PEREKONOMIAN INDONESIA
Di Susun Oleh :
MANAJEMEN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kekuatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Sesuai dengan sifat
keterbatasan manusia, kami menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih banyak
kekurangan, walaupun saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat ini dan untuk
itu pula kami mengharapkan saran serta kritikan dari semua pihak baik dari bapak dosen atau
pembaca dari makalah ini.
Dan harapan kami mudah-mudahan makalah yang disusun ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umunya.Makalah ini masih banyak kekurangan
karena kesempurnaa hanya milik Allah kekurangan hanya milik kita, jadi sangat diterima kritik
dan sarannya bagi pembaca.Dan akhir kata,kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1. Sejarah Perekonomian Indonesia................................................................................................5
2.1.1. Masa Sebelum Penjajahan...................................................................................................5
2.1.2. Masa Penjajahan..................................................................................................................5
2.1.3. Masa Orde Lama..................................................................................................................6
2.1.4. Masa Orde Baru...................................................................................................................8
2.1.5. Era Reformasi.......................................................................................................................9
2.2. Perekonomian Indonesia.............................................................................................................9
2.3. Pertumbuhan Ekonomi..............................................................................................................10
2.4. Persamaan Kebijakan Ekonomi pada Masa Orde Lama Sampai Reformasi................................11
2.5. Kondisi Indonesia Di Era Reformasi.........................................................................................12
2.6. Dampak Reformasi Bagi Rakyat Indonesia.................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Munculnya reformasi di bidang ekonomi disebabkan oleh adanya sistem monopoli di bidang
perdagangan, jasa, dan usaha. Pada masa orde baru, orang-orang yang dekat dengan pemerintah akan
mudah mendapatkan fasilitas dan kesempatan, bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan
usahanya.
Selain itu juga disebabkan oleh krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang
luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup sehingga terjadi
PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul
kemiskinan dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul
kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan.
Pada era reformasi sekarang ini sangat dibutuhkan sistem pemerintahan yang
memungkinkan cepatnya penyaluran aspirasi rakyat, alokasi kewajiban Negara kepada rakyat
secara merata, namun tetap berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. Hal tersebut
diperlukan agar tidak terjadi lagi ancaman-ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), seperti pernah munculnya gerakan-gerakan separatism di daerah-
daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), antara
lain GAM di Aceh dan RMS di Maluku.
Sumber daya alam daerah Indonesia yang tidak merata juga merupakan salah satu
penyebab diperlukannya suatu sistem pemerintahan yang memudahkan pengelolaan sumber daya
alam yang merupakan sumber pendapatan daerah sekaligus menjadi pendapatan nasional. Sebab
seperti yang kita ketahui bahwa terdapat beberapa daerah yang pembangunannya memang harus
lebih cepat daripada daerah lain.
PEMBAHASAN
Pada awal abad ke-17, Vereenigde Oostindische Compagnie, salah satu perusahaan
multinasionalpertama dalam dunia, sejarah telah mendirikan basis operasional mereka di
kepulauan Indonesia untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dunia. Pada tahun 1800,
Hindia belanda merupakan salah satu negara terbesar yang menerima manfaat finansial dari
monopoli perdagangan komoditas nusantara di pasar internasional melalui hasil tani seperti kopi,
teh, kina, karet dan minyak sawit, hasil bumi seperti minyak, batubara, timah dan tembaga.
Hindia Belanda berubah menjadi Republik Indonesia setelah Perang Dunia II.
Pada masa ini dilaksanakan Culturstelsel (1830-1870) yang merupakan sistem tanam paksa
melalui perkebunan negara dengan cara mobilisasi lahan pertanian dan peternakan serta tenaga
kerja secara gratis. Penggalakan beberapa hasil kebun yang merupakan permintaan yang tinggi di
pasar dunia yaitu kopi, teh, tembakau, dan tebu. Tanam paksa berakhir pada tahun 1870. Setelah
itu, dimulailah zaman baru kapitalisme kolonial. Kebun-kebun negara diambil alih oleh swasta
dengan perjanjian sewa lahan sampai 75 tahun. Rakyat menjadi budak di tanahnya sendiri.
Politik etis (balas budi) dipraktikkan di Hindia Belanda pada awal 1900an. Fokusnya antara lain:
irigasi, edukasi, dan transmigrasi. Pada zaman politik ini perkreditan rakyat mulai muncul.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang mendarat di Kalimantan untuk menguasai sumber minyak
mentah. Tanggal 9 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Penyerahan di Kalijati, Subang,
Jabar. Saat dikuasai Jepang, Indonesia dibagi dua:
1. P. Jawa dan Sumatra di bawah komando angkatan darat, berpusat di Jakarta
2. Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah Komando Angkatan Laut yang berpusat di
Ujung Pandang. Propaganda Jepang anatara lain Gerakan 3A: Jepang pemimpin
asia,Jepang, pelindung asia ,Jepang cahaya asia
Keadaan ekonomi dan keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk,antara lain di
sebabkan oleh:
Inflasi yang sangat tinggi yang dikarenakan beredarnya lebih dari satu mata uang secara
tidak terkendali.Pada waktu itu,untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata
uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank,matauang pemerintah
Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6
Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukansekutu)
mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang di kuasai sekutu.Pada bulan
Oktober 1946,pemerintah RI juga mengeluarkan uangkertas baru,yaitu
ORI(OeangRepublikIndonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter,
banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.Adanya blokade
ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri
RI.Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East
Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah daerah yang di kuasai
sekutu.Pada bulan Oktober 1946 , pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru , yaitu
ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang.Berdasarkan teori
moneter,banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.Adanya
blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan
luar negeri RI.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir.Surachman dengan
persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.
Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakankontakdengan
perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan
keSingapua dan Malaysia.
Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang
bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak , yaitu :masalah
produksi dan distribusi makanan,masalah sandang,serta status dana dministrasi
perkebunan-perkebunan.
Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947
Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, mengalihkan tenaga bekas
angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan denganbeberapapetunjuk
pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembadapangan,diharapkanperekonomi anakan
membaik (Mazhab Fisiokrat:sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).
b. Masa Demokrasi Liberal
Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonomi yang
menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori
mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer.Padahal pengusaha pribumi masih
lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha non pribumi ,terutama pengusahaan Cina.Pada
akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
1. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan Paris Club
ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp. 116,3 Triliun.
2. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan Negara di dalam
periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan Negara dari intervensi kekuatan-
kekuatan politik dan mengurangi beban Negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1%. Namun kebijakan ini memicu banyak
kontroversi, karena BUMN yang di privatisasi dijual ke perusahaan asing.
Pada masa ini juga direalisaskan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi
belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi itu sendiri. Padahal keberadaan
korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan
mengganggu jalannya pembangunan nasional.
Masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah muncul suatu kebijakan
yang kontroversial yaitu adalah mengurangi subsidi BBM dengan alasan naiknya harga minyak
dunia dan subsdi BBM dialihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan. Denga adanya kebijakan
kontroversial yang pertama timbullah kebijakan kedua yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT)
kepada masyarakat miskin, namun BLT banyak yang tidak sampai ke tangan yang berhak
menerima bantuan tersebut. Dengan begitu malah menimbulkan berbagai masalah sosial.
Dari berbagai fakta yang telah disebutkan terdahulu, laju pertumbuhan ekonomi yang terus
menerus rendah sejak era reformasi, pertumbuhan yang tidak berkualitas, kondisi prasarana
yang tidak memadai, rendahnya minat investor menanamkan modalnya di sector riil, serta factor
kondisi global, maka dapat disimpulka bahwa ekonomi Indonesia telah terperangkap pada
pertumbuhan rendah (Low Growth Trap). Artinya setelah ada peningkatan sekitar hingga 4-5%,
maka peningkatan menjadi tersendat. Hal ini berarti ke depannya laju pertumbuhan ekonomi
akan tetap rendah, tingkat pengangguran terbuka tetap tinggi, jumlah orang miskin akan tetap
besar dan cenderung makin besar, mayoritas lulusan perguruan tinggi akan menjadi
pengangguran atau terpaksa bekerja pada pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian sarjana,
serta akan sulit untuk dapat keluar dari perangkap tersebut.
Sejak era reformasi pertumbuhan ekonomi di indonesa tidak pernah lagi mencapai 6%.
Dalam kondisi normal pertumbuhan itu berkisan 4-5%. Resiko dari pertumbuhan ekonomi yang
rendah adalah terciptanya dikotomi dalam mendapatkan peluang ekonomi atau pendapatan.
Dikotomi sendiri artinya adalah pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan. Akan
ada dua dikotomi yaitu dikotomi dalam kehidupan masyarakat dan dikotomi antara daerah yang
banyak/masih memiliki potensi ekonomi dan daerah yang tidak lagi memiliki banyak potensi
ekonomi. Dikotomi dalam kehidupan masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut. Dalam kondisi
investor asing da investor besar dalam negeri tidak ingin menanamkan modalnya di sector riil di
Indonesia, sehingga investasi tidak meningkat
secara tajam dan lapangan kerja formal tidak banyak bertambah, maka cepat atau lambat
akan terjadi dikotomi dalam kehidupa atau perekonomian masyarakat. Masyarakat yang
memiliki sumber daya adalah pemilik modal termaksud pemilik lahan yang memadai atau yang
memiliki keahlian atau keterampilan yang keahliannya dibutuhkan pasar. Masyarakat seperti itu
akan tetap terus dapat berkembang karena mereka mampu menabung/mengakumulasi modal
sehingga akan terus dapat memperluas kegiatannya/sumber pendapatannya.
2.4. Persamaan Kebijakan Ekonomi pada Masa Orde Lama Sampai Reformasi
Pada masa orde lama, orde baru, dan reformasi terdapat kesamaan yaitu sama-sama masih
terdapat ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan. Setelah Indonesia merdeka,
ketimpangan ekonomi tidak separah ketika zaman penjajah. Namun tetap saja ada terjadi
ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan. Dalam 26 tahun masa orde baru (1971-
1997) rasio pendapatan penduduk daerah terkaya dan penduduk daerah termiskin meningkat dari
5,1 pada tahun 1971 menjadi 6,8 pada tahun 1983 dan naik lagi menjadi 9,8 pada tahun 1997.
Pada masa orde lama, orde baru, dan reformasi masalah yang dihadapi oleh Indonesia masih
sama yaitu masih merajalelanya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Penyakit KKN yang
sudah menjadi budaya masyarakat ini sangat sulit untuk dihilangkan. Pada masa orde lama KKN
memang sudah ada namun masih kecil. Namun pada masa orde baru KKN sudah ada hamper di
semua jajaran pemerintahan pada masa itu. Oleh karena itu pada masa pemerintahan presiden
Soeharto banyak sekali pertentangan di masyarakat dengan pemerintah. Karena masyarakat
kecewa dengan pemerintahan pada masa itu yang penuh dengan KKN. Sedangkan pada masa
reformasi sendiri KKN tetap masih ada walaupun sudah mulai terbuka dengan masyarakat tidak
seperti pada jaman orde baru yang ditutup-tutupi dari masyarakat. Namun masih saja KKN
belum hilang dari Indonesia. Khususnya di jajaran pemerintahan yang dimana seharusnya
membela kebutuhan masyarakat bukan mengambilnya.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, beberapa hal yang dapat penulis
simpulkan adalah sebagai berikut:
1. Perekonomian Indonesia di awal era reformasi, dimana pada era tersebut B.J.Habibie
menjadi presiden pertama di era reformasi.
3. Pertumbuhan ekonomi di era reformasi pada awalnya turun drastis akibat krisis
ekonomi yang melanda Indonesia padatahun 1997.
5. Permasalahan yang dialami oleh rakyat Indonesia sejak era orde lama hingga reformasi
saat ini masih sama yaitu makin merajalelanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_ekonomi_Indonesia,
https://yusufprabu.wordpress.com/2014/03/30/sejarah-perekonomian-indonesia-era-orde-
lamabaru-dan-reformasi/
Yustika, Ahmad Erani. 2002. Pembangunan dan Krisis, Memetakan Perekonomian Indonesia.
Jakarta: PT.Grasindo