Dosen pengampu:
Indira Ekawati, M. Si
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Otonomi Daerah” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan. Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak
terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dengan
karya ini kami berharap dapat berguna bagi pembaca. Demikian yang bisa kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Kelompok 9
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUA...........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Pengertian Otonomi Daerah.........................................................................................3
B. Sejarah Otonomi Daerah..............................................................................................3
C. Sistem Otonomi daerah................................................................................................8
D. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah...................................................................................9
E. Tujuan Otonomi Daerah.............................................................................................11
F. Landasan Hukum Otonomi Daerah............................................................................11
G. Dampak Otonomi Daerah...........................................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah negara kesatuan, menurut sistemnya dibedakan menjadi dua, yaitu
sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Sebuah negara yang menganut
sistem sentralisasi berarti pemerintah pusat dalam negara tersebut memiliki
kedaulatan penuh untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dari pusat hingga
daerah, termasuk segala hal yang menyangkut urusan pemerintahan daerah.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah bersifat pasif dan hanya
mematuhi perintah dari pemerintah pusat.
1
2
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian otonomi daerah
2. Mengetahiu sejarah otonomi daerah
3. Mengetahui prinsip otonomi darrah
4. Mengetahui tujuan otonomi daerah
5. Menegtahui landasan hukum otonomi daerah
6. Mengetahui dampak otonomi daerah
BAB II
PEMBAHASAN
Otonomi daerah adalah hak penduduk yang tinggal dalam suatu daerah
untuk mengatur, mengurus, mengendalikan dan mengembangkan urusannya
sendiri dengan menghormati peraturan perundangan yang berlaku (Hanif
Nurcholis, 2007).
1. Warisan Kolonial
Pada tahun 1903, pemerintah kolonial mengeluarkan staatsblaad
No. 329 yang memberi peluang dibentuknya satuan pemerintahan yang
mempunyai keuangan sendiri. Kemudian staatblaad ini diperkuat dengan
Staatblaad No. 137/1905 dan S. 181/1905. Pada tahun 1922, pemerintah
3
4
3. Masa Kemerdekaan
2) Kabupaten/kota besar
3) Desa/kota kecil
1) Provinsi (tingkat I)
2) Kabupaten/kotamadya
3) Kecamatan
atau sistem otonomi materil dan faham atau sistem otonomi formal. Oleh
Sujamto (1990) kedua istilah ini lazim juga disebut pengertian rumah tangga
materil (Materiele Huishoudingsbegrip) dan pengertian rumah tangga formil
(formeele huishoudingsbegrip). Koesoemahatmadja (1978) menyatakan ada
tiga ajaran rumah tangga yang terkenal yaitu :
Bahwa dalam hubungan pemerintah pusat dan daerah ada pembagian tugas
yang jelas, dimana tugas-tugas tersebut di perinci dengan jelas dan
diperinci dengan Undang-Undang tentang pembentukkan suatu daerah.
Yang dimaksud prinsip otonomi nyata adalah suatu tugas, wewenang dan
kewajiban untuk menangani urusan pemerintahan yang senyatanya telah
ada dan berpotensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi
dan karakteristik daerah masing-masing.
c. Prinsip Otonomi yang Bertanggungjawab
Yang dimaksud dengan prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah
otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan
dengan tujuan pemberian otonomi yang pada dasarnya untuk
memberdayakan daerah, termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
(Rozali Abdullah, 2007).
1. Dampak Positif
Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi
daerah makapemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk
menampilkan identitas lokalyang ada di masyarakat. Berkurangnya
wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari
pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya
sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang
didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut
memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta
membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata.
2. Dampak Negatif
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan
bagi oknum-oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang
dapat merugikan Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai
dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar
daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan
Negara, seperti contoh pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi
ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan sistem otonomi daerah
maka pemerintah pusat akan lebih susah mengawasi jalannya
15
A. Kesimpulan
16
17
18