hal yang dijanjikan kepada lebah berupa tabiat dan pekerjaan yang
dilakukannya melalui ilham dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hubungan ini tidaklah langsung.
Kata kaf (kamu) sebagai orang kedua menunjukkan pertalian Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
kepada Tuhannya sebagai pemuliaan dan penghormatan. Pemuliaan itu adalah sebagai akibat
yang ditimbulkan oleh Iman Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (setelah beliau adalah umat
beliau) terhadap ayat yang diwahyukan oleh Allah dalam kitab-Nya (di sini adalah ayat-ayat
surat an-Nahl).

5. Pengertian an-Nahl

An-Nahl (lebah) di sini tidak lain dari makhluk yang mendapat berkat yang dimuliakan Allah,
yang mendapat wahyu dan ilham-Nya sehingga ia dapat menempuh jalan hidupnya. Dalam Lisan
Al-Arab, an-Nahl (bentuk mufradnya/tunggalnya an-Nahlah) adalah serangga penghasil madu.
Abu Ishaq az-Zujaj mengatakan tentang firman Allah Azza wa Jalla yang berbunyi: ” Tuhanmu
mewahyukan kepada lebah.” Boleh jadi dinamakan nahl (lebah) kerana Allah Azza wa jalla
menjadikan manusia mengambil madu yang keluar dari perutnya (dengan pengertian Allah
memberikan kepadanya). Pendapat yang lain mengatakan bahawa kata itu berasal dari bahasa
Arab. An-Nahl dapat dipandang sebagai mudzakkar (maskulin) dan sebagai mu’annats (feminin).
Ia dijadikan Allah sebagai kata mu’annats pada firman-Nya anittakhidziy min al jibaal buyuutan 
“Supaya kamu (feminin) mengambil tempat tinggal di gunung-gunung…” Orang yang
memandangnya sebagai mudzakkar kerana lafaznya adalah mudzakkar (nahl) dan orang yang
memandangnya sebagai mu’annats kerana ia adalah kata jamak dari nahlah. Dalam hadits
riwayat Ibnu Umar disebutkan:

“Perumpamaan orang beriman adalah seperti lebah.Bila ia makan, maka ia makan yang baik dan
bila jatuh, maka ia jatuh atas yang baik.”

Riwayat terkenal menyebutkan bahawa ia dibaca dengan al-halal-mu’jamah, iaitu sebagai kata
mufrad dari nihal (agama-agama). Dalam riwayat yang lain dikatakan bahawa ia dibaca dengan
al-ha’al-muhmalah (Nahl) untuk menunjukkan madu lebah. Segi kesamaan antara keduanya
adalah ketelitian dan kejelian lebah, bahayanya yang sedikit, keahlian, kegunaan, keberdikarian
dan usahanya di malam hari, kebersihannya dari kotoran dan makanannya yang baik.Ia tidak
makan dari usaha orang lain. “Kesetiaan dan ketaatannya kepada ketuanya.”

Disebutkan dalam beberapa tafsir bahawa an-nahal (dengan ha’ berbaris di atas) dinamakan
demikian kerana Allah memberikan (nahalahu) madu yang keluar dari tubuhnya.An-Nahl
menurut logat penduduk Hejaz dipandang sebagai kata mu’annats dan setiap kata jamak di mana
antara kata jamak dan mufradnya tidak dibatasi selain oleh al-ha’.Disebutkan juga bahawa lebah
itu ada dua jenis.Satu jenis hidup di gunung-gunung dan hutan-hutan yang tidak terbiasa dengan
manusia dan jenis satu lagi hidup di rumah-rumah penduduk dan sudah terbiasa dengan manusia.

Sains moden telah menjelaskan dan menegaskan semua ini. Terbukti dari pengkajian dan
penelitian yang dilakukan oleh para saintis dalam bidang ini bahawa kata an-Nahl (lebah) yang
dimaksud adalah kata umum yang mencakup, banyak jenis.Kata ini dipakai untuk semua
serangga yang kerjanya mengumpulkan saripati bunga (nektar) dan bibit pembuahan.Serangga
ini beserta anak-anaknya mengambil makanan dari saripati ini dan tubuhnya dialiri oleh berbagai
pembuluh kecil.

Anda mungkin juga menyukai